Kekasih Kontrak Sampai Ke PELAMINAN
Bab 1
Di perjalanan pulang gadis berusia 18 tahun itu berjalan pelan dia sangat cape hari ini apa lagi pekerjaan kali ini sangat banyak membuat Rayna anna Wijaya kecapean apa lagi bosnya itu sangat membosankan.
Rayna dipaksa membersihkan beberapa kamar hotel dan kamar mandi padahal itu bukan bagiannya, Rayna ingin mengeluh tapi dia sadar kalau Papahnya itu sedang sakit dan membutuhkan uang yang sangat banyak untuk berobat.
Jalanan cukup licin apa lagi bekas hujan tadi jadi membuat jalanan basah oleh genangan air.
Namun tiba tiba saja ada sebuah mobil hitam yang melaju cukup kencang ke sana.
Hingga mencipratkan genangan air dari jalanan pada Rayna, jujur saja Rayna sangat marah dia ingin menangis apa lagi baju yang dia pakai sekarang adalah baju seragam dari hotel tempat dia bekerja.
Bagaimana nasib Rayna kalau dia datang tak memakai baju kerja khas office girls itu.
"Dasar kurang ajar, tak sopan sekali kau, Tuh kan baju aku basah mana kotor lagi" geram Rayna pada orang yang membawa mobil itu.
Karena sebagai rasa tanggung jawab seorang supir Mobil itu turun untuk menemui Rayna dan meminta maaf, "Nona maafkan saya" Sahut Supir itu.
"Gak sopan sekali kamu lihat baju aku kotor, bagaimana kalau aku dipecat, apa kamu gak tau kalau jalanan sangat basah" geram Rayna.
Rayna ingin menangis hanya kesalahan Rayna yang sedikit saja bisa di hukum oleh bosnya, apa lagi jika dia tak memakai baju kerja nya.
"Tapi Nona saya sudah minta maaf" ucap Supir membela diri.
"Pergilah aku gak mau melihat mu lagi" ucap Rayna mengalah dia tak bisa marah lagi apalagi sudah terjadi juga.
Supir itu masuk ke dalam mobil yang dia bawa.
"Maaf tuan ada gangguan sedikit" keluh Supir.
"Siapa wanita itu, tak sopan sekali dia" ketus Elpan Altaf Sudardjo.
"Saya kurang tau tuan" ucap Supir itu.
"Begitu lah kalau anak kurang didikan" gumam Elpan menggelengkan kepalanya.
Rayna menatap pada mobil yang baru saja pergi itu, Rayna mencoba mengelap bajunya itu dengan tissue tapi sayang baju itu masih kotor, bahkan untuk dicuci pun rasanya sangat tak mungkin karena hari sudah mulai petang.
Rayna pulang sambil menangis dia menyembunyikan tangisan nya dengan menunduk kan kepalanya, dia sangat tak bisa menutupi kesedihan yang dia alami sekarang.
Ingin menyerah tapi bagaimana mungkin dia tak akan sejahat itu untuk meninggalkan papahnya yang sangat membutuhkan nya sekarang.
"Begini lah rasanya menjadi orang yang susah" gumam Rayna.
Rayna pulang dia berjalan kaki dari hotel tempat kerjanya menuju ke arah apartemen nya, jaraknya cukup dekat bahkan bisa di tempuh dalam waktu setengah jam perjalanan.
Rayna saat ini sangat ngirit dia mencoba berhemat bahkan Rayna juga mencoba untuk menahan keinginan nya hanya untuk biaya berobat papahnya dan untuk kehidupan mereka sehari hari.
Sesampainya di apartemen Rayna melihat banyak orang di unit apartemen nya, Rayna bahkan bisa mendengar suara barang yang dibanting sangat keras.
"Papah" gumam Rayna.
Rayna berlari menuju ke unitnya dan benar saja papahnya itu sedang mengamuk membanting semua barang yang ada di kamar nya itu.
"Pah" teriak Rayna yang langsung membelah kerumunan orang orang itu, dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Papah" lirih Rayna yang langsung memeluk Papahnya itu dengan sangat erat.
Rayna menangis dia sedih karena dahulu papahnya itu sangat dihormati tapi sekarang papahnya sangat menghawatirkan.
Rayna menangis semakin kencang dia tak mampu melihat papahnya seperti itu.
Anak yang mana yang bisa tahan melihat orang tuanya dihina orang lain.
Mungkin Rayna juga sama dia sangat ingin membalas perbuatan orang orang itu pada papahnya.
seorang tetangga Rayna datang ke sana.
"Pak Usir saja mereka lihat mereka sangat menyusahkan" sahut seorang ibu ibu yang tak suka pada keberadaan Rayna.
"Ya pak usir saja ini bisa membahayakan anak anak kita, lihat papahnya aja Gi la dia mengamuk kita usir saja dia demi ketentraman apartemen ini" sahut seorang ibu yang lain.
Rayna melepas kan pelukan nya, dia langsung mendekat pada orang orang itu.
"Ibu tolong maafkan saya, tolong jangan usir saya Bu saya gak punya tempat untuk tinggal lagi, hiks ... hiks.." mohon Rayna sambil menangis.
"Ah kamu ini, kami semua takut papah mu nyamuk lagi kamu lihat kan tadi papah mu itu mengamuk sangat brutal bagaimana kalau dia mencelakai warga di sini" bentak seorang ibu yang sangat tak suka pada Rayna.
"Tolong Bu beri aku satu kesempatan aku akan pasti kan papah tak akan mengamuk lagi" ucap Rayna sampai memohon.
"Kita bawa saja papahnya itu ke rumah sakit jiwa" sahut seorang ibu mengompori ibu ibu yang sedang marah itu.
"Ya kami setuju".
"Bawa saja".
"Jangan" protes Rayna menghalangi para warga untuk membawa papahnya.
Untung saja seorang pria paruh baya datang ke sana dia adalah pemilik apartemen itu untung nya bapak itu sangat baik pada Rayna.
"Ibu ibu jangan main hakim sendiri, kasihan Rayna ayo kita kasih mereka kesempatan untuk berubah Rayna berjanji kalau dia akan menjaga papahnya dengan sangat baik" ujar bapak itu.
"tapi Pak lihat papahnya itu mengamuk" sahut seorang ibu.
"Pulanglah kita akan berikan sekali lagi kesempatan, kalau Rayna tak bisa menjaga papahnya maka kita semua akan mengusirnya bagaimana Rayna kamu setuju" tanya bapak itu.
"Setuju pak terima kasih atas kebijakan nya" ucap Rayna pasrah.
"Huhh ganggu saja" sahut ibu ibu itu marah sambil meneriaki Rayna.
"Terima kasih pak sudah membantu saya" ucap Rayna.
"Tak apa Rayna, maaf kan ibu ibu itu mereka memang begitu" ucap Bapak itu.
"Ya pak aku paham" ucap Rayna mengusap air mata nya, "Terima kasih pak dan maaf karena menganggu waktu bapak" Rayna merasa bersalah.
"Ya baiklah bapak akan pergi kamu selamat beristirahat ya" ucap bapa itu.
"Ya" ucap Rayna.
Rayna menutup pintu apartemen nya itu, dia menatap ke arah sekitar nya yang sangat berantakan seperti kapal pecah, barang barang di apartemen nya itu tergeletak di lantai semua bahkan ada yang sampai pecah mungkin karena papahnya itu membanting barang cukup kasar.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang" gumam Rayna melepas kan tas yang dia gendong, Rayna menatap pada papahnya yang sekarang sudah tenang dan hanya melamun saja.
Rayna membereskan semua nya sampai bersih dia tak mungkin membiarkan barang barang berserakan di lantai karena takut papahnya akan menginjak barang itu.
Dengan rasa pegal di seluruh tubuh nya Rayna tetap membereskan barang barang itu, bahkan Rayna juga memasak makanan untuk mereka makan, pagi tadi Rayna membeli makanan di warung Padang sebelah apartemen itu.
Makanannya masih tersisa jadi Rayna menghangatkan makanan itu agar dia bisa memakannya lagi.
Pagi hari nya Rayna kerja lagi dia memakai pakaian bebas karena pakaian semalam tak kering, tentu saja hal itu menjadi Boomerang bagi Rayna bosnya marah karena Rayna tak memakai pakaian yang harus nya di pakai.
"Mana pakaian kamu" tanya Lian yang tak lain adalah bosnya Rayna.
"Tuan maaf baju saja basah" keluh Rayna.
"Basah? gak bisa ini gak bisa di biarkan kamu harus menerima hukuman" ucap Lian.
"Hukuman lagi, tuan kemarin aku di hukum karena berdebat dengan Rara apa tak bisa hari ini aku bebas dari hukuman" tanya Rayna mengintimidasi.
"Gak ada" ucap Lian yang langsung menarik Rayna dari sana menuju ke kamar suite nya yang ada di lantai paling atas.
Mereka masuk ke salah satu suite room kepunyaan Lian sendiri, "Bersih kan kamar ku ini" titah Lian.
"Tuan aku mohon maafkan aku" Rayna memohon.
"Gak bisa" bantah Lian.
Rayna meremas rambutnya dia sangat pusing memikirkan hidup nya itu, apa lagi bosnya itu semakin hari semakin menyebalkan.
"Andai saja aku punya uang banyak aku akan beli kau Lian" batin Rayna marah.
tangan Rayna mengepal kuat di belakang punggung Lian yang sekarang tengah membelakangi nya, Lian tersadar dia melihat pada Rayna.
"apa" tanya Lian ketus.
"Tidak tuan" ucap Rayna tersenyum ketus.
Rayna pasrah dia langsung mengerjakan tugas nya untuk membereskan kamar itu, Rayna sangat lelah dia ingin menyerah tapi bagaimana caranya Rayna seperti sudah terjebak dalam kehidupan itu.
Drtt drtt
Ponsel Rayna berbunyi dia melihat siapa yang menelepon nya itu.
"Gisella" gumam Rayna.
📞📞
"Gis akhir nya kau menelpon juga aku mencoba menelpon mu tapi kau tak mengangkat nya" ucap Rayna panjang lebar.
"Mau apa telpon" tanya Gisella.
"Gis bisa tolong aku, pinjamkan uang" tanya Rayna.
"Maaf Ay tapi sebaiknya kita akhiri saja pertemanan kita aku gak mau berteman dengan mu aku malu Ay" ucap Gisella.
"Tapi Gis tolong bantu aku" ucap Rayna.
tuttt
📞📞
Panggilan di tutup oleh Gisela, Rayna tak sangka kalau teman temannya akan meninggalkan nya saat Rayna tengah terpuruk seperti itu.
Rayna menangis sesenggukan dia tak bisa bertahan lagi sekarang.
Dia ingin menyerah tapi tak mungkin bisa karena ini bukan lah permainan yang jika pemain nya menyerah maka permainan akan selesai.
Rayna menangisi kehidupan nya yang sangat suram itu dia terpaksa berhenti belajar karena orang tuanya yang mengalami kebangkrutan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Putri Cikal
mampir
2024-01-21
0
Chen Aya
mampir thor
2024-01-20
1
Noona Kim
yaiyalah keseeelll baju kerja wooyyy
2023-09-23
1