NovelToon NovelToon

Suci yang Ternoda

Biangkerok

Fikhar mengerjap, berusaha menyesuaikan bias cahaya yang memaksa masuk ke dalam penglihatan nya.Sesaat terdiam,mencoba mengembalikan ingatan-ingatan beberapa jam yang lalu sebelum dia tertidur di kamar ini.

Detik kemudian dia tertegun,menyadari beberapa kancing baju berserakan di pinggir nya.Fikhar bangkit,menyibakkan selimut dan

Darah... CK si*alan di mana gadis itu?

Mata nya mengedarkan ke seluruh ruangan ,menyusuri setiap sudut berusaha mencoba menemukan sesuatu yang berhubungan dengan gadis itu ,tetapi tidak ada sesuatu yang dia dapat kan selain kenyataan bahwa gadis itu telah pergi.

Ok ,Fikhar berpikir gadis itu hendak bermain-main dengan nya ,maka secepat yang dia bisa masuk ke kamar mandi ,menyalakan shower kemudian membiarkan sisa hawa panas di kepala nya untuk pergi.

Mata nya terpejam ,tetapi ingatan itu menari-nari dan "Air mata ,ya Tuhan mengapa harus ada air mata di sana."

Fikhar menyudahi ritual mandi nya,karena hendak mencari tahu tentang gadis itu.Gadis yang berpakaian kolot menurut nya ,tetapi hanya memandangi betisnya saja seperti nya akan mampu membangkitkan kembali hasrat miliknya . "Si*alan, memikirkan gadis itu membuatku otak ku nyaris meledak karena menahan rasa penasaran" Racau nya dalam hati.

Sedikit aneh menurut nya ,mengingat gadis-gadis yang biasanya sudah ia tiduri akan setia menunggu nya bangun kemudian akan pergi sampai dia merogoh jutaan rupiah uang di saku celana nya. Tetapi dia,jangankan menunggu bahkan untuk sekedar mengetahui namanya saja sepertinya Fikhar membutuh perjuangan.

Terburu-buru dia keluar kamar demi mengejar informasi secepat yang dia bisa. Kemudian dengan tergesa menuju meja resepsionis untuk cek out dari hotel ini.Seperti yang di duga,wanita yang seharusnya melayani dengan sangat ramah itu malah tebar pesona.Sementara ,satunya lagi terlihat gugup .Entah ,mungkin ini kali pertama mereka melihat berwajah tampan .

"Beri tahu wanita yang menginap di kamar 039 tadi malam" Nada memaksa terucap dari mulut Fikhar ,meski dia tahu mereka tidak akan sembarangan memberi data seseorang kepada pengunjung lain.

"Oh,maaf pak !"Salah satu dari mereka gelagapan. "Mengenai permintaan bapak ,bisa bapak tanyakan dengan petugas tadi malam" Seperti dugaan nya ,mereka akan menolak untuk memberi tahu.

"Saya butuh sekarang!" Tukas Fikhar memasang tampang wajah mulai geram.

"Mohon maaf pak sekali lagi,tapi kami sungguh tidak bisa memberitahu bapak dengan alasan privasi!" Ucapnya masih dengan nada ramah.

"Baiklah ,berikan datanya!"Sepuluh lembar uang merah Fikhar keluarkan kemudian ia sodorkan ke hadapan nya.Biasanya ,kertas ini selalu ampuh untuk membeli semua kemauan dan keinginan nya selama ini.

"Mohon maaf ya pak sekali lagi atas ketidak nyamanan nya,tapi kami benar-benar harus mempertanggung jawabkan tugas kami untuk privasi pelanggan hotel ini!" Lagi, salah satu dari mereka menolak sambil menggeser uang nya ke arah nya kembali.

Fikhar mengerang menahan kesal ,sambil kembali mengeluarkan beberapa lembar uang kemudian menambahkan nya di atas uang yang tadi .

Sejenak mereka terdiam,seperti sedang menimang sesuatu .Satu data saja ,bukan kah tidak begitu penting jika di bandingkan dengan uang yang kurasa jumlah nya bisa dari setengahnya gaji mereka.

"Baiklah, ini data yang bapak minta !"Ucap salah satu dari mereka pada akhirnya sambil menyodorkan sebuah map dan menunjuk angka 039.

