1 tahun kemudian.
Hari ini Aya terlihat pucat. Aya berangkat ke sekolah dengan jaket tebal dan badan yang lemas. Mungkin karena kemarin hujan hujanan jadi Aya merasa tidak enak badan.
"Hachimmm....Hufftt...Matiin AC kelas dong!" Ucap Aya dengan lesu.
"Lo kenapa Ay? Ga enak badan?" Vania menyentuh dahi Aya.
"Iya kemarin gue balik ujan ujanan, jadinya begini srkkk."
"Ini panas banget Ay, kayanya Lo demam deh. Abis ngapin sih?"
"Nerobos ujan naek motor Van, meskipun pake jas hujan gue kayanya kena angin malam dan kedinginan srkkk" sepertinya Aya hampir menghabiskan se pak tissue.
Dimian yang baru datang bersama Awan dan Cakra nampak menghampiri Aya dengan khawatir "Ay Lo kenapa? Pucet banget muka Lo."
"Lagi gak enak badan Dim." Sahut Aya.
"Ke UKS aja ay, gue anterin" Dimian membantu Aya berdiri.
Namun Aya langsung menepis tangan Dimian "Wa-waduhh makasih dim gausah. Gue sama Vania aja."
Dimian terdiam sesaat lalu mengedipkan mata kearah Vania untuk memberikan sebuah isyarat.
"Ohhh....Maaf ay, gue gabisa nganterin Lo ke UKS. Dipanggil pa Rudy nih suruh kumpulin proposal sekarang. Titip Aya dulu Dim" Vania bergegas pergi.
Bisa dikatakan kalau gadis berambut pendek bernama Vania Larissa itu adalah teman yang mudah peka.
"Udah sana tuh dianterin Dimian aja. Sekalian jenguk Bintang" timpa Awan.
Aya terperanjat kaget "Hah, Bintang di UKS juga?"
"Tu anak Dateng dateng langsung nyosor UKS." ujar Cakra.
"Oh gitu. Yaudah Dim maaf ngerepotin Lo".
Akhirnya Aya dan Dimian berjalan menuju UKS. Disana mereka melihat Bintang tengah tertidur diatas kasur sembari menutup wajahnya dengan satu lengan. Aya dibantu Dimian duduk diatas kasur tepat disebelah Bintang.
"Lo istirahat aja dulu, gue panggilin dokter." Ujar Dimian.
Aya mengangguki ucapan Dimian.
Disisi lain Bintang terbangun mendengar keributan di sebelahnya.
"Mhhh...ngapain Lo disini?" Tutur Bintang terdengar serak dan berat.
"Lo sendiri ngapain disini, srkkk?".
"Menurut Lo Gue lagi party di UKS?" Ucap Bintang dengan ketus.
Aya mengerutkan dahi "Lah itu Lo tau dong, ngapain masih nanya."
"Terserah Lo." Bintang membelakangi Aya.
Pagi pagi gini Aya dibuat kesal dengan tingkah Bintang, ntah kenapa sikap bintang terasa sangat berbeda hari ini.
Tak lama, Dimian datang bersama seorang dokter. Dokter tersebut juga langsung memeriksa kondisi Aya dan Bintang.
"Kalian ini habis ngapain? Bisa sampai demam dan flu" tanya dokter
"Kemarin pulang bareng doang sambil hujan hujanan." Sahut Bintang
Seketika ekspresi Dimian nampak berubah. Aya merasa canggung dengan situasinya saat ini.
"Pantesan. Hari ini kalain harus full istirahat ya, minum obat ini sesuai aturan dan jangan sampai terlambat" ujar Dokter.
"Dok, kegiatan saya hari ini padet banget. Mungkin istirahatnya nanti aja" ujar Aya.
"Ngeyel banget Lo. Kata dokter istirahat ya istirahat!" Tegas Bintang.
"Iya Ay. Ada gue yang bisa gantiin Lo handle kegiatan" sahut Dimian.
"Ga bisa. Ini tanggung jawab gue. Gue istirahat disini aja sampe sore, nanti persiapan kegiatan gue usahain dateng" sahut Aya. Mendengar jawaban Aya, Dimian dan Bintang hanya saling bertatapan.
Setelah dokter pergi, Dimian masih duduk disamping Aya untuk menemaninya.
"Mhhh...Lo balik aja ke kelas Dim. Gu aman ko" ujar Aya.
"Ga. gue disini aja, tadi udah izin juga sama Miss Lifau".
Dengan adanya Dimian, suasana di UKS terasa sangat canggung. Tidak ada yang memulai percakapan, terlebih lagi sikap bintang terlihat sangat aneh. Dia nampak sangat ketus dan sibuk memainkan ponselnya.
Disisi lain, Aya merasa tidak enak karena selama hampir dua tahun ini sekelas dengan Dimian, Dimian selalu memperlakukannya berbeda. Bahkan dia sudah beberapa kali menyatakan perasaan padanya. Namun, karena perasaan Aya sendiri hanya untuk Bintang, jadi Aya selalu membatasi kedekatannya dengan Dimian.
"Kring...kring...kringg" ponsel Dimian berdering.
"Halo bro, kenapa?.........ga bisa ditunda dulu?.......oh iya gue balik sekarang" sahut Dimian "Sorry Ay, Awan telpon gue katanya ada urusan penting di kelas jadi gue harus kesana".
"Iya gapapa Dim, sante aja".
Seperginya Dimian dari UKS, kini UKS terasa lebih sepi dan dingin daripada kuburan. Aya dan Bintang sama sama diam tak memulai percakapan.
"Lo sakit pasti karena kemarin ngeyel gamau pake jas hujan" ucap Aya.
"Gara gara ide aneh Lo, Lo jadi ikut rebahan di UKS!".
"Tapi Lo seneng kan jadinya di UKS ada temen ngobrol" ujar Aya
"Udahlah, gue mau tidur. Males debat sama Lo" ketus Bintang.
Aya nampak keheranan, dia memejamkan matanya dan berpindah membelakangi Bintang, dia merasa bintang hari ini terlihat sangat dingin dan berprilaku aneh.
Beberapa waktu berlalu, Aya terbangun dan melihat jam menunjukkan waktu sudah sore. Aya sedikit terkejut saat mendapati sebuah selimut menutupi tubuhnya, apalagi Bintang menggenggam tangan Aya dan tertidur diatas kursi dengan kepala menyandar ke kasurnya.
"Bin, Kok Lo tidur disini?" Aya berusaha membangunkan Bintang.
"Mhhh....jam berapa nih?Sorry Gue ketiduran." Bintang melepaskan genggaman tangannya.
Aya terdiam sejenak.
"Ini udah sore, gue mau beres beres buat kegiatan besok."
"Lo ga usah kemana mana. Beres beres nya udah selesai."
Aya mengeriyatkan dahi. "Hah? Kok bisa, gue aja baru bangun."
"Cek aja sendiri."
Dengan penasaran Aya bergegas keluar meskipun sedikit sempoyongan. Dan benar saja, Aya sangat terkejut mendapati lapangan sudah rapi dengan pernak pernik lengkap, begitu juga lorong lorong ruangan sudah dihias dengan berbagai dekorasi.
Rupanya Bintang sedari tadi mengikuti Aya dari belakang. Bintang nampak waspada menjaga Aya takutnya tiba tiba ambruk.
"Udah liatnya? Ayo balik lagi ke UKS. Lo masih harus istirahat!" Ucap Bintang.
"Hmmm aneh banget." Aya berusaha menduga duga siapa yang berani mendekor tanpa meminta persetujuan Aya terlebih dahulu. "gue mau balik aja istirahat di rumah."
"Bentar gue ngambil tas dulu" ucap Bintang.
"Lo mau kemana?" Aya menahan tangan Bintang.
"Nganterin Lo balik." Bintang menepis lembut tangan Aya.
"Ga us....." Belum sempat ucapan Aya selesai, Bintang sudah pergi kembali ke UKS.
Sembari menunggu kedatangan Bintang, Aya masih terus berusaha mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Dia merasa banyak hal aneh terjadi hari ini.
"Ayo" ucap Bintang.
Setelah menghubungi Pa Asep agar tidak menjemputnya, Aya bergegas ke parkiran bersama bintang. Kali ini, Bintang membawa mobil Tesla yang berwarna hitam miliknya.
"Tumben Lo bawa mobil" ucap Aya
"Bosen."
Di perjalanan pulang, suasana kembali hening. Bintang nampak fokus mengendarai mobilnya sementara Aya masih memikirkan kejadian hari ini yang terasa sedikit janggal baginya.
"Mhhh...gue mau tanya" ucap Aya memecah keheningan.
"Tinggal nanya aja."
"Apa yang terjadi pas gue tidur? Ko Lo bisa tidur di samping gue? terus kenapa sekolah udah selesai di dekor?" Akhirnya Aya mengungkapkan hal yang terus terngiang ngiang dipikirkan nya.
"Ga sengaja doang ketiduran. Kayanya si Dimian yang bantu Lo handle semuanya, gue Gatau karena gue juga tidur." Sahut Bintang.
Mendengar jawaban Bintang, Aya nampak tidak puas dan hanya mengangguk saja. Kini suasana kembali hening, Aya yang memperhatikan jalan mulai menutup matanya perlahan dan kembali tertidur lelap.
Bintang yang menyadari Aya kembali tertidur mulai menurunkan kecepatan mobil dan berkendara dengan hati hati.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments