Fikhar bergerak kesana kemari .Hatinya di selimuti perasaan bersalah yang begitu besar ,rasa tak nyaman menyergap.Untuk saat ini , ia tidak tau apa yang seharusnya dia perbuat.
Rasa takut menghantui benak nya ,Entah apa lagi kata yang sesuai untuk mendeskripsikan perasaan yang jujur dia baru merasakan nya saat ini.
"Kecelakaan? Yang benar saja !!"
Dia menduga duga dengan ribuan pertanyaan yang memburu masuk ke dalam kepala.
"Meniduri seorang ustadzah? Ya Tuhan ,bagaiman perasaan nya saat ini ? Bukan kah ia seorang yang begitu takut kepada Tuhan nya,lalu ? si*alan mengapa aku tidak tahu ini dan sampai tega merusak nya?"Batinnya bermonolog dengan ingatan-ingatan yang membuat kepala nya terasa pening.
Ia diam sejenak ,terlihat ragu ketika memandangi satu video di ponsel milik nya. Ia lantas menekan Vidio itu ,tidak ada yang bertambah pada dirinya selain penyesalan yang kian besar,ketika suara juga wajah itu mirip dengan wanita yang di tiduri Nn ya tadi malam . "Tuhan,ini benar salah bukan? Katakan ini salah, Tuhan ! ku harap ini benar-benar salah!"Harap nya dalam hati.
"Kecelakaan.. ? Ya Tuhan !"
Argh...
Fikhar mengerang frustasi,ketika pikiran-pikiran datang silih berganti ,dengan semua ancaman dan interogasi yang memenuhi isi kepalanya.
Entahlah,dia merasa tidak tau apa yang sedang terjadi pada dirinya sendiri,mengingat dia tidak pernah meniduri wanita sampai semenyesal ini.
"Fikhar,Ya Tuhan.. Apa yang sudah kau lakukan kepadanya? Dia pasti sungguh tersiksa sekarang. Karir nya ?
Ya ampun,aku sudah menghancurkan segala galanya."Racau nya sambil memegangi kepala nya pening.
Masih dengan monolog-monolog yang memenuhi isi kepala .Fikhar membanting tubuh nya ke kasur . Merentangkan kedua tangan nya sambil menatap langit-langit kamar. Kilahan bayangan cantik itu hadir menari-nari,tetapi kemudian dengan cepat berganti dengan wajah takut, air mata ,tatapan kosong ,teriakan dan
Arghhhh...
"Nafisah apa aku perlu menebus kesalahan ku ? Aku siap menikahi mu ,tapi ...k-kamu tidak mungkin mau menerimaku? Kyai Hasyim ,Ibu mu, mereka pasti memilih pria yang shaleh sebagai menantu dan aku!"Racau nya sambil memejamkan mata.
Arghh...
Lagi-lagi Ia kembali mengerang frustasi.Mencambak rambut nya dan berharap otak nya segera berhenti mengatakan sesuatu .
Sekitar sebelas jam yang lalu ia begitu menikmati tubuhnya ,tetapi sekarang ? "Ya Tuhan, di mana Fikhar yang santai ?" Batin nya menenangkan.
Ia sepenuhnya sadar bahwa masalah ini tidak mungkin bisa di selesai kan dengan uang seperti sebelum-sebelum nya .Ia berpikir apa yang akan ia katakan kepada papi dan mami nya nanti jika mereka mengetahui bahwa putranya telah merusak putri dari seorang kyai.
Dengan wajah letih Ia bangkit,menuruni undakan tangga satu per satu dengan hati-hati.Hendak mencari sesuatu ,minuman dingin ia harap akan sedikit membuat nya tenang.
.
.
Jadi,di sinilah dia sekarang .Duduk di teras belakang menghadap taman di temani satu botol Pocary swett yang baru saja ia ambil dari kulkas. Dia melirik handphone ,puluhan panggilan tak terjawab dari Siera masuk tetapi tidak ia pedulikan.
Fikhar membuka yotobe ,kembali mengetik nama dia di kolom pencarian,
Dar...
Fikhar terlonjak kaget " mbak Vena sia*lan." Makinya dalam hati.
"Apaan si mbak ,"Fikhar mendengus kesal ,tetapi wanita yang usia nya lebih tua di atas Fikhar tiga tahun itu tampak tak peduli mengingat ia malah menarik kursi kemudian menghadap ke arah adiknya .Fikhar yakin ,dia hendak mengintrogasi.
"Siapa tuh Ustadzah Nafisah Mumtazah ?"Ledek nya sambil melempar cengiran tanpa dosa,menopang dagu kemudian menatap Fikhar dengan tatapan penuh selidik.
Fikhar membuang muka,mencoba menyembunyikan sesuatu, takut kalau-kalau Vena mengetahui isi pikiran nya saat ini.
"Apaan si mbak !"Kata nya sambil memutar bola mata jengah "ngomong-ngomong mbak kok gak ikut pengajian ! Bukan nya jauh dari Yogya ke sini mau ngaji?"Tanya Fikhar mencoba mengalihkan arah pembicaraan,perhatian juga lebih tepatnya karena ia merasa tidak nyaman.
"Males mbak , Ustadzah Nafis nya kagak datang!"Keluh nya dengan hembusan napas kasar, bibir nya di tekut mempertegas bahwa saat ini dia sedang merasa kecewa.
"Emang apa sepesial nya sih Ustadzah Nafis sampai mbak Vena rela terbang dari Yogya ke Jakarta ?"Tanya Fikhar penasaran dengan sudut pandang dari kakak nya ini mengingat dia merasa tidak puas atas data yang orang kepercayaan nya dapatkan.
"Emang kamu gak tau ? Ya Tuhan ,sekali-kali gunain hp Nya Fikh!. Ngomong-ngomong , Kamu suka ya sama Ustadzah Nafis?" Kali ini, Fikhar di buat gelagapan atas pertanyaan Vena barusan.Bena menatap nya tajam, seperti tengah mencari kebenaran dengan reaksi adiknya saat ini. Buru-buru Fikhar meneguk minuman demi menghindari tatapan Vena yang terkesan mencurugai.
"Apaan si mbak ,gak jelas !"Elak nya tak terima."Bukan suka mbak ,tapi adik mu ini sedang merasa bersalah karena sudah meniduri ustazah kebanggan mbak"Racau nya kemudian dalam hati.
"Santai aja kali Fikh,tapi adik mbak yang ganteng jangan berharap bisa jodoh sama Ustadzah Nafis,seperti yang mami katakan ,ya!"Katanya yang di balas dengan sebelah alis terangkat.
"Siapa juga yang berharap jodoh sama dia ,bukan selera Fikhar ,kolot!"Dalih Fikhar dengan tatapan sebal.
"Hoalah..Itu kamu yang ngomong Fikh.Jangan salah ya ,kalo ketemu bikin jantung copot.Dia cantik Fikh!" Telak Vena dengan mata berbinar.
"Yang cantik tuh banyak mbak ,Siera juga Cantik, cantik malah .Wajah nya dominan ke barat-barat an."Ucap Fikhar tak mau kalah . Seperti nya perlu kalian tahu bahwa tidak pernah ada yang Fikhar rahasiakan dari Vena,termasuk siera yang udah sebulan ini menjadi kekasih nya.
"Tapi yang ini cantik banget ,pake banget! .Kamu sih belum ketemu ,ya ? Nanti deh kalo ketemu sama mami suru di kenalin.Mami kan pernah beberapa kali ketemu sama Ustadzah Nafis!" Fikhar terbatuk begitu mendengar penjelasan Vena .Jika Vena tau malah Vena yang akan serangan jantung seperti nya,mengingat ia bukan lagi pernah bertemu dengan Nafisah ,tapi sudah pernah meniduri nya.
"Tunggu deh ,mbak kayak nya punya vidionya.waktu di rumah Bi May, pernah mbak Vidion diem-diem."Ujar nya sambil mengutak-ngatik ponsel nya seperti tengah mencari sesuatu.
"Nah ini,!" Katanya sambil menyerahkan ponsel itu kepada Fikhar.
Di sana Fikhar melihat seorang wanita sedang mengobrol,sesekali tersenyum,sesekali menunduk .
Benar katak kakak nya,dia cantik dan alami ,yang lebih penting dia itu menarik .Begitu Fikhar berpikir.
"Cantik kan?" Ucap Vena menyadarkan pikiran Fikhar yang tadi sempat asik memperhatikan Vidio nya.
Dia menarik napas kemudian membuang nya perlahan "Cantik itu relatif mbak !.Fikhar ke kamar dulu ya !" Pada akhirnya ia lebih memilih menghindar.Iamencoba melupakan nya semampu yang aku bisa ,akan tetapi sang kakak malah membahas nya.
"Eh Fik,mami sudah tau hubungan mu sama Siera ..?" Tanya Vena sebelum Fikhar pergi.
"Belum mbak ,coba bilang sama mbak Vena aja ya,Fikhar takut mami gak setuju !"Jawab nya sepertu tak tertarik ,pria itu melangkah kan kaki hendak meninggalkan nya.
"Mbak juga punya pikiran begitu ,mami pasti gak bakalan setuju !"Balas kakak nya terdengar prohatin.Fikhar mendengus napas kecewa,bukan kecewa tentang Siera tapi tentang Nafisah ,dia tidak tau harus bagaimana menghadapi nya.
***
Sebagai dukungan ,jangan lupa untuk like ,comen sama vote nya ya kakak..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
jantanlah Fhk, mengakui kesalahan
2024-03-14
0
Aprisya
kenapa sih fikh kamu gak jujur aja ama kakak kamu, biar keluarga segera bertindak ..
2023-07-18
0
🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚
pliss lanjut lagi kakkk 🤭🤭 ngak sabar pas nunggu Bab si Baba Fikhar Lamar si Ustazah 🤭🤭 abis tu Ustazah kehatuan Hamil 🤭🤭🤭
2023-07-11
2