CK..Dari tadi ,so tidak menerima uang suap padahal menurut Fikhar mereka sama saja. Kini,dapat di pastikan wajah nya tampak geram mengingat dengan tak tahu malu mereka mengambil uang yang tergeletak di atas meja.

sekilas dia lirik nama yang terdaftar.

Nafisah Mumtazah

Deg..

Ini gila,bahkan untuk sekedar mengetahui nama saja bisa membuat jantung Fikhar berdetak lebih cepat.

Setelah itu,ia berjalan santai di lobi kemudian menekan remote begitu sampai di parkiran.Sejenak mengutak-ngatik handphone nya .Ada log panggilan tak terjawab dari Siera ,tetapi tidak ia pedulikan karena ada yang lebih penting dari wanita yang saat ini status nya menjadi pacarnya satu bulan lalu.

Satu no kepercayaan ia tekan,kemudian menyumpal telinga nya dengan earphone. Setelah itu ia membenahi letak duduk nyam

"Halo .." Ucap nya begitu suara tersambung,sementara kaki nya kini telah menginjak pedal gas dan perlahan mobil melaju meninggalkan area penginapan.

"Cari tau secepatnya,tentang gadis yang data nya barusan saya kirim.Satu lagi,jangan lupa bereskan Cctv di hotel Harris,sekarang juga!" Begitu kata perintah tanpa bantahan yang dia katakan. Sekarang mobil nya ,menuju ke arah di mana Tingik si*alan yang sudah mengerjai nya semalam.

***

Fikhar menekan beberapa kali bel dengan wajah tak sabar .Setengah delapan ,harus nya sahabatnya itu sudah bangun untuk memeriksa sebuah kafe yang dibangun nya beberapa tahun lalu.Kabar nya,kafe itu terancam di tutup karena ketahuan polisi telah menyediakan pelayan plus plus plus.

Sekitar lima menit dia menahan kesal ,karena pintu masih juga belum di buka.Tangan Fikhar menggantung, hendak kembali membunyikan bel namun urung ketika pria dengan pakaian santai saat ini telah mematung ,memperlihatkan senyum jenaka yang sungguh dia ingin meninjunya.

"Bagaimana tidur Lo semalam ,bro?"Dapat di pastikan senyum mengejek nampak di wajah yang saat ini telah membelakangi nya." Seperti nya kau perlu memanggil tukang pijat untuk tangan Lo yang terasa pegal,bukan begitu?"Tambah nya sambil melempar cengiran tanpa dosa.

Fikhar tak begitu mempedulikan nya .Karena ,saat ini dia telah sibuk membuka kulkas dan mencari sesuatu .Tidak begitu lama dia kembali menutupnya setelah tangan nya jatuh kepada minuman kaleng berwarna putih.Dia melangkah ke dapur,hendak memanaskan susu bear brand yang kini ada di tangan nya.

"Seperti nya kali ini gue perlu berterima kasih dengan kedzoliman Lo deh. Terimakasih ya ,jika Lo tidak memberi obat perangsang di minuman gue,gue akan kehilangan kesempatan mendapat jackpot gadis yang masih perawan!"Seperti yang ia duga ,ucapan santai itu nya itu cukup untuk mengagetakan dan melahirkan tatapan penuh selidik setelah sebelumnya Aryo menetralkan kerongkongan yang sempat terhambat.

Kali ini ,giliran Fikhar yang tersenyum puas begitu melihat tumpahan kopi berceceran di mana-mana.Dia lantas mendudukkan tubuh nya di sofa yang bersebelahan dengan sang sahabat.

"Serius Fikh ?setahu gue tempat Lo menginap tidak menyediakan layanan plus plus deh!."Lihat,penjahat kelamin yang saat ini duduk dengan tatapan penuh selidik itu pasti tahu hotel mana saja yang menyediakan layanan plus plus .Dia sungguh berniat ingin membuat sahabat tampan nya itu tersiksa.

Fikhar terdiam ,sengaja membuat pertanyaan Aryo mengapung di udara,membiarkan rasa penasaran dan dugaan-dugaan menari di otak pria yang saat ini menatap nya tajam,pikir Fikhar,suruh siapa dia mengerjai nya semalam.

"Jangan katakan bocah SMP yang semalam Lo tiduri,Fikh?"Ia melotot , menuduh Fikhar dengan tatapan siap mengeksekusi.

Haha..haha

Fikhar tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi sahabat nya yang tak di buat-buat.

"Apa kau tidak ingin bertanya gimana rasanya ,tidur dengan perawan ?"Ledek nya sambil meneguk susu yang sedari tadi ia pegang.

"Fikh ,si*alan kau!" Aryo tersinggung sambil menendang meja hingga melahirkan suara decitan yang di balas dengan senyum santai dari Fikhar.

Bagaimana dia tidak memasang ekspresi kesal begitu,mengingat dari sekian banyak wanita yang pernah ia tiduri tidak ada yang perawan. Hal itu mengingat kan Fikhar saat dia mendekati bocah SMA yang baru menginjak kelas dua .Alih-alih bisa mencicipi rasa perawan ,ia malah terjebak karena ibu dari anak itu datang ke apartemen nya untuk meminta sebuah pertanggung jawaban.Hasil nya sama saja sih,rasanya rasa gadis tapi bukan perawan.

"Dia cantik,Ar!" Pada akhirnya Fikhar mencoba berbicara dengan nada serius . Pikiran nya terbang,mengingat wajah cantik namun terlihat ketakutan milik gadis itu.

Alis Aryo berjinjit "Cantik itu relatif ,bro!"Tukas nya juga mencoba serius ,namun tak dipungkiri,wajah penasaran itu masih terlihat jelas disana.

"Tapi dia beneran cantik!"

"punya fotonya?" Tanya nya yang di balas dengan gelengan ragu oleh Fikhar.

"Pegawai hotel?" Kejarnya masih penasaran.

"Bukan juga !"Sangkal nya sambil merebahkan tubuh nya di kursi .Mata nya menerawang,menatap langit-langit dengan berbantalkan ke dua tangan.

"Gue paksa dia buat layani gue,Ar "

"Set*an!" Entah sejak kapan pria itu bangkit kemudian menendang kursi yang saat ini dia tiduri hingga terbalik . Fikhar terjatuh dengan posisi Tengkurap,tak habis pikir dengan apa yang baru saja sahabat nya lakukan .

"Lo gila ya Fikh,sampai perkosa gadis orang .Mana masih perawan!"Napas pria itu memburu menahan kesal. "Kalo sama-sama mau sih ok,tapi ini ..

Lo perkosa bro ,Lo ngancurin anak gadis orang!"Asumsi nya masih dengan suara geram .Pria itu tampak tak peduli ketika Fikhar bangkit dengan wajah meringis menahan sakit .

"Munafik Lo ,"Kesal Fikhar tak terima sambil membenarkan kursi yang sempat terbalik.

Masih dengan wajah kesal ,Aryo menghisap rokok nya tak menanggapi.

"Si Joni gak tahan ,yang sialan itu Lo ,set*an " Dengan cepat Fikhar mencekik leher sahabat nya karena masih belum terima atas perlakuan nya tadi.

"Lo gak tau posisi gue waktu itu , sementara cuman ada dia di sana berdua !"Ucap Fikhar setengah menjelaskan yang di balas dengan dengusan napas kasar tak percaya.

"Gimana kalo misalkan dia hamil ? Lo gak pake pengaman kan waktu itu ?"Tanyanya masih dengan tatapan tajam .

Fikhar tertegun,jika tubuh sudah di kuasai nafsu bagaimana akan ingat hal semacam itu.

"Sekali Bro ,tidak mungkin hamil!"kilah nya dengan suara pembelaan, mengingat kakak nya yang sudah tiga tahun menikah tapi masih belum juga mempunyai keturunan.

"Dasar be*go!"Maki nya dengan wajah kesal.

kring..kring..

Pertengkaran mereka terhenti dengan suara panggilan di ponsel milik Fikhar.Dia buru-buru mengangkat nya begitu melihat nama orang yang sempat tadi ia hubungi.

"Bagaiman? Informasi nya sudah kau dapatkan?"

buru nya penasaran.

"Sudah pak !"

"Secepat itu?"Alis Fikhar berjinjit ,Sementara Aryo memicingkan mata dengan wajah tak jauh penasaran nya dengan nya.

"Nafisah Mumtazah,dia cukup terkenal !"

"Baik kalau begitu, kirim data nya ke rumah ku ya !"Perintah Fikhar kemudian bangkit ,Ia hendak pulang dan secepat nya mengetahui informasi seputar gadis itu.

"Gue selidiki gadis itu Ar .sebejad-bejad nya hidup gue ,paling tidak masih bisa menawarkan solusi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya gue semalem .Gue pulang dulu ya bro,thanks !" Fikhar menyambar jaket tak sabar.

"Gue gak yakin semua ini akan baik-baik saja !" Ucap nya sebelum Fikhar hendak meraih knop pintu.

"Kau membuat lelucon,masalah tidak akan berani dekat-dekat dengan keluarga gue! ," Sangkal nya mencoba menghibur hati kemudian pergi.

***

ternyata... hanya sebuah like saja membuatku semangat ...

penasaran

Fikhar memukul stir ,merasa kesal karena sudah sekitar sepuluh menit mobil nya tak ada pergerakan. Hari Minggu,seharusnya macet nya tidak begitu parah mengingat karyawan libur bekerja .Namun,kemudian dia menyadari bahwa di tempat ini terdapat sebuah pengajian ibu-ibu yang seperti nya sedang menyelenggarakan sebuah acara.

Pedagang kaki lima tampak berjejer di pinggir jalan,bahkan ada beberapa anak yang merengek untuk di belikan mainan. Sebenarnya, ini pengajian yang di pimpin oleh bibi nyaSendiri , tapi dia nyaris tak pernah menginjakan kaki disini.Oke , sepertinya semua orang tahu bahwa club malam lebih dia sukai dari pada tempat semacam ini.

"Biasanya juga gak rame " Lagi-lagi dia harus mendengus kesal karena perjalanan yang harus nya lima menit bisa di tempuh sampai lima belas menit dan itu tidak membuat nya cukup sabar untuk menunggu.

Mau tidak mau akhirnya dia membelokan mobil nya , membunyikan klakson beberapa kali demi mengusir kerumunan ibu-ibu.

Dia turun , berjalan tergesa menuju rumah yang tidak begitu jauh dari tempat yang sudah mulai ramai di padati ibu-ibu.Sempat ia tangkap keberadaan nya mengundang tatapan dari sekitar nya. Memang,kaya juga tampan selalu menarik perhatian kaum wanita.

"Bibi ..!"Teriak Fikhar begitu memasuki sebuah rumah .

"Waalaikumusalam ,mashaallah Fikhar!"Seorang wanita dengan pakaian yang kembali mengingatkan nya akan gadis itu tergesa menuruni undakan tangga begitu menyadari kehadiran nya. "Kamu tumben ke sini,nganterin mami ya?"Tanya nya .

"Ayo duduk sini !"Ajak nya kemudian mempersilahkan.

"Kaga bi,Fikhar cuman mau pinjem motor!"Tolak Nya sambil menyerahkan kunci mobil "Titip mobil dulu ya,di sini!"Tambah nya kemudian.

"Oh motor ya , sebentar bibi cari kuncinya."

"Memang nya kamu habis dari mana?Mobil kamu kenapa?"Dua pertanyaan sekaligus bi May lontar kan sambil menyerahkan kunci motor yang langsung fikhar sambar dari tangan nya.

"Dari rumah temen.Thanks ya bi,aku pergi dulu!" Ucap nya kemudian pergi dengan sangat buru-buru.

"Fikhar ,kamu gak minum dulu!"

Masih terdengar teriakan bibi nya begitu dia sampai di ambang pintu.

"kaga bi, Fikhar buru-buru!" Jawab nya dengan teriakan yang sama. Berlari menuju garasi di sambut dengan sebuah motor PCX warna putih di dalamnya.

.

.

.

"Sejak kapan mbak ke mari?"Tanya Fikhar begitu sampai rumah mendapati sang kakak sedang asik mencari susuatu di tanaman anggrek kesayangan nya.

"Itu kaya motornya Fikri ya, mobil kamu kemana Fikh?"Bukan nya menjawab ,Vena malah kembali melontarkan pertanyaan kepada nya.

