Fucking Boyfriend
Hari itu masih siang dan terik, tapi terlihat seorang gadis muda 20 tahunan yang masih semangat berlari tergesa-gesa. Ponsel Sashi terus berdering, karena Rio sudah menunggunya di depan Mall dengan motornya. Mereka biasa makan siang bersama saat Rio libur kerja dan pulang ke Kota Sashi. Mereka pacaran beda kota dan memang jarang bertemu. Sashi rela lari di bawah panas terik matahari yang agak menyengat demi lekas bertemu dengan kekasihnya untuk makan siang di apartemen mereka yang hanya 5 menit dari Mall Sashi bekerja.
“Aduh sayang, panas ya?” sambut Rio sambil mengelus dengan lembut pipi manis gadis yang ia pacari 4 tahun belakangan ini.
“Ahh iya nih.” Jawab Sashi dengan manjanya. Rio hanya tersenyum gemas melihat tingkah manja pacarnya.
“Yaudah yuk!” ajak Rio.
Sashi pun naik motor kesayangan Rio, yang sengaja ditinggalkan di apartemen untuk antar jemput Sashi tiap Rio libur kerja. Mereka pun melaju pulang ke apartemen mereka.
Tak begitu lama mereka sampai di gedung apartemen yang mereka tinggali berdua 2 tahun ini, karena hanya berjarak 1km dari Mall. Dulu Sashi hanya ngekos sewaktu SMA karena orangtuanya cerai dan menghilang. Orangtua Sashi sudah menikah dan mungkin mereka sudah bahagia dengan keluarganya masing-masing. Jadi Rio memfasilitasi kekasihnya itu sebuah apartemen sederhana.
Tempat tinggal mereka memang tidak luas namun terlihat hangat, saat terlihat mereka sedang bercanda mesra layaknya suami istri. Rio tidur di paha Sashi sambil di elus elus kepalanya oleh kekasihnya. Mereka bertukar cerita tentang kegiatan mereka. Saat sedang asyik bercanda, tiba-tiba ponsel Rio berbunyi. Melihat ponsel itu terus berbunyi, spontan Rio pun bangkit.
“Sayang sebentar ya, asisten aku telepon nih. Aku mau angkat dulu ya, tungguin ya abis ini makan bareng.” Ucap Rio sambil bangun dari sofa tempat mereka mengobrol tadi. Dan Sashi pun ikut beranjak bangun mengambil makanan yang sedari tadi ia hangatkan di microwave. Sementara Rio masih sibuk dengan teleponnya, Sashi yang juga bosan menunggu Rio pun lalu memilih untuk memainkan layar ponselnya dan melihat sosial medianya.
Tak berapa lama setelah itu, Rio selesai dengan urusannya namun mendapati pacarnya asyik sendiri.
“Aduh sayang… maaf ya jadi nunggu lama,” ucap Rio sambil berlari kecil menghampiri pacarnya. Namun Sashi tidak mendengar dan malah asik bermain dengan ponselnya. Melihat itu, Rio tersulut emosi karena merasa diabaikan. Saat itu ia sangat rindu kekasihnya, apalagi Rio sangat cemburuan jadi agak sensitif melihat Sashi asyik sendiri bermain ponselnya sendiri. Namun fantasinya mulai Liar. Ia mengambil gelas berisi air, dan menyiram Sashi. Mata Rio terbelalak melihat aksinya berhasil, membuat istrinya basah.
“Ah!”Sontak Sashi kaget dan berdiri, “Kamu tu apa-apaan sih? aku masih harus kerja nanti. Basah nih baju aku.”
Sambil Sashi mengelap-elap bajunya di area dada yang sudah basah kuyup. Baju yang ia kenakan adalah kemeja tipis berwarna putih sehingga dalaman Sashi pun menerawang. Terlihat Bra merah menyala karena kain yang melapisinya sedari tadi basah. Indah dan menarik mata pacarnya yang amarahnya sedang menggebu-gebu.
“Kamu yang apa-apaan? Kamu ngapain main hape sambil senyum-senyum? Malah asyik sendiri. Ada cowok baru ya kamu.”
“Apa Sih sayang. aku nggak tau kalo kamu udah selesai, gitu aja sampe marah banget. Pake nuduh-nuduh.” Sambil Sashi masuk kamar untuk ganti pakaiannya. Sashi agak marah dengan perilaku kekasihnya, tapi itu sudah sering terjadi, apalagi kalau Rio sedang cemburu. Saat Sashi melepas bajunya, Rio yang sedang menegang itu melihat pacarnya yang telanjang dada dan terlihat buah dada besarnya itu langsung spontan tangan berototnya menarik tubuh kecil Sashi dan dihempaskan ke kasur.
Sashi nampak seperti bidadari indah dengan rok span yang sangat pendek tanpa mengenakan atasan. Pipi merah walau tak semerah bibirnya. Dadanya juga eksotis, bulat dan juga padat. Membuat siapa saja yang melihat pasti tak sabar untuk melahapnya. Rio pun sudah tak tahan lagi.
“Kak! Jangan! aku masih harus kerja nanti.” Rio tidak peduli dan terus berusaha menguasai tubuh Sashi. Dan Sashi yang kecil pun kalah.
“Nggak peduli! aku mau sekarang!” bentak Rio
Sebenarnya Sashi juga butuh belaian, tapi dia hanya tidak ingin bermain secara singkat. Tanpa buang-buang waktu, dia lalu pasrah dan melayani pacarnya yang abusive itu. Rio selalu pulang hanya untuk menikmati tubuh Sashi, itu sudah kebiasaan. Jadi Rio selalu memanfaatkan situasi dan kesempatan yang ada. Karena Rio tahu Sashi sangat mencintai Rio. Jadi tidak mungkin Sashi menolak.
“Ahhhhhkkk….” Desah Sashi meningkatkan gairah Rio. Rio raih rambut Sashi yang hanya panjangnya sebahu itu, ia jambak untuk menambah fantasinya. Namun mereka bergelut tidak begitu lama. Rio mempercepat durasinya, mengingat Sashi harus kembali bekerja.
Selang 1 jam selesai lah pergulatan birahi mereka dengan 1 ronde. Saat itu Rio masih tertidur dan Sashi beranjak untuk merapikan diri. Dia buru-buru karena waktu istirahatnya hanya tinggal 20 menit lagi. Walaupun ia di toko parfum itu memang menjabat sebagai perfumer, atau peracik parfum. Yang mana dia bisa leluasa keluar kantor seberapa lamanya, biasanya untuk keperluan dia riset parfum. Namun bagaimanapun dia hanya karyawan, jadi ia harus tertib
“Sayang aku pergi dulu ya …” Sashi mengecup bibir Rio yang masih lemas setelah ber-kuda. Sashi tidak peduli dengan kondisi Rio yang memang masih telanjang bulat di atas kasurnya itu. Dia berlari karena khawatir terlambat, biar bagaimanapun dia selalu tidak enak hati dengan teman-temannya.
Sesampainya di tempat kerjanya, Sashi langsung masuk ke ruangannya. Disana sudah ada 2 asistennya yang sudah 40 menit yang lalu masuk.
“Duh mbak Sashi, tiap mas Rio pulang. Balik makan siang selalu ganti baju dan tergesa-gesa deh hehe,” kata salah satu asistennya bernama Asti. Mereka sudah hafal, tidak melulu karena bajunya basah.
Terkadang Rio merusaknya, bahkan seringkali Sashi dilarang membuka semua bajunya. Karena Rio sangat menyukai postur tubuh Sashi memakai kemeja ketat dengan 2 kancing atas dibuka. Maka mau tidak mau Sashi harus menggantinya ketika kembali kerja. Supaya tidak bau keringat dan bau lain lainnya. Karena pekerjaannya berhubungan dengan bau, jadi dia sangat teliti dalam bau di tubuhnya maupun lainnya.
Sashi tidak menanggapi sindiran temannya itu dia hanya tersenyum kecil, namun malah di timpal oleh asisten Sashi yang satu, Gina.
“Ah Asti kayak gak pernah muda aja.”
Sashi tertawa kecil tanpa mengeluarkan sepatah katapun dan memberi isyarat untuk melanjutkan bekerja.
"Ayo buruan kerjain, aku mau pulang cepet nih!" perintahnya.
Hari itu dia pulang akan lebih cepat, dia masih merindukan kekasihnya. Dan lagi malam ini mereka ada janji temu dengan kolega Rio.
SUPPORT AUTHOR DONGGG!!
Biar makin semakin semangat membuat karya tentang pernikahan panas yang sedang trend di platform ini.
DUKUNG AUTHOR DAN KARYA KARYAKU DENGAN TINGGALIN KOMENTAR DAN LIKE YA BESTIEEEE...
JANGAN LUPA FOLLOW JUGA YAAAA. DIJAMIN KETAGIHAN BACA KARYAKU !!!
🔥🔥🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments