Bab 1
Di perjalanan pulang gadis berusia 18 tahun itu berjalan pelan dia sangat cape hari ini apa lagi pekerjaan kali ini sangat banyak membuat Rayna anna Wijaya kecapean apa lagi bosnya itu sangat membosankan.
Rayna dipaksa membersihkan beberapa kamar hotel dan kamar mandi padahal itu bukan bagiannya, Rayna ingin mengeluh tapi dia sadar kalau Papahnya itu sedang sakit dan membutuhkan uang yang sangat banyak untuk berobat.
Jalanan cukup licin apa lagi bekas hujan tadi jadi membuat jalanan basah oleh genangan air.
Namun tiba tiba saja ada sebuah mobil hitam yang melaju cukup kencang ke sana.
Hingga mencipratkan genangan air dari jalanan pada Rayna, jujur saja Rayna sangat marah dia ingin menangis apa lagi baju yang dia pakai sekarang adalah baju seragam dari hotel tempat dia bekerja.
Bagaimana nasib Rayna kalau dia datang tak memakai baju kerja khas office girls itu.
"Dasar kurang ajar, tak sopan sekali kau, Tuh kan baju aku basah mana kotor lagi" geram Rayna pada orang yang membawa mobil itu.
Karena sebagai rasa tanggung jawab seorang supir Mobil itu turun untuk menemui Rayna dan meminta maaf, "Nona maafkan saya" Sahut Supir itu.
"Gak sopan sekali kamu lihat baju aku kotor, bagaimana kalau aku dipecat, apa kamu gak tau kalau jalanan sangat basah" geram Rayna.
Rayna ingin menangis hanya kesalahan Rayna yang sedikit saja bisa di hukum oleh bosnya, apa lagi jika dia tak memakai baju kerja nya.
"Tapi Nona saya sudah minta maaf" ucap Supir membela diri.
"Pergilah aku gak mau melihat mu lagi" ucap Rayna mengalah dia tak bisa marah lagi apalagi sudah terjadi juga.
Supir itu masuk ke dalam mobil yang dia bawa.
"Maaf tuan ada gangguan sedikit" keluh Supir.
"Siapa wanita itu, tak sopan sekali dia" ketus Elpan Altaf Sudardjo.
"Saya kurang tau tuan" ucap Supir itu.
"Begitu lah kalau anak kurang didikan" gumam Elpan menggelengkan kepalanya.
Rayna menatap pada mobil yang baru saja pergi itu, Rayna mencoba mengelap bajunya itu dengan tissue tapi sayang baju itu masih kotor, bahkan untuk dicuci pun rasanya sangat tak mungkin karena hari sudah mulai petang.
Rayna pulang sambil menangis dia menyembunyikan tangisan nya dengan menunduk kan kepalanya, dia sangat tak bisa menutupi kesedihan yang dia alami sekarang.
Ingin menyerah tapi bagaimana mungkin dia tak akan sejahat itu untuk meninggalkan papahnya yang sangat membutuhkan nya sekarang.
"Begini lah rasanya menjadi orang yang susah" gumam Rayna.
Rayna pulang dia berjalan kaki dari hotel tempat kerjanya menuju ke arah apartemen nya, jaraknya cukup dekat bahkan bisa di tempuh dalam waktu setengah jam perjalanan.
Rayna saat ini sangat ngirit dia mencoba berhemat bahkan Rayna juga mencoba untuk menahan keinginan nya hanya untuk biaya berobat papahnya dan untuk kehidupan mereka sehari hari.
Sesampainya di apartemen Rayna melihat banyak orang di unit apartemen nya, Rayna bahkan bisa mendengar suara barang yang dibanting sangat keras.
"Papah" gumam Rayna.
Rayna berlari menuju ke unitnya dan benar saja papahnya itu sedang mengamuk membanting semua barang yang ada di kamar nya itu.
"Pah" teriak Rayna yang langsung membelah kerumunan orang orang itu, dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Papah" lirih Rayna yang langsung memeluk Papahnya itu dengan sangat erat.
Rayna menangis dia sedih karena dahulu papahnya itu sangat dihormati tapi sekarang papahnya sangat menghawatirkan.
Rayna menangis semakin kencang dia tak mampu melihat papahnya seperti itu.
Anak yang mana yang bisa tahan melihat orang tuanya dihina orang lain.
Mungkin Rayna juga sama dia sangat ingin membalas perbuatan orang orang itu pada papahnya.
seorang tetangga Rayna datang ke sana.
