Diba mewujudkan keinginanya untuk beristirahat setelah membersihkan kamarnya yang penuh debu.
Posisi perabotan dan barang lain memang tidak ada yang berubah sejak terakhir ia tinggalkan. Pintunya bahkan tidak pernah terbuka berminggu minggu. Tapi tetap saja itu membuat semuanya kotor diselimuti debu.
Kehendak Hana yang ingin membongkar kardus oleh oleh yang dibawa Diba tanpa teman kost lain itu, tidak terwujud.
Padahal dia sudah bercosplay menjadi maling saat hendak beranjak ke kamar Diba, berharap tak ada yang keluar kamar saat itu.
Nyatanya saat hendak memutar knop pintu kamar Diba, seketika teman kost lain kompak keluar dari kamar bersamaan. Pandangan mereka sama sama tertuju pada Hana, menatapnya aneh.
Haisss... Kenapa mesti pada keluar sih, kesal Hana dalam hati.
Hana memang tidak berkostum sarung yang dipakai sedemikian rupa hingga bagian matanya saja yang terlihat. Atau berpakaian serba hitam bertema ninja hitori.
Penampilannya saat itu biasa saja, hanya setelan hotpants dan kaos oblong putih longgar. Yang memang kostum khasnya dikost.
Tapi yang membuatnya seperti maling yakni tingkah yang mengendap endap dan pergerakan dibuat slow motion serta suara selirih mungkin.
Sarah, Devi dan Elsa mendekati Hana, benar benar merasa aneh dan kepo dengan tingkahnya.
''Kamu lagi ngapain Han?'' tanya Sarah, setelah mendekat.
''Eeeee... Itu..'' Hana mendadak gugup, tak ada kosakata yang terlintas diotaknya.
''Eh. Kok lampu kamar mbak Diba nyala? Apa mbak Diba udah balik ke jogja lagi?'' pekik Devi sesaat setelah pandangannya tak sengaja teralih pada fertilasi Kamar Diba. Terlihat kamar itu terang, menandakan manusia ada didalamnya.
''Iya benar, cobalah kita panggil. Mbak Diba... Mbaakk... Mbak Diba'' Elsa mendekati pintu kamar Diba tepat disebelah Hana. Memanggilnya berteriak sambil mengetuk ngetuk pintu.
Sarah dan Devi pun perlahan juga mendekat, mengikuti yang Elsa lakukan. Membuat Hana terpaksa bergeser yang tadi sedikit mendapat dorongan, karena dirasa menghalangi pintu. Beberapa menit kemudian, perlahan pintu kamar Diba pun terbuka.
''Iyaaa... Kenapa sii kalian mesti teriak teriak'' jawab Diba sedikit bergumam. Mukanya benar benar lusuh lesu karena baru terbangun dari tidur. Mendapat teriakan dan ketukan pintu berkali kali jelas membuat tidurnya terganggu.
''MBAAKKK DIBAAAA''
''DIBAAAAAAAA''
''AAA MBAK DIBAAAA''
Teriak Elsa, Sarah dan Devi bersamaan. Suara mereka bahkan terdengar ke segala penjuru kost. Langsung menubruk tubuh Diba hingga menjadi terhuyung kebelakang. Daaann...
BRUUKKKK
''ADUUUHHHH'' pekik Diba seketika, tubuh mereka berempat terhempas ke lantai dengan posisi Diba yang berada dibawah ditimpali tubuh ketiga temannya.
Benar firasatnya jika ketiga temannya ini sama bar-bar nya dengan Hana, bahkan lebih. Astaga, badanku udah remuk ditambah remuk, bisa-bisa jadi kremesan nanti ini tulangku, batin Diba nelangsa.
''Ya ampun... Ya ampun. Diba kamu gak apa apa? Maaafin kita ya Dib. Eehh Devi bangun cepet, badanmu sebongsor itu nimpalin Diba lagi. Elsa bantu angkat Diba dari situ'' panik Sarah disebelah kanan Diba setelah beranjak duduk.
Devi sudah beranjak dari atas tubuh Diba. Elsa yang berada disebelah kiri Diba pun mengikuti perintah Sarah membantu Diba duduk.
''Mbak Diba maafin kita ya, Bener bener gak sengaja kita tuh. Terlalu rindu soalnya'' ucapan Elsa memelas, sedikit takut bila Diba marah bahkan mengusir mereka.
''Iya mbak, seneng banget kita tuh ketemu mbak Diba lagi. Kangen akut parah, sumpah'' ucap Devi sedikit lirih tak berani menatap mata Diba langsung.
Hana yang masih diposisi luar depan kamar Diba, hanya sibuk terbahak bahak. Ini bahkan lebih parah dari yang dilakukannya tadi siang, pikirnya.
''Marahin aja mbak Diba.. Keterlaluan memang mereka itu. Kangen sih kangen tapi ya gak usah bar bar gitu kenapa. Usir aja mbak suruh intropeksi diri dikamar masing masing'' kompor Hana. Yang benar benar berharap Diba akan mengusir ketiga orang itu.
Biar bongkar oleh oleh tetap aku aja tanpa mereka, hihihi. Ucapan Hana itu spontan mendapat tatapan tajam dari Sarah, Elsa dan Devi.
''Udah.. Udah... Gak apa apa. Nanti aku bawa istirahat, insya allah sembuh. Kalian bertiga jangan gitu lagi, untung kalian gak apa apa. Kalau sampai memar atau berdarah kan jadi sakit lama sembuhnya. Dan kamu Hana, aku tau yang diotakmu itu.'' omel Diba. Hana langsung kicep namanya disebut. Diba benar benar tau apa yang ada diotaknya itu.
''Ayo kita buka oleh olehnya bareng bareng aja. Aku takut kalian kalap nanti. Itu aku bawa gak cuma buat kalian aja'' sambung Diba. Terdengar solutif sekaligus penuh kekhawatiran.
''YEEAAYYY'' pekik mereka berempat gembira karena akan mendapatkan yang mereka tunggu tunggu. Tak peduli dengan kata terakhir yang diucapkan Diba.
Mereka pun menghabiskan malam itu dengan bercengkrama dan menikmati oleh oleh dari Diba. Berceloteh ria meluapkan kerinduan setelah beberapa minggu tak bertemu.
Bahkan hingga pagi hampir menjelang, yang akhirnya mereka semua tertidur di kamar Diba setelah mengambil perlengkapan tidur masing masing.
Setelah malam itu, mereka bangun hingga matahari berada diatas bumi hanya terjeda sebentar menjalankan sholat.
Diba yang telah melalui perjalanan jauh ditambah insiden jatuh dan begadang semalaman, langsung merasa sekujur tubuhnya sakit dan kaku.
Jadilah seharian penuh itu ia lalui full beristirahat. Untuk makan teman teman kostnya yang membelikan, tak sanggup untuk keluar. Bahkan ke kamar mandi pun dipaksanya dengan langkah pelan.
Pagi ini Diba baru benar benar merasa fit. Akan ada agenda yang akan dilakukannya hari ini. Bahkan sudah dipikirkannya sedari kemarin. Ia tak lupa bahwa memiliki janji dengan Erin untuk datang ke kostnya, karena membawakan kue yang terlihat bagus dan enak itu.
Karena seharian penuh kemarin ia tak bisa memenuhi janji itu, akhirnya hari ini ia akan mendatangi kamar kost Erin.
Tapi Diba berencana akan mendatangi kost teman kelasnya terlebih dahulu untuk memberikan oleh-oleh. Ia dan Erin kan satu kost, jadi sore pun tak masalah, pikir Diba.
Urutan agendanya pun akhirnya terlaksana. Diba mendatangi kost teman kelasnya itu, dan benar benar hingga sore hari menjelang.
Mereka terlalu asyik bercengkrama dan memasak yang kemudian kegiatan mereka itupun tak sengaja diabadikan dan diunggah dalam story WA, termasuk dirinya pun melakukan.
Diba akhirnya pulang ke kost dan benar benar akan singgah ke kamar kost Erin yang berada tak jauh dari gerbang masuk.
''Assalamualaikuumm'' salam Diba ceria, saat sudah membuka kamar Erin dan tetap berdiri didepan pintu. Ia ingin masuk tapi entah mengapa suasana yang dirasakan hatinya mulai terasa aneh. Terdengar sahutan lirih menjawab salam dari dua orang didalam kamar itu.
''Eh rin, mana kue nya. Masih ada enggak?'' sambung Diba mempertahankan nada cerianya.
Sengaja bertanya demikian karena menyadari ia terlalu lama menemui Erin, mulai tak berharap lebih dan ikhlas bila kue nya benar benar sudah habis. Masih berusaha juga menepis suasana yang malah semakin tak enak dirasanya.
''Udah habis. Telat. Udah dibagi bagi sama temen temen lain'' Erin menjawab dengan ketus. Sedari awal tak menatap ke arahnya langsung. Posisinya sedang rebahan di kasur dan focus ke ponsel.
DEG
Bukan karena sudah habis atau belumnya, Diba bahkan sudah sangat ikhlas saat ini. Tapi jawaban Erin entah mengapa membuat dadanya terasa tertusuk tombak.
Bukan karena sakit hati. Tapi lebih ke sakit karena telah membuat sakit hati orang lain.
Masih mencerna sebenar benarnya apa yang terjadi. Matanya memandang ke arah Erin perlahan mulai sendu.
''Iya Dib udah habis, soalnya udah mulai berjamur gitu. Jadi kita bagi bagiin aja sama temen temen anak BEM yang lagi kumpul tadi malam'' terang Ifah sendu dan merasa tak enak. Dia duduk bersandar dinding tak jauh dari Diba. Selalu memandang ke arah Diba sedari awal.
''Oo gitu'' lirih Diba. Masih mencerna situasi saat ini, keterangan ifah sebenarnya tak masuk ke otaknya. Yang ia pikirkan hanya jawaban ketus dan raut tak peduli Erin, hanya itu.
''Eemmm.. Yaudah kalau gitu aku balik ke kamar dulu ya'' Setelah beberapa menit Diba merasa sakitnya tadi semakin sesak dan tak ada pembicaraan yang terfikirkan olehnya disituasi itu.
''Iya Dib sekali lagi maaf yaa'' ucap Ifah tetap menatapnya sendu
''Iya gak apa apa'' Diba berusaha tersenyum sesaat ke arah Ifah dan kemudian berbalik beranjak pergi ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Silvi Aulia
ketus banget sih si Erin , nyebelin
2023-09-10
1
Melia Andari
ceritanya kok bkin penasaran ya konflik Diba SM Erin
2023-09-10
1
Meyginia
Terus semangatin author YGY.. 💪💪💪
2023-07-14
0