"Di titipin di rumah Bi May!"Fikhar menjawab sambil mencium tangan sang kakak.Dia masuk ke dalam,di ikuti oleh Vena di belakang nya. "Pasti macet ya di depan?" Lagi,wanita itu bertanya , sementara langkah kaki nya masih juga belum berhenti mengikuti sang adik.

"Hmmm" Jawab Fikhar ogah-ogahan.Dia baru saja hendak menaiki undakan tangga tetapi urung ketika suara sang mami memanggil nama nya. "Fikh,kamu udah sarapan?"pertanyaan mami Lena mengingatkan perut nya yang belum di isi sejak kemarin malam kecuali tadi dengan susu bear brand.

Akhirnya dia mengalihkan langkah kaki nya menuju ruang makan, menahan sesuatu yang membuatnya penasaran .Ia lantas duduk setelah mencuci tangan nya terlebih dahulu.Sementara, Vena sedari tadi sudah duduk di sebrang tempat duduk nya.

"Kebiasaan ,setiap malam Minggu gak pulang !"Ucap mami Lena seperti biasanya,mempertanyakan ketiadaan putranya.Sementara , tangan nya sibuk menyedok nasi kemudian ia angsur kan,tepat di hadapan Fikhar.

"Mas Randi gak ikut mbak?"Fikhar mencoba mengalihkan ocehan sang mami sambil memilih lauk dan menatap Vena sekilas . Selanjutnya ia tampak asik dengan makanan nya.

"Ikut ,tapi pagi-pagi udah pergi sama papi !"Jawab Vena sambil mencomot beberapa sajian dah menikmatinya.

"Kemana?"

"Main golf !"Jawab nya singkat.Sementara, matanya memperhatikan mami Lena yang saat ini sedang menarik kursi dan mendudukan tubuhnya di sana.

"Bibi May bilang Ustadzah Nafis halangan datang mam!"Ucap Vena di sela-sela kunyahan nya ,yang langsung dapat tatapan 'yang benar'dari sang mami. Tetapi,Fikhar terlihat tak peduli dan masih asik dengan makanan nya.Tidak ada yang dia mengerti dengan ucapan wanita,mengingat mereka nyaris tau semua gosip terbaru mau itu dari kalangan artis atau tetangga .

"Kok bisa gitu si ,bukan nya kemarin katanya udah sampai hotel?" Mendengar kata Hotel ,kiranya cukup untuk mengembalikan ingatan Fikhar akan gadis itu . "Si*alan "makinya dalam hati, mengingat dia tidak pernah sedemikian resah memikirkan seseorang.

"Kecewa banget kalo sampe gak datang,Padahal jauh-jauh Vena dari Yogya buat ketemu Ustadzah Nafis. Katanya si ada kecelakaan,tapi tau dah ! " Kali ini Vena mengedikan bahu nya dengan wajah sedih.

"Innalilahi wa innailaihi Raji'un ,tapi nya gak apa-apa kan katanya ?"Wajah khawatir tampak jelas di wajah mami Lena kali ini .Entah kenapa , pembicaraan wanita selalu terkesan dramatis di telinga pria yang satu ini.

"Enggak tau Vena juga ,Katanya sih cuman ngirim chat ,ngabarin kalo ustadzah nya gak bisa hadir karena kecelakaan.Di telpon juga gak di angkat-angkat. Pasti kecewa tuh orang-orang jauh yang udah hadir !" Serunya dengan panjang lebar. "Tadi juga di jalan macet ,ia kan Fikh?" Kali ini,pertanyaan itu terlontar kepada Fikhar yang masih asik dengan kunyahan nya.Hal itu mengingatkan dia akan kemacetan di sekitar majelisnya bi May,rupanya mau ada ustadzah terkenal yang akan datang . Begitu ia berpikir.

"Hmmm, Jadi Fikhar bawa motor Fikri.Jalan nya sudah padat sama ibu-ibu di sana!"Fikhar menjawab,mengamini ucapan kakak nya barusan.

"Hebat ya ustadzah Nafis ,padahal usia nya baru berapa ya ,dua puluh dua tahun deh kalo gak salah !"Cetus Vena memberi pujian.

"Tadinya kalo datang suru mami ketemu sama Fikhar , waktu itu mami udah ngomong mami punya...!"

Ukhuk..ukhuk...

Fikhar terbatuk begitu air yang ia minum ,memaksa masuk pada saluran pernapasan nya. Bagaimana tidak ,sang mami mengucapkan kata-kata yang menurut nya tak masuk akal.Di jodohkan,ya Tuhan ...Di kira masih jaman Siti nurbaya kali ya.Pikirnya ,dalam hati.

"Mami ini ada-ada aja.Ustdzah mana mau punya suami kaya berandalan macam dia "Kali ini, Vena yang menyela ucapan mami dengan tatapan tak setuju."Meski akupun berharap biar brandalan sia*lan ini tobat ,tapi jangan deh kasian ustadzah Nafis !"Oceh Vena menyindir adiknya.

"Jodoh kan gak tau Ven,barang kali ustadzah Nafisah gak nolak tawaran mami!"

"Nafisah ...! Tunggu !...."

***

Hai kak semoga selalu semangat ... Jangan lupa Like ,keritik dan saran selalu terbuka selama itu menggunakan kata-kata sopan ,vote dan selamat menunggu bab selanjutnya ..

Nafisah ?

"Mam , tadi nerima barang yang pak Surya kirim gak ?"Tanya Fikhar tiba-tiba memotong pembicaraan ibu dan kakak nya.

"Mami pikir itu punya papi ,jadi mami simpan di tempat kerja nya papi .kamu tumben Fikh,gak biasanya bawa kerjaan ke rumah,apa lagi hari Minggu begini !" cerocos mami Lena masih asik dengan suapan makan nya.

"Ya Tuhan !" Fikhar membatin ,pikiran sama sekali tak respon ucapan maminya barusan. Nafisah Mumtazah dengan orang yang baru saja menjadi topik perbincangan ke dua wanita yang di sayanginya telah menyita habis dan memindahkan dunia nya .

Ia bangkit hendak mencuci tangan ,tak lagi berselera dengan makanan nya.

"Fikh,mau kemana ? makanan mu masih banyak ini !" Cegah sang kakak ,begitu Fikhar meninggal kan meja makan.

"Fikhar kenyang mbak !"

"mana mungkin ,kamu baru saja memasukan beberapa suap makanan!" protes sang kakak seperti angin lalu. Pria itu dengan tergesa menuju ruang kerja papinya kemudian keluar begitu mendapati apa yang sudah ia cari.

Fikhar dengan tak sabar ,merobek sebuah map yang baru saja ia terima .Beberapa kali mata nya mengerjap,mencoba memastikan nama dan latar belakang yang tertera dalam kertas yang saat ini ia pegangi.

Nafisah Mumtazah, benar... Wanita yang baru saja menjadi topik obrolan sang mami dan Kakak nya di meja makan. Ustadzah muda keluaran Jombang , putra dari kyai Hasyim yang nama nya cukup di kenal.

Ia tampak meraih handphone,mengetik nama dia di kolom pencarian yotobe .. Ada begitu banyak ceramah agama yang muncul di sana "ya Tuhan..Aku telah melakukan kesalahan besar .Aku memperkosa seorang ustadzah?" Ia tertegun,menyadari kesalahan nya yang begitu fatal.

.

.

.

Sampai suara tahrim berhenti.Gadis itu meringkuk di pembaringan .Lutut nya di tekuk meratapi nasibnya yang amat menyesakan.Ia tidak begitu menyadari ,kapan tepat nya ia keluar dari hotel dan bisa sampai di kamarnya ini.

Suara adzan menggema dari berbagai penjuru kota. Nafisah malah makin sesenggukan ,merasa hidup tidak adil untuk nya ." Nafis,dimana ilmu yang kamu pelajari selama ini?" Hati nurani nya membantah dengan apa yang sedang di lakukan nya saat ini. Namun,lagi-lagi ia harus berteriak ketika mendapati pukulan keras yang mengenai hatinya. Air matanya luruh ,ketika serpihan ingatan datang silih berganti mengorek luka , mengingatkan bahwa masa depan nya telah hancur seperti ini.

Ia benci ... Benci dirinya,benci pria yang menidurinya. Bagaimanapun ,ia selalu menjaga hatinya agar tidak tertarik dengan pria yang tidak halal , menahan diri untuk tidak berpacaran demi tidak mendekati dosa bernama Zina ,tetapi ... Tadi malam ,setiap tubuh nya di hisap sesuka hati oleh orang tak di kenal ,Badan nya di nikmati seperti yang pria itu mau dengan tatapan sayu ,juga erangan yang suaranya bahkan masih terdengar di telinganya.

"Allah ,kenapa hal ini harus terjadi padaku ?" Teriaknya kemudian, ketika hatinya tak sanggup lagi mengingat bayangan tadi malam .

"Nafis..Nafis..." Di luar,suara umi Dian memanggil dengan suara khawatir,namun tak bisa masuk karena pintu di kunci dari dalam .Seingatnya ,Nafisah pergi dengan wajah ceria dengan memohon ridho darinya untuk pergi ke Jakarta mengisi sebuah ceramah besoknya,tetapi sekitar pukul tiga dini hari putrinya itu sudah kembali dengan wajah begitu kacau.

"Nafis ,kamu tidak apa-apa kan nak?" Lagi,umi Dian berteriak memastikan ,akan tetapi hasilnya masih sama,tidak ada jawaban di dalam.

Nafisah berjalan gontai kemudian menghadap ke arah cermin.Memperhatikan pantulan dirinya yang begitu kacau.Dengan ragu,ia meraba bibir pecah akibat ciuman panas dari lelaki yang bahkan tidak di kenalnya.

"Tuh*an mengapa kau izin kan dia menyentuh bagian dari hidup ku ,kenapa hah?"Ratap nya menahan rasa sakit.

Ia,dengan perlahan melepas jilbab nya .Memperhatikan rambutnya yang acak-acakan.Lamat ,memperhatikan baju yang sudah robek kemudian tatapan nya jatuh pada buah dada ,leher jenjang di mana di dalam nya penuh dengan tanda merah..

"Baji*ngan !" Kenapa kau menghancurkan ku ? Bukan kah aku tidak pernah mengusik hidupmu .Mengapa kau menghancurkan ku ,hah? mengapa?" Maki nya masih dengan teriakan.Tubuh nya merosot ,kemudian berguncang .Ia hampir tak dapat menahan beban di hidupnya.

Gadis itu merangkak ke kamar mandi ,menyalakan shower kumudian duduk di bawah guyuran air,membiarkan pakaian yang di kenakannya basah kuyup .Ia sungguh berharap air bisa meluruh kan rasa sedih,meluruhkan bekas noda yang hampir memenuhi sekujur tubuhnya.Matanya terpejam ,namun bayangan yang ingin ia bunuh itu menari-nari ..Tatapan nya yang penuh hasrat,bisikan nya yang penuh nafsu ,dan tangan yang dengan lancar setiap inci menjamah tubuh nya

"Arghhhh.. Baji*ngan,aku sungguh ingin membunuh mu !"Lagi-lagi tubuh itu berguncang ,merasakan kembali pukulan keras dalam hidupnya .Sampai hampir satu jam,Nafisah baru tersadar ia belum melaksanakan shalat subuh.

Tertatih-tatih ia berjalan ,menjadikan dinding sebagai pegangan sebab tubuhnya terlalu lemah walau hanya untuk sekedar berdiri. Gadis dengan cekatan , meraih mukena dan memakai nya ,membentangkan sejadah karena ia hendak mengadukan taqdir yang di lewati nya .Ia hendak bercerita bahwa ia tidak benar-benar kuat bisa melewatinya . Sampai ia diserang dengan letih hingga akhirnya ia benar-benar tertidur.Sebelumnya ia berharap ini hanya mimpi,kemudian ia akan terbangun dan menjalani hari-hari nya seperti biasa. Ia,ia berharap ini hanya sebuah mimpi.

mimpi buruk yang hanya datang saat ini,ia ... dia berharap ini hanya sebuah mimpi .

****

~ Gak usah sungkan untuk memberi keritik dan saran karena biasanya pembaca lebih bisa menilai .. Jangan lupa ya,like komen sama Vote dan selamat menunggu bab selanjutnya .. ~

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!