Cinta Layu, Dendam Bersemi
Ditengah keriuhan murid murid yang berlalu lalang keluar dari dalam kelas di waktu pulang, seorang gadis SMA berambut pirang dengan seragam ketat dan makeup anti badai nya melenggok dengan angkuh.
Seluruh murid melipir dengan gelisah, memberikan jalan padanya untuk lewat lebih dahulu.
Namun, seorang gadis berkacamata dengan seenaknya lari begitu saja melewati jalan yang di sisihkan para murid. Karena tergesa gesa, gadis itu seolah tak sadar dan menabrak si gadis berambut pirang yang tengah menebar pesona tersebut.
Brakk
Arghhh, YANG BENER DONG KALAU JALAN! Mata Lo 4 aja masih ga dipake!" Gadis berambut pirang itu itu mengerang dengan kesal.
Ia membenahi seragamnya yang kotor karena terjatuh. Orang orang menyapa gadis berambut pirang tersebut sebagai Celine, sang ratu drama.
Bagaimana orang tidak menganggap Celine seperti itu, ia adalah putri tunggal keluarga konglomerat pengusaha sawit di tanah Kalimantan. Paman nya yang merupakan kepala sekolah di SMA Unggulan Garuda Bangsa tersebut membuatnya menjadi semena mena terhadap siapapun.
"Ma-maaf kak, aku lagi buru buru mau rapat OSIS, ga sengaja nabrak kakak" Sahut gadis yang menabrak Celine.
Dengan raut wajah gugup, gadis tersebut bangkit dengan cepat dan berusaha membantu Celine berdiri. Kesialan apa yang membuatnya harus berhadapan dengan Celine siang ini.
Celine menepis tangan gadis tersebut "LO GAUSAH PEGANG PEGANG GUE, KOTOR TAU GA!"
"Aduh bangun Lin Lo gapapa kan? Dasar culun! Lo ga tau siapa yang baru Lo tabrak hah?" Teman Celine yang bernama Rania ikut membentak kasar gadis berkacamata itu.
"Sini lo culun! Penasaran gue darimana asal lo" Celine menarik nametag yang terpasang di seragam gadis tersebut, untuk sesaat ia tertegun. "Malinia Raisa Taran? Kaya ga asing nama Lo"
Rupanya gadis berkacamata dengan seragam rapi serta rambut di kepang itu bernama Malin. Anak yang baru masuk tahun ini dan sedang aktif aktifnya di OSIS.
"Ma-maaf kak, aku beneran lagi buru buru dan gak sengaja" Malin sangat gugup, ia bahkan tak berani mengangkat kepalanya.
"Lo pikir minta maaf doang cukup! Lo liat sepatu gue kotor kena minuman Lo! Cepet bersihin!"
Bentakan Celine kali ini cukup keras, sampai para siswi berkerumun menyaksikan apa yang sedang terjadi.
"Se-sepatunya copot aja kak aku bersihin di rumah." Ujar Malin.
"KALO SEPATU GUE LO BAWA PULANG, GUE JALAN PAKE APA? NYEKER HAH? SELAIN MATA, OTAK LO JUGA GAK ADA GUNANYA! gausah basa basi cepet bersihin!"
Malin semakin gugup "Se-sekarang kak?"
"Banyak nanya lo cepett."
Tanpa basa basi Rania mendorong Malin hingga tersungkur ke kaki Celine. Ia juga melemparkan selembar tisu ke wajah Malin. Malin menatap sekelilingnya dan mendapati siswa siswi lain yang hendak pulang memandanginya dengan tatapan menghina, Malin hanya tertunduk malu dan mengambil tisu yang jatuh dihadapannya.
"Ada apa sih ribut ribut?" Seorang perempuan dengan suara tegas nan lugas menerobos kerumunan.
"Heh itukan Aya...iya itu ketua OSIS....wah seru nih tontonan...iya iya..." Gumam para murid yang membuat kerumunan semakin besar.
Gadis tersebut ternyata Bernama Cahaya, atau kerap disapa Aya. Aya merupakan ketua OSIS yang sudah menjabat selama satu tahun, bisa dibilang ini merupakan detik detik menuju waktunya untuk turun jabatan.
"Rapat bentar lagi mulai Lin, Sana ke ruang OSIS!" ucapan Aya membuat Malin langsung berdiri dan berlari kebelakangnya.
"Heh culun kerjaan Lo belum selesai, Lo harus tanggung jawab! Cahaya, Lo gak usah ikut campur urusan gue, apa jadi babu sekolah masih kurang bikin Lo sibuk sama urusan Lo sendiri hah? Hahaha" ejek Celine, teman temannya juga ikut tertawa.
Aya berjalan mendekat hingga jaraknya dan Celine hanya tinggal beberapa senti saja. Perlahan Aya melipat bagian tangan jas almamater yang dia kenakan dan mulai menatap Celine dengan tajam.
"Gue pikir Lo bakal berubah, ternyata masih sama aja kaya dulu, pecundang angkuh. Jangan lupa, gue punya nomor bokap Lo" bisik Aya.
"CAHAYAA! Lo berani ngancam gue?" Mata Celine melotot dengan emosi yang tersulut.
"No, I'm not. Gue cuma ngasih tau Lo doang, jangan banyak tingkah di hadapan gue!" Tegas Aya.
Seluruh data penting murid di SMA Unggulan Garuda Bangsa tersebut tentunya dipegang oleh Ketua OSIS sebagai bentuk antisipasi bila terjadi perlawanan aturan oleh para murid. Termasuk Celine, dimana ayahnya mendidik Celine dengan keras bila menyangkut pendidikan.
"Awas Lo Cahaya, perhitungan gue sama Lo belum selesai! Lo juga culun!" Ucap Celine dengan tatapan tajam kearah Cahaya dan Malin
"Ayo ran, ga asik kita cabut aja" Celine dan Rania pun pergi meninggalkan kerumunan.
"Liatin apa Lo semua? Sana bubar!"
Ucapan cahaya langsung membubarkan kerumunan.
"Ma-makasih kak Aya, aku Gatau lagi kalo gada kakak harus gimana tadi" Malin bertutur sembari memegang kedua tangan Aya.
Aya menepuk pundak Malin "Justru itu, kalo kejadian kaya gini ke ulang lagi dan gue lagi ga ada di dekat Lo, Lo harus berani bela diri Lo sendiri!"
"Tapi kak, kalau aku ngelawan takutnya identitas aku yang sebenarnya bakal terbongkar." Hanya itu yang mampu Malin katakan dengan berat hati.
"Dengan latar belakang Lo, kalau mereka tau, pasti mereka gak bakal berani nindas Lo lagi. Tapi ya udahlah kalau itu pilihan lo lebih baik berusaha jangan nyari urusan lagi sama mereka."
Malin berangguk mengiyakan ucapan Aya.
"Udah Yo ke ruang rapat."
"Ayo kak, makasih ya."
Tatapan Malin terhadap Aya terlihat sangat bersinar, sudah lama Malin mengagumi Ketua OSIS nya itu. Siapa yang tidak kagum dan tertarik dengan Cahaya Dian Rahayu atau kerap disapa Aya, gadis cantik, cerdas dan berlatar belakang keluarga konglomerat itu mampu membuat laki laki manapun pasti tergila gila padanya.
Orang orang menganggap Aya masih sendiri hingga saat ini hanya karena sikap dingin dan latar belakangnya yang cukup wah membuat laki laki harus pikir panjang dulu sebelum mendekati Aya.
*****
Rapat hari ini membahas kegiatan calssmeeting, berupa perlombaan perlombaan yang diselenggarakan setiap menjelang akhir tahun ajaran dengan setiap kelas sebagai kelompok pesertanya.
Saat pertengahan diskusi berlangsung, tatapan Aya tertuju pada kursi pimpinan klub musik yang kosong.
"Kemana Bintang, Kenapa dia ga ikut rapat kali ini?" Pertanyaan Aya seketika membuat suasana hening.
"Kak Bintang tadi masih di ruang klub musik kak, katanya ada urusan jadi gak bisa ikut rapat" ujar Dani yang merupakan salah satu anggota klub musik.
"Kebiasaan..." Aya berdecak kesal.
"Gue ke toilet dulu, kalian lanjutin aja diskusi mengenai daftar kegiatan dan tata cara pelaksanaan lomba lomba yang udah gue bagiin."
"Baik kak...." Sahut seluruh peserta rapat.
Aya berjalan perlahan sembari melamun. Ntah apa yang dipikirkan gadis tersebut hingga saat tiba di persimpangan lorong, seharusnya Aya belok kiri menuju toilet namun ia malah terus berjalan lurus.
Saat itu Lorong sepi di lantai 4 gedung sekolah yang dilalui Aya menghadap ke lapangan upacara hingga terkena cahaya matahari sore. Aya sempat berhenti sejenak untuk menikmati angin sepoi sepoi yang menerpa tubuhnya.
Hingga suatu pikiran mengganggu ketenangannya.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments