"Kemana Rendi pergi?" tanya Tuan Hery papa Sahara.
"Dia bilang pergi cari tempat menginap karena di usir Sahara," jawab Nyonya Mila, mama Sahara.
"Haishhhh, padahal Papa ingin diskusi masalah promosi dia menjadi CEO, dan besok adalah penandatanganan resminya," ucap papa Sahara.
"Tidak! Aku tidak mengizinkan Papa mempromosikan dia menjadi CEO. Aku adalah ahli waris perusahaan Papa, aku yang berhak menjadi CEO perusahaan Papa!" tiba-tiba saja Sahara sudah ada di anak tangga. Ia pun turun dan mendekati kedua orang tuanya.
"Kenapa? Bukankah waktu itu kamu tidak ingin mengambil alih perusahaan dan memilih untuk ikut program kehamilan tanpa gangguan dari pekerjaan? Tapi kenapa sekarang kau tidak setuju? Lagian kerja Rendi juga cukup bagus selama ini, para pemegang saham juga setuju jika Rendi yang akan menjadi CEO," ucap Tuan Hery.
"Tidak Papa! Setelah aku berpikir ulang, aku sadar jika pewaris perusahaan Papa yang harus jadi tanggung jawabku. Tolonglah percaya pada ku, percayakan perusahaan itu pada ku, aku yakin aku bisa mengembangkan perusahaan Papa menjadi lebih maju," ucap Sahara mantap.
"Kau yakin itu? Tapi bukannya selama ini kau tidak pernah mempelajari masalah perusahaan, mendadak ingin memimpin perusahaan itu sangat berpengaruh pada perusahaan kita," ucap Papanya khawatir.
"Untuk kali ini, tolong percaya pada ku Pa, jika itu tidak menguntungkan maka ambil kembali perusahaan ini."
"Haishhhh, baiklah, Papa percayakan pada mu perusahaan ini," ucap Tuan Hery tersenyum.
"Terima kasih Pa, aku pasti akan membuat perusahaan PT SHR kita menjadi nomor satu," ucap Sahara mantap.
'Hehehe, Rendi, tunggu pembalasanku ya, aku akan menghukum mu di mana pun kau berada,' batin Sahara tersenyum menyeringai.
PT SHR adalah PT yang memproduksi parfum buatan sendiri yang di buat dengan bahan alami tanpa bahan kimia yang sudah di akui negara dan sudah mempunyai surat izin usaha.
***
Ke esokkan harinya, Sahara sudah memakai stelan jas wanita, heels yang senanda dengan bajunya lalu memakai riasan wajah yang biasanya sangat jarang ia gunakan.
"Sahara, kamu mau kemana?" tanya Nyonya Mila saat anaknya yang sudah memakai pakaian rapi.
"Aku mau ke kantor Ma," jawab Sahara.
"Tapi bukannya kamu baru habis kecelakaan dan harus istirahat beberapa hari di rumah?" tanya Mamanya menekuk alis.
"Luka itu tidak akan membuatku mati Ma, tenang saja, aku akan jaga diri ku dengan baik," ucap Sahara tersenyum.
"Baiklah, Papa antar kamu ke perusahaan. Karena kamu ingin memimpin perusahaan ini maka tunjukkan kemampuan mu pada Papa," ucap Tuan Hary.
"Baik Papa, aku tidak akan mengecewakan Papa," ucap Sahara mengangguk mantap
Mereka pun masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju ke perusahaan.
Sesampainya di sana terlihat sekretaris Anna dan Rendi berdiri di depan pintu utama perusahaan untuk menyambut kedatangan Tuan Hery. Dari kejauhan mereka terlihat berbincang-bincang sambi tersenyum.
'Sudah ku duga, pria nggak tahu diri itu pasti tidur di rumah selingkuhannya,' batin Sahara.
Setelah mobil berhenti di depan perusahaan, Rendi dan Anna buru-buru mendekati mobil mereka.
"Selamat pagi Tuan CEO," sapa Rendi dan Anna bersamaan sambil tersenyum manis.
"Selamat pagi," jawab Tuan Hary.
Sahara keluar dari mobil membuat Anna dan Rendi terkejut.
'Kenapa wanita ini datang ke perusahaan, kemaren dia mengusir ku entah apa lagi yang ia lakukan di sini lagi,' batin Rendi menatap tajam ke arah Sahara.
"Oh, tidak mau menyambut ku juga kah?" tanya Sahara tersenyum manis tapi menyeramkan.
"Selamat pagi Nona," ucap mereka menundukkan kepala.
"Ya udah Sahara, kamu masuk ke dalam perusahaan ya, kerjakan apa yang bisa kamu lakukan, Papa ingin ketemu sama klien dulu, nanti Papa sama klien itu datang ke perusahaan kembali, soalnya ada beberapa urusan yang harus Papa urus di luar," ucap Tuan Hary berpamitan.
"Baik Pa, Papa hati-hati di jalan, semoga semua lancar," ujar Sahara.
Tuan Hary pun masuk ke dalam mobil dan melaju meninggalkan perusahaan.
Sahara berjalan masuk ke dalam perusahaan, sedangkan Rendi dan sekretaris Anna mengekor di belakang.
Mereka pun masuk ke ruangan utama CEO. Sahara duduk di kursi kebesaran CEO milik papanya dengan menaikkan kaki sebelah ke atas kaki sebelahnya. Rendi duduk di depan Sahara sambil menatapnya. Sedangkan Anna berdiri di kursi belakang Rendi.
[Ding Ding]
[Misi baru]
[Membuat Anna terluka]
[Status misi: Sedang berlangsung]
'Hehehe, akhirnya datang juga hari ini,' batin Sahara menyengir.
"Hey kau! Kenapa malah berdiri di sini! Sana buatkan kopi, untukku buat kopi dengan sedikit gula," perintah Sahara.
"Eh, baik Nona." angguk sekretaris Anna lalu berlari keluar dari ruang utama CEO.
"Sungguh menyebalkan! Lihat saja nanti, aku akan beri kamu pelajaran!" denggus Anna geram.
"Kenapa kau datang ke perusahaan? Hari ini adalah hari peresmian ku di promosikan menjadi CEO, kenapa dia tidak malah pergi?" tanya Rendi memberanikan diri angkat bicara karena dari tadi ia hanya melihat Sahara memainkan ponselnya.
"Kenapa? Kau terkejut aku datang dan Papa malah pergi? Papa memberikan kesempatan kepada ku untuk memimpin perusahaan, jadi aku tidak menyia-nyiakan kesempatan kali ini," ucap Sahara tersenyum dengan menyungging sudut bibirnya.
"Apa! Kenapa ini terjadi? Bukankah papa mu sudah sepakat hari ini akan meresmikan aku di promosikan menjadi CEO? Kenapa tiba-tiba merubahnya?" tanya Rendi dengan nada tinggi.
"Kenapa memangnya jika berubah? Aku adalah ahli waris perusahaan ini, kau itu hanya menantu, yang sebentar lagi akan menjadi mantan!" ucap Sahara ketus.
"Apa!!" Rendi terbelalak.
"Kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Sahara menaikkan alisnya.
"Bukankah dari awal kau yang merekomendasikan aku sebagai CEO? Lalu kenapa sekarang kau yang ingin menjadi CEO? Selama ini kau juga memuji pekerjaan ku sangat bagus. Para pemegang saham juga setuju jika aku yang menjadi Ceo. Ayolah Sayang, bukanlah kita sudah sepakat sejak awal, kau mempercayai ku untuk memimpin perusahaan ini," bujuk Rendi dengan suara memelas.
"Jangan panggil aku dengan kata itu, sungguh menjijikkan! Memangnya kenapa kalau aku yang mengambil alih perusahaan papa? Ini adalah hak ku! Aku yang seharusnya menentukan masa depan perusahaan ini! Bukan kau! Aku tidak sudi perusahaan ini di pimpin oleh orang seperti mu! Kau pikir aku tidak tahu kebusukan mu! Jangan berpikir kau bisa menguasai perusahaan ini!" seru Sahara membelalakkan matanya.
"Sahara! Kau …."
"Ssstttttt! Jangan menghardik ku, kau bisa kapan saja ku tendang!" Sahara mengangkat jari telunjuknya lalu menujuk ke arah Rendi.
Sekretaris Anna datang dengan membawa 1 gelas kopi sambil tersenyum sinis. Kopi yang ia bawa bukan hanya pahit, tapi juga air panas yang mendidih, berharap saat Sahara meminumnya lidahnya melepuh.
"Silakan Nona," ucap Anna meletakan napan di depan Sahara. Dengan cepat Sahara mengambilnya dan sengaja menumpahkan sebagian kopi itu ke tangan Anna.
"Aaaaaaaaaaaaa!" teriak Anna terkejut dan kesakitan. Karena kopi yang sangat panas itu tumpah di tangannya seketika tangannya memerah.
"Anna, kau baik-baik saja?" tanya Rendi panik dan langsung memegang tangan Anna dengan rasa khawatir.
"Sakit banget," rintih Anna kesakitan dengan nada manja.
"Sahara! Kamu ini benar-benar keterlaluan! Kau malah sengaja menumpahkan kopi panas itu di tangannya!" teriak Rendi geram.
"Heh! Siapa suruh dia yang tidak berhati-hati! Kenapa kau menyalahkan ku!" sembur Sahara membelalakkan matanya melihat ke arah Anna.
Anna menundukkan kepalanya. "Iya, aku yang tidak hati-hati," jawab Anna menyalahkan dirinya agar mendapatkan perhatian dari Rendi.
"Lain kamu hati-hati ya," ucap Rendi perhatian dengan Anna dan terus memegang tangan Anna.
Sahara menatap suaminya itu memegang tangan sekretarisnya sambil menyeruput kopi tersebut. Akan tetapi ia menyemburkan kopi itu keluar dari mulutnya ke arah Rendi dan Anna.
"Ihhhh! Kenapa pahit sekali! Pahit kayak lihat muka kalian berdua!" teriak Sahara melepeh kopi pahit itu di tissue lalu melemparkannya ke arah mereka lagi membuat Rendi naik pitam.
"Sahara! Kamu jangan keterlaluan! Melempar sampah seenaknya di muka orang! Kau jangan …."
"Oh keterlaluan ya? Lalu kau memegang tangan wanita lain di depan ku apa itu tidak keterlaluan? Atau jangan-jangan kalian punya hubungan lain?" tanya Sahara mengintimidasi.
Rendi langsung melepaskan tangan Anna.
"Kenapa di lepaskan? Kalian berdua tampak serasi seperti pasangan sejoli, yang satunya pria tidak tahu diri, yang satunya wanita tidak tahu di untung," ucap Sahara seenaknya sambil tersenyum sinis.
Rendi sungguh tak bisa berkata-kata dan ia tak tahan dengan ucapan Sahara dan memilih untuk keluar ruangan. Anna juga mengikuti Rendi keluar.
[Ding Ding]
[Misi selesai]
[Selamat Anda mendapatkan 10% kepercayaan beberapa pemegang saham sebagai pemimpin perusahaan SHR]
[Selamat Anda mendapatkan 10 poin]
[Penampilan:2]
[Pesona:2]
[Kekuatan:2]
[Kecepatan:2]
[Kelincahan:2]
[Pertahanan:2]
[Kecerdasan:2]
[Keberanian:2]
[Poin:20]
[Status pembalasan: 000001/100000]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Frando Kanan
100.000 status pembalasan? apakh...itu batas sampai situ???
2023-08-22
1
Osie
dikit amir poin yg didpt sahara..hmmm hrs lebih sadis lg deh kyknya biar dpt poni byk
2023-08-12
1
Xio Xio
the best ceritanya
2023-07-19
0