Suci yang Ternoda

Suci yang Ternoda

Biangkerok

Fikhar mengerjap, berusaha menyesuaikan bias cahaya yang memaksa masuk ke dalam penglihatan nya.Sesaat terdiam,mencoba mengembalikan ingatan-ingatan beberapa jam yang lalu sebelum dia tertidur di kamar ini.

Detik kemudian dia tertegun,menyadari beberapa kancing baju berserakan di pinggir nya.Fikhar bangkit,menyibakkan selimut dan

Darah... CK si*alan di mana gadis itu?

Mata nya mengedarkan ke seluruh ruangan ,menyusuri setiap sudut berusaha mencoba menemukan sesuatu yang berhubungan dengan gadis itu ,tetapi tidak ada sesuatu yang dia dapat kan selain kenyataan bahwa gadis itu telah pergi.

Ok ,Fikhar berpikir gadis itu hendak bermain-main dengan nya ,maka secepat yang dia bisa masuk ke kamar mandi ,menyalakan shower kemudian membiarkan sisa hawa panas di kepala nya untuk pergi.

Mata nya terpejam ,tetapi ingatan itu menari-nari dan "Air mata ,ya Tuhan mengapa harus ada air mata di sana."

Fikhar menyudahi ritual mandi nya,karena hendak mencari tahu tentang gadis itu.Gadis yang berpakaian kolot menurut nya ,tetapi hanya memandangi betisnya saja seperti nya akan mampu membangkitkan kembali hasrat miliknya . "Si*alan, memikirkan gadis itu membuatku otak ku nyaris meledak karena menahan rasa penasaran" Racau nya dalam hati.

Sedikit aneh menurut nya ,mengingat gadis-gadis yang biasanya sudah ia tiduri akan setia menunggu nya bangun kemudian akan pergi sampai dia merogoh jutaan rupiah uang di saku celana nya. Tetapi dia,jangankan menunggu bahkan untuk sekedar mengetahui namanya saja sepertinya Fikhar membutuh perjuangan.

Terburu-buru dia keluar kamar demi mengejar informasi secepat yang dia bisa. Kemudian dengan tergesa menuju meja resepsionis untuk cek out dari hotel ini.Seperti yang di duga,wanita yang seharusnya melayani dengan sangat ramah itu malah tebar pesona.Sementara ,satunya lagi terlihat gugup .Entah ,mungkin ini kali pertama mereka melihat berwajah tampan .

"Beri tahu wanita yang menginap di kamar 039 tadi malam" Nada memaksa terucap dari mulut Fikhar ,meski dia tahu mereka tidak akan sembarangan memberi data seseorang kepada pengunjung lain.

"Oh,maaf pak !"Salah satu dari mereka gelagapan. "Mengenai permintaan bapak ,bisa bapak tanyakan dengan petugas tadi malam" Seperti dugaan nya ,mereka akan menolak untuk memberi tahu.

"Saya butuh sekarang!" Tukas Fikhar memasang tampang wajah mulai geram.

"Mohon maaf pak sekali lagi,tapi kami sungguh tidak bisa memberitahu bapak dengan alasan privasi!" Ucapnya masih dengan nada ramah.

"Baiklah ,berikan datanya!"Sepuluh lembar uang merah Fikhar keluarkan kemudian ia sodorkan ke hadapan nya.Biasanya ,kertas ini selalu ampuh untuk membeli semua kemauan dan keinginan nya selama ini.

"Mohon maaf ya pak sekali lagi atas ketidak nyamanan nya,tapi kami benar-benar harus mempertanggung jawabkan tugas kami untuk privasi pelanggan hotel ini!" Lagi, salah satu dari mereka menolak sambil menggeser uang nya ke arah nya kembali.

Fikhar mengerang menahan kesal ,sambil kembali mengeluarkan beberapa lembar uang kemudian menambahkan nya di atas uang yang tadi .

Sejenak mereka terdiam,seperti sedang menimang sesuatu .Satu data saja ,bukan kah tidak begitu penting jika di bandingkan dengan uang yang kurasa jumlah nya bisa dari setengahnya gaji mereka.

"Baiklah, ini data yang bapak minta !"Ucap salah satu dari mereka pada akhirnya sambil menyodorkan sebuah map dan menunjuk angka 039.

CK..Dari tadi ,so tidak menerima uang suap padahal menurut Fikhar mereka sama saja. Kini,dapat di pastikan wajah nya tampak geram mengingat dengan tak tahu malu mereka mengambil uang yang tergeletak di atas meja.

sekilas dia lirik nama yang terdaftar.

Nafisah Mumtazah

Deg..

Ini gila,bahkan untuk sekedar mengetahui nama saja bisa membuat jantung Fikhar berdetak lebih cepat.

Setelah itu,ia berjalan santai di lobi kemudian menekan remote begitu sampai di parkiran.Sejenak mengutak-ngatik handphone nya .Ada log panggilan tak terjawab dari Siera ,tetapi tidak ia pedulikan karena ada yang lebih penting dari wanita yang saat ini status nya menjadi pacarnya satu bulan lalu.

Satu no kepercayaan ia tekan,kemudian menyumpal telinga nya dengan earphone. Setelah itu ia membenahi letak duduk nyam

"Halo .." Ucap nya begitu suara tersambung,sementara kaki nya kini telah menginjak pedal gas dan perlahan mobil melaju meninggalkan area penginapan.

"Cari tau secepatnya,tentang gadis yang data nya barusan saya kirim.Satu lagi,jangan lupa bereskan Cctv di hotel Harris,sekarang juga!" Begitu kata perintah tanpa bantahan yang dia katakan. Sekarang mobil nya ,menuju ke arah di mana Tingik si*alan yang sudah mengerjai nya semalam.

***

Fikhar menekan beberapa kali bel dengan wajah tak sabar .Setengah delapan ,harus nya sahabatnya itu sudah bangun untuk memeriksa sebuah kafe yang dibangun nya beberapa tahun lalu.Kabar nya,kafe itu terancam di tutup karena ketahuan polisi telah menyediakan pelayan plus plus plus.

Sekitar lima menit dia menahan kesal ,karena pintu masih juga belum di buka.Tangan Fikhar menggantung, hendak kembali membunyikan bel namun urung ketika pria dengan pakaian santai saat ini telah mematung ,memperlihatkan senyum jenaka yang sungguh dia ingin meninjunya.

"Bagaimana tidur Lo semalam ,bro?"Dapat di pastikan senyum mengejek nampak di wajah yang saat ini telah membelakangi nya." Seperti nya kau perlu memanggil tukang pijat untuk tangan Lo yang terasa pegal,bukan begitu?"Tambah nya sambil melempar cengiran tanpa dosa.

Fikhar tak begitu mempedulikan nya .Karena ,saat ini dia telah sibuk membuka kulkas dan mencari sesuatu .Tidak begitu lama dia kembali menutupnya setelah tangan nya jatuh kepada minuman kaleng berwarna putih.Dia melangkah ke dapur,hendak memanaskan susu bear brand yang kini ada di tangan nya.

"Seperti nya kali ini gue perlu berterima kasih dengan kedzoliman Lo deh. Terimakasih ya ,jika Lo tidak memberi obat perangsang di minuman gue,gue akan kehilangan kesempatan mendapat jackpot gadis yang masih perawan!"Seperti yang ia duga ,ucapan santai itu nya itu cukup untuk mengagetakan dan melahirkan tatapan penuh selidik setelah sebelumnya Aryo menetralkan kerongkongan yang sempat terhambat.

Kali ini ,giliran Fikhar yang tersenyum puas begitu melihat tumpahan kopi berceceran di mana-mana.Dia lantas mendudukkan tubuh nya di sofa yang bersebelahan dengan sang sahabat.

"Serius Fikh ?setahu gue tempat Lo menginap tidak menyediakan layanan plus plus deh!."Lihat,penjahat kelamin yang saat ini duduk dengan tatapan penuh selidik itu pasti tahu hotel mana saja yang menyediakan layanan plus plus .Dia sungguh berniat ingin membuat sahabat tampan nya itu tersiksa.

Fikhar terdiam ,sengaja membuat pertanyaan Aryo mengapung di udara,membiarkan rasa penasaran dan dugaan-dugaan menari di otak pria yang saat ini menatap nya tajam,pikir Fikhar,suruh siapa dia mengerjai nya semalam.

"Jangan katakan bocah SMP yang semalam Lo tiduri,Fikh?"Ia melotot , menuduh Fikhar dengan tatapan siap mengeksekusi.

Haha..haha

Fikhar tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi sahabat nya yang tak di buat-buat.

"Apa kau tidak ingin bertanya gimana rasanya ,tidur dengan perawan ?"Ledek nya sambil meneguk susu yang sedari tadi ia pegang.

"Fikh ,si*alan kau!" Aryo tersinggung sambil menendang meja hingga melahirkan suara decitan yang di balas dengan senyum santai dari Fikhar.

Bagaimana dia tidak memasang ekspresi kesal begitu,mengingat dari sekian banyak wanita yang pernah ia tiduri tidak ada yang perawan. Hal itu mengingat kan Fikhar saat dia mendekati bocah SMA yang baru menginjak kelas dua .Alih-alih bisa mencicipi rasa perawan ,ia malah terjebak karena ibu dari anak itu datang ke apartemen nya untuk meminta sebuah pertanggung jawaban.Hasil nya sama saja sih,rasanya rasa gadis tapi bukan perawan.

"Dia cantik,Ar!" Pada akhirnya Fikhar mencoba berbicara dengan nada serius . Pikiran nya terbang,mengingat wajah cantik namun terlihat ketakutan milik gadis itu.

Alis Aryo berjinjit "Cantik itu relatif ,bro!"Tukas nya juga mencoba serius ,namun tak dipungkiri,wajah penasaran itu masih terlihat jelas disana.

"Tapi dia beneran cantik!"

"punya fotonya?" Tanya nya yang di balas dengan gelengan ragu oleh Fikhar.

"Pegawai hotel?" Kejarnya masih penasaran.

"Bukan juga !"Sangkal nya sambil merebahkan tubuh nya di kursi .Mata nya menerawang,menatap langit-langit dengan berbantalkan ke dua tangan.

"Gue paksa dia buat layani gue,Ar "

"Set*an!" Entah sejak kapan pria itu bangkit kemudian menendang kursi yang saat ini dia tiduri hingga terbalik . Fikhar terjatuh dengan posisi Tengkurap,tak habis pikir dengan apa yang baru saja sahabat nya lakukan .

"Lo gila ya Fikh,sampai perkosa gadis orang .Mana masih perawan!"Napas pria itu memburu menahan kesal. "Kalo sama-sama mau sih ok,tapi ini ..

Lo perkosa bro ,Lo ngancurin anak gadis orang!"Asumsi nya masih dengan suara geram .Pria itu tampak tak peduli ketika Fikhar bangkit dengan wajah meringis menahan sakit .

"Munafik Lo ,"Kesal Fikhar tak terima sambil membenarkan kursi yang sempat terbalik.

Masih dengan wajah kesal ,Aryo menghisap rokok nya tak menanggapi.

"Si Joni gak tahan ,yang sialan itu Lo ,set*an " Dengan cepat Fikhar mencekik leher sahabat nya karena masih belum terima atas perlakuan nya tadi.

"Lo gak tau posisi gue waktu itu , sementara cuman ada dia di sana berdua !"Ucap Fikhar setengah menjelaskan yang di balas dengan dengusan napas kasar tak percaya.

"Gimana kalo misalkan dia hamil ? Lo gak pake pengaman kan waktu itu ?"Tanyanya masih dengan tatapan tajam .

Fikhar tertegun,jika tubuh sudah di kuasai nafsu bagaimana akan ingat hal semacam itu.

"Sekali Bro ,tidak mungkin hamil!"kilah nya dengan suara pembelaan, mengingat kakak nya yang sudah tiga tahun menikah tapi masih belum juga mempunyai keturunan.

"Dasar be*go!"Maki nya dengan wajah kesal.

kring..kring..

Pertengkaran mereka terhenti dengan suara panggilan di ponsel milik Fikhar.Dia buru-buru mengangkat nya begitu melihat nama orang yang sempat tadi ia hubungi.

"Bagaiman? Informasi nya sudah kau dapatkan?"

buru nya penasaran.

"Sudah pak !"

"Secepat itu?"Alis Fikhar berjinjit ,Sementara Aryo memicingkan mata dengan wajah tak jauh penasaran nya dengan nya.

"Nafisah Mumtazah,dia cukup terkenal !"

"Baik kalau begitu, kirim data nya ke rumah ku ya !"Perintah Fikhar kemudian bangkit ,Ia hendak pulang dan secepat nya mengetahui informasi seputar gadis itu.

"Gue selidiki gadis itu Ar .sebejad-bejad nya hidup gue ,paling tidak masih bisa menawarkan solusi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya gue semalem .Gue pulang dulu ya bro,thanks !" Fikhar menyambar jaket tak sabar.

"Gue gak yakin semua ini akan baik-baik saja !" Ucap nya sebelum Fikhar hendak meraih knop pintu.

"Kau membuat lelucon,masalah tidak akan berani dekat-dekat dengan keluarga gue! ," Sangkal nya mencoba menghibur hati kemudian pergi.

***

ternyata... hanya sebuah like saja membuatku semangat ...

Terpopuler

Comments

Aprisya

Aprisya

fikhar ayo cari dia, cepat sat set lah, perjuangkan sang ustazdah

2023-07-18

0

ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐

ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐

rejekinya fikhar dpt jackpot, tapi aku gk rela jika fikhar gk tanggung jawab pada nafhis

2023-07-17

0

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

Pokok nya semngat Up kak 🤭🤭
aku setia menanti Bab Bab selanjutanya 🤭🤭

2023-07-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!