NovelToon NovelToon

Hallo Kapten Bima

Halo Bima

Jadilah kekasihku, maka kamu tidak perlu bersusah payah mencari nafkah.

__ Jovanca Rosalinda

______________Halo Bima_____________

Di sebuah rumah yang megah, terlihat seorang gadis yang tampak sedang merengek kepada Daddy nya di telephone, agar ia di ijinkan pulang ke Indonesia.

"Ayolah Dad, Jovanca mau pulang ke Indonesia".

"Tidak, untuk apa ke Indonesia, sudah bagus kamu berada di sana," kata

Bram. Daddy Jovanca.

"Jovanca bosan disini Dad, kalau Daddy tak mengijikan ku pulang, aku akan kabur saja," ancam Jovanca kepada Daddy nya.

"Jangan macam-macam kau. Daddy tak akan mengampunimu jika kau sampai melakukan itu," kata Bram marah kepada putri nya.

"Aku tak peduli Dad, jika Daddy tak mengijinkan ku pulang, aku akan benar benar pergi," Kata Jovanca keras kepala.

Terdengar helaan nafas pasrah di seberang telepone sana."Baiklah kau boleh pulang, tapi bagaimana kuliah mu".

"Ayolah lah Daddy, kenapa Daddy harus pusing memikirkan itu semua, aku akan kuliah di Indonesia saja," Jawab Jovanca santai.

"Apa kau ini gila," Terdengar nada marah di seberang telephone sana.

"Andai Daddy tau, aku bosan disini, aku disini sudah sejak aku sekolah dasar, aku ingin bersama Daddy di sana," KataJovanca sedih. Tentu saja itu hanya akal-akalannya agar diperbolehkan kembali ke Indonesia.

"Baiklah, jika kau sudah seperti ini Dad tidak bisa menolak," kata Bram pasrah.

"Oh thanks you so much Dad, Love you".

"Youre welcome, love you too".

Jovanca memutuskan sambungan telephone dengan Daddy nya, gadis itu berjingkrak gembira ketika Daddy memperbolehkannya pulang ke negara asalnya.

"Huh! Akhir nya aku boleh pulang juga ke Indonesia, aku sudah bosan berada di sini, apa-apa selalu di kekang, Im coming indonesia".Kata Jovanca menjatuhkan tubuhnya di kasur besar miliknya.

"Jovanca ayo makan malam dulu, Oma sudah menyiapkannya," Kata Oma di luar pintu kamarnya.

"Iya Oma, Jovanca akan cepat menyusul"

Jovanca melangkahkan kaki menuju ruang makan.

"Malam Oma," Sapa Jovanca dengan mencium kening Omanya.

"Malam sayang, cepatlah makan dan istirahat,"

Jovanca menyantap makanannya tanpa sisa dipiringnya, setelah selesai ia meneguk susu yang ada di meja.

"Oma ada yang ingin Jovanca katakan," Kata Jovanca membuka suara.

"Ada apa, sepertinya penting sekali?".

Tanya Oma dengan menatap cucunya.

"Jovanca mau pindah ke Indonesia besok".

"Untuk apa kamu kesana, lebih baik kamu disini saja" Kata Oma.

"Jovanca ingin tinggal bersama Daddy, Oma." Gadis itu menundukkan kepala, bersikap seolah tengah bersedih.

"Baiklah, kamu ini sangat keras kepala, percuma saja Oma melarang.

Sifat Deddy mu sangat melekat pada dirimu, Oma ijinkan, tapi ingat jika terjadi apa-apa jangan lupa hubungi Oma".

Jovanca memeluk Oma-nya erat di iringi senyum manisnya.

"Terimakasih Oma".

" Sama-sama, sayang,"

"Oma satu lagi".

"Ada apa lagi," Tanya Oma-nya.

"Jovanca boleh kan keluar malam ini, ini kan hari terakhir ku disini".

"Mau ke mana".

"Ya biasalah Oma".

"Ke Club?"

Jovanca menganggukkan kepalanya.

"Jangan pulang malam-malam".

"Oma mengijinkan? ah. Oma baik sekali" Kata Jovanca memeluk lagi Oma-Nya.

"Sudah lekas pergi sana, agar kamu tak pulang larut malam".

"Baiklah Oma, Jovanca pergi dulu. Muachh!"

_____________Helo Bima____________

Jovanca melangkahkan kaki memasuki area dalam Club dengan langkah bagai seorang model terkenal, semua mata tertuju padanya ketika ia baru memasuki tempat ini.

Suara dentuman musik tak membuat gadis itu terganggu sama sekali, ia sudah terbiasa berada di tempat seperti ini.

"Berikan aku minuman biasa," kata Jovanca menyodorkan tangannya.

"Baiklah. Kenapa kau selalu memesan minuman biasa seperti ini? Kenapa tidak sesekali mencoba minuman yang mereka minum?" Tanya pelayan kepada pelanggan setianya ini.

"Tugas mu hanya melayani pembeli!

Bukan sebagai pewawancara di acara Tv, untuk apa kau mencampuri urusan ku, apa kau ingin cepat keluar dari pekerjaan mu." Hardik Jovanca dengan angkuh. Ya Jovanca memang terkenal dengan si wanita angkuh.

"Maafkan saya Nona, kumohon jangan lakukan itu," Kata pelayan itu menundukkan kepala.

Jovanca tak menggubris permintaan maaf pelayan itu dan malah pergi meninggalkannya.

"Dasar pelayan tak tau diri," Gumam Jovanca.

"Hai sayang kau ini kenapa?" Kata seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Lepaskan tangan kotor mu itu dari tubuh ku Syam!" Hardik Jovanca lalu menepis kasar sebuah tangan yang melingkar di tubuhnya.

Lelaki yang bernama Syam itu melepaskan pelukan yang di tepis kasar. Dan membalikan tubuh Jovanca yang membelakanginya.

"Kamu ini kenapa sayang? Kenapa kasar sekali pada ku?" Tanya Syam bingung.

"Sudahlah kau ini tak usah berlagak di depan ku!" Kata Jovanca sinis.

Syam menaikan sebelah alisnya heran. "Berlagak seperti apa?"

"Aku mau kita putus!"

Syam membelalakan mata tidak percaya, bagaimana bisa Jovanca bisa memutuskannya, Jovanca adalah ATM berjalannya, mana mau ia melakukan hal bodoh seperti itu.

"Tapi kenapa? Aku sangat cinta dan sayang padamu! Bagaimana bisa aku kehilangan mu?"

Jovanca tertawa mengejek. "Apa kata mu Tuan Syam? mencintaiku? Hah! benar sekali kau sangat mencintaiku, lebih tepat nya mencintai uang ku!".

"Aku mencintaimu, bukan uang mu.

Ku mohon percaya padaku, jangan akhiri hubungan kita".

"Kau kira aku tak tau watak mu itu Tuan Syam! aku sangat tahu sekali jika kau mendekati ku selama ini hanya karena uang ku, aku tidak masalah untuk itu, karna uang ku tak akan habis walaupun kau menumpang hidup dengan ku. Tapi aku sudah bosan dengam mu, oleh karena itu aku memutuskan mu!".

"Kau keterlaluan Jovanca! Kamu sangat angkuh sekali! ".

"Karna itu adalah sikap ku!".

"Kau....". Geram Syam mengepalkan tangannya.

"Jangan berani-beraninya kau menggeram di depan ku Syam, jika kau tak ingin hidupmu menjadi tidak tenang".

Syam pergi meninggalkan Jovanca dengan perasaan kesal. Liat saja Syam akan membalasnya.

"Jovanca". Setelah Syam pergi meninggal kannya, datang satu laki laki dengan pakaian khas kantor menghampirinya.

"Joan, apa yang kau lakukan di sini?".

Tanya Jovanca kepada kekasih kedua nya itu.

Lain Syam lain juga Joan, Joan adalah seorang pengusaha sukses di prancis, ia memiliki banyak saham disana, belum lama ia menjalin kasih dengan Joan. Hubungan mereka baru menginjak satu tahun.

"Seharusnya aku yang tanya, kenapa kamu ada di sini? Bukannya sudah lama kamu tak datang kesini". Kata Joan balik bertanya.

"Aku hanya ingin kesini saja".

Joan menganggukkan kepala. Lalu meraih tangan halus Jovanca.

"Apakah kau mau menemani ku minum sebentar?".

"Baiklah, tidak masalah".

Jovanca dan Joan duduk di salah satu meja di Club. Joan memandang kekasihnya dari atas sampai bawah.

"Kau tanpak cantik dan seksi, baby".

"Sudahlah Joan, semua orang pun tau jika aku memang cantik".

Joan tersenyum tipis. "Iya. Sebab itu aku tergila-gila pada mu".

Jovanca melihat ke arah jam yang terpasang manis di pergelangan tangannya.

"Ini sudah malam. Aku pulang dulu, aku sudah berjanji pada Oma agar tak pulang larut malam,"

"Ayolah ini baru juga pukul sepuluh".

"Maafkan aku Joan".

"Baiklah jika seperti itu, aku akan antar kamu pulang". Kata Joan berdiri dari duduknya.

"Tidak perlu, aku akan pulang sendiri.

Kamu tetap di sini saja".

" Kamu yakin tidak ingin ku antar pulang? Aku masih merindukanmu baby," Kata Joan murung. Joan ini sangat mencintai Jovanca bakan sampai ke tahap terobsesi.

"Tidak perlu baby. Aku pulang dulu. Muach!" Jovanca beranjak pergi setelah mencium singkat pipi Joan.

Tubuh pria itu menengang sebelum berucap "Baiklah. Hati-hati di jalan".

______________Halo Bima_____________

Jovanca menghempaskan tubuhnya dikasur besarnya, ia merenggangkan otot yang terasa kaku. Rasa lelah dan kantuk menyerang tubuhnya, tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu,

Ia memejamkan matanya dan tertidur lelap.

__________________TBC_____________

Pesona Copilot

Jodoh itu harus di kejar. Kalau menolak paksa!

                       ___Jovanca Rosalinda

_____________❤❤❤❤_______________

Jovanca melangkahkan kaki keluar dari pesawat yang baru saja sampai di Indonesia, gadis itu mengedarkan pandangan dan menatap disekelilingnya, ia mengembangkan senyum, karena telah sampai di negara kelahirannya.

Jovanca berjalan mencari seseorang yang akan menjemputnya, gadis itu memutar kepalanya ke arah pesawat yang ia tumpangi tadi, ia melihat segerombolan orang yang baru keluar dari pesawat. Dengan di pandu oleh seorang Pilot di depan nya. Jovanca menatap Pilot yang berjalan ke arahnya itu tanpa berkedip sama sekali, ia terpesona dengan pria yang bahkan tidak di kenalnya.

Perawakan yang tinggi, dengan kostum seragam pilot yang sangat pas di tubuh nya, membuatnya tampak gagah dan berwibawa.

"Dia adalah milik ku!". Gumam Jovanca mengklaim, dengan menatap Pilot itu yang telah berjalan melewatinya.

Bau parfum masih tercium di hidung nya saat Pilot itu telah melewatinya. Bau parfum yang sangat ia sukai.

"Maaf kan saya Nona Jovanca, karena saya Nona harus menunggu lama".

Suara seseorang di belakangnya membuat Jovanca mengalihkan pandangan mata kepadanya.

"Siapa kau?". Tanya Jovanca dengan memajukan dagunya.

"Saya adalah Gavin, saya di utus oleh Daddy Nona  untuk menjemput Nona".

Jovanca mengangguk mengerti.

"Mari Nona, biar saya bawa kan koper nya". Kata Gavin mengambil alih koper Jovanca.

Jovanca berjalan mengikuti orang yang di utus Daddy-Nya untuk menjemputnya. Ia memasuki mobil mewah yang di bawa sopirnya dan dengan segera meninggalkan bandara menuju ke rumahnya.

_______________🍃🍃🍃🍃____________

Jovanca memasuki rumah megah milik Daddy-Nya dengan langkah terburu-buru, karena ia sangat merindukan Daddy-Nya itu.

"Daddy....." Teriak Jovancaa saat melihat Daddy-Nya sedang menyantap makanan di meja makan. Ia berjalan mendekati Daddy dan memeluknya.

"Jovanca! Daddy tidak bisa bernafas". Kata Bram karena putrinya itu memeluknya begitu erat.

"Bodo amat! Aku rindu sekali dengan mu Daddy".

"Daddy juga merindukan mu".

Jovanca melepas pelukannya dan ia duduk di damping Daddy-Nya.

"Daddy tidak ke kantor?". Tanya Jovanca.

Bram menatap putrinya dan menyelip kan  rambut anaknya yang menutupi wajah ke telinga.

"Putri Daddy akan pulang masa Daddy bekerja".

"Ah. Ayolah Dad, jangan buat putri mu ini tersanjung".

"Apa kau tak suka. hmm".

"Jangan seperti itu, Dad pasti tau jawabannya".

"Kau ini dasar". Bram dengan gemas mencubit pipi Cubby anaknya.

"Kau tak mau makan bersama Daddy mu ini". Kata Bram menatap putri nya.

"Maafkan aku Dad, aku masih kenyang" Kata Jovanca merasa bersalah.

"Ok baiklah Dad lanjutkan makan dulu".

Jovanca menatap Daddy nya yang makan dengan lahap nya, ia sangat merindukan saat seperti ini. Tapi sayang tidak ada Mommy_Nya di tengah mereka, karen Mommy-Nya telah meninggal ketika ia masih Tk.

"Kenapa? ". Tanya Bram mengejut kan Jovanca.

"Dad! kau mengejutkan ku!". Kata Jovanca kesal.

"Mengejutkan seperti apa? Daddy hanya bertanya!" Kata Bram menatap putrinya bingung.

"Jovanca rindu Mommy". Kata Jovanca, tanpa sadar gadis itu meneteskan air matanya.

Dengan segera Bram menghapus air mata putri kesayangannya, ia tak bisa melihatnya menagis atau di sakiti orang lain.

"Jangan bersedih, Dad tak suka itu. Lebih baik kita doakan saja agar Mommy mu tenang di alam sana".

Jovanca mengangguk dan menghapus air matanya.

"Dad! Tadi ketika aku di bandara aku melihat Capten Pilot yang sangat tanpan, aku menyukainya Dad, aku mau dia jadi milik ku." Kata Jovanca yang berhasil membuat Daddy-Nya melebarkan mata sempurna. Siapa tidak terkejut, putrinya itu baru pulang dang langsung menglaim seseorang untuk menjadi miliknya. Ini bukan barang, ingat. Manusia!.

"Kau bercanda kan sayang?".

"Tidak Dad, aku serius, aku ingin Dad bawakan dia untuk ku".

"Siapa nama nya?"

"Aku tak tau,"

Bram mengusap kasar wajahnya menahan kesal.

"Bagaimana bisa Daddy mencarinya? Jika namanya saja tidak tahu. Kamu fikir didunia ini Pilot hanya ada satu".

"Tapi kan Dad punya banyak anak buah, suruh mereka saja mencari nya". Jawab Jovanca enteng.

"Iya tapi mencari siapa? Kenapa kau tak tanyakan namanya!".

"Aku lupa Dad, aku terlalu terpesona padanya, jadi aku sampai tak terfikir untuk menanyakan namanya".

"Terus salah siapa?". Tanya Bram, alis kiri lelaki itu terangkat dengan tatapan tajam kearah putrinya.

"Pokoknya Dad harus mencarinya untuk ku".

"Baiklah! apapun untuk kebahagiaan mu akan Dad berikan".

"Terima kasih Dad".

Jovanca memeluk Daddy-Nya erat. Senyum mengembang di wajah cantiknya itu. " Terima kasih Daddy,"

"Sama-sama, pergilah ke kamar mu dan istirahat lah".

Jovanca mengangguk dan meninggalkan Daddy-Nya di meja makan.

"Kau lihat Hana, putri kita sama seperti ku keras kepalanya, pantas saja kau sering kehabisan kesabaran ketika menghadapi ku. Aku akan membahagia kan anak kita, tak ku biarkan ia sampai bersedih" Kata Bram dengan memandang foto Hana yang ada di dinding ruang makan.

____________🍃🍃🍃_______________

Jovanca berjalan ke arah balkon kamarnya, merasakan angin yang menembus menerpa tubuhnya.

Ia tersenyum saat mengingat Capten Pilot yang sama sekali tak diketahui siapa namanya.

Ia membayangkan seandainya ia bersanding dengannya, pasti ia akan menjadi pasangan yang sangat serasi.

"Bodoh sekali, kenapa aku malah tak berkenalan dengannya. Dia tanpan sekali. Aku harus mendapatkannya,

Apapun caranya". Ucap Jovanca mantap.

Tok!! Tok!!

"Non bolehkah bibi masuk ke dalam?"

Tanya seorang di luar pintu kamarnya

"Masuk saja".

Tak lama masukkan pembantu di rumah Dedy-Nya dengan membawa koper di tangan nya.

"Ada apa?".

"Ini Non, bibi hanya mengantarkan koper Non Jovanca, biar saya susun ya Non".

Jovanca hanya mengangguk dan masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri nya.

Jovanca mandi dengan bersenandung ria didalam kamar mandi, pembantu yang masih menyusun bajunya di lemari, tersenyum melihat tingkah anak majikannya itu.

Tak beberapa lama Jovanca keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian nya. Ia mengambil laptopnya yang berada di meja belajar dan membawanya ke kasur. Ia membuka situs web tentang Pilot yang bekerja di bandara yang ia turuni tadi. akan tetapi sosok yang ia cari tak bisa ditemukan.

Setelah sekian lama mencari tidak ada hasil. Jovanca mematikan Laptop nya dan mengambil Iphone yang berada di atas meja dan menghubungi seseorang akan tetapi tidak ada yang mengangkat.

Karena kesal panggilan telephonnya tidak di angkat, Jovanca melempar Iphone-nya dan memilih menghidupkan TV dan melihat film kesukaan nya.

Jangan panggil aku Jovanca jika aku tidak bisa mendapatkanmu. Batin Jovanca.

**************🍃🍃🍃**************

Bima Home

Hanya penderitaan hidup yang dapat mengajarkan kepada manusia untuk menghargai kebaikan dan keindahan hidup.

___Bima Mahendra

*********"Happy Reading*********

Seorang lelaki memasuki rumahnya dengan menyeret koper di tangannya,

Ia mencari kedua orang tua-Nya dan adik tercinta yang sangat di rindukan. Lelaki itu adalah Abimana Arsenio Mahendra.

"Ayah, Bunda......". Sapa Bima kepada kedua orang tua-Nya.

"Ah Ayah! lihat lah Capten Pilot sudah sampai ternyata". Kata Rike menghampiri anaknya dan memeluk erat tubuh pria jangkung itu.

Bima melepas pelukan lalu berjalan menghampiri Ayah-Nya. "Ayah apa kabar".

"Seperti yang kamu lihat, ternyata anak Ayah gagah juga pakai seragam pilot". Jawab Pria paruh baya itu di iringi kekehan kecil.

"Iya dong Yah, kan keturunan Ayah".

"Bisa saja kau ini".

Rike menghampiri anaknya dengan membawa teh hangat.

"Kamu minum dulu Bim, ini sudah Bunda buatkan teh hangat".

"Trima kasih Bun. Oh ya Nanda kemana ya" Tanya Bima, matanya menyusuri ruangan mencari keberadaan adik tersayangnya.

"Kamu seperti tak tau adik mu saja. Nanda ada dikamarnya".

"Masih saja pendiam anak itu, Yah".

"Ya, sama seperti Bunda mu dulu, Nak".

"Yang pentingkan Bunda sudah tidak terlalu pendiam lagi ya Yah, Ayah selalu saja menggoda Bunda seperti itu".

"Liatlah, selain pendiam Bunda mu juga suka sekali merajuk".

"Sudahlah Bim, jangan di dengar kan perkataan Ayah mu itu, pergilah ke kamar adik mu, dia pasti senang melihat mu sudah pulang".

"Baiklah Bunda, aku pergi kekamar adik tercintaku dulu".

Bima melangkahkan kaki kekamar adik tersayangnya.

...******...

Bima membuka pintu kamar adiknya.

Ia melihat adiknya sedang membaca buku dengan headset menempel di telinga.

Bima segera menghampiri gadis itu yang sama sekali tak menyadari kedatangannya. Iya memeluk adik yang sangat cintainya dari belakang dan mengecup kepalanya sayang.

Perbuataannya itu membuat adiknya sedikit terkejut, karena tiba-tiba ada yang memeluknya.

"Adik tersayang Kakak lagi apa" Tanya Bima masih dengan memeluk adik nya dari belakang.

Gadis itu membalikkan tubuhnya dengan senyum mengembang di bibir. "Kakak udah pulang, kok gak ngasih tau Nanda kalau pulang?".

"Kan Kakak mau ngasih suprise, kalau ngasih tau kamu nanti gak suprise lagi dong" Kata Bima dengan mencubit gemas kedua pipi Nanda.

Nanda memeluk kakak-Nya dan menengelamkan wajah di dada bidang Bima.

"Nanda seneng kakak udah pulang, lama banget sih tugasnya, Nanda kan mau curhat sama Kakak"

Bima mengacak gemas rambut Nanda.

"Mau curhat apa sih Dek, biar kakak dengerin coba?". Kata Bima melepas pelukan adiknya

"Kakak kapan pulang? " Tanya Nanda mengalihkan perhatian Kakak nya.

"Baru aja kok. Kamu masih gak ada teman yang cocok sama kamu? hmm".

Nanda hanya diam. Bima yang tau arti teridiamnya Nanda sudah mengerti jawaban pertanyaannya.

"Kamu mau punya teman yang seperti apa sih Nda?".

"Nanda mau punya teman yang gak cuma manfaatin aku, dan juga mau memiliki teman yang bisa melindungi aku, berteman sama aku dalam suka maupun duka, dan bersikap apa ada nya". Kata Nanda menatap kakak nya.

Iqbal menganggukkan kepala nya. Ia mengerti jika adik nya tak ingin salah dalam memilih teman.

"Bagaimana dengan Desi, apa dia masih saja mengganggumu di kampus? ".

Nanda menganggukkan kepalanya.

"Dia masih saja mengangguku, apalagi sekarang Aldi cowok populer di kampusku nenyukaiku, ia semakin membuat gara gara dengan ku".

Bima menghela nasaf kasar, ia tak tega melihat Nanda yang di sakiti oleh orang lain. Bima ingin sekali memarahi orang yang berani-berani nya mencari masalah dengan adik nya, akan tetapi adiknya itu selalu melarang ia melakukan itu.

"Biar kakak temui senior mu yang bernama Desi itu, kamu tak bisa diam saja terus jika dia mengganggu mu"

"Sudahlah kak, Nanda juga tidak apa apa".

"Tapi Nda....".

"Aku mohon...". Pinta Nanda memohon

"Baiklah jika itu mau mu".

"Trimakasih Kak". Kata Nanda tersenyum manis.

"Iya Nanda ku sayang". Kata Bima menarik hidung mancung Nanda.

"Oh iya Kak, Kakak lama kan di sini, ah tidak! Pokoknya harus lama, awas aja cuma sebentar"

"Maaf Dek, Kakak hanya tiga hari di sini, soalnya Kakak harus melakukan penerbangan lagi"

"Kak ayolah. Kakak setiap pulang gak pernah lama, malah keseringan pergi dari pada di rumah sendiri". Kata Nanda merajuk.

"Kamu marah sama kakak". Tanya Bima karena melihat wajah bete adik nya.

Nanda tak menjawab pertanyaannya, malah ia membuang pandangan ke arah lain.

"Ya sudah kalau marah, Kakak pergi aja lagi, percuma pulang kalau yang di kangenin aja malah marah". Kata Bima berjalan meninggalakan adik nya. Namun sebelum keluar dari kamar Nanda, tiba-tiba ada yang memeluk nya dari belakang. Siapa lagi jika bukan Nanda.

"Kok jadi Kakak yang ngambek sih".

Kata Nanda.

"Habisnya kamu tuh, Kakak nya pulang bukannya seneng malah pake acara ngambek".

"Ih.. Nanda kan cuma becanda". Kata Nanda membalikkan badan Kakak nya untuk menghadapnya.

Bimw hanya diam dan membuang wajah ke arah lain.

"Ih kok malingin wajah nya sih, marah beneran ya?.

"Bodo...." Ketus Bima.

"Kak maaf". Pinta Nanda, gadis itu menjewer kedua telinganya sebagai permintaan maaf.

"Sudahlah Kakak tidak marah kok.

Sebaiknya kamu istirahat saja, besok kuliah kan, biar Kakak yang antar".

Bima mengacak rambut Nanda gemas.

"Baiklah Capten". Kata Nanda dengan mengangkat tanggannya hormat.

Bima terkekeh geli dengan tingakah laku Nanda. Ini yang membuatnya selalu ingin pulang jika bekerja, yaitu merindukan tingkah lucu adiknya.

"Baiklah, cepat laksanakan tugas dengan benar, dan jangan sampai ada kesalahan, atau Capten Pilot akan memberi hukuman untuk mu".

"Ah tidak, saya tidak akan melakukan kesalahan, tapi sebelum itu, bisakah kita menonton film bersama di kamar ku".

"Tentu saja".

Bima dan Nanda menonton film kesukaan mereka. Mereka tertawa bersama saat tokoh di dalam film itu membuat tingkah yang lucu.

"Lihatlah Nda, kelakuannya jahil lucu sekali". Kata Bima menolehkan ke palanya ke arah adiknya.

"Sudah tidur dia ternyata" Gumam Bima dan memperhatikan wajah Nanda yang tertidur nyeyak di bahu nya.

Bima memindah kan Nanda ke kasur nya dan menyelimutinya agar tak kedinginan.

"Good night princes kakak" Kata Bima mencium lembut kening Nanda.

Bima meninggalkan kamar adiknya menuju ke kamar nya yang berada di sebelah kamar adiknya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!