NovelToon NovelToon

Suci yang Ternoda

penasaran

Fikhar memukul stir ,merasa kesal karena sudah sekitar sepuluh menit mobil nya tak ada pergerakan. Hari Minggu,seharusnya macet nya tidak begitu parah mengingat karyawan libur bekerja .Namun,kemudian dia menyadari bahwa di tempat ini terdapat sebuah pengajian ibu-ibu yang seperti nya sedang menyelenggarakan sebuah acara.

Pedagang kaki lima tampak berjejer di pinggir jalan,bahkan ada beberapa anak yang merengek untuk di belikan mainan. Sebenarnya, ini pengajian yang di pimpin oleh bibi nyaSendiri , tapi dia nyaris tak pernah menginjakan kaki disini.Oke , sepertinya semua orang tahu bahwa club malam lebih dia sukai dari pada tempat semacam ini.

"Biasanya juga gak rame " Lagi-lagi dia harus mendengus kesal karena perjalanan yang harus nya lima menit bisa di tempuh sampai lima belas menit dan itu tidak membuat nya cukup sabar untuk menunggu.

Mau tidak mau akhirnya dia membelokan mobil nya , membunyikan klakson beberapa kali demi mengusir kerumunan ibu-ibu.

Dia turun , berjalan tergesa menuju rumah yang tidak begitu jauh dari tempat yang sudah mulai ramai di padati ibu-ibu.Sempat ia tangkap keberadaan nya mengundang tatapan dari sekitar nya. Memang,kaya juga tampan selalu menarik perhatian kaum wanita.

"Bibi ..!"Teriak Fikhar begitu memasuki sebuah rumah .

"Waalaikumusalam ,mashaallah Fikhar!"Seorang wanita dengan pakaian yang kembali mengingatkan nya akan gadis itu tergesa menuruni undakan tangga begitu menyadari kehadiran nya. "Kamu tumben ke sini,nganterin mami ya?"Tanya nya .

"Ayo duduk sini !"Ajak nya kemudian mempersilahkan.

"Kaga bi,Fikhar cuman mau pinjem motor!"Tolak Nya sambil menyerahkan kunci mobil "Titip mobil dulu ya,di sini!"Tambah nya kemudian.

"Oh motor ya , sebentar bibi cari kuncinya."

"Memang nya kamu habis dari mana?Mobil kamu kenapa?"Dua pertanyaan sekaligus bi May lontar kan sambil menyerahkan kunci motor yang langsung fikhar sambar dari tangan nya.

"Dari rumah temen.Thanks ya bi,aku pergi dulu!" Ucap nya kemudian pergi dengan sangat buru-buru.

"Fikhar ,kamu gak minum dulu!"

Masih terdengar teriakan bibi nya begitu dia sampai di ambang pintu.

"kaga bi, Fikhar buru-buru!" Jawab nya dengan teriakan yang sama. Berlari menuju garasi di sambut dengan sebuah motor PCX warna putih di dalamnya.

.

.

.

"Sejak kapan mbak ke mari?"Tanya Fikhar begitu sampai rumah mendapati sang kakak sedang asik mencari susuatu di tanaman anggrek kesayangan nya.

"Itu kaya motornya Fikri ya, mobil kamu kemana Fikh?"Bukan nya menjawab ,Vena malah kembali melontarkan pertanyaan kepada nya.

"Di titipin di rumah Bi May!"Fikhar menjawab sambil mencium tangan sang kakak.Dia masuk ke dalam,di ikuti oleh Vena di belakang nya. "Pasti macet ya di depan?" Lagi,wanita itu bertanya , sementara langkah kaki nya masih juga belum berhenti mengikuti sang adik.

"Hmmm" Jawab Fikhar ogah-ogahan.Dia baru saja hendak menaiki undakan tangga tetapi urung ketika suara sang mami memanggil nama nya. "Fikh,kamu udah sarapan?"pertanyaan mami Lena mengingatkan perut nya yang belum di isi sejak kemarin malam kecuali tadi dengan susu bear brand.

Akhirnya dia mengalihkan langkah kaki nya menuju ruang makan, menahan sesuatu yang membuatnya penasaran .Ia lantas duduk setelah mencuci tangan nya terlebih dahulu.Sementara, Vena sedari tadi sudah duduk di sebrang tempat duduk nya.

"Kebiasaan ,setiap malam Minggu gak pulang !"Ucap mami Lena seperti biasanya,mempertanyakan ketiadaan putranya.Sementara , tangan nya sibuk menyedok nasi kemudian ia angsur kan,tepat di hadapan Fikhar.

"Mas Randi gak ikut mbak?"Fikhar mencoba mengalihkan ocehan sang mami sambil memilih lauk dan menatap Vena sekilas . Selanjutnya ia tampak asik dengan makanan nya.

"Ikut ,tapi pagi-pagi udah pergi sama papi !"Jawab Vena sambil mencomot beberapa sajian dah menikmatinya.

"Kemana?"

"Main golf !"Jawab nya singkat.Sementara, matanya memperhatikan mami Lena yang saat ini sedang menarik kursi dan mendudukan tubuhnya di sana.

"Bibi May bilang Ustadzah Nafis halangan datang mam!"Ucap Vena di sela-sela kunyahan nya ,yang langsung dapat tatapan 'yang benar'dari sang mami. Tetapi,Fikhar terlihat tak peduli dan masih asik dengan makanan nya.Tidak ada yang dia mengerti dengan ucapan wanita,mengingat mereka nyaris tau semua gosip terbaru mau itu dari kalangan artis atau tetangga .

"Kok bisa gitu si ,bukan nya kemarin katanya udah sampai hotel?" Mendengar kata Hotel ,kiranya cukup untuk mengembalikan ingatan Fikhar akan gadis itu . "Si*alan "makinya dalam hati, mengingat dia tidak pernah sedemikian resah memikirkan seseorang.

"Kecewa banget kalo sampe gak datang,Padahal jauh-jauh Vena dari Yogya buat ketemu Ustadzah Nafis. Katanya si ada kecelakaan,tapi tau dah ! " Kali ini Vena mengedikan bahu nya dengan wajah sedih.

"Innalilahi wa innailaihi Raji'un ,tapi nya gak apa-apa kan katanya ?"Wajah khawatir tampak jelas di wajah mami Lena kali ini .Entah kenapa , pembicaraan wanita selalu terkesan dramatis di telinga pria yang satu ini.

"Enggak tau Vena juga ,Katanya sih cuman ngirim chat ,ngabarin kalo ustadzah nya gak bisa hadir karena kecelakaan.Di telpon juga gak di angkat-angkat. Pasti kecewa tuh orang-orang jauh yang udah hadir !" Serunya dengan panjang lebar. "Tadi juga di jalan macet ,ia kan Fikh?" Kali ini,pertanyaan itu terlontar kepada Fikhar yang masih asik dengan kunyahan nya.Hal itu mengingatkan dia akan kemacetan di sekitar majelisnya bi May,rupanya mau ada ustadzah terkenal yang akan datang . Begitu ia berpikir.

"Hmmm, Jadi Fikhar bawa motor Fikri.Jalan nya sudah padat sama ibu-ibu di sana!"Fikhar menjawab,mengamini ucapan kakak nya barusan.

"Hebat ya ustadzah Nafis ,padahal usia nya baru berapa ya ,dua puluh dua tahun deh kalo gak salah !"Cetus Vena memberi pujian.

"Tadinya kalo datang suru mami ketemu sama Fikhar , waktu itu mami udah ngomong mami punya...!"

Ukhuk..ukhuk...

Fikhar terbatuk begitu air yang ia minum ,memaksa masuk pada saluran pernapasan nya. Bagaimana tidak ,sang mami mengucapkan kata-kata yang menurut nya tak masuk akal.Di jodohkan,ya Tuhan ...Di kira masih jaman Siti nurbaya kali ya.Pikirnya ,dalam hati.

"Mami ini ada-ada aja.Ustdzah mana mau punya suami kaya berandalan macam dia "Kali ini, Vena yang menyela ucapan mami dengan tatapan tak setuju."Meski akupun berharap biar brandalan sia*lan ini tobat ,tapi jangan deh kasian ustadzah Nafis !"Oceh Vena menyindir adiknya.

"Jodoh kan gak tau Ven,barang kali ustadzah Nafisah gak nolak tawaran mami!"

"Nafisah ...! Tunggu !...."

***

Hai kak semoga selalu semangat ... Jangan lupa Like ,keritik dan saran selalu terbuka selama itu menggunakan kata-kata sopan ,vote dan selamat menunggu bab selanjutnya ..

Nafisah ?

"Mam , tadi nerima barang yang pak Surya kirim gak ?"Tanya Fikhar tiba-tiba memotong pembicaraan ibu dan kakak nya.

"Mami pikir itu punya papi ,jadi mami simpan di tempat kerja nya papi .kamu tumben Fikh,gak biasanya bawa kerjaan ke rumah,apa lagi hari Minggu begini !" cerocos mami Lena masih asik dengan suapan makan nya.

"Ya Tuhan !" Fikhar membatin ,pikiran sama sekali tak respon ucapan maminya barusan. Nafisah Mumtazah dengan orang yang baru saja menjadi topik perbincangan ke dua wanita yang di sayanginya telah menyita habis dan memindahkan dunia nya .

Ia bangkit hendak mencuci tangan ,tak lagi berselera dengan makanan nya.

"Fikh,mau kemana ? makanan mu masih banyak ini !" Cegah sang kakak ,begitu Fikhar meninggal kan meja makan.

"Fikhar kenyang mbak !"

"mana mungkin ,kamu baru saja memasukan beberapa suap makanan!" protes sang kakak seperti angin lalu. Pria itu dengan tergesa menuju ruang kerja papinya kemudian keluar begitu mendapati apa yang sudah ia cari.

Fikhar dengan tak sabar ,merobek sebuah map yang baru saja ia terima .Beberapa kali mata nya mengerjap,mencoba memastikan nama dan latar belakang yang tertera dalam kertas yang saat ini ia pegangi.

Nafisah Mumtazah, benar... Wanita yang baru saja menjadi topik obrolan sang mami dan Kakak nya di meja makan. Ustadzah muda keluaran Jombang , putra dari kyai Hasyim yang nama nya cukup di kenal.

Ia tampak meraih handphone,mengetik nama dia di kolom pencarian yotobe .. Ada begitu banyak ceramah agama yang muncul di sana "ya Tuhan..Aku telah melakukan kesalahan besar .Aku memperkosa seorang ustadzah?" Ia tertegun,menyadari kesalahan nya yang begitu fatal.

.

.

.

Sampai suara tahrim berhenti.Gadis itu meringkuk di pembaringan .Lutut nya di tekuk meratapi nasibnya yang amat menyesakan.Ia tidak begitu menyadari ,kapan tepat nya ia keluar dari hotel dan bisa sampai di kamarnya ini.

Suara adzan menggema dari berbagai penjuru kota. Nafisah malah makin sesenggukan ,merasa hidup tidak adil untuk nya ." Nafis,dimana ilmu yang kamu pelajari selama ini?" Hati nurani nya membantah dengan apa yang sedang di lakukan nya saat ini. Namun,lagi-lagi ia harus berteriak ketika mendapati pukulan keras yang mengenai hatinya. Air matanya luruh ,ketika serpihan ingatan datang silih berganti mengorek luka , mengingatkan bahwa masa depan nya telah hancur seperti ini.

Ia benci ... Benci dirinya,benci pria yang menidurinya. Bagaimanapun ,ia selalu menjaga hatinya agar tidak tertarik dengan pria yang tidak halal , menahan diri untuk tidak berpacaran demi tidak mendekati dosa bernama Zina ,tetapi ... Tadi malam ,setiap tubuh nya di hisap sesuka hati oleh orang tak di kenal ,Badan nya di nikmati seperti yang pria itu mau dengan tatapan sayu ,juga erangan yang suaranya bahkan masih terdengar di telinganya.

"Allah ,kenapa hal ini harus terjadi padaku ?" Teriaknya kemudian, ketika hatinya tak sanggup lagi mengingat bayangan tadi malam .

"Nafis..Nafis..." Di luar,suara umi Dian memanggil dengan suara khawatir,namun tak bisa masuk karena pintu di kunci dari dalam .Seingatnya ,Nafisah pergi dengan wajah ceria dengan memohon ridho darinya untuk pergi ke Jakarta mengisi sebuah ceramah besoknya,tetapi sekitar pukul tiga dini hari putrinya itu sudah kembali dengan wajah begitu kacau.

"Nafis ,kamu tidak apa-apa kan nak?" Lagi,umi Dian berteriak memastikan ,akan tetapi hasilnya masih sama,tidak ada jawaban di dalam.

Nafisah berjalan gontai kemudian menghadap ke arah cermin.Memperhatikan pantulan dirinya yang begitu kacau.Dengan ragu,ia meraba bibir pecah akibat ciuman panas dari lelaki yang bahkan tidak di kenalnya.

"Tuh*an mengapa kau izin kan dia menyentuh bagian dari hidup ku ,kenapa hah?"Ratap nya menahan rasa sakit.

Ia,dengan perlahan melepas jilbab nya .Memperhatikan rambutnya yang acak-acakan.Lamat ,memperhatikan baju yang sudah robek kemudian tatapan nya jatuh pada buah dada ,leher jenjang di mana di dalam nya penuh dengan tanda merah..

"Baji*ngan !" Kenapa kau menghancurkan ku ? Bukan kah aku tidak pernah mengusik hidupmu .Mengapa kau menghancurkan ku ,hah? mengapa?" Maki nya masih dengan teriakan.Tubuh nya merosot ,kemudian berguncang .Ia hampir tak dapat menahan beban di hidupnya.

Gadis itu merangkak ke kamar mandi ,menyalakan shower kumudian duduk di bawah guyuran air,membiarkan pakaian yang di kenakannya basah kuyup .Ia sungguh berharap air bisa meluruh kan rasa sedih,meluruhkan bekas noda yang hampir memenuhi sekujur tubuhnya.Matanya terpejam ,namun bayangan yang ingin ia bunuh itu menari-nari ..Tatapan nya yang penuh hasrat,bisikan nya yang penuh nafsu ,dan tangan yang dengan lancar setiap inci menjamah tubuh nya

"Arghhhh.. Baji*ngan,aku sungguh ingin membunuh mu !"Lagi-lagi tubuh itu berguncang ,merasakan kembali pukulan keras dalam hidupnya .Sampai hampir satu jam,Nafisah baru tersadar ia belum melaksanakan shalat subuh.

Tertatih-tatih ia berjalan ,menjadikan dinding sebagai pegangan sebab tubuhnya terlalu lemah walau hanya untuk sekedar berdiri. Gadis dengan cekatan , meraih mukena dan memakai nya ,membentangkan sejadah karena ia hendak mengadukan taqdir yang di lewati nya .Ia hendak bercerita bahwa ia tidak benar-benar kuat bisa melewatinya . Sampai ia diserang dengan letih hingga akhirnya ia benar-benar tertidur.Sebelumnya ia berharap ini hanya mimpi,kemudian ia akan terbangun dan menjalani hari-hari nya seperti biasa. Ia,ia berharap ini hanya sebuah mimpi.

mimpi buruk yang hanya datang saat ini,ia ... dia berharap ini hanya sebuah mimpi .

****

~ Gak usah sungkan untuk memberi keritik dan saran karena biasanya pembaca lebih bisa menilai .. Jangan lupa ya,like komen sama Vote dan selamat menunggu bab selanjutnya .. ~

Tak biasanya

Perlahan,kelopak mata dengan bulu lentik milik Nafisah bergerak.Sesekali tampak mengerjap,mencoba menyesuaikan cahaya yang memaksa masuk ke dalam matanya.

Ia menatap kosong ,ketika menyadari bahwa ia masih menggunakan mukena sampai saat ini.Ingatan itu kembali merasuk ke dalam jiwa ,memancing cairan bening itu untuk keluar dari persembunyian nya.

"Allah..Salah Nafis apa ,sehingga Nafis di hukum sedemikian hina?"

Ia membatin saat menyadari kejadian belasan jam yang lalu itu nyata .

"Allah ..Nafis tidak hendak menyalahkan taqdir yang sudah kau atur ,tetapi Nafis mohon berilah kekuatan untuk hari-hari Nafis.Apabila melalui ujian ini kau mengingatkan bahwa Nafis itu kotor ,Nafis akui.Selama ini Nafis memang kotor.Tetapi ,apabila Nafis boleh meminta jangan kau lukai perasaan Abah sama Umi hanya karena Nafis gagal menjaga Marwah Nafis sebagai perempuan" Ratap nya dalam hati.Matanya yang kosong sesekali mengerjap .

"Nafis...!!" Panggilan umi Dian mengalihkan dunia nya.Ia menoleh ke arah pintu sejenak "Iya mi ,sebentar!" Jawab nya pelan,nyaris tak terdengar.

Ia berjalan tertatih-tatih menuju almari, meraih gamis rumahan kemudian mencari jilbab buru-buru hendak memenuhi panggilan sang ini karena takut membuatnya khawatir.

Nafisah membuka pintu ,menampakan wajah lega dari Umi nya itu.

"Kamu kenapa ?,umi panggil-panggil dari subuh kok gak nyahut-nyahut?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut umi nya dengan suara ragu.

Nafisah mengulas senyum ,mencoba sebisa mungkin untuk terlihat baik-baik saja. "Nafis mohon ridho ya dari umi!"Nafisah mencium tangan Umi Dian ." Enggak ada Umi ,Nafis lapar ,umi masak apa hari ini ? maaf ya, Nafis gak bantuin!"Rengek nya berusaha manja namun terdengar menyakitkan karena terkesan di paksakan saat melihat wajah sang umi telah menatap nya untuk menuntut jawaban.

Gadis itu melangkah pergi ,menunjukan dirinya baik-baik saja akan tetapi tak ayal mata bengkak dengan ekspresi datar juga yang tadinya ceria terkesan diam masih mengundang ribuan tanya juga kekhawatiran.

"Bukan nya harusnya Nafis ngisi ceramah di Jakarta ya ?"Tanya Umi Dian setengah ragu,tepat ketika baru saja sang anak menarik kursi dan mendudukinya. Ia melirik Nafisah ,demi melihat reaksi putri nya sekilas.Nafisah membuang muka untuk menghalau tangis,demi apa pun pertanyaan itu mengingat kan nya akan kejadian semalam.

"Tidak jadi Umi ,Nafis kedapatan musibah.Lagi pula,Nafis sudah memberitahu Ustadzah May!" jawab sambil menyedok nasi dengan harapan sang umi tidak lagi bertanya sesuatu tentang nya.

"Musibah?"

"Iya ,umi. Nanti Nafis ceritakan !"Sahut Nafisah cepat.

"Oh,iya .pengajian Tajwid sama sorogan santri baru suru di badal dulu selama seminggu ini sama kak Jamil ya Mi. Kalo kitab-kitab yang Nafis kaji bisa di ganti dulu sama umi sama Abah .Nanti ,Nafis kasih kitab nya beserta tanda yang sudah Nafis kaji.!"Nafisah memberi tahu .

" Tidak lama kok,cuman seminggu!"Tambah nya meyakinkan ketika sang umi menatap nya ragu.

Tak..tak..

Tak lama seorang gadis dengan celana jeans robek,Kemeja kotak biru dengan rambut yang di kuncir asal itu datang. Telinga nya di sumpal earphone,sementara tangan nya sibuk memainkan game online .

Sejenak tangan gadis itu menarik kursi makan.Kemudian membenarkan letak duduk nya di sana sebelum matanya kembali fokus pada game online milik nya.

"Nah.. Kena Lo" Gumam nya ,sambil menekan-nekan layar ponsel gemas.Nafisah melirik nya sekilas,tanpa berniat menegur nya.Ia masih memandangi makanan di hadapan nya tanpa selera. Sementara umi Dian memadang putrinya heran , mengingat biasanya Nafisah menegur sang adik kemudian berakhir dengan cek Cok.

"Wah enak nih.!"Gadis itu menatap satu per satu menu yang di masak umi nya. Detik kemudian alis Zehra bertaut saat menyadari keberadaan kakak nya. Tapi ia mencoba tak peduli,menyedok nasi sebanyak yang ia mau kemudian memilih lauk kesukaan nya. Satu kakinya di tekuk,sementara sesekali matanya mencuri pandang sang kakak.

Zehra sudah hampir menyelesaikan makan nya tapi nasi di piring Nafisah masih utuh tak tersentuh.Hanya ada beberapa kali suara denting sendok yang terdengar ,sementara sang pemilik jari lentik itu malah melamun .Air matanya menggenang nyatanya ingatan-ingatan itu masih belum puas untuk menari di pelupuk matanya.Ingatan itu menggerogot seperti memakan sesuatu di bagian tubuh nya.

"Allah .."

Ia tersadar bersama helaan napas untuk mengusir rasa sakit keluar .Ia tampak mengusap ujung matanya ,menyusut air mata yang terlanjur keluar. Sekilas ,sepasang mata adik kakak itu bertemu ,tetapi Nafisah buru-buru menghindari nya.

Ia merasa malu ,dahulu ia sering menegur dan mengkritik tentang pakaian yang di kenakan sang adik yang bisa mengundang tatapan syetan dari para lelaki tetapi nyatanya ,semua itu kini terjadi pada dirinya .. Disini barulah ia menyadari bahwa dia kotor ,lebih kotor dari sang adik yang setiap hari di ceramahinya.

Tanpa kata,Nafisah melenggangkan kakinya .Ia hendak pergi ,hendak menangis,hendak menumpahkan penyesalan nya .Ia hendak berusaha membersihkan jiwa kotor nya .

Kak Nafis kenapa, mi?"Tanya Zehra begitu tubuh sang kakak sudah menghilang di balik pintu.Seharusnya hari ini menjadi hari bahagia karena tanpa ceramah an sang kakak tetapi rasa tak nyaman,kali ini terbesit di dalam hatinya.Melihat Nafisah yang seperti itu Zehra malah merasa ada yang hilang.

"Perasaan aku gak buat salah deh !, kemarin kan aku gak ketemu sama kakak!"Celoteh gadis itu dengan dugaan-dugaan yang nyaris memenuhi isi kepala,di susul dengan helaan napas dari sang Umi .

"umi juga gak tau .Zehra nanti tolong jemurin pakaian ya di mesin,sudah umi keringkan!" Perintah umi Dian sebelum pergi ,berharap putri bungsu nya itu mau menuruti perkataan nya meski jangan di harapkan karena keperibadian jauh berbalik dengan Nafis.

"Sama kak Nafis aja ,Zehra mau main !"Ucap nya kemudian pergi setelah sebelumnya mencuci tangan.

"Zehra.... Astaghfirullah!" Umi Dian menghela napas sambil mengusap dadanya .

****

Hai kak ,semoga selalu semangat membaca dan menunggu nya ya. Jangan lupa like ,comen dan vote sebagai dukungan agar aku lebih semangat lagi menulis nya.

selamat menunggu bab selanjutnya..!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!