Rupanya hari ini tidak secerah biasanya, terlihat banyak orang berjalan tergesa-gesa karena takut hujan segera turun. Sashi yang hari ini sedang pulang ke kantor tiba-tiba termenung di halte. Setelah melakukan riset di lapangan, dia memutuskan untuk kembali ke Mall naik bus.
Ah, andai mas Rio disini, pasti dia udah jemput aku huft. Jadi kangen!. Batin Sashi sambil menghela nafasnya.
Dia pun berpikir untuk menelpon kekasihnya, ia langsung mengambil ponselnya. Namun beberapa kali dia menelepon tapi tidak ada jawaban. Sashi tetap berusaha menghubungi Sashi. Sementara itu, di Bandung …
***
Di ruangan Rio, rupanya sedang ada dua sejoli yang sedang memadu kasih. Terengah-engah, dengan tempo kencang karena mereka takut ketahuan rekan lainnya yang sedang makan siang. Ternyata Rio sedang asyik menikmati ‘makan siang’ yang sudah ia santap beberapa bulan ini. Bukan dengan Sashi, melainkan kekasihnya di Bandung, dia juga asisten pribadi Rio. Perempuan yang sama seksinya seperti Sashi, Agatha.
“Ah … ah … udah sayang! Nanti anak-anak keburu balik," pekik Agatha sambil meremas sofa berwarna merah bata itu.
“Ah … nanggung," balasnya sambil mengganti posisi. Rio angkat tubuh Agatha yang telanjang namun masih tersisa stocking hitam dan sepatu merahnya itu ke atas meja tamu. Rio terus melanjutkan permainannya.
“Ah … uh … yang kenceng Rio, nikmat …”
“Kenapa kamu begitu menggoda sih!” ujar Rio sambil menatap wajah Agatha yang penuh nafsu. Agatha terus menggoda, ia belai-belai roti sobek indah Rio sambil terus memainkan ekspresinya.
Plak!
Tamparan liar mendarat di bokong Agatha, Agatha semakin memerah dan mendesah, “Ah … Rio! Enak banget! Ah … ah …”
“Uh … Ah … aku mau keluar …” teriak Rio sambil menekankan, menandakan dia sudah di puncak kenikmatan dan mengeluarkan cairan putih. Tanpa basa-basi dan pikir panjang, ia semprotkan cairan itu ke lubang yang disebut surga dunia milik Agatha.
Mereka tergesa-gesa merapikan diri karena jam istirahat akan selesai. Nasib baik, tepat disaat mereka selesai berbenah para karyawan pun kembali. Agatha keluar dari ruangan dalam keadaan tenang, meskipun sebelumnya dia di hajar habis-habisan oleh bosnya.
***
Setelah beberapa kali Rio di telepon tidak bisa, Sashi memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Dia pun menaiki bus yang baru saja tiba.
Sesampainya di kantornya, dia hanya mengecek beberapa berkas saja. karena keasyikan di depan komputer Sashi lupa waktu, harusnya dia sudah pulang. Dia matikan komputernya lalu mengecek ponselnya. Ternyata ada pesan masuk.
[Mas Rio.
Maaf sayang, tadi aku makan siang sama client. Jadi enggak enak ngangkat telepon mu. Nanti kalau sudah pulang telpon ya.]
Sashi pun bergegas membereskan tempat kerjanya, dan segera pulang. Dia ingin mampir membeli makanan dulu karena dia sudah lapar. Dia memasuki salah satu restoran favorit Sashi dan Rio. Dia memesan beberapa makanan dan membayarnya. Setelah itu dia melanjutkan perjalanan menuju apartemennya.
Drrrt..drrrrt….
Sashi rogoh tasnya guna mencari ponselnya yang ternyata bergetar, rupanya Rio meneleponnya.
“Halo sayang!” saut Sashi sumringah.
“Iya. Kamu lagi dimana sayang?”
“Aku lagi jalan pulang nih! Udah kangen ya …”
“Iya nih, tapi sayang—”
“Kenapa?”