"Pak Usir saja mereka lihat mereka sangat menyusahkan" sahut seorang ibu ibu yang tak suka pada keberadaan Rayna.
"Ya pak usir saja ini bisa membahayakan anak anak kita, lihat papahnya aja Gi la dia mengamuk kita usir saja dia demi ketentraman apartemen ini" sahut seorang ibu yang lain.
Rayna melepas kan pelukan nya, dia langsung mendekat pada orang orang itu.
"Ibu tolong maafkan saya, tolong jangan usir saya Bu saya gak punya tempat untuk tinggal lagi, hiks ... hiks.." mohon Rayna sambil menangis.
"Ah kamu ini, kami semua takut papah mu nyamuk lagi kamu lihat kan tadi papah mu itu mengamuk sangat brutal bagaimana kalau dia mencelakai warga di sini" bentak seorang ibu yang sangat tak suka pada Rayna.
"Tolong Bu beri aku satu kesempatan aku akan pasti kan papah tak akan mengamuk lagi" ucap Rayna sampai memohon.
"Kita bawa saja papahnya itu ke rumah sakit jiwa" sahut seorang ibu mengompori ibu ibu yang sedang marah itu.
"Ya kami setuju".
"Bawa saja".
"Jangan" protes Rayna menghalangi para warga untuk membawa papahnya.
Untung saja seorang pria paruh baya datang ke sana dia adalah pemilik apartemen itu untung nya bapak itu sangat baik pada Rayna.
"Ibu ibu jangan main hakim sendiri, kasihan Rayna ayo kita kasih mereka kesempatan untuk berubah Rayna berjanji kalau dia akan menjaga papahnya dengan sangat baik" ujar bapak itu.
"tapi Pak lihat papahnya itu mengamuk" sahut seorang ibu.
"Pulanglah kita akan berikan sekali lagi kesempatan, kalau Rayna tak bisa menjaga papahnya maka kita semua akan mengusirnya bagaimana Rayna kamu setuju" tanya bapak itu.
"Setuju pak terima kasih atas kebijakan nya" ucap Rayna pasrah.
"Huhh ganggu saja" sahut ibu ibu itu marah sambil meneriaki Rayna.
"Terima kasih pak sudah membantu saya" ucap Rayna.
"Tak apa Rayna, maaf kan ibu ibu itu mereka memang begitu" ucap Bapak itu.
"Ya pak aku paham" ucap Rayna mengusap air mata nya, "Terima kasih pak dan maaf karena menganggu waktu bapak" Rayna merasa bersalah.
"Ya baiklah bapak akan pergi kamu selamat beristirahat ya" ucap bapa itu.
"Ya" ucap Rayna.
Rayna menutup pintu apartemen nya itu, dia menatap ke arah sekitar nya yang sangat berantakan seperti kapal pecah, barang barang di apartemen nya itu tergeletak di lantai semua bahkan ada yang sampai pecah mungkin karena papahnya itu membanting barang cukup kasar.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang" gumam Rayna melepas kan tas yang dia gendong, Rayna menatap pada papahnya yang sekarang sudah tenang dan hanya melamun saja.
Rayna membereskan semua nya sampai bersih dia tak mungkin membiarkan barang barang berserakan di lantai karena takut papahnya akan menginjak barang itu.
Dengan rasa pegal di seluruh tubuh nya Rayna tetap membereskan barang barang itu, bahkan Rayna juga memasak makanan untuk mereka makan, pagi tadi Rayna membeli makanan di warung Padang sebelah apartemen itu.
Makanannya masih tersisa jadi Rayna menghangatkan makanan itu agar dia bisa memakannya lagi.
Pagi hari nya Rayna kerja lagi dia memakai pakaian bebas karena pakaian semalam tak kering, tentu saja hal itu menjadi Boomerang bagi Rayna bosnya marah karena Rayna tak memakai pakaian yang harus nya di pakai.
"Mana pakaian kamu" tanya Lian yang tak lain adalah bosnya Rayna.
"Tuan maaf baju saja basah" keluh Rayna.
"Basah? gak bisa ini gak bisa di biarkan kamu harus menerima hukuman" ucap Lian.
"Hukuman lagi, tuan kemarin aku di hukum karena berdebat dengan Rara apa tak bisa hari ini aku bebas dari hukuman" tanya Rayna mengintimidasi.
"Gak ada" ucap Lian yang langsung menarik Rayna dari sana menuju ke kamar suite nya yang ada di lantai paling atas.
Mereka masuk ke salah satu suite room kepunyaan Lian sendiri, "Bersih kan kamar ku ini" titah Lian.
"Tuan aku mohon maafkan aku" Rayna memohon.
"Gak bisa" bantah Lian.
Rayna meremas rambutnya dia sangat pusing memikirkan hidup nya itu, apa lagi bosnya itu semakin hari semakin menyebalkan.
"Andai saja aku punya uang banyak aku akan beli kau Lian" batin Rayna marah.
tangan Rayna mengepal kuat di belakang punggung Lian yang sekarang tengah membelakangi nya, Lian tersadar dia melihat pada Rayna.
"apa" tanya Lian ketus.
"Tidak tuan" ucap Rayna tersenyum ketus.
Rayna pasrah dia langsung mengerjakan tugas nya untuk membereskan kamar itu, Rayna sangat lelah dia ingin menyerah tapi bagaimana caranya Rayna seperti sudah terjebak dalam kehidupan itu.
Drtt drtt
Ponsel Rayna berbunyi dia melihat siapa yang menelepon nya itu.
"Gisella" gumam Rayna.
📞📞
"Gis akhir nya kau menelpon juga aku mencoba menelpon mu tapi kau tak mengangkat nya" ucap Rayna panjang lebar.
"Mau apa telpon" tanya Gisella.
"Gis bisa tolong aku, pinjamkan uang" tanya Rayna.
"Maaf Ay tapi sebaiknya kita akhiri saja pertemanan kita aku gak mau berteman dengan mu aku malu Ay" ucap Gisella.
"Tapi Gis tolong bantu aku" ucap Rayna.
tuttt
📞📞
Panggilan di tutup oleh Gisela, Rayna tak sangka kalau teman temannya akan meninggalkan nya saat Rayna tengah terpuruk seperti itu.
Rayna menangis sesenggukan dia tak bisa bertahan lagi sekarang.
Dia ingin menyerah tapi tak mungkin bisa karena ini bukan lah permainan yang jika pemain nya menyerah maka permainan akan selesai.
Rayna menangisi kehidupan nya yang sangat suram itu dia terpaksa berhenti belajar karena orang tuanya yang mengalami kebangkrutan
Bab 2
Tak disangka ternyata Lian melihat Rayna yang saat ini sedang menangis, saat ini Lian tengah berada di dapur karena dia akan mengambil kopi untuk nya.
"Oh jadi dia itu punya masalah" gumam Lian dari kejauhan.
Namun Lian tak berniat akan mendekat pada Rayna dia tak mau mengganggu Rayna yang sedang menangis.
Hingga selesai Rayna menghapus air mata nya.
"Awas saja kalian, aku sudah membantu kalian untuk bersekolah di sekolah itu tapi kenapa kalian malah melakukan itu pada ku, aku janji aku akan mencabut uang sekolah kalian" geram Rayna.
Dia langsung melanjutkan membereskan suite room bosnya itu, Rayna sangat cantik dia bahkan punya badan yang sangat bagus, namun sekarang tak lagi karena Rayna sangat jarang perawatan, kulit dia mulai kusam bahkan kukunya saja dia biarkan panjang.
Alasannya hanya satu karena Rayna tak bisa menggunting kukunya sendiri.
Lian menatap pada Rayna yang saat ini sudah membereskan kamarnya lagi.
"Hey kamu" sahut Lian yang langsung membuat Rayna menatap ke arahnya.
"Ya tuan" tanya Rayna.
"Buatkan aku mie instan" titah Lian yang langsung duduk di sofa yang sangat empuk itu, "Jangan lama lama aku lapar" pinta Lian.
"Ya tuan" ucap Rayna patuh.
Rayna menatap pada peralatan masak yang ada di dapur itu, Rayna bingung harus memakai alat apa untuk memasak mie.
Dia tak bisa memasak mie, jangan kan mie instan untuk memasak telor saja Rayna masih berantakan.
"Bagaimana aku memasaknya" gumam Rayna melihat kalau di bungkus mie itu ada panci untuk memasaknya.
Rayna memasukan sedikit air lalu memasukan mie dan semua bumbunya ke dalam panci itu.
Rayna menyalakan kompor gasnya, dia menunggu di sana sampai mienya matang namun Rayna tak mengaduknya.
Dia membiarkan mienya tak tercampur dengan bumbu, Rayna menyuguhkan mie itu pada Lian namun Rayna tak memindah kan dahulu mie nya pada mangkuk, dia langsung memberikan nya pada Lian