Bab 2. Kembali Ke Rumah

Pagi hari yang cerah. Matahari bersinar dengan terik. Cahayanya masuk melalui celah jendela kamar. Rangga mencoba membuka matanya secara perlahan. Pandangannya langsung tertuju pada Cinta, wanita yang telah sah menjadi istrinya itu.

Rangga turun dari ranjang dan berjalan mendekati Cinta. Ditariknya selimut yang menutupi tubuh istrinya itu dengan sangat keras, sehingga tubuh Cinta ikut terjatuh terjerembab ke lantai.

Cinta terkejut dan langsung terbangun. Tubuhnya terasa sakit. Dia menatap ke arah Rangga.

"Kenapa ...? Tidak terima aku bangunkan!" teriak Rangga.

Cinta berdiri dan duduk di sofa tempat dia tidur tadi malam. Wanita itu menarik napas dalam sebelum akhirnya bicara.

"Aku bukannya tidak terima Mas bangunkan, tapi aku terkejut dengan caranya Mas bangunkan tadi. Mas bisa melakukan semua dengan lembut 'kan? Tanpa harus dengan kekerasan." Cinta bicara dengan lembutnya.

Bukannya merasa bersalah, Rangga justru menarik rambut Cinta. Wanita itu meringis merasakan sakit di kulit kepalanya.

"Apa aku harus membangunkan kamu seperti ini?" tanya Rangga masih dengan tangan yang menarik rambut istrinya itu.

Cinta memegang pergelangan tangan pria itu. Menahan agar tidak menarik lebih keras lagi. Terlihat air keluar dari sudut matanya.

"Mas, sakit. Aku mohon lepaskan tanganmu! Aku janji tidak akan ketiduran lagi," ucap Cinta dengan memohon.

Rangga melepaskan tangannya dan masuk ke kamar mandi. Tangisan Cinta akhirnya pecah. Dia tidak mungkin mundur dari pernikahan yang baru berjalan satu hari ini. Cinta berharap semua ini hanya mimpi. Tidak mungkin Rangga sekasar ini. Pasti karena kelelahan, ucap Cinta dalam hatinya.

Setelah Rangga mandi, pria itu sepertinya memesan sarapan. Cinta masuk ke kamar mandi. Kembali tangisnya pecah.

"Aku tidak akan membiarkan kau hidup bahagia, Cinta. Kau telah membunuh Rafael. Aku akan membalas sakit hati adikku dengan membuatmu seperti hidup dalam neraka," gumam Rangga pada dirinya sendiri.

Pria itu melihat ke arah Cinta saat dia keluar dari kamar mandi. Wanita itu tidak berani mendekati Rangga. Dia kembali duduk di sofa.

"Kenapa kau masih saja duduk. Cepat sarapan! Setelah ini kita akan kembali ke rumahku. Orang tua kamu tadi telah pamit dan mereka telah kembali ke kampung." Rangga menjelaskan tanpa melihat atau menatap ke arah Cinta.

Cinta dengan tergesa berdiri. Ketika dia akan duduk di kursi yang ada dihadapan Rangga kembali wanita itu dikejutkan dengan bentakan pria itu.

"Siapa yang meminta kamu duduk di situ? Kau bisa menghilangkan selera makanku saja!" ucap Rangga dengan suara tinggi.

Cinta jadi gemetar karena takut. Dia mengambil sarapan dan berjalan kembali ke sofa tadi.

Baru setengah sarapannya dimakan, dia melihat Rangga berdiri dengan berkacak pinggang.

"Cepat kau selesaikan makanmu! Kita harus segera tinggalkan hotel ini. Bereskan semua barang. Setengah jam lagi aku kembali. Jangan sampai aku melihat kamu belum siap!" Kembali Rangga berucap dengan suara tinggi.

Seperti yang Rangga katakan tadi, setengah jam kemudian dia kembali ke hotel. Pria itu heran melihat semua barang telah selesai dibereskan Cinta. Dalam hatinya bertanya, bagaimana bisa wanita itu membersihkan secepat ini. Padahal tadinya dia berharap semua belum siap, agar dia bisa memarahi Cinta.

"Angkat semua. Kita ke rumahku. Jangan sampai ada ketinggalan! Kepalamu gantinya!" ucap Rangga dengan angkuhnya.

Rangga mengajak Cinta, pindah ke rumah yang pria itu beli dua tahun lalu.

Suami Cinta itu selama ini hanya tinggal sendirian di rumah yang akan mereka tempat.

Satu jam perjalanan sampai mereka di rumah yang di tuju. Cinta dan Rangga keluar dari mobil. Wanita itu hanya mengikuti langkah kaki suaminya.

Rangga membuka pintu rumah. Baru beberapa langkah masuk, pria itu bersuara.

"Aku akan tempati kamar utama. Kamu tempati kamar tamu!" Dia lalu menunjuk kamar yang akan Cinta tempati.

Cinta masuk ke kamar tamu dan membersihkan isi kamar yang berantakan. Setelah tampak bersih barulah dia keluar dari kamar, tujuan utamanya adalah dapur.

Cinta membersihkan dapur dan meletakan barang-barang pada tempatnya. Selesai dapur dibersihkan, Cinta membuat jus jeruk buat suaminya Rangga. Dia tadi melihat pria itu sedang menonton televisi di ruang keluarga. Dua gelas jus jeruk Cinta bawa dengan napan kehadapan sang suami.

"Silakan di minum, Mas," ucap Cinta. Cinta lalu meletakkan jus jeruk itu di meja, berhadapan dengan Rangga. Wanita itu memilih duduk sedikit menjauh, menjaga jarak agar suaminya tidak marah lagi.

"Aku akan mempekerjakan seseorang untuk membantu kamu di dapur dan seorang tukang kebun sekalian supir jika kamu butuhkan."

"Aku rasa nggak perlu, Mas. Aku bisa mengerjakan sendiri. Jika hanya untuk kita berdua, aku masih sanggup memasaknya."

"Nanti ibumu dan ibuku mengira aku pelit, nggak mau menggaji seseorang buat membantu pekerjaanmu. Lagi pula aku nggak mau berhutang budi karena kamu telah membantu dan melayaniku. Aku juga belum tentu ada selera jika kamu yang memasak. Geli, jijik aku." Rangga berucap dengan raut wajah yang tampak sekali tidak sukanya.

"Itu bukan hutang budi, Mas. Semua itu kewajibanku sebagai seorang istri untuk melayani kamu dan melakukan pekerjaan rumah," ucap Cinta dengan tersenyum, tapi Rangga hanya diam tidak membalasnya.

"Pernikahan hanya di atas kertas, Cinta. Jangan pura-pura baik, ingin menjadi istri yang berbakti. Aku juga tidak akan menunaikan kewajibanku untuk memberi kamu naskah batin!" ucap Rangga.

"Walau pernikahan kita ini hanya di atas kertas, tapi itu sah menurut agama maupun negara. Sebagai baktiku, aku nggak akan keberatan melakukan semuanya walau Mas Rangga belum bisa melaksanakan kewajiban sebagai suami."

Cinta telah bertekat akan menjalani rumah tangga ini, apa pun yang akan terjadi dengan pernikahannya nanti. Bukankah Rangga adalah pilihannya.

"Jangan bersikap sebagai istri yang baik, karena aku nggak akan pernah terenyuh. Aku telah berencana menikah setahun lagi dengan kekasihku. Jadi pernikahan kita hanya sampai segitu. Jangan melibatkan hati dan perasaan agar saat kita harus berpisah tidak ada luka."

Rangga berdiri dari duduknya. Tanpa menyentuh minuman yang Cinta sediakan, pria itu masuk ke ruang kerjanya.

Cinta menarik napas dan memegang dadanya yang terasa sesak, tapi dia telah bertekat tidak akan menangis dan menyerah pada kenyataan ini. Dia akan buktikan pada Rangga jika dirinya juga pantas dicintai. Wanita itu ikut masuk ke kamar tamu.

...----------------...

Pagi hari ini Cinta membuat sarapan roti bakar. Segelas kopi dan sepiring roti telah selesai dihidangkan.

Cinta melangkah menuju kamar suaminya. Diketuk pintu beberapa kali, tidak juga ada sahutan.Dia mencoba memutar gagang pintu. Ternyata tidak di kunci. Wanita itu melangkah masuk dan menghidupkan lampu kamar.

Tampak Rangga yang masih terlelap di bawah selimut yang menutupi tubuhnya. Wanita itu mendekati tempat tidur dan mencoba membangunkan pria itu dengan mengguncang lengannya pelan.

"Mas, bangun. Sudah jam tujuh. Apa Mas tidak kerja?" Cinta masih berusaha membangunkan Rangga. Hingga akhirnya pria itu membuka mata.

Rangga melihat Cinta dengan pandangan tajam, seperti ingin membunuh. Dia tidak berpikir jika wanita ini berani masuk ke kamar dan membangunkan dirinya.

"Siapa yang mengizinkan kau masuk ke kamar ini?" Rangga bertanya dengan suara keras dan lantang. Cinta langsung mundur, takut jika pria itu melakukan kekerasan lagi pada dirinya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Lina Suwanti

Lina Suwanti

Rangga,,siap² bakalan bucin kamu sm Cinta....balas dendam yg salah sasaran. klo sampai Rafael bunuh diri karena di tolak itu sih emang dasar Rafael mental tempe

2023-12-12

1

Lisa Halik

Lisa Halik

keterlaluan banget sih rangga,

2023-09-09

0

Masfaah Emah

Masfaah Emah

ini mah Kya sinetron ikatan cinta dong, Andin d tuduh bunuh adiknya oleh Al

2023-08-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu. Pernikahan
2 Bab 2. Kembali Ke Rumah
3 Bab 3. Kuatkan Aku
4 Bab 4. Aku Bukan Wanita Lemah
5 Bab 5. Kemarahan Rangga
6 Bab 6. Ayah dan Ibu Sakit
7 Bab 7. Meninggalkan Dunia
8 Bab 8. Ibu Menyusul Ayah
9 Bab 9. Rumah Sakit Jiwa
10 Bab 10. Ke Makam Rafael
11 Bab 11. Menginap Di Rumah Rangga
12 Bab 12. Siapa Rafael?
13 Bab 13. Bertemu Lagi
14 Bab 14. Berhubungan Pertama Kali
15 Bab 15. Cinta
16 Bab 16. Ayah, Ibu, aku rindu
17 Bab 17. Kita Putus
18 Bab 18. Pengakuan Arimbi
19 Bab 19. Ucapan Selamat Untuk Rangga
20 Bab 20. Drama Arimbi
21 Bab 21. Cinta Sakit
22 Bab 22. Bertemu Farrel Lagi
23 Bab 23. Kaburnya Cinta
24 Bab 24. Bertemu Orang Baik
25 Bab 25. Nickholas
26 Bab 26. Album Foto
27 Bab 27. Pertemuan Dengan Arimbi
28 Bab 28. Penyesalan
29 Bab 29. Ke Salon Bersama Mama Nick
30 Bab 30. Ketakutan Cinta
31 Bab 30. Apa itu Benar Cinta?
32 Bab 32. Ada Hubungan Apa Rachel dan Rafael?
33 Bab 33. Bertemu Rangga
34 Bab 34. Permintaan Maaf
35 Bab 35. Dilemanya Cinta
36 Bab 36. Nick dan Arimbi
37 Bab 37. Arimbi Mabuk
38 Bab 38. Kesedihan Nick
39 Bab 39. Ke Rumah Sakit Jiwa
40 Bab 40. Kecelakaan
41 Bab 41. Ruang ICU
42 Novel MENGANDUNG BENIH BURONAN
43 Bab 42. Rangga Yang Telah Sadar
44 Bab 43. Aku Cacat
45 Bab 44. Kedatangan Nick
46 Bab 45. Arimbi dan Pengakuannya
47 Bab 46. Menemani Rangga
48 Bab 47. Rangga Mulai Pulih
49 Bab 48. Periksa Kandungan
50 Bab 49. Persalinan
51 Bab 50. Adiba Zahwa Shaqueena
52 Bab 51. Aqiqah
53 Bab 52. Apakah Ini Kencan?
54 Bab 53. Mudik
55 Bab 54. Lamaran
56 Bab 55. Pernikahan Nick dan Triana
57 Open PO
58 Bab 56. Liburan
59 Promo Novel Terbaru
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab Satu. Pernikahan
2
Bab 2. Kembali Ke Rumah
3
Bab 3. Kuatkan Aku
4
Bab 4. Aku Bukan Wanita Lemah
5
Bab 5. Kemarahan Rangga
6
Bab 6. Ayah dan Ibu Sakit
7
Bab 7. Meninggalkan Dunia
8
Bab 8. Ibu Menyusul Ayah
9
Bab 9. Rumah Sakit Jiwa
10
Bab 10. Ke Makam Rafael
11
Bab 11. Menginap Di Rumah Rangga
12
Bab 12. Siapa Rafael?
13
Bab 13. Bertemu Lagi
14
Bab 14. Berhubungan Pertama Kali
15
Bab 15. Cinta
16
Bab 16. Ayah, Ibu, aku rindu
17
Bab 17. Kita Putus
18
Bab 18. Pengakuan Arimbi
19
Bab 19. Ucapan Selamat Untuk Rangga
20
Bab 20. Drama Arimbi
21
Bab 21. Cinta Sakit
22
Bab 22. Bertemu Farrel Lagi
23
Bab 23. Kaburnya Cinta
24
Bab 24. Bertemu Orang Baik
25
Bab 25. Nickholas
26
Bab 26. Album Foto
27
Bab 27. Pertemuan Dengan Arimbi
28
Bab 28. Penyesalan
29
Bab 29. Ke Salon Bersama Mama Nick
30
Bab 30. Ketakutan Cinta
31
Bab 30. Apa itu Benar Cinta?
32
Bab 32. Ada Hubungan Apa Rachel dan Rafael?
33
Bab 33. Bertemu Rangga
34
Bab 34. Permintaan Maaf
35
Bab 35. Dilemanya Cinta
36
Bab 36. Nick dan Arimbi
37
Bab 37. Arimbi Mabuk
38
Bab 38. Kesedihan Nick
39
Bab 39. Ke Rumah Sakit Jiwa
40
Bab 40. Kecelakaan
41
Bab 41. Ruang ICU
42
Novel MENGANDUNG BENIH BURONAN
43
Bab 42. Rangga Yang Telah Sadar
44
Bab 43. Aku Cacat
45
Bab 44. Kedatangan Nick
46
Bab 45. Arimbi dan Pengakuannya
47
Bab 46. Menemani Rangga
48
Bab 47. Rangga Mulai Pulih
49
Bab 48. Periksa Kandungan
50
Bab 49. Persalinan
51
Bab 50. Adiba Zahwa Shaqueena
52
Bab 51. Aqiqah
53
Bab 52. Apakah Ini Kencan?
54
Bab 53. Mudik
55
Bab 54. Lamaran
56
Bab 55. Pernikahan Nick dan Triana
57
Open PO
58
Bab 56. Liburan
59
Promo Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!