Good Villain
Tahun 2023 di kota Djakarta tercatat telah ada 100 kasus kejahatan setiap bulan nya dengan kasus yang berbeda-beda. Tercatat bahwa tahun itu merupakan tahun terburuknya bagi negara Indonesia. Kejahatan tersebar dimana-mana dan membuat warga ketakutan akan teror kejahatan di tahun itu.
Diketahui bahwa penyebab kejahatan tersebar dimana-mana adalah ulah dari salah satu organisasi yang dipimpin oleh seseorang yang dijuluki dengan nama Evil Man. Dia terus membuat kekacauan serta keributan di negri itu dengan menghasut orang-orang disekitar untuk berbuat jahat untuknya dan menambah jumlah kejahatan di negri itu semakin meningkat.
Untuk menghentikan kejahatannya itu seorang detektif terhebat di dunia muncul dan berusaha menghentikan Evil man. detektif itu bernama Ryan penber.
Dari sinilah kisah bermulai. Dimana mereka saling berhadapan satu sama lain dan mencoba untuk saling menangkap dan membunuh satu sama lain. Telah lebih dari 3 tahun mereka saling berhadapan. Akhirnya kini setelah penantian yang lama mereka berdua dipertemukan secara langsung wajah ke wajah untuk pertama kalinya.
Ditengah hutan yang dingin di sore hari di barengi dengan burung-burung yang bersiul kini mereka berdua berhadapan satu sama lain.
"Di dunia ini sudah pasti ada yang baik dan jahat. Dan apa kau tahu? menurutku hampir 90% manusia di bumi sekarang ini seluruhnya adalah penjahat." ucap seseorang Pria berambut hitam pekat bersandar di bebatuan sambil memegangi perutnya yang berdarah akibat luka tembakan.
Pria itu kemudian tersenyum dengan wajah penuh keringat dan pucat ke arah seseorang.
"Kau berpikir begitu juga kan, Ryan?"
Saat Pria itu bilang begitu suasana hening sejenak hingga terdengar suara kodok dan jangkrik di sekitar saking heningnya. Kemudian seseorang membalas perkataanya.
"Kau ini berisik sekali sih. Padahal sudah mau mati juga." balas dari seseorang Pria berambut putih mengkilap panjang hingga menutupi salah satu matanya sambil memegang pistol dan mengarahkannya ke arah Pria berambut hitam yang bersandar di bebatuan. Pria itu bernama Ryan.
Mendengar respon Ryan. Pria berambut hitam itu tertawa terbahak-bahak sambil tetap memegangi perutnya sebelum dia berucap lagi.
"Waduh. Dingin banget sih."
Ryan tidak menanggapi perkataan Pria berambut hitam itu dan terus sigap memegangi pistolnya ke arah Pria itu.
Pria itu juga balas menatap Ryan dengan tatapan hati-hati sambil salah satu tangan di belakang badannya memegang sesuatu. Ryan yang menyadari ada gerak-gerik aneh pada bagian tubuh Pria itu langsung menembak ke arah batu di samping pria itu untuk membuatnya diam.
Peluru tembakan mengenai batu di samping pria itu dan membuat pria itu kaget. Namun dia tidak takut justru malah tersenyum.
"Tunjukkan tanganmu." Ryan memberi perintah serta menatap Pria itu dengan tatapan tajam.
Pria itu malah tertawa dan menatap Ryan dengan wajah seolah mengejek.
"Apa sebegitu ingin nya kau untuk membunuhku?" Pria itu mencoba memprovokasi sambil tangan kanan nya berada di belakang badannya.
"Berisik. Cepet keluarkan saja tanganmu. Kalau tidak. Akan aku tembak sekarang" Ryan melotot ke arah Pria itu.
Pria itu masih tersenyum dengan respon Ryan dan malah tambah memprovokasinya sambil cekikikan.
"Kau yakin? Jika kau membunuhku kau mungkin tidak akan pernah tau siapa identitasku sebenarnya loh selain julukan Evil Man ku."
Ryan tidak menanggapi provikasi Evil man dan terus menatap Evil man dengan wajah dingin. Ryan terus memegangi pistol itu ke arah kepala nya dan bersiap untuk menembak kali ini.
Evil man yang menyadari itu mulai berkeringat dingin. Namun dia menyembunyikan ekspresinya itu dengan berkata lagi.
"Baiklah. Sepertinya kau pria yang sulit diajak bicara ya"
Evil man mulai mengangkat kedua tangannya yang mengepal, ke atas. Ryan yang melihat itu lalu menurunkan penjagaanya dan berbicara.
"Apa yang kau sembunyikan di tanganmu? cepat tunjukkan" Ryan memerintah.
Evil man menyeringai "Baiklah. Akan aku tunjukkan" Dia membuka telapak tangannya perlahan. Ketika dia hampir membuka tangannya secara keseluruhan dia langsung mengayunkan tangan kanannya ke arah Ryan dan melemparkan sesuatu. Evil man kemudian bergerak bangkit. Ryan yang menyadari itu langsung bergegas menekan pelatuk di pistolnya namun sayangnya dia terlambat.
Ryan melihat apa yang dia lemparkan. Itu adalah sebuah bom asap. Bom itu menyentuh tanah kemudian membuat kabur seluruh lingkungan sekarang. Akibat dari kaburnya lingkungan membuat tembakannya meleset dan kini dia kesusahan melihat.
Dari balik asap yang tebal itu Evil man melempar sebuah pisau ke arah Ryan. Tapi dengan sigap Ryan dapat melihat pisau itu kemudian menghindarinya. Ryan langsung menembak ke arah datangnya pisau itu. BANG!
Tapi ternyata tidak ada siapa-siapa. "Tsk. Dasar bajingan licik." Ryan mendecakkan lidahnya, mengeluh namun masih tetap sigap dan memperhatikan sekitar.
Dari belakang Ryan. Evil Man datang dan menendangnya. Tendangan itu telak mengenai Ryan dan membuat dia terpental sedikit. Lalu Ryan menoleh ke arah belakang dan dia melihat Evil man membawa pisau menuju ke arahnya.
Ryan kemudian langsung menembakkan pistolnya ke arah Evil man. BANG! Peluru itu terlepas dan melesat ke arah Evil man. Evil man yang melihat itu terkejut namun beruntung nasibnya karena terhalang asap membuat Ryan sedikit meleset dan hanya mengenai bagian pipi nya.
"Haha. Rasakan ini Ryan." Evil man melemparkan pisau ke arah Ryan sambil berlari dan tertawa ke arahnya.
Ryan dengan sigap menghindari pisau itu. Ryan berusaha berbalik menoleh ke arah Evil man dan ternyata dia telah ada di depan wajahnya. Evil man melayangkan tinjunya ke arah wajah Ryan. Ryan berhasil menghindarinya dengan memundurkan wajahnya ke belakang sedikit. Ryan lalu mengarahkan pistol nya ke arah Evil man lagi. Tapi Evil man tidak takut dengan pistol itu. Bukannya menghindari dia justru melayangkan serangan lagi dengan pisaunya yang tersimpan di tangan kirinya.
BANG! Ryan melepas pelatuk pistolnya dan peluru berhasil mengenai Evil man. Tapi dilain sisi. Evil man juga berhasil menusukan pisaunya ke arah Ryan.
'Ugh. Dia dengan sengaja menerima tembakanku dan tetap maju untuk menusukku? Dasar bajingan Gila!' gumam Ryan dalam hatinya sambil menahan sakit.
Evil man yang terkena tembakan Ryan telah tumbang di tanah. Ryan mendekat ke arahnya. Dan ketika dia mendekat dia terkejut melihat bahwa Evil man masih hidup dan berkata di saat terakhirnya.
"B-bagaimana rasanya Ryan? K-kau tau.. pisau itu telah kulumuri racun sebelumnya. Itu adalah pisau andalanku."
Mendengar hal itu membuat Ryan terkejut dan dia sekarang merasakan sepertinya racunnya telah bekerja padanya.
"D-dasar bajingan gila." Ryan terhuyung-huyung dan jatuh di tanah.
Evil man yang melihat Ryan terjatuh langsung tertawa terbahak-bahak. "HAHAHA. Rasakan itu Ryan. Setidaknya jika aku mati maka kau juga harus mati!"
"DASAR SIALAN!" Ryan berteriak ke arah Evil man sambil memegangi kepalanya. Namun sayangnya racun itu telah menyebar keseluruh tubuhnya dan membuat dia jatuh terbaring di tanah.
"kekeke.. a-akhirnya dia mati juga." Evil man cekikikan melihat Ryan. kemudia dia berbalik dan menoleh ke awan sekarang.
"Ah.. Indah sekali awan hari ini. Tapi sayang sekali aku harus mati hari ini."
Evil man tertawa kecil kemudian berguman lagi sedikit.
"Y-yah..tidak buruk juga mati begin-." matanya menutup, tangannya menyentuh tanah dan sebelum dia menyelesaikan kata-kata nya dia telah meninggal.
...*****...
...
...
..
"h-"
"hey."
"hey bangunlah!" terdengar sebuah suara laki-laki remaja memanggil ke arahku. Suaranya begitu keras. Juga aku merasa tubuhku sakit semua.
Aku perlahan membuka mataku dan aku dapat melihat sebuah lantai. Lalu aku melihat sekeliling. Terlihat ada sebuah kursi dan meja, juga papan tulis.
Banyak juga orang-orang disini. Sebuah ruangan? kelas Aku duduk sambil memegangi kepalaku dan terus berpikir sendiri. Dimana aku? Kenapa aku bisa ada disini? Dan siapa orang-orang ini?
Terdapat 3 orang anak remaja dihadapanku. Mereka tampak tidak bersahabat. Satu orang berbadan kurus mengenakan kacamata. Satu orang lagi berbadan gendut berambut coklat berdiri menatapku sambil memakan cemilan. Dan satu orang lagi berbadan ideal dan tinggi. Rambutnya oren bersinar serta terdapat gigi taring di mulutnya.
Kenapa mereka menatapku? Aku terus berpikir sambil melihat sekitar. Para murid yang diam saja melihatku di kerumuni seperti ini. Serta aku yang berada di pojok ruangan di kerumuni 3 orang bermuka calon kriminal. Jangan-jangan aku di bully?
Saat aku sedang berpikir tiba-tiba saja orang di tengah berambut oren itu menendang perutku dengan sangat kencang. "Haha akhirnya kau bangun juga. Kau ini lemah seperti biasanya ya. Zen."
"Ugh." kataku sambil memegangi perutku. Apa katanya? Zen? Siapa itu Zen? Dan tunggu. Kenapa aku bisa hidup? Seharusnya aku sudah mati karena tertembak waktu itu.
Mataku melebar saat akhirnya aku tersadar. Tidak mungkin! Apa aku terlahir kembali?
Sebelum aku selesai berpikir anak berambut oren itu menendang ku lagi hingga aku terpental menyentuh tembok.
"Berani sekali kau mengabaikanku Zen. Jika aku berbicara maka kau harus menjawabnya!" Anak berambut oren itu melotot ke arahku.
"Haha. hey sudahlah Pedro. Dia tidak bisa berkata-kata saking takutnya tuh." ucap anak berkacamata berjalan menepuk pundak Pedro.
Apa? Takut? Aku? Raja kriminal yang ditakuti semua orang. Takut dengan bocah-bocah ini?
"Haha sepertinya kau benar." Pedro tertawa dan menatapku dengan tatapan sombong dan arogan.
Aku mulai bangkit kemudian menatap mereka dengan tajam. Aku kemudian mengepalkan tinjuku dan bersiap menyerang mereka.
"Dasar bocah-bocah sialan."
Karena perkataanku entah kenapa membuat seisi kelas ini terkejut dan menatapku.
"A-apa? Berani sekali kau berkata begitu padaku." ucap Pedro sambil menunjuk ke arahku.
"Harusnya aku yang bilang begitu dasar brengsek." Aku melesat dengan cepat mengangkat lenganku dan bersiap melayangkan tinjuku ke arah mereka.
Namun saat aku tiba di depan mereka entah kenapa tubuhku tiba-tiba terhenti dan aku tidak bisa menggerakkan tubuhku untuk memukul mereka.
A-apa? Ada apa ini? Kenapa aku tidak bisa menggerakkan tubuhku? Dan tiba-tiba aku mendapat sebuah kilas balik sebentar mengenai tubuh orang ini.
Aku bisa melihat bahwa ternyata aku bereinkarnasi. Dan.. Aku bereinkarnasi ke tubuh seseorang yang bahkan dalam hidupnya tidak pernah berbuat kejahatan sama sekali? Apa maksudnya ini!
Pedro yang awalnya panik namun setelah melihatku terdiam dia mulai mengepalkan telapak tangannya kemudian mengangkat tangannya. Melayangkan tinjunya ke arah wajahku "Berani sekali kau melayangkan tinjumu! Rasakan ini." Tinjunya telak mengenai wajahku dan akhirnya aku terjatuh pingsan.
Saat dalam keadaan pingsan. Aku dapat melihat ingatan anak ini. Anak ini bernama Zen ferdinand. Seorang anak ke 3 dari raja Alexander Ferdinand yang memimpin kerajaan Eliver. Anak ini memiliki sifat yang sangat baik dari kecil. Dia mendapat perlakuan khusus dari orangtuanya. Dan orangtuanya juga selalu memanjakannya. Sebuah keluarga yang harmonis.
Tapi semenjak dia masuk ke akademi dia mulai di bully dan di manfaatkan oleh seorang anak bernama Pedro hernandres. Anak bangsawan yang merupakan putra ke 2 dari raja Robert hernandres yang memimpin kerajaan Hernandres.
Aku dapat melihat dia awalnya hanya mencoba berteman dengan Pedro. Namun entah kenapa si Pedro malah memanfaatkan kebaikan anak ini. Betapa bajingannya dia. Sungguh. Dia bisa jadi anak muridku. hehe.
Sekitar dua jam aku pingsan akhirnya aku terbangun. Aku kemudian membuka mataku perlahan. Aku bangun dan melihat-lihat sekitar. sepertinya aku ada di UKS.
Sial. Jangan bercanda. Aku yang merupakan seorang penjahat kelas atas memasuki tubuh anak yang bahkan tidak pernah menginjak semut sekalipun dalam hidupnya. Bagaimana ini bisa terjadi. Aku menepuk dahiku sambil menghela nafas.
Apa aku harus hidup seperti ini seterusnya? Di bully terus-terusan tanpa bisa membalas? Aku menunduk masih menepak jidatku.
"Tidak. Aku pasti akan membalas mereka. Meski aku menyukai sifat nakal mereka. Tapi jika mereka menggunakannya padaku. Aku tetap tidak suka. Lihat saja. Aku akan balas kalian bocah-bocah kecil. HAHAHAHA." Aku tertawa jahat sambil menoleh ke atas.
"Jangan berisik." Tiba-tiba saja seseorang melemparkan bantal ke arahku.
BUK!
"Aduh." Bantal itu mengenai kepalaku dan membuatku terjatuh dari kasur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nurul Pky
hahaha kena lemparan telak
2023-12-05
0
calliga
Semangatt
2023-07-14
3