“Aku kayaknya weekend ini nggak pulang. Ada proyek yang lagi ku pantau”
“Yahh …” Sashi menghentikan langkahnya, dia agak sedikit sedih. Karena sejatinya dia sudah rindu kekasihnya itu. Namun apa daya, Rio harus terus bekerja untuk masa depannya. “Yaudah sayang, nggak papa. Tapi ‘jatah’ aku di double ya.”
“Haha jadi pingin deh! Kamu goda mulu.”
Sashi pun kembali tersenyum, dan meneruskan perjalanan sambil mengobrol di telepon dengan Rio. Setibanya di apartemen, Sashi menaruh makanan dan berpamitan untuk mandi.
“Udah ya sayang, aku mau mandi …”
“Hey ikut dong sayang!”
“Makanya pulang! Hahaha!” goda Sashi, “Aku matiin ya bye sayang.”
Telepon pun berakhir.
***
Sementara itu di Bandung,
“Sayang, udah nih. Yuk main," ucap Rio pada gadis yang sedari tadi duduk di meja makan, gadis itu tak lain dan tak bukan ialah Agatha.
Agatha pun menghampiri Rio yang sudah berbaring diatas kasur, telanjang dada hanya mengenakan boxer abu-abu. Agatha pun merangkak menuju Rio ke kasur panas mereka, yang sudah menjadi saksi perselingkuhan mereka selama ini. Kali ini gaya Agatha lebih elegan, dia mengenakan kain tipis hitam transparan dan memperlihatkan gundukan yang bulat dan montok. Tidak lupa dengan stocking dengan lubang di area terindahnya.
Agatha merasakan ciuman Rio membabi buta di sekujur leher dan terus naik ke rahangnya, dan menjalar ganas ke tepi mulut yang sengaja diberi lipstik merah itu.
“Padahal tadi siang udah lho. Kok nagih sih pak?” ucap Agatha ketika Rio melepaskan ciumannya.
“Hah cerewet! Nikmati saja. Siapa suruh menggoda, sekarang rasakan akibatnya.” Sambil ia terus bermain di leher Agatha, ia libas semua tanpa ampun.
Agatha terus tak kuasa meraung-raung, karena di pangkuan Rio tangan kanan Rio terus meremas area bawah panggul montok yang lebih besar dari milik Sashi itu. Rio Tarik semua kain yang menempel di tubuh indah Agatha. Di bawahnya Agatha merasakan ada tekanan yang cukup kuat, tanpa pikir panjang ia bergegas membuka boxer Rio dan langsung melahap kejantanan Rio. Dengan piawai Agatha menyenangkan tuannya itu.
“Terus … uhh enak sayang.” Desah Rio sambil memegang rambut Agatha sambil menekan kepalanya. Rio yang tidak kuat dengan kenikmatan itu tanpa basa-basi lalu menarik tubuh Agatha dan menjatuhkannya ke singgasana panasnya. Hinar binar raut muka Agatha yang sudah merah dan terangsang membuat Rio semakin Agresif. Ia balik Agatha dengan posisi menungging. Dan menjilati semua area tubuh Agatha yang tersajikan indah di hadapannya itu.
Plak! Plak! Plak!
Lagi-lagi Rio menampari sasaran empuk yang semakin menungging itu, memang sangat menggoda. Tangan kiri bermain di bagian atas Agatha namun tangan kanan bermain-main di area kewanit*an Agatha. Dia mainkan jari-jarinya, hingga Agatha mulai tak terkendali.
“Ah … Rio!” pekik Agatha yang sudah mabuk kepayang itu.
“Apa sayang? Enak kan,” sambil Rio terus menerus menggerakkan tangannya lebih kencang.
“Ah.. ah …” Agatha mulai tak karuan. Rio membalik tubuh Agatha kembali dan bibirnya menghampiri lubang indah di antara dua paha milik Agatha. Dia menjilati semua bagian yang ada di depan matanya itu.
“Uhh … ahh … nikmat sayang! Ah …” Agatha menggeliat-liat, ia menjambak rambut Rio dan mencabik kasurnya. Rio makin tidak tahan dan tak karuan melihat wanita liar yang ia 'pekerjakan' belum lama ini dan akhirnya dia pun memasukan senjatanya. Jleb!
Permainan pun dimulai, Rio sangat menggebu-gebu hingga terus membolak-balik Agatha yang sudah pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments