Tak biasanya

Perlahan,kelopak mata dengan bulu lentik milik Nafisah bergerak.Sesekali tampak mengerjap,mencoba menyesuaikan cahaya yang memaksa masuk ke dalam matanya.

Ia menatap kosong ,ketika menyadari bahwa ia masih menggunakan mukena sampai saat ini.Ingatan itu kembali merasuk ke dalam jiwa ,memancing cairan bening itu untuk keluar dari persembunyian nya.

"Allah..Salah Nafis apa ,sehingga Nafis di hukum sedemikian hina?"

Ia membatin saat menyadari kejadian belasan jam yang lalu itu nyata .

"Allah ..Nafis tidak hendak menyalahkan taqdir yang sudah kau atur ,tetapi Nafis mohon berilah kekuatan untuk hari-hari Nafis.Apabila melalui ujian ini kau mengingatkan bahwa Nafis itu kotor ,Nafis akui.Selama ini Nafis memang kotor.Tetapi ,apabila Nafis boleh meminta jangan kau lukai perasaan Abah sama Umi hanya karena Nafis gagal menjaga Marwah Nafis sebagai perempuan" Ratap nya dalam hati.Matanya yang kosong sesekali mengerjap .

"Nafis...!!" Panggilan umi Dian mengalihkan dunia nya.Ia menoleh ke arah pintu sejenak "Iya mi ,sebentar!" Jawab nya pelan,nyaris tak terdengar.

Ia berjalan tertatih-tatih menuju almari, meraih gamis rumahan kemudian mencari jilbab buru-buru hendak memenuhi panggilan sang ini karena takut membuatnya khawatir.

Nafisah membuka pintu ,menampakan wajah lega dari Umi nya itu.

"Kamu kenapa ?,umi panggil-panggil dari subuh kok gak nyahut-nyahut?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut umi nya dengan suara ragu.

Nafisah mengulas senyum ,mencoba sebisa mungkin untuk terlihat baik-baik saja. "Nafis mohon ridho ya dari umi!"Nafisah mencium tangan Umi Dian ." Enggak ada Umi ,Nafis lapar ,umi masak apa hari ini ? maaf ya, Nafis gak bantuin!"Rengek nya berusaha manja namun terdengar menyakitkan karena terkesan di paksakan saat melihat wajah sang umi telah menatap nya untuk menuntut jawaban.

Gadis itu melangkah pergi ,menunjukan dirinya baik-baik saja akan tetapi tak ayal mata bengkak dengan ekspresi datar juga yang tadinya ceria terkesan diam masih mengundang ribuan tanya juga kekhawatiran.

"Bukan nya harusnya Nafis ngisi ceramah di Jakarta ya ?"Tanya Umi Dian setengah ragu,tepat ketika baru saja sang anak menarik kursi dan mendudukinya. Ia melirik Nafisah ,demi melihat reaksi putri nya sekilas.Nafisah membuang muka untuk menghalau tangis,demi apa pun pertanyaan itu mengingat kan nya akan kejadian semalam.

"Tidak jadi Umi ,Nafis kedapatan musibah.Lagi pula,Nafis sudah memberitahu Ustadzah May!" jawab sambil menyedok nasi dengan harapan sang umi tidak lagi bertanya sesuatu tentang nya.

"Musibah?"

"Iya ,umi. Nanti Nafis ceritakan !"Sahut Nafisah cepat.

"Oh,iya .pengajian Tajwid sama sorogan santri baru suru di badal dulu selama seminggu ini sama kak Jamil ya Mi. Kalo kitab-kitab yang Nafis kaji bisa di ganti dulu sama umi sama Abah .Nanti ,Nafis kasih kitab nya beserta tanda yang sudah Nafis kaji.!"Nafisah memberi tahu .

" Tidak lama kok,cuman seminggu!"Tambah nya meyakinkan ketika sang umi menatap nya ragu.

Tak..tak..

Tak lama seorang gadis dengan celana jeans robek,Kemeja kotak biru dengan rambut yang di kuncir asal itu datang. Telinga nya di sumpal earphone,sementara tangan nya sibuk memainkan game online .

Sejenak tangan gadis itu menarik kursi makan.Kemudian membenarkan letak duduk nya di sana sebelum matanya kembali fokus pada game online milik nya.

"Nah.. Kena Lo" Gumam nya ,sambil menekan-nekan layar ponsel gemas.Nafisah melirik nya sekilas,tanpa berniat menegur nya.Ia masih memandangi makanan di hadapan nya tanpa selera. Sementara umi Dian memadang putrinya heran , mengingat biasanya Nafisah menegur sang adik kemudian berakhir dengan cek Cok.

"Wah enak nih.!"Gadis itu menatap satu per satu menu yang di masak umi nya. Detik kemudian alis Zehra bertaut saat menyadari keberadaan kakak nya. Tapi ia mencoba tak peduli,menyedok nasi sebanyak yang ia mau kemudian memilih lauk kesukaan nya. Satu kakinya di tekuk,sementara sesekali matanya mencuri pandang sang kakak.

Zehra sudah hampir menyelesaikan makan nya tapi nasi di piring Nafisah masih utuh tak tersentuh.Hanya ada beberapa kali suara denting sendok yang terdengar ,sementara sang pemilik jari lentik itu malah melamun .Air matanya menggenang nyatanya ingatan-ingatan itu masih belum puas untuk menari di pelupuk matanya.Ingatan itu menggerogot seperti memakan sesuatu di bagian tubuh nya.

"Allah .."

Ia tersadar bersama helaan napas untuk mengusir rasa sakit keluar .Ia tampak mengusap ujung matanya ,menyusut air mata yang terlanjur keluar. Sekilas ,sepasang mata adik kakak itu bertemu ,tetapi Nafisah buru-buru menghindari nya.

Ia merasa malu ,dahulu ia sering menegur dan mengkritik tentang pakaian yang di kenakan sang adik yang bisa mengundang tatapan syetan dari para lelaki tetapi nyatanya ,semua itu kini terjadi pada dirinya .. Disini barulah ia menyadari bahwa dia kotor ,lebih kotor dari sang adik yang setiap hari di ceramahinya.

Tanpa kata,Nafisah melenggangkan kakinya .Ia hendak pergi ,hendak menangis,hendak menumpahkan penyesalan nya .Ia hendak berusaha membersihkan jiwa kotor nya .

Kak Nafis kenapa, mi?"Tanya Zehra begitu tubuh sang kakak sudah menghilang di balik pintu.Seharusnya hari ini menjadi hari bahagia karena tanpa ceramah an sang kakak tetapi rasa tak nyaman,kali ini terbesit di dalam hatinya.Melihat Nafisah yang seperti itu Zehra malah merasa ada yang hilang.

"Perasaan aku gak buat salah deh !, kemarin kan aku gak ketemu sama kakak!"Celoteh gadis itu dengan dugaan-dugaan yang nyaris memenuhi isi kepala,di susul dengan helaan napas dari sang Umi .

"umi juga gak tau .Zehra nanti tolong jemurin pakaian ya di mesin,sudah umi keringkan!" Perintah umi Dian sebelum pergi ,berharap putri bungsu nya itu mau menuruti perkataan nya meski jangan di harapkan karena keperibadian jauh berbalik dengan Nafis.

"Sama kak Nafis aja ,Zehra mau main !"Ucap nya kemudian pergi setelah sebelumnya mencuci tangan.

"Zehra.... Astaghfirullah!" Umi Dian menghela napas sambil mengusap dadanya .

****

Hai kak ,semoga selalu semangat membaca dan menunggu nya ya. Jangan lupa like ,comen dan vote sebagai dukungan agar aku lebih semangat lagi menulis nya.

selamat menunggu bab selanjutnya..!!

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

ini hanya cobaan, Nafhisa yg sabar ya

2024-03-14

0

Aprisya

Aprisya

keturunan siapa sih zehra😅😅😅 kok terlihat bar bar🤣🤣🤣🤣
btw nafhisa kamu butuh tempat untuk curhat, jangan pendam sendiri🤗🤗

2023-07-18

1

ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐

ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐

maf onel tanya neh,keluarga nafhis itu di pesantren ta ko pakaian zehra kayak gitu.

2023-07-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!