Exchanged Life

Exchanged Life

Bab 1 Exchanged Life

Huh huh huh huh

Deru napas terdengar begitu sesak.

Tap Tap Tap tap

Langkah kaki yang berlari terdengar sangat cepat.

Krak krak krak krak

Suara daun kering dan ranting pohon yang diinjak terdengar. Sesekali kepala gadis yang dikejar itu menoleh ke belakang memperhatikan orang-orang yang mengejarnya.

"Hana!" menggelegar suara itu terdengar.

Mata gadis itu membulat dan segera mempercepat langkah kakinya berlari, memindai sisi kiri dan kanan mencoba mencari celah untuk bersembunyi.

"Dimana gadis itu?" suara seseorang yang tak asing kini terdengar, namun siapa Hana tidak bisa mengingatnya.

Hana bahkan menahan napasnya, dadanya terasa sesak karena dia baru saja berlari begitu cepat menghindari orang-orang berpakaian serba hitam dan bertopeng yang mengejarnya sedari sore.

Langit gelap membuat dirinya yang bersembunyi dibelakang tumpukan barang rongsokan tidak terlihat.

"Cari sampai dapat. Hanya dia yang bisa kita gunakan untuk memancing Akira agar keluar dari markas persembunyiannya. Intai cafe-nya agar dia bisa kita tangkap," ucapan itu membuat punggung Hana menegang dan detak jantungnya terpacu takut.

"Ayah tolong anakmu ini Yah, aku benar-benar takut," batin gadis itu sambil mengecilkan badannya dibelakang tumpukan barang-barang itu. Seekor kecoak melintas disamping kakinya membuatnya terpekik pelan. Pelan namun mampu mengundang salah satu pria berbaju hitam berjalan kearahnya.

Dengan badan gemetar gadis itu bangkit berdiri dan segera berlari menghindari orang-orang yang menunggunya.

Berlari sekuat tenaga namun akhirnya dirinya tak lagi sanggup berlari saat butir timah panas menusuk kulit kakinya hingga tembus kedalam daging. Darah segar mengalir perlahan dari luka tersebut.

"Tangkap dan obati lukanya," pria dengan pistol di tangan berujar sambil berlalu meninggalkan menuju mobil.

Rasa sakit di kakinya diikuti rasa lelah karena terus berlari membuat dirinya tak sadarkan diri.

-

Kepala Hana terasa sangat sakit, setelah berusaha dengan cukup keras akhirnya dirinya berhasil bangkit lalu duduk diatas tempat tidur yang sedang ditempati. Menatap sekeliling Hana merasa asing dengan tempat ini, bahkan dunia ini pun terasa asing.

Beberapa lentera terpasang disetiap sudut ruang menerangi ruangan ini. Pintu terbuka.

"Putri Mahkota telah sadar, aku akan memanggil tabib sebentar," ucap seorang gadis yang baru saja masuk.

"Putri?" Hana membatin di hati.

Tak lama gadis tadi masuk lagi bersama seorang wanita berumur.

"Kau tidak apa-apa lagi, hanya tinggal menunggu luka-lukamu kering maka kau sudah bisa beraktifitas seperti biasa," ucap wanita itu ketika membuka selimut yang digunakan oleh Hana.

Kakinya terluka parah sepertinya karena tembakan itu.

"Benarkah tidak apa-apa? Bukannya duri itu sangat beracun?" gadis tadi bertanya pada tabib.

Duri?

"Iya Dayang Jonka racun itu telah hilang, obat-obatan yang aku berikan mampu mengeluarkan racun itu," sahut sang tabib wanita ini.

Racun?

Wajah Hana menampilkan raut bingung, bukankah dirinya tertembak pistol tadi, kenapa sekarang justru duri dan racun.

"Tunggu, kalian musuh ayahku yang berusaha menembakku tadi bukan?" tanyanya akhirnya menghentikan percakapan mereka.

Alis gadis yang dipanggil Dayang Jonka terangkat sebelah.

"Musuh? Apa maksud Putri Mahkota? Kami hanya Dayang dan Tabib kerajaan, tidak mungkin kami mengkhianati kerajaan hingga menjadi musuh,"

Gadis itu terdiam, menyandarkan kepala pada dinding dibelakang tempat tidur berusaha memahami keadaan.

Apa dia bereinkarnasi?

Dia mengenal dua orang ini, tapi kenapa sikap mereka terhadap Hana tidak seperti biasanya.

"Putri Mahkota, Yang Mulia Kaisar telah memerintahkan aku untuk mengobatimu hingga sembuh total. Mari berbaring lagi Putri, kuharap kau mau menurut dengan ucapan tabib tua ini,"

Tubuhnya merespon baik saat tangannya menyentuh pundak menuntun agar sang gadis kembali berbaring.

"Istirahatlah Tuan Putri agar obat-obat itu bekerja sempurna,"

-

Matahari mulai muncul di ufuk timur, Hana bangkit dari tempat tidur menuju satu-satunya pintu yang ada di ruangan ini. Dia ingin mandi karena badan ini mulai terasa lengket, entah sudah berapa lama tubuhnya yang sekarang tidak terkena air.

"Putri Mahkota mau kemana?"

Suara yang sudah dia hapal itu terdengar lagi. Menoleh ke kanan dan gadis itu melangkah cepat menghampiri Hana yang hampir terjatuh karena kaki gemetar menahan sakit.

"Aku ingin mandi Jonka," jawabnya.

"Baiklah, sebaiknya Putri kembali ke kamar, hamba akan menyiapkan permintaan Putri," sahutnya sambil memapah tuan putrinya kembali masuk dan duduk di tempat tidur.

Dia keluar dari kamar meninggalkan sang Putri seorang diri yang hanya menatap menerawang pada keadaan.

Bagaimana keadaannya sebelumnya hingga bisa terlempar ke dunia lain seperti ini. Apa dia sudah mati?, batin Hana memikirkan yang terjadi pada kehidupan sebelumnya.

"Putri, airnya sudah siap, ayo," perkataan Jonka membuyarkan lamunannya sejenak.

Dia mengangguk dan menerima tangan dayangnya yang terulur hendak membantu berjalan menuju kamar mandi.

Selesai mandi dan membantu Hana berpakaian Jonka menyerahkan sebuah gulungan kertas.

"Apa ini?" tanya gadis itu menerima gulungan kertas itu, alisnya sedikit mengerut.

"Itu undangan Tuan Putri, undangan pesta perayaan ulang tahun Pangeran Akihiro," sahut Jonka.

Akihiro? Membatin sejenak. Akihiro menjadi Pangeran disini dan dirinya menjadi Putri? Dia benar-benar tak menyangka bisa seperti ini?

Apa ini kehidupan masa lalunya?

Setelah mengetahui isi undangannya dia mengembalikan kertas itu pada Jonka.

"Hamba juga mendapat perintah untuk mengatakan pesan pada Putri," Jonka berkata sambil menyisir rambut Hana.

"Apa?"

"Yang Mulia Kaisar ingin bertemu denganmu jika memang keadaanmu sudah jauh lebih baik,"

"Baik aku akan menemuinya saat sarapan nanti,"

Jonka mengangguk dan izin undur diri saat pekerjaannya membantu sang majikan telah selesai saat ini.

Hana tercenung sejenak.

Jonka adalah teman saat kuliah, sedang tabib yang mengobatinya semalam adalah Suzu yang merupakan dosen pembimbingnya saat skripsi. Lalu Akihiro adalah sepupunya. Apa orang-orang yang ada disekitarnya saat ini adalah orang-orang yang sama dengan kehidupan masa modernnya juga.

Matahari sudah mulai meninggi. Dia berjalan menuju pintu, kakinya terasa sedikit lebih baik setelah terkena air dingin saat mandi tadi. Membuka pintu, Jonka telah berdiri disisi kanan pintu.

"Kau mengejutkanku," katanya pada gadis itu.

"Maaf Tuan Putri, aku baru saja ingin mengetuk pintu dan mengajak Tuan Putri pergi ke ruang makan Paviliun Kaisar,"

"Baiklah,"

Hana melangkah keluar dari tempat tinggalnya kini dan dengan santainya kearah kiri saat sudah sampai diluar.

"Tuan Putri mau ke kandang kuda dulu?" tanya Jonka yang berdiri dibelakang.

"Ah, iya aku ingin melihat keadaan kuda milikku,"

"Tapi Putri tidak memiliki kuda sendiri, karena Putri tidak bisa berkuda,"

Bodoh, makinya didalam hati pada dirinya sendiri.

"Maksudku melihat keadaan kuda-kuda itu, ini milik kerajaan bukan?" dijawab dengan nada ragu.

"Baiklah Tuan Putri, tapi sebentar lagi waktunya sarapan lebih baik kita melihat kuda setelah makan saja," Jonka tampak tidak memedulikan perkataan sang Putri.

Setelah mengangguk lalu mengikuti langkahnya yang ternyata sangat berlawanan arah dengan langkah awal tadi.

"Yang Mulia Putri Mahkota telah tiba," seorang Kasim berseru saat melihat kedatangan Putri Mahkota kekaisaran itu.

Membuka tirai kain itu dirinya melangkah masuk seorang diri, sedang Jonka bertahan diluar, dirinya akan pergi sarapan di ruangan lain.

"Bagaimana keadaan kakimu Putri Hana?" tanya Akihiro saat dia duduk di kursi sebelahnya.

"Sudah sedikit lebih baik," jawabnya.

Yah dan benar, orang-orang yang ada disini adalah orang yang sangat dikenalnya.

Yang Mulia Kaisar Akira adalah ayahnya.

Pangeran Akio adalah pamannya yang merupakan adik ayah.

Putri Harumi adalah adik kandungnya.

Dan Pangeran Akihiro adalah sepupunya.

Namun ada beberapa orang yang sangat tidak dikenalnya. Entah apa hubungan mereka dengannya.

...TBC...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!