Jodoh itu harus di kejar. Kalau menolak paksa!
___Jovanca Rosalinda
_____________❤❤❤❤_______________
Jovanca melangkahkan kaki keluar dari pesawat yang baru saja sampai di Indonesia, gadis itu mengedarkan pandangan dan menatap disekelilingnya, ia mengembangkan senyum, karena telah sampai di negara kelahirannya.
Jovanca berjalan mencari seseorang yang akan menjemputnya, gadis itu memutar kepalanya ke arah pesawat yang ia tumpangi tadi, ia melihat segerombolan orang yang baru keluar dari pesawat. Dengan di pandu oleh seorang Pilot di depan nya. Jovanca menatap Pilot yang berjalan ke arahnya itu tanpa berkedip sama sekali, ia terpesona dengan pria yang bahkan tidak di kenalnya.
Perawakan yang tinggi, dengan kostum seragam pilot yang sangat pas di tubuh nya, membuatnya tampak gagah dan berwibawa.
"Dia adalah milik ku!". Gumam Jovanca mengklaim, dengan menatap Pilot itu yang telah berjalan melewatinya.
Bau parfum masih tercium di hidung nya saat Pilot itu telah melewatinya. Bau parfum yang sangat ia sukai.
"Maaf kan saya Nona Jovanca, karena saya Nona harus menunggu lama".
Suara seseorang di belakangnya membuat Jovanca mengalihkan pandangan mata kepadanya.
"Siapa kau?". Tanya Jovanca dengan memajukan dagunya.
"Saya adalah Gavin, saya di utus oleh Daddy Nona untuk menjemput Nona".
Jovanca mengangguk mengerti.
"Mari Nona, biar saya bawa kan koper nya". Kata Gavin mengambil alih koper Jovanca.
Jovanca berjalan mengikuti orang yang di utus Daddy-Nya untuk menjemputnya. Ia memasuki mobil mewah yang di bawa sopirnya dan dengan segera meninggalkan bandara menuju ke rumahnya.
_______________🍃🍃🍃🍃____________
Jovanca memasuki rumah megah milik Daddy-Nya dengan langkah terburu-buru, karena ia sangat merindukan Daddy-Nya itu.
"Daddy....." Teriak Jovancaa saat melihat Daddy-Nya sedang menyantap makanan di meja makan. Ia berjalan mendekati Daddy dan memeluknya.
"Jovanca! Daddy tidak bisa bernafas". Kata Bram karena putrinya itu memeluknya begitu erat.
"Bodo amat! Aku rindu sekali dengan mu Daddy".
"Daddy juga merindukan mu".
Jovanca melepas pelukannya dan ia duduk di damping Daddy-Nya.
"Daddy tidak ke kantor?". Tanya Jovanca.
Bram menatap putrinya dan menyelip kan rambut anaknya yang menutupi wajah ke telinga.
"Putri Daddy akan pulang masa Daddy bekerja".
"Ah. Ayolah Dad, jangan buat putri mu ini tersanjung".
"Apa kau tak suka. hmm".
"Jangan seperti itu, Dad pasti tau jawabannya".
"Kau ini dasar". Bram dengan gemas mencubit pipi Cubby anaknya.
"Kau tak mau makan bersama Daddy mu ini". Kata Bram menatap putri nya.
"Maafkan aku Dad, aku masih kenyang" Kata Jovanca merasa bersalah.
"Ok baiklah Dad lanjutkan makan dulu".
Jovanca menatap Daddy nya yang makan dengan lahap nya, ia sangat merindukan saat seperti ini. Tapi sayang tidak ada Mommy_Nya di tengah mereka, karen Mommy-Nya telah meninggal ketika ia masih Tk.
"Kenapa? ". Tanya Bram mengejut kan Jovanca.
"Dad! kau mengejutkan ku!". Kata Jovanca kesal.
"Mengejutkan seperti apa? Daddy hanya bertanya!" Kata Bram menatap putrinya bingung.
"Jovanca rindu Mommy". Kata Jovanca, tanpa sadar gadis itu meneteskan air matanya.
Dengan segera Bram menghapus air mata putri kesayangannya, ia tak bisa melihatnya menagis atau di sakiti orang lain.
