Jika istri yang telah disakiti dan dilukai berkali-kali tapi memilih memaafkan kamu, bukan karena dia bodoh. Hatinya hanya tak mampu melukai orang yang dia cintai.
Aku tidak bisa menggenggam kedua tanganmu, karena akan sulit untukmu berjalan menatap masa depan. Biarlah ku ikhlaskan satu tanganmu di dalam genggamannya, untuk kita jalan bertiga menuju ridhonya.
**
Rangga menatap Cinta dengan mata melotot. Rahangnya tampak menonjol karena menahan amarah. Dia bangun dari tidurnya dan mendorong tubuh Cinta.
"Siapa yang mengizinkan kau masuk ke kamar ini?" Rangga bertanya dengan suara keras dan lantang. Cinta langsung mundur, takut jika pria itu melakukan kekerasan lagi pada dirinya.
"Maaf, Mas. Aku tidak tahu. Jika memang tidak diizinkan, aku akan keluar dan tidak akan pernah masuk lagi."
Cinta berjalan tergesa meninggalkan kamar, sebelum pria itu melakukan sesuatu. Dia lalu membuatkan sarapan roti bakar dan segelas kopi untuk suaminya.
Setelah mandi, Rangga yang telah berpakaian rapi keluar kamar. Dia langsung berjalan menuju meja makan. Pria itu duduk dihadapan sarapan yang disediakan Cinta.
Rangga mengambil kopi dan menyicipnya. Dia langsung menyemburkan kopi yang sempat diminumnya. Pria itu lalu melempar gelas berisi kopi itu ke lantai. Cinta yang sedang mencuci pakaian menjadi kaget. Dia lalu menghampiri suaminya.
"Ada apa, Mas? Kenapa dengan kopinya?" tanya Cinta dengan ketakutan. Dia melihat gelas yang pecah dan kacanya berserakan di lantai.
"Apa kau ingin membunuhku? Kau sengaja membuat kopi dengan gula yang banyak agar aku menderita penyakit diabetes?" tanya Rangga dengan suara sangat tinggi.
Cinta ketakutan hingga tubuhnya gemetar. Dia memang belum tahu kebiasaan suaminya itu. Apakah suka kopi dengan gula yang banyak atau sedikit? Seharusnya dia bertanya dulu, pikir Cinta dalam hatinya.
"Maaf, Mas. Lain kali aku akan kurangi gulanya. Biasanya Mas minum kopi, gulanya berapa sendok?" tanya Cinta dengan hati-hati.
Rangga berdiri dari duduknya. Mengambil tas kerja yang ada di atas meja makan. Pria itu menatap Cinta dengan mata tajam.
"Aku tidak ingin kau buatkan sarapan lagi. Dari pada aku mati kau racun!" ucap Rangga. Dia lalu berjalan meninggalkan Cinta.
Baru beberapa langkah dia berjalan, terdengar Cinta memanggil namanya. Namun, Rangga mengabaikan dan tetap berjalan. Cinta sedikit berlari untuk mengejar suaminya itu. Ketika sampai dihadapan suaminya, Cinta meraih tangan Rangga.
"Selamat bekerja, Mas. Semoga semua berjalan lancar. Hati-hati di jalan." Cinta lalu menyalami dan mencium tangan suaminya itu.
Rangga sempat tertegun sejenak melihat istri yang tadi dibentaknya masih menghormati dirinya. Namun, dia kembali menepisnya.
"Jangan tertipu dengan sikap manisnya. Dia sengaja ingin menjeratku agar jatuh cinta, dan setelah itu barulah dia memperlihatkan siapa dirinya. Rafael saja bisa dia buat bunuh diri, begitu kejamnya dia," gumam Rangga dalam hatinya.
Rangga menarik tangannya, dan langsung pergi tanpa pamit dengan Cinta. Wanita itu menatap kepergian suaminya hingga mobil itu hilang dari pandangan matanya.
Cinta menarik napas dalam. Rasanya tidak percaya jika Rangga bisa berbuat kasar. Dulu dia mengenal pria itu sangat lembut dan ramah. Ada apa dengan suaminya? Mengapa sifatnya saat ini berubah? Cinta masih terus bertanya dalam hatinya.
Dia berjalan masuk, dan mulai membersihkan rumah. Banyak perabot yang tidak ditempatkan semestinya. Sebelum membersihkan semuanya, dia terlebih dahulu membersihkan dapur dari pecahan kaca.
***
Cinta melihat jam dinding, telah menunjukkan pukul delapan malam, tapi suaminya belum juga pulang. Cinta menjadi gelisah. Ingin rasanya menghubungi Rangga, tapi dia takut nanti dimarahi.
Wanita itu berjalan mondar mandir dalam rumah, menunggu kepulangan suaminya. Saat terdengar suara mesin mobil, Cinta menjadi lega. Dia yakin itu suara mobil suaminya.
Cinta berlari ke luar rumah untuk menyambut kehilangan suaminya. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Rangga berjalan dengan memeluk pinggang seorang wanita.
Dada Cinta terasa sesak. Tenggorokannya rasa tercekat. Apa lagi yang akan dibuat suaminya? Tidak cukupkah kemarahan dan perlakuan kasarnya.
Rangga berjalan masuk ke dalam rumah masih dengan memeluk pinggang wanita itu. Dia mengabaikan kehadiran Cinta.
Rangga sengaja membawa kekasihnya Arimbi untuk membuat Cinta sakit hati dan cemburu. Dia hanya ingin menyiksa istrinya itu.
Wanita yang bersama Rangga itu duduk di sofa sambil bergelayut manja di lengan suaminya. Darah Cinta terasa mendidih, tapi dia mencoba menahan rasa amarah yang ingin memuncak.
"Hai kamu ... sini!" panggil wanita itu.
Cinta tetap berdiri ditempatnya. Mengacuhkan panggilan wanita itu. Dia lalu berjalan menuju dapur. Baru kakinya ingin menginjak lantai dapur namanya dipanggil dengan lantang oleh Rangga.
"Cinta ...," teriak Rangga. "Apa telinga kamu memang sudah tidak berfungsi? Arimbi memanggil, tapi kamu mengabaikannya! Kesini kau!" teriak Rangga.
Cinta berjalan kembali ke ruang keluarga, tempat kedua orang itu duduk. Dia berdiri dihadapan Rangga dengan menunduk.
"Sepertinya telinga kamu perlu diperiksa," ujar Rangga.
Cinta tidak berani berucap, karena setiap yang dia katakan selalu salah. Wanita itu lebih memilih diam
"Sayang, aku mau dibuatkan jus pokat dan nasi goreng. Tapi aku tak mau pakai lama," ucap cewek yang dipanggil Arimbi itu.
"Kamu dengar itu. Buatkan segera apa yang Arimbi minta. Aku tidak mau nanti dia sakit karena lapar. Segera!" perintah Rangga dengan suara lantang.
Cinta berjalan dengan terpaksa menuju dapur. Setengah jam kemudian dia telah selesai membuatkan apa yang diminta Arimbi.
Saat Cinta berjalan menuju ruang keluarga, dia mendengar suara tawa suami dan wanita itu dari kamar suaminya. Jantung Cinta berpacu lebih cepat. Tidak percaya jika suaminya tega membawa wanita lain masuk ke kamar dia. Sedangkan dia istri sahnya saja tidak diizinkan.
"Ya Tuhan, izinkan aku untuk menangis sebentar, bukan aku tidak ikhlas atas takdirmu. Tetapi biarkan aku lumpuhkan segala kelelahan yang aku rasakan sebentar saja. Terlihat kuat bukan berarti aku tidak pernah meneteskan air mataku. Dalam kondisi ini aku bersyukur atas ujian, karenanya aku menjadi lebih kuat. Semoga aku bisa bersabar ketika diberikan ujian lagi."
Tubuh Cinta terasa lemah. Dia meletakan makanan ke meja. Badannya jatuh ke lantai. Rasanya tidak ada lagi kekuatan dalam dirinya.
"Aku menangis, bukan karena aku tak bisa meluapkan emosiku. Akan tetapi aku menangis karena betapa luar biasanya rasa yang aku dapat saat aku berusaha menahan segalanya untuk bersabar dan ikhlas, saat amarahku diatas puncak, kesedihan yang paling sedih adalah kesedihan yang tidak bisa aku ungkapkan dengan kata sedikitpun."
...----------------...
Selamat Pagi. Mama mohon dukungannya. Novel ini ikut event air mata pernikahan dengan tema KDRT. Jadi mungkin di awal akan banyak konflik. Sekali lagi mama mohon dukungannya. 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kesian Cinta,,, menderita batin dan fisik.... terlalu kejam kau Rangga dengan menuduh Cinta sebelum kau cari tahu sendiri 😏
2024-07-13
0
Ratu Fadira
seru ceritanya, lanjut thor
2024-03-14
1
guntur 1609
kalau dari kata2 ni berati rangga poligami. kalau begitu cinta yg bodoh
2024-01-09
1