Hallo Kapten Bima
Jadilah kekasihku, maka kamu tidak perlu bersusah payah mencari nafkah.
__ Jovanca Rosalinda
______________Halo Bima_____________
Di sebuah rumah yang megah, terlihat seorang gadis yang tampak sedang merengek kepada Daddy nya di telephone, agar ia di ijinkan pulang ke Indonesia.
"Ayolah Dad, Jovanca mau pulang ke Indonesia".
"Tidak, untuk apa ke Indonesia, sudah bagus kamu berada di sana," kata
Bram. Daddy Jovanca.
"Jovanca bosan disini Dad, kalau Daddy tak mengijikan ku pulang, aku akan kabur saja," ancam Jovanca kepada Daddy nya.
"Jangan macam-macam kau. Daddy tak akan mengampunimu jika kau sampai melakukan itu," kata Bram marah kepada putri nya.
"Aku tak peduli Dad, jika Daddy tak mengijinkan ku pulang, aku akan benar benar pergi," Kata Jovanca keras kepala.
Terdengar helaan nafas pasrah di seberang telepone sana."Baiklah kau boleh pulang, tapi bagaimana kuliah mu".
"Ayolah lah Daddy, kenapa Daddy harus pusing memikirkan itu semua, aku akan kuliah di Indonesia saja," Jawab Jovanca santai.
"Apa kau ini gila," Terdengar nada marah di seberang telephone sana.
"Andai Daddy tau, aku bosan disini, aku disini sudah sejak aku sekolah dasar, aku ingin bersama Daddy di sana," KataJovanca sedih. Tentu saja itu hanya akal-akalannya agar diperbolehkan kembali ke Indonesia.
"Baiklah, jika kau sudah seperti ini Dad tidak bisa menolak," kata Bram pasrah.
"Oh thanks you so much Dad, Love you".
"Youre welcome, love you too".
Jovanca memutuskan sambungan telephone dengan Daddy nya, gadis itu berjingkrak gembira ketika Daddy memperbolehkannya pulang ke negara asalnya.
"Huh! Akhir nya aku boleh pulang juga ke Indonesia, aku sudah bosan berada di sini, apa-apa selalu di kekang, Im coming indonesia".Kata Jovanca menjatuhkan tubuhnya di kasur besar miliknya.
"Jovanca ayo makan malam dulu, Oma sudah menyiapkannya," Kata Oma di luar pintu kamarnya.
"Iya Oma, Jovanca akan cepat menyusul"
Jovanca melangkahkan kaki menuju ruang makan.
"Malam Oma," Sapa Jovanca dengan mencium kening Omanya.
"Malam sayang, cepatlah makan dan istirahat,"
Jovanca menyantap makanannya tanpa sisa dipiringnya, setelah selesai ia meneguk susu yang ada di meja.
"Oma ada yang ingin Jovanca katakan," Kata Jovanca membuka suara.
"Ada apa, sepertinya penting sekali?".
Tanya Oma dengan menatap cucunya.
"Jovanca mau pindah ke Indonesia besok".
"Untuk apa kamu kesana, lebih baik kamu disini saja" Kata Oma.
"Jovanca ingin tinggal bersama Daddy, Oma." Gadis itu menundukkan kepala, bersikap seolah tengah bersedih.
"Baiklah, kamu ini sangat keras kepala, percuma saja Oma melarang.
Sifat Deddy mu sangat melekat pada dirimu, Oma ijinkan, tapi ingat jika terjadi apa-apa jangan lupa hubungi Oma".
Jovanca memeluk Oma-nya erat di iringi senyum manisnya.
"Terimakasih Oma".
" Sama-sama, sayang,"
"Oma satu lagi".
"Ada apa lagi," Tanya Oma-nya.
"Jovanca boleh kan keluar malam ini, ini kan hari terakhir ku disini".
"Mau ke mana".
"Ya biasalah Oma".
"Ke Club?"
Jovanca menganggukkan kepalanya.
"Jangan pulang malam-malam".
"Oma mengijinkan? ah. Oma baik sekali" Kata Jovanca memeluk lagi Oma-Nya.
"Sudah lekas pergi sana, agar kamu tak pulang larut malam".
"Baiklah Oma, Jovanca pergi dulu. Muachh!"
_____________Helo Bima____________
Jovanca melangkahkan kaki memasuki area dalam Club dengan langkah bagai seorang model terkenal, semua mata tertuju padanya ketika ia baru memasuki tempat ini.
Suara dentuman musik tak membuat gadis itu terganggu sama sekali, ia sudah terbiasa berada di tempat seperti ini.
"Berikan aku minuman biasa," kata Jovanca menyodorkan tangannya.
"Baiklah. Kenapa kau selalu memesan minuman biasa seperti ini? Kenapa tidak sesekali mencoba minuman yang mereka minum?" Tanya pelayan kepada pelanggan setianya ini.
"Tugas mu hanya melayani pembeli!
Bukan sebagai pewawancara di acara Tv, untuk apa kau mencampuri urusan ku, apa kau ingin cepat keluar dari pekerjaan mu." Hardik Jovanca dengan angkuh. Ya Jovanca memang terkenal dengan si wanita angkuh.
"Maafkan saya Nona, kumohon jangan lakukan itu," Kata pelayan itu menundukkan kepala.
Jovanca tak menggubris permintaan maaf pelayan itu dan malah pergi meninggalkannya.
"Dasar pelayan tak tau diri," Gumam Jovanca.
"Hai sayang kau ini kenapa?" Kata seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"Lepaskan tangan kotor mu itu dari tubuh ku Syam!" Hardik Jovanca lalu menepis kasar sebuah tangan yang melingkar di tubuhnya.
Lelaki yang bernama Syam itu melepaskan pelukan yang di tepis kasar. Dan membalikan tubuh Jovanca yang membelakanginya.
"Kamu ini kenapa sayang? Kenapa kasar sekali pada ku?" Tanya Syam bingung.
"Sudahlah kau ini tak usah berlagak di depan ku!" Kata Jovanca sinis.
Syam menaikan sebelah alisnya heran. "Berlagak seperti apa?"
"Aku mau kita putus!"
Syam membelalakan mata tidak percaya, bagaimana bisa Jovanca bisa memutuskannya, Jovanca adalah ATM berjalannya, mana mau ia melakukan hal bodoh seperti itu.
"Tapi kenapa? Aku sangat cinta dan sayang padamu! Bagaimana bisa aku kehilangan mu?"
Jovanca tertawa mengejek. "Apa kata mu Tuan Syam? mencintaiku? Hah! benar sekali kau sangat mencintaiku, lebih tepat nya mencintai uang ku!".
"Aku mencintaimu, bukan uang mu.
Ku mohon percaya padaku, jangan akhiri hubungan kita".
"Kau kira aku tak tau watak mu itu Tuan Syam! aku sangat tahu sekali jika kau mendekati ku selama ini hanya karena uang ku, aku tidak masalah untuk itu, karna uang ku tak akan habis walaupun kau menumpang hidup dengan ku. Tapi aku sudah bosan dengam mu, oleh karena itu aku memutuskan mu!".
"Kau keterlaluan Jovanca! Kamu sangat angkuh sekali! ".
"Karna itu adalah sikap ku!".
"Kau....". Geram Syam mengepalkan tangannya.
"Jangan berani-beraninya kau menggeram di depan ku Syam, jika kau tak ingin hidupmu menjadi tidak tenang".
Syam pergi meninggalkan Jovanca dengan perasaan kesal. Liat saja Syam akan membalasnya.
"Jovanca". Setelah Syam pergi meninggal kannya, datang satu laki laki dengan pakaian khas kantor menghampirinya.
"Joan, apa yang kau lakukan di sini?".
Tanya Jovanca kepada kekasih kedua nya itu.
Lain Syam lain juga Joan, Joan adalah seorang pengusaha sukses di prancis, ia memiliki banyak saham disana, belum lama ia menjalin kasih dengan Joan. Hubungan mereka baru menginjak satu tahun.
"Seharusnya aku yang tanya, kenapa kamu ada di sini? Bukannya sudah lama kamu tak datang kesini". Kata Joan balik bertanya.
"Aku hanya ingin kesini saja".
Joan menganggukkan kepala. Lalu meraih tangan halus Jovanca.
"Apakah kau mau menemani ku minum sebentar?".
"Baiklah, tidak masalah".
Jovanca dan Joan duduk di salah satu meja di Club. Joan memandang kekasihnya dari atas sampai bawah.
"Kau tanpak cantik dan seksi, baby".
"Sudahlah Joan, semua orang pun tau jika aku memang cantik".
Joan tersenyum tipis. "Iya. Sebab itu aku tergila-gila pada mu".
Jovanca melihat ke arah jam yang terpasang manis di pergelangan tangannya.
"Ini sudah malam. Aku pulang dulu, aku sudah berjanji pada Oma agar tak pulang larut malam,"
"Ayolah ini baru juga pukul sepuluh".
"Maafkan aku Joan".
"Baiklah jika seperti itu, aku akan antar kamu pulang". Kata Joan berdiri dari duduknya.
"Tidak perlu, aku akan pulang sendiri.
Kamu tetap di sini saja".
" Kamu yakin tidak ingin ku antar pulang? Aku masih merindukanmu baby," Kata Joan murung. Joan ini sangat mencintai Jovanca bakan sampai ke tahap terobsesi.
"Tidak perlu baby. Aku pulang dulu. Muach!" Jovanca beranjak pergi setelah mencium singkat pipi Joan.
Tubuh pria itu menengang sebelum berucap "Baiklah. Hati-hati di jalan".
______________Halo Bima_____________
Jovanca menghempaskan tubuhnya dikasur besarnya, ia merenggangkan otot yang terasa kaku. Rasa lelah dan kantuk menyerang tubuhnya, tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu,
Ia memejamkan matanya dan tertidur lelap.
__________________TBC_____________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments