We Are Stories

We Are Stories

Group Chat Of Class

Liburan akhir semester di masa sekolah maupun perkuliahan adalah tetap menjadi hal yang ditunggu tunggu oleh para pengenyam pendidikan. Setelah kurang lebih 6 bulan lamanya bergelut dengan buku pelajaran dan tugas tugas yang tiada akhir. Waktunya untuk mengistirahatkan otak sejenak, yang diisi dengan aktifitas yang menyenangkan dan menenangkan.

Salah satunya Adiba Khairunnisa atau Diba, mahasiswi yang akan memasuki tingkat akhir ini memilih menghabiskan masa liburannya dengan mudik ke kampung tempat ia dilahirkan, lampung.

Kampung halaman asli kedua orang tua Diba adalah Kebumen, Jawa Tengah. Nenek dan Kakeknya lah yang mengawali menjadi transmigran dari tanah Jawa ke tanah Sumatera itu tahun 1960 an silam.

Diba sebagai generasi ketiga transmigran tersebut menjadi sedikit tidak sepenuhnya memahami kebudayaan suku jawanya nya sendiri.

Karena dipaksa mempelajari dan mengimplementasikan kebudayaan lampung. Yang diwarisi keluarganya ialah attitude dan bahasa dengan logat jawa yang bercampur baur dan terdengar kasar, sebagai bahasa sehari hari.

Keluarga Diba bukan berasal dari orang berada. Mata pencarian utamanya adalah bertani, dengan modal tanah warisan maupun hasil jerih payah sendiri. Anak cucu dari kakek neneknya, baik dari pihak bapak atau ibunya.

Hanya Diba yang berhasil mengenyam pendidikan sampai ke bangku kuliah. Ia tidak pernah memaksa keadaan, tapi keadaan malah mendukung mempinya.

Hari hari liburan Diba banyak dihabiskan untuk bermain dan jalan jalan dengan para sepupunya tak ketinggalan reuni wajib dengan teman SD, SMP dan SMA tentunya. Sisanya untuk mengurus rumah seperti bebersih dan memasak serta mengaji di masjid tepat belakang rumahnya pada malam hari.

Tak ada perempuan lain dirumah Diba, ibunya sudah tiada sejak ia duduk dibangku SMP. Ia tinggal dengan sang bapak, Pak Ahmad dan sang kakak, Adit.

Pak Ahmad seorang petani biasa dan mengurus beberapa ekor sapi yang diternaknya. Sedangkan kakaknya Adit sering bekerja diluar kota, bisa berhari hari atau berbulan- bulan tak pulang.

Seperti sekarang ia tinggal berdua dengan Pak Ahmad lantaran kak Adit sudah berangkat bekerja di luar kota 2 hari yang lalu. Ia sempat menghabiskan waktu 2 minggu dirumah setelah 2 bulan merantau, bersamaan dengan waktu Diba pulang.

''Pak, tempe ne arep dimasak opo?. (Pak, tempenya mau dimasak apa?)'' tanya Diba pada Pak Ahmad.

Setiap pagi dan sore hari bila sedang dirumah, ia memang suka memasak lauk yang berbeda. Jika pak Ahmad yang memasak, satu hari penuh lauk yang dimakan sama yang dimasak waktu pagi. Bukan tak suka, tapi ia terkadang bosan.

Diba sudah berada di dapur berlantai tanah itu, dengan memegang satu papan tempe berbungkus daun pisang yang baru dibeli pak Ahmad.

Sambil duduk di dingklik (bangku kecil yang terbuat dari kayu) ia memandang kearah bapaknya menunggu jawaban. Pak Ahmad yang hendak keluar itu akhirnya berhenti dan menghadap ke arah nya dengan raut wajah berpikir.

''Digawe sambel wae nduk. Arep dipindang tapi ra enek kemangi. (Dibuat sambel saja nduk. Mau dibuat pindang tapi gak ada kemangi)'' jawab pak Ahmad akhirnya

''Ora opo opo pak, disambel juga enak kok. (Tidak apa apa pak, dibuat sambel juga enak kok)'' Diba mulai memotong tempe dan menyiapkan bumbu sambal.

Pak Ahmad memang suka sekali tempe dibuat pindang. Masakan yang biasanya memakai bahan utama ikan itu, dibuat inovasi dengam diganti tempe.

Diba yang sebelum merantau, biasa memasak tempe menjadi berbagai lauk lain. Memandang heran pindang tempe yang dibuat bapaknya, ia belum pernah membuat apalagi mendengar sebelumnya.

Itu adalah momen saat ia pulang setelah 1 tahun merantau. Sekarang ia sudah biasa bahkan memasaknya juga untuk anak kost.

''Nek wes rampung langsung adus nduk. seng nyampu bapak wae mengko. (Kalau sudah selesai langsung mandi nduk. Yang nyapu bapak aja nanti)'' tutur pak Ahmad sebelum berjalan keluar.

''Iyo pak''.

*****

Malam harinya, seusai melaksanakan sholat magrib disambung isya di masjid. Diba memasuki rumah tepat pukul setengah delapan malam.

''Assalamualaikum'' teriak Diba sambil menuju ke arah pak Ahmad, menyalaminya. Pak Ahmad menjawab salamnya sambil meraih uluran tangan Diba, tetap fokus pada tayangan televisi yang ditontonnya seusai ibadah sholat isya dirumah tadi.

''Diba langsung meng kamar yo pak, enek tugas kampus. (Diba langsung ke kamar ya pak, ada tugas kampus)'' langsung dijawab 'iya' oleh pak Ahmad.

Diba memang berniat mengerjakan tugas kampus malam ini. Tugas bersama satu kelasnya lebih tepatnya.

Memasuki semester lima diwajibkan bagi setiap kelas semua jurusan, mengadakan kegiatan Bakti Sosial. Dengan tempat dan pengurusan lainnya dihandle sendiri oleh masing - masing kelas. Jika izin dan spesifikasi sesuai kebijakan kampus pastinya.

Dalam struktur kepanitian Baksos ini Diba ditunjuk sebagai Sekretaris, itu adalah keputusan mutlak semua teman kelasnya tanpa ada pemilihan. Ia tidak berniat menjalani posisi penting itu, melelahkan pikirnya tapi akhinya terpaksa menyetujui. Ia bukan sepenuhnya tak suka, tapi memang dia merasa akan menguras waktu tenaganya dan itu terbukti sekarang.

Disamping menjalani kegiatan bersifat akademik, Diba juga mengikuti organisasi dikampus yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ia memang sebagai anggota biasa. Tapi hari hari kedepan akan ada dua kegiatan acara besar yang siap menanti.

Sebelum liburan kemarin, pelantikan kepengurusan periode baru BEM sekaligus kepanitiaan dua acara tersebut telah ditetapkan. Dan ia akan menjadi Sekretaris juga disalah satu acara itu. Ia tak mau terlalu membayangkan sesibuk apa nanti dan pasti melelahkan.

Diba membuka ponselnya. Dia baru mengingat, jika harus ada yang di diskusikan dengan seksi (bagian) konsumsi. Ia memulai dengan menyapa dan menyampaikan maksud di Grup WA kelas.

Diba : 'Maleemmm guyss... Maap nih ganggu waktu istirahatnya. mau discus sedikit sama seksi konsumsi, tapi kalau yang lain mau kasih pendapat sangat dipersilahkan yaaa.'

Ajeng : 'Malem juga dib, it's okey. Lagi nyantai kok.'

Sebagai koordinator seksi konsumsi, Ajeng merespon cepat. Diikuti beberapa anggota dan teman kelas bagian seksi lain, merespon hampir serupa dengan ajeng.

Diba : 'Wedeehhh banyak yang masih melek ternyata.. 😂. Okeh deh next ya biar cepet. Jadi kemarin kan belum fix buat konsumsi maksi peserta baksosnya. Mau pakai ayam atau telur buat menunya terus teknis bawa kelokasinya gimana atau mau beli di rumah makan terdekat aja. Kemarin Sera sama Dev udah ke lokasinya kan, survey rumah makan sekalian enggak nih?'

Sera : ' iya dib kemarin udah jadi survey. Jadinya pakai ayam aja. kita beli di rumah makan sekitar, kebetulan ada yang deket dan sesuai budget juga dan ini udah fix sama koor juga setuju'

Diba : 'Oke, noted ya. Next, teknis ngasih ke pesertanya gimana? Biar nanti aku cocokin sama rundown sesi acara.'

Ajeng : 'lihat sikon dib, kalau selesainya molor dari rundown bisa kita anterin aja. Jadi peserta gak perlu ngantri'

Teman lainnya juga ikut memberikan pendapat. Ada yang merespon serius ada yang malah menjawabnya dengan candaan dan banyolan. Diba hanya mesem dan geleng geleng kepala membacanya. Tidak heran dengan tingkah teman kelasnya.

Diba : 'Okehh.. Ada lagi?'

Merasa beberapa menit tidak ada yang merespon lagi. Diba bertanya, bermaksud akan mengakhiri percakapan bila dirasa cukup. Tapi tiba tiba

Erin : ' Kayaknya, lebih baik peserta ngambil sendiri aja maksi nya. Yang penting konsumsi standby jaga. Biar gak makan banyak tenaga juga yang lain.'

Diba : 'Tapi kalau gitu apa gak kasian sama pesertanya. Mereka mohon maaf para penyandang ODGJ, takutnya malah jadi gak kondusif. Lebih baik kita keluar tenaga selain karna tugas kita bersama, juga mereka gak perlu antri panjang'

Erin : 'Ohh. OK'

Setelah dirasa cukup, Diba mengakhiri diskusi. Ia mulai mengerjakan tugas sekretarisnya yang lain yang belum terselesaikan. Seminggu lagi liburan akan berakhir dan waktunya kembali ke tanah rantau. Ia harus menyelesaikannya diwaktu libur sekarang, sebelum menumpuk dengan tugas lain yang menanti.

Terpopuler

Comments

madafi

madafi

aku hadirr ya,,semangat terus

2023-09-11

0

Melia Andari

Melia Andari

halo kakak, aku hadir mampir.. 😘 semangat terus ya

2023-09-10

0

O F I

O F I

hadir, kak. semangat terus, ya!

2023-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!