BAB 16

Tak lama kemudian, makanan pun datang. Para pegawai membawa makan yang banyak di dan meletakkan di atas meja besar.

"Silakan Tuan, Nona," ucap pegawai itu tersenyum ke arah Albazero.

Sahara menekuk alisnya, mereka pengucapan silakan tapi hanya melihat ke arah pemilik restoran saja, tapi tidak melihat ke arahnya.

Para pegawai itu pun pergi dari dari ruangan tersebut.

"Itu tadi siapa ya?" tanya pegawai itu kepada temannya.

"Jangan-jangan dia sekretaris baru?" tebak temannya.

"Apa! Asal kamu tau, tangan namanya sekretaris itu adalah penggoda, jangan-jangan dia sudah menggoda Tuan lagi?" tebak pegawai itu berasumsi.

"Wah, kalau kayak gini nggak ada tempat untuk kita, sungguh menyebalkan! Ayo kita kerjain dia," ucap pegawai itu mengajak temannya.

"He-he-he, ayo, aku juga tidak suka wanita itu," ucap pegawai tersebut dan mereka secepatnya ke dapur.

"Mari Nona Sahara di makan, jangan sungkan-sungkan. Tenang saja, ini aman untuk di makan kok," ucap Albazero mengambil satu piring makanan yang di dalamnya terdapat daging yang di iris tipis-tipis dengan wangi khas masakan resto Albazero.

"Terima kasih." Sahara menerimanya, ia menerima piring yang di sodorkan Albazero.

Dengan perlahan ia melahapnya.

"Bagaimana menurut kamu, enakkan?" tanya Albazero menatap Sahara yang menundukkan kepala ke bawah.

"Lumayan," jawab Sahara mengangguk.

"Jadi yang enak itu apa?"

"Tentu saja makanan favorit aku," jawab Sahara.

"Memangnya makan favorit kamu apa?" tanya Albazero penasaran.

"Hm … Nggak boleh tau."

"Kenapa? Kan kalau aku tau aku bisa membuatnya untuk mu dan mengantarkan makanan itu ke kantor mu," ucap Albazero.

"Emangnya kita sedekat itu?" tanya Sahara menatap pria tampan yang di sampingnya.

"Ya kan nanti lama-lama juga dekat," jawab Albazero tersenyum kecil.

Mereka pun kembali melahap makanannya.

Tak lama kedua pegawai itu datang dengan membawa makanan dan minuman lagi.

[Peringatan!]

[Peringatan!]

[Bahaya!]

[Bahaya!]

"Bahaya?" tanya Sahara bingung.

"Apanya yang bahaya?" tanya Albazero saat melihat Sahara bergumam.

"Silakan Nona, ini kami buat spesial untuk Nona," ucap pegawai itu.

Sahara menjadi bingung, bukannya tadi para pegawai itu tidak memandangnya tadi, tapi kenapa mendadak jadi baik banget dan membuat makanan spesial untuknya? Atau jangan-jangan ada sesuatu?

"Albazero, maukah kau mencicipi makanan ku ini," ucap Sahara meletakan mangkok yang berisi pasta itu ke arah Albazero.

"Eh, tidak Nona, ini makanan untuk Anda kok, kan untuk Tuan sudah ada juga pastanya, ini kami udah capek-capek buat untuk Anda masa Anda tidak menghargai buatan kami," ucap pegawai itu memasang wajah sedih.

Sahara menetap pegawai itu aneh.

"Ya sudah, kalau begitu nikmati makanannya ya," ucap pegawai itu membungkukkan badanya lalu pergi terbirit-birit.

Di luar kedua pegawai itu tertawa puas dengan menutup mulutnya.

"Ha-ha-ha, rasakan itu! Setelah kau makan dan kau akan mencret di depan Tuan Albazero dan membuat Tuan Albazero membencimu!" ucap pegawai itu puas.

"Dan kita pun bisa mendekati Tuan Albazero lagi," ucap temannya tersenyum.

Sahara masih ragu-ragu ingin memakan pasta di hadapannya karena terlihat sangat enak.

Sahara pun ingin melahapnya, membuka mulutnya dan makanan itu sudah ada di hadapan mulutnya.

[Bahaya!]

[Bahaya!]

Sahara meletakan kembali pasta itu ke mangkoknya.

'Ternyata memang makanan ini yang bermasalah,' batin Sahara.

"Kenapa tidak jadi makan?" tanya Albazero.

"Tolong panggilkan kedua pegawai mu tadi," pinta Sahara.

"Kenapa?" tanya Albazero.

"Tidak ada, hanya ada sesuatu saja," ucap Sahara.

Albazero pun menekan bel yang ada di ruangan itu lalu ada seperti telpon kecil yang bisa menyambung dengan telpon dapur.

"Halo."

"Panggilkan dua orang pegawai yang tadi mengantar makanan ke ruangan saya," perintah Albazero.

"Baik Tuan."

"Hey kalian, tadi yang ke ruang Tuan di panggil lagi tuh," ucap pegawai yang mengajar telponnya.

Mereka berdua saling berpandangan dan berjalan menuju ruang VVIP.

"Hm … Nggak mungkin reaksinya secepat ini kan?" tanya temannya.

"Entahlah, ayo masuk," ajak pegawai itu.

Mereka berdua pun masuk ke dalam ruangan tersebut dan melihat Sahara yang belum memakan pastanya.

"Ada apa Tuan?" tanya mereka.

"Aku ingin kalian berdua memakan makanan ini, setelah kalian memakannya maka aku yang akan menghabiskannya," ucap Sahara mendorong makanan tersebut.

"Eh, mana bisa begitu, masa kita makan di satu mangkok, masa sisa makanan kami baru Nona makan, itu takutnya mana tau kami punya penyakit yang tak terlihat dan malah menular ke Anda," ucap pegawai itu cengengesan untuk menyembunyikan ketakutannya.

"Itu tidak masalah bagi ku asalkan kalian mau mencicipinya terlebih dahulu," jawab Sahara tersenyum manis tapi menyeramkan.

Terpopuler

Comments

Reogkhentir

Reogkhentir

Senjata makan tuan mau ngerjain Sahara malah terbalik dikerjain........ Terima kasih updatenya thor

2023-07-24

0

Ibuk'e Denia

Ibuk'e Denia

lanjut thor

2023-07-24

0

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2023-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!