Bab 3. Kuatkan Aku

Jika istri yang telah disakiti dan dilukai berkali-kali tapi memilih memaafkan kamu, bukan karena dia bodoh. Hatinya hanya tak mampu melukai orang yang dia cintai.

Aku tidak bisa menggenggam kedua tanganmu, karena akan sulit untukmu berjalan menatap masa depan. Biarlah ku ikhlaskan satu tanganmu di dalam genggamannya, untuk kita jalan bertiga menuju ridhonya.

**

Rangga menatap Cinta dengan mata melotot. Rahangnya tampak menonjol karena menahan amarah. Dia bangun dari tidurnya dan mendorong tubuh Cinta.

"Siapa yang mengizinkan kau masuk ke kamar ini?" Rangga bertanya dengan suara keras dan lantang. Cinta langsung mundur, takut jika pria itu melakukan kekerasan lagi pada dirinya.

"Maaf, Mas. Aku tidak tahu. Jika memang tidak diizinkan, aku akan keluar dan tidak akan pernah masuk lagi."

Cinta berjalan tergesa meninggalkan kamar, sebelum pria itu melakukan sesuatu. Dia lalu membuatkan sarapan roti bakar dan segelas kopi untuk suaminya.

Setelah mandi, Rangga yang telah berpakaian rapi keluar kamar. Dia langsung berjalan menuju meja makan. Pria itu duduk dihadapan sarapan yang disediakan Cinta.

Rangga mengambil kopi dan menyicipnya. Dia langsung menyemburkan kopi yang sempat diminumnya. Pria itu lalu melempar gelas berisi kopi itu ke lantai. Cinta yang sedang mencuci pakaian menjadi kaget. Dia lalu menghampiri suaminya.

"Ada apa, Mas? Kenapa dengan kopinya?" tanya Cinta dengan ketakutan. Dia melihat gelas yang pecah dan kacanya berserakan di lantai.

"Apa kau ingin membunuhku? Kau sengaja membuat kopi dengan gula yang banyak agar aku menderita penyakit diabetes?" tanya Rangga dengan suara sangat tinggi.

Cinta ketakutan hingga tubuhnya gemetar. Dia memang belum tahu kebiasaan suaminya itu. Apakah suka kopi dengan gula yang banyak atau sedikit? Seharusnya dia bertanya dulu, pikir Cinta dalam hatinya.

"Maaf, Mas. Lain kali aku akan kurangi gulanya. Biasanya Mas minum kopi, gulanya berapa sendok?" tanya Cinta dengan hati-hati.

Rangga berdiri dari duduknya. Mengambil tas kerja yang ada di atas meja makan. Pria itu menatap Cinta dengan mata tajam.

"Aku tidak ingin kau buatkan sarapan lagi. Dari pada aku mati kau racun!" ucap Rangga. Dia lalu berjalan meninggalkan Cinta.

Baru beberapa langkah dia berjalan, terdengar Cinta memanggil namanya. Namun, Rangga mengabaikan dan tetap berjalan. Cinta sedikit berlari untuk mengejar suaminya itu. Ketika sampai dihadapan suaminya, Cinta meraih tangan Rangga.

"Selamat bekerja, Mas. Semoga semua berjalan lancar. Hati-hati di jalan." Cinta lalu menyalami dan mencium tangan suaminya itu.

Rangga sempat tertegun sejenak melihat istri yang tadi dibentaknya masih menghormati dirinya. Namun, dia kembali menepisnya.

"Jangan tertipu dengan sikap manisnya. Dia sengaja ingin menjeratku agar jatuh cinta, dan setelah itu barulah dia memperlihatkan siapa dirinya. Rafael saja bisa dia buat bunuh diri, begitu kejamnya dia," gumam Rangga dalam hatinya.

Rangga menarik tangannya, dan langsung pergi tanpa pamit dengan Cinta. Wanita itu menatap kepergian suaminya hingga mobil itu hilang dari pandangan matanya.

Cinta menarik napas dalam. Rasanya tidak percaya jika Rangga bisa berbuat kasar. Dulu dia mengenal pria itu sangat lembut dan ramah. Ada apa dengan suaminya? Mengapa sifatnya saat ini berubah? Cinta masih terus bertanya dalam hatinya.

Dia berjalan masuk, dan mulai membersihkan rumah. Banyak perabot yang tidak ditempatkan semestinya. Sebelum membersihkan semuanya, dia terlebih dahulu membersihkan dapur dari pecahan kaca.

***

Cinta melihat jam dinding, telah menunjukkan pukul delapan malam, tapi suaminya belum juga pulang. Cinta menjadi gelisah. Ingin rasanya menghubungi Rangga, tapi dia takut nanti dimarahi.

Wanita itu berjalan mondar mandir dalam rumah, menunggu kepulangan suaminya. Saat terdengar suara mesin mobil, Cinta menjadi lega. Dia yakin itu suara mobil suaminya.

Cinta berlari ke luar rumah untuk menyambut kehilangan suaminya. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Rangga berjalan dengan memeluk pinggang seorang wanita.

Dada Cinta terasa sesak. Tenggorokannya rasa tercekat. Apa lagi yang akan dibuat suaminya? Tidak cukupkah kemarahan dan perlakuan kasarnya.

Rangga berjalan masuk ke dalam rumah masih dengan memeluk pinggang wanita itu. Dia mengabaikan kehadiran Cinta.

Rangga sengaja membawa kekasihnya Arimbi untuk membuat Cinta sakit hati dan cemburu. Dia hanya ingin menyiksa istrinya itu.

Wanita yang bersama Rangga itu duduk di sofa sambil bergelayut manja di lengan suaminya. Darah Cinta terasa mendidih, tapi dia mencoba menahan rasa amarah yang ingin memuncak.

"Hai kamu ... sini!" panggil wanita itu.

Cinta tetap berdiri ditempatnya. Mengacuhkan panggilan wanita itu. Dia lalu berjalan menuju dapur. Baru kakinya ingin menginjak lantai dapur namanya dipanggil dengan lantang oleh Rangga.

"Cinta ...," teriak Rangga. "Apa telinga kamu memang sudah tidak berfungsi? Arimbi memanggil, tapi kamu mengabaikannya! Kesini kau!" teriak Rangga.

Cinta berjalan kembali ke ruang keluarga, tempat kedua orang itu duduk. Dia berdiri dihadapan Rangga dengan menunduk.

"Sepertinya telinga kamu perlu diperiksa," ujar Rangga.

Cinta tidak berani berucap, karena setiap yang dia katakan selalu salah. Wanita itu lebih memilih diam

"Sayang, aku mau dibuatkan jus pokat dan nasi goreng. Tapi aku tak mau pakai lama," ucap cewek yang dipanggil Arimbi itu.

"Kamu dengar itu. Buatkan segera apa yang Arimbi minta. Aku tidak mau nanti dia sakit karena lapar. Segera!" perintah Rangga dengan suara lantang.

Cinta berjalan dengan terpaksa menuju dapur. Setengah jam kemudian dia telah selesai membuatkan apa yang diminta Arimbi.

Saat Cinta berjalan menuju ruang keluarga, dia mendengar suara tawa suami dan wanita itu dari kamar suaminya. Jantung Cinta berpacu lebih cepat. Tidak percaya jika suaminya tega membawa wanita lain masuk ke kamar dia. Sedangkan dia istri sahnya saja tidak diizinkan.

"Ya Tuhan, izinkan aku untuk menangis sebentar, bukan aku tidak ikhlas atas takdirmu. Tetapi biarkan aku lumpuhkan segala kelelahan yang aku rasakan sebentar saja. Terlihat kuat bukan berarti aku tidak pernah meneteskan air mataku. Dalam kondisi ini aku bersyukur atas ujian, karenanya aku menjadi lebih kuat. Semoga aku bisa bersabar ketika diberikan ujian lagi."

Tubuh Cinta terasa lemah. Dia meletakan makanan ke meja. Badannya jatuh ke lantai. Rasanya tidak ada lagi kekuatan dalam dirinya.

"Aku menangis, bukan karena aku tak bisa meluapkan emosiku. Akan tetapi aku menangis karena betapa luar biasanya rasa yang aku dapat saat aku berusaha menahan segalanya untuk bersabar dan ikhlas, saat amarahku diatas puncak, kesedihan yang paling sedih adalah kesedihan yang tidak bisa aku ungkapkan dengan kata sedikitpun."

...----------------...

Selamat Pagi. Mama mohon dukungannya. Novel ini ikut event air mata pernikahan dengan tema KDRT. Jadi mungkin di awal akan banyak konflik. Sekali lagi mama mohon dukungannya. 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kesian Cinta,,, menderita batin dan fisik.... terlalu kejam kau Rangga dengan menuduh Cinta sebelum kau cari tahu sendiri 😏

2024-07-13

0

Ratu Fadira

Ratu Fadira

seru ceritanya, lanjut thor

2024-03-14

1

guntur 1609

guntur 1609

kalau dari kata2 ni berati rangga poligami. kalau begitu cinta yg bodoh

2024-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu. Pernikahan
2 Bab 2. Kembali Ke Rumah
3 Bab 3. Kuatkan Aku
4 Bab 4. Aku Bukan Wanita Lemah
5 Bab 5. Kemarahan Rangga
6 Bab 6. Ayah dan Ibu Sakit
7 Bab 7. Meninggalkan Dunia
8 Bab 8. Ibu Menyusul Ayah
9 Bab 9. Rumah Sakit Jiwa
10 Bab 10. Ke Makam Rafael
11 Bab 11. Menginap Di Rumah Rangga
12 Bab 12. Siapa Rafael?
13 Bab 13. Bertemu Lagi
14 Bab 14. Berhubungan Pertama Kali
15 Bab 15. Cinta
16 Bab 16. Ayah, Ibu, aku rindu
17 Bab 17. Kita Putus
18 Bab 18. Pengakuan Arimbi
19 Bab 19. Ucapan Selamat Untuk Rangga
20 Bab 20. Drama Arimbi
21 Bab 21. Cinta Sakit
22 Bab 22. Bertemu Farrel Lagi
23 Bab 23. Kaburnya Cinta
24 Bab 24. Bertemu Orang Baik
25 Bab 25. Nickholas
26 Bab 26. Album Foto
27 Bab 27. Pertemuan Dengan Arimbi
28 Bab 28. Penyesalan
29 Bab 29. Ke Salon Bersama Mama Nick
30 Bab 30. Ketakutan Cinta
31 Bab 30. Apa itu Benar Cinta?
32 Bab 32. Ada Hubungan Apa Rachel dan Rafael?
33 Bab 33. Bertemu Rangga
34 Bab 34. Permintaan Maaf
35 Bab 35. Dilemanya Cinta
36 Bab 36. Nick dan Arimbi
37 Bab 37. Arimbi Mabuk
38 Bab 38. Kesedihan Nick
39 Bab 39. Ke Rumah Sakit Jiwa
40 Bab 40. Kecelakaan
41 Bab 41. Ruang ICU
42 Novel MENGANDUNG BENIH BURONAN
43 Bab 42. Rangga Yang Telah Sadar
44 Bab 43. Aku Cacat
45 Bab 44. Kedatangan Nick
46 Bab 45. Arimbi dan Pengakuannya
47 Bab 46. Menemani Rangga
48 Bab 47. Rangga Mulai Pulih
49 Bab 48. Periksa Kandungan
50 Bab 49. Persalinan
51 Bab 50. Adiba Zahwa Shaqueena
52 Bab 51. Aqiqah
53 Bab 52. Apakah Ini Kencan?
54 Bab 53. Mudik
55 Bab 54. Lamaran
56 Bab 55. Pernikahan Nick dan Triana
57 Open PO
58 Bab 56. Liburan
59 Promo Novel Terbaru
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab Satu. Pernikahan
2
Bab 2. Kembali Ke Rumah
3
Bab 3. Kuatkan Aku
4
Bab 4. Aku Bukan Wanita Lemah
5
Bab 5. Kemarahan Rangga
6
Bab 6. Ayah dan Ibu Sakit
7
Bab 7. Meninggalkan Dunia
8
Bab 8. Ibu Menyusul Ayah
9
Bab 9. Rumah Sakit Jiwa
10
Bab 10. Ke Makam Rafael
11
Bab 11. Menginap Di Rumah Rangga
12
Bab 12. Siapa Rafael?
13
Bab 13. Bertemu Lagi
14
Bab 14. Berhubungan Pertama Kali
15
Bab 15. Cinta
16
Bab 16. Ayah, Ibu, aku rindu
17
Bab 17. Kita Putus
18
Bab 18. Pengakuan Arimbi
19
Bab 19. Ucapan Selamat Untuk Rangga
20
Bab 20. Drama Arimbi
21
Bab 21. Cinta Sakit
22
Bab 22. Bertemu Farrel Lagi
23
Bab 23. Kaburnya Cinta
24
Bab 24. Bertemu Orang Baik
25
Bab 25. Nickholas
26
Bab 26. Album Foto
27
Bab 27. Pertemuan Dengan Arimbi
28
Bab 28. Penyesalan
29
Bab 29. Ke Salon Bersama Mama Nick
30
Bab 30. Ketakutan Cinta
31
Bab 30. Apa itu Benar Cinta?
32
Bab 32. Ada Hubungan Apa Rachel dan Rafael?
33
Bab 33. Bertemu Rangga
34
Bab 34. Permintaan Maaf
35
Bab 35. Dilemanya Cinta
36
Bab 36. Nick dan Arimbi
37
Bab 37. Arimbi Mabuk
38
Bab 38. Kesedihan Nick
39
Bab 39. Ke Rumah Sakit Jiwa
40
Bab 40. Kecelakaan
41
Bab 41. Ruang ICU
42
Novel MENGANDUNG BENIH BURONAN
43
Bab 42. Rangga Yang Telah Sadar
44
Bab 43. Aku Cacat
45
Bab 44. Kedatangan Nick
46
Bab 45. Arimbi dan Pengakuannya
47
Bab 46. Menemani Rangga
48
Bab 47. Rangga Mulai Pulih
49
Bab 48. Periksa Kandungan
50
Bab 49. Persalinan
51
Bab 50. Adiba Zahwa Shaqueena
52
Bab 51. Aqiqah
53
Bab 52. Apakah Ini Kencan?
54
Bab 53. Mudik
55
Bab 54. Lamaran
56
Bab 55. Pernikahan Nick dan Triana
57
Open PO
58
Bab 56. Liburan
59
Promo Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!