Suara ketukan pintu mengagetkan Sifa, yang tengah tertidur di atas ranjang yang tidak terlalu empuk itu.
"Siapa sih yang ngetuk pintuk, nggak tau apa aku lagi tidur gini." monolog Sifa dalam kamar.
"Ah bikin kesal aja sih tamu nya." sambung Sifa keluar dari dalam kamar ternyaman nya, menurut nya sih.
Sifa berjalan keluar kamar mengitari dapur, kamar mandi, ruang tamu biar cepat sampai ke depan pintu.
namun naas, saat di depan pintu di kira tamu terhormat, tapi yang muncul sang Ibu dan Ayah nya, yang pulang dari kebun sawo.
"Mamak sama ayah kok cepat pulangnya."ujar Sifa yang gugup menerima tatapan dari sang ayah nya.
"Kamu bolos kah? atau malas berangkat sekolah? tanya pria agak sepuh itu.
"Enggak yah. Si....empty Sifa tadi tidak enak badan, jadi tidak masuk sekolah yah." ujar Sifa yang gugup akan interogasi ayah nya.
"Alasan aja kamu yah. ayah kira tidak tau kelicikan mu itu, nanti ujung ujung nya Tini yang kena omel ibu mu itu." sergah sang ayah.
Sifa pun tak bisa membantah, apa yang di ucap kan sang ayah ada benar nya juga. dalam benak nya menggerutu "kenapa sih, ayah selalu bela kak Tini terus" dalam hati nya berkata demikian.
"Ada apa sih yah, ribut ribut mulu. lagian Sifa kan baru bolos sekali aja kok diributin." ujar tasya ibu dari kedua anak yang cantik cantik itu.
"Belain aja terus sana, anak mu ini yang tidak bisa di atur." ketus ayah Rojak.
"Kenapa sih ayah selalu membeda bedakan kami." tanya Sifa.
Tak ada sahutan dari sang ayah, yang sedari tadi masih menyesap Roko** di genggaman nya itu.
"Mak? kenapa ayah seperti ini! padahal aku juga anak nya, kenapa di beda bedain seperti ini. ayah lebih sayang kepada kak tini Mak, kenapa? ujar Slagi
"Karna kamu tidak bisa di atur, seperti kakak mu." jawab Bapak Rojak.
"Ayah kenapa sih. jangan pilih kasih gitu kenapa pak, kasian Sifa. dari kecil kamu tidak pernah yang nama nya gendong Sifa, nimang nimang Sifa. selalu Tini yang kau selalu dapat perlakuan baik darimu. ucap Tasya.
Tak ingin di pojok kan sang istri Rojak pun beranjak ke dalam, sambil membawa ketela rebus untuk umpan mancing. eh salah deng untuk di makan di dalam toilet, sambil bernyanyi dan berdendang ria.
"Ayah kenapa sih Mak, kayak tidak sayang sama Sifa." tanya sifa lagi.
"Ayah lagi pusing palingan Sif. kan bentar lagi kamu lulus, pengen lanjutin sekolah lagi. kamu mau lanjutin di mana Nak." ujar Tasya.
"aku mau lanjutin di SMA N X kota Mak. Kak Tini juga mau Mak sekolahin lagi kan? nanti biar Sifa nggak usah belajar belajar lagi, biar kak Tini yang ngerjain tugasku Mak." jawab Sifa.
tasya yang tak mau jika sang kakak dari Sifa utu melanjut kan ke jenjang lebih tinggi, dia mendapat kan ide cemerlang untuk itu.
"Em! kasih tau gak ya? kalau memang Kak Tini tidak sama di sekolah kamu nggak apa apa kan sifa." ucap tasya.
"Aku mau nya sih kak Tini sama di sekolahan ku Mak, kan enak dia yang selalu ngerjain tugas aku mulu." jawab Sifa.
"Mamak usahakan ya." ucap tasya. dalam hati dia menyeringai demi menutupi kejahatan yang selama ini dia susun, dan tasya juga nggak mau terus terusan menjadi orang miskin. malu lah sama tetangga, yang terus saja menggosip kam diri nya, selalu ingin hidup glamour. tapi kenyataan nya harta tak punya, cuma ngontrak."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments