CINTA ITU LUKA
"Aku mengangap kamu seperti huruf Ba dalam iklab, tapi bagimu aku seperti "nun mati di antara idgham billagunah" ada namun tak dianggap."
**
Cinta merasa wanita yang paling bahagia di hari ini, karena dia akhirnya bisa menikah dengan pria yang telah lama dia cintai.
Rangga, melamar dan meminta Cinta menjadi istrinya. Wanita mana yang akan menolak jika lamaran itu datang dari pria yang diidamkan.
Setelah satu bulan lamaran, pesta pernikahan segera dilangsungkan. Semua biaya akan ditanggung Rangga.
Hari ini di salah satu hotel berbintang, terlihat ramai para tamu undangan. Pernikahan Rangga dan Cinta akan dilangsungkan.
Rangga tampak sangat tampan dengan balutan jasnya. Dihadapan Rangga duduk pria paruh baya, ayah Cinta. Mereka telah berjabat tangan. Akad nikah akan segera diucapkan.
"Rangga ...," panggil Ayahnya Cinta.
"Saya, Pak," jawab Rangga
"Saya nikah dan kawinkan engkau dengan putri kandungku Cinta binti Muhammad Taufik dengan mas kawin seperangkat perhiasan emas, dibayar Tunai ...," ucap Ayahnya Cinta.
"Saya terima nikah dan kawinnya Cinta binti Muhammad Taufik dengan mas kawin tersebut diatas, di bayar ... Tunai," ucap Rangga dengan sekali tarikan napas.
"Bagaimana ...? SAH ... SAH ... para saksi?" tanya pak penghulu dengan kedua orang saksi.
"Sahhh ...!" jawab saksi serempak.
Rangga menarik napas lega setelah para saksi menyatakan sah. Dari sebuah ruangan tampak Cinta keluar dengan balutan kebaya putih. Dia tampak cantik sekali.
Cinta duduk mendampingi Rangga. Mereka berdua sangat serasi. Pria itu tersenyum sangat manis dengan istrinya, dan dibalas Cinta dengan tersenyum semringah.
Ayah Cinta berdiri dan ingin memberikan suatu nasihat buat Rangga yang telah menjadi suami anaknya.
"Rangga, saya orang pertama yang memeluk Cinta, bukan kamu. Saya adalah orang pertama yang menciumnya, bukan kamu. Saya orang pertama yang mencintainya, bukan kamu," ucap ayah Cinta sambil terlihat menyeka air mata.
"Saya harap kamu adalah orang yang bisa bersama Cinta selamanya. Jika suatu hari kamu tidak mencintainya lagi, jangan katakan itu kepadanya. Sebagai ganti, katakan kepada saya. Saya akan datang dan membawanya pulang," lanjut ayah Cinta.
"Jika suatu saat Cinta berbuat salah beritahu saya, biar saya yang nasehatin. Sampai detik ini saya tak pernah sekalipun memarahinya. Saya tak rela jika ada pria yang memarahi putri kesayangan saya ini. Saya selalu mengharapkan putri kami dijaga dengan baik sama seperti kami menjaga dia. Melindungi martabat, aurat dan akidahnya. Saya titipkan putriku padamu." Itulah nasehat ayah Cinta sebelum kedua pengantin bersanding.
Pesta pernikahan berlangsung hingga malam hari. Cinta dan Rangga selalu tersenyum sepanjang acara.
Hingga jam sebelas malam seluruh tamu undangan dan keluarga akhirnya bubar. Kedua pengantin menuju kamar yang disediakan hotel sebagai bonus.
Cinta mengikuti Rangga masuk ke kamar. Tubuhnya terasa sangat lelah karena seharian melayani tamu undangan.
Rangga langsung masuk ke kamar mandi, Cinta mengganti pakaiannya dengan baju tidur. Sambil menunggu suaminya selesai mandi, Cinta membaringkan tubuhnya. Rasa lelah membuat wanita itu ketiduran.
Rangga yang baru selesai mandi, melihat istrinya berbaring menjadi geram. Dengan sangat kuat pria itu menarik selimut sehingga Cinta menjadi terkejut dan langsung bangun.
"Mas Rangga sudah selesai mandi?" tanya Cinta. Sebenarnya dia masih kaget dengan perlakuan suaminya tadi.
Bukannya menjawab pertanyaan Cinta, Rangga lalu mendekati Cinta, menarik tangannya hingga terjatuh ke lantai. Hal ini membuat Cinta semakin heran.
"Mas Rangga, kenapa? Tanganku sakit Mas ditarik begini," ucap Cinta dengan menahan sakit.
"Aku tidak sudi tidur denganmu. Kau bisa tidur di mana pun kau mau, asal jangan didekatku!" ucap Rangga dengan penuh penekanan.
Cinta menatap wajah Rangga dengan penuh tanda tanya. Kenapa pria yang baru tadi pagi menjadi suaminya, berbuat kasar. Saat melamar dirinya Rangga begitu baik dan sopan.
Cinta berdiri, dan berjalan menjauh dari tempat tidur. Mengambil handuk untuk membersihkan diri.
"Kamu bisa menggantikan pakaianmu di kamar mandi. Jangan dihadapanku. Besok kita langsung pindah ke rumah baru. Di sana kita akan tidur terpisah," ucap Rangga dengan suara lantang.
"Terpisah? Kenapa, Mas? Bukankah kita sudah sah sebagai suami istri. Kenapa kita harus tidur terpisah?" Cinta bertanya karena merasa semua itu sangat aneh.
"Aku belum bisa memenuhi kewajibanku sebagai suami. Aku mau kamu jangan banyak bertanya. Sudah aku nikahi, berarti kamu harus patuh padaku sebagai suamimu!" Rangga bicara dengan suara lantang.
"Apa Mas Rangga menikah denganku karena terpaksa?" Cinta bertanya kembali.
"Aku sudah katakan tadi, jangan banyak bertanya! Apa telinga kamu sudah tidak berfungsi lagi sehingga tidak mendengar ucapanku tadi!" Rangga bicara dengan bentakan.
Cinta terkejut mendengar suara Rangga yang besar. Dia tidak mau mendengarkan lagi ucapan pria itu dan segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Wanita itu menghidupkan keran dan membiarkan air mengalir. Tangisnya pecah.
Cinta yang awalnya sangat bahagia ketika orang tuanya mengatakan jika dirinya akan dilamar Mas Rangga, menjadi sangat kecewa mengetahui kenyataan jika Rangga tidak pernah menginginkan pernikahan ini. Terbukti dia sangat kasar dengan dirinya.
"Tuhan, katakan jika pertemuan ini hanyalah suatu kebetulan, sehingga aku tak harus berharap terlalu banyak. Aku sadar,tidak semua angan-angan seseorang akan dia dapatkan. Angin berhembus tidak sesuai dengan kehendak perahu layar." Cinta bicara pada dirinya sendiri.
Cinta masih menangis tersedu di dalam kamar mandi. Sementara itu, Rangga telah mengganti pakaiannya dengan piyama dan membaringkan tubuhnya di ranjang pengantin mereka.
"Ketika aku merasakan kebahagiaan mendalam, aku merasa tertampar karena setiap kebahagiaan itu buat aku tersadar bahwa kebahagiaan hanya sementara. Sebenarnya yang menyakitkan itu bukan dia. Tetapi harapanmu terhadap dirinyalah yang terlalu tinggi. Namun, apapun yang terjadi, nikmati hidup ini. Hapus air mata dan berikan senyummu. Kadang senyum terindah datang setelah air mata penuh luka." Cinta berucap sendiri untuk menguatkan hatinya.
Cinta menghapus air matanya. Dia membasuh wajahnya dari riasan. Setelah itu barulah dia mandi. Cinta mengambil wudu untuk melaksanakan solat malam.
Setelah mandi dan menggantikan pakaiannya dengan piyama, Cinta keluar dari kamar mandi. Dia melihat ke arah tempat tidur. Rangga tampak telah terlelap. Suami yang dia harapkan akan memberikan kebahagiaan ternyata memberikan luka.
Pernikahan yang Cinta bayangkan akan menjadi awal kebahagiaan bersama orang yang dicintai, itu hanyalah mimpi. Ternyata tidak selamanya pernikahan itu indah.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
lucky gril
mampirrrr mak
2024-08-03
0
Yunerty Blessa
baru menikah sudah kasar sangat kau Rangga 😏
2024-07-13
0
Hindun
tak sesuai harapan itulah jln hidup
2023-12-10
1