"Jangan bersedih, Dad tak suka itu. Lebih baik kita doakan saja agar Mommy mu tenang di alam sana".
Jovanca mengangguk dan menghapus air matanya.
"Dad! Tadi ketika aku di bandara aku melihat Capten Pilot yang sangat tanpan, aku menyukainya Dad, aku mau dia jadi milik ku." Kata Jovanca yang berhasil membuat Daddy-Nya melebarkan mata sempurna. Siapa tidak terkejut, putrinya itu baru pulang dang langsung menglaim seseorang untuk menjadi miliknya. Ini bukan barang, ingat. Manusia!.
"Kau bercanda kan sayang?".
"Tidak Dad, aku serius, aku ingin Dad bawakan dia untuk ku".
"Siapa nama nya?"
"Aku tak tau,"
Bram mengusap kasar wajahnya menahan kesal.
"Bagaimana bisa Daddy mencarinya? Jika namanya saja tidak tahu. Kamu fikir didunia ini Pilot hanya ada satu".
"Tapi kan Dad punya banyak anak buah, suruh mereka saja mencari nya". Jawab Jovanca enteng.
"Iya tapi mencari siapa? Kenapa kau tak tanyakan namanya!".
"Aku lupa Dad, aku terlalu terpesona padanya, jadi aku sampai tak terfikir untuk menanyakan namanya".
"Terus salah siapa?". Tanya Bram, alis kiri lelaki itu terangkat dengan tatapan tajam kearah putrinya.
"Pokoknya Dad harus mencarinya untuk ku".
"Baiklah! apapun untuk kebahagiaan mu akan Dad berikan".
"Terima kasih Dad".
Jovanca memeluk Daddy-Nya erat. Senyum mengembang di wajah cantiknya itu. " Terima kasih Daddy,"
"Sama-sama, pergilah ke kamar mu dan istirahat lah".
Jovanca mengangguk dan meninggalkan Daddy-Nya di meja makan.
"Kau lihat Hana, putri kita sama seperti ku keras kepalanya, pantas saja kau sering kehabisan kesabaran ketika menghadapi ku. Aku akan membahagia kan anak kita, tak ku biarkan ia sampai bersedih" Kata Bram dengan memandang foto Hana yang ada di dinding ruang makan.
____________🍃🍃🍃_______________
Jovanca berjalan ke arah balkon kamarnya, merasakan angin yang menembus menerpa tubuhnya.
Ia tersenyum saat mengingat Capten Pilot yang sama sekali tak diketahui siapa namanya.
Ia membayangkan seandainya ia bersanding dengannya, pasti ia akan menjadi pasangan yang sangat serasi.
"Bodoh sekali, kenapa aku malah tak berkenalan dengannya. Dia tanpan sekali. Aku harus mendapatkannya,
Apapun caranya". Ucap Jovanca mantap.
Tok!! Tok!!
"Non bolehkah bibi masuk ke dalam?"
Tanya seorang di luar pintu kamarnya
"Masuk saja".
Tak lama masukkan pembantu di rumah Dedy-Nya dengan membawa koper di tangan nya.
"Ada apa?".
"Ini Non, bibi hanya mengantarkan koper Non Jovanca, biar saya susun ya Non".
Jovanca hanya mengangguk dan masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri nya.
Jovanca mandi dengan bersenandung ria didalam kamar mandi, pembantu yang masih menyusun bajunya di lemari, tersenyum melihat tingkah anak majikannya itu.
Tak beberapa lama Jovanca keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian nya. Ia mengambil laptopnya yang berada di meja belajar dan membawanya ke kasur. Ia membuka situs web tentang Pilot yang bekerja di bandara yang ia turuni tadi. akan tetapi sosok yang ia cari tak bisa ditemukan.
Setelah sekian lama mencari tidak ada hasil. Jovanca mematikan Laptop nya dan mengambil Iphone yang berada di atas meja dan menghubungi seseorang akan tetapi tidak ada yang mengangkat.
Karena kesal panggilan telephonnya tidak di angkat, Jovanca melempar Iphone-nya dan memilih menghidupkan TV dan melihat film kesukaan nya.
Jangan panggil aku Jovanca jika aku tidak bisa mendapatkanmu. Batin Jovanca.
**************🍃🍃🍃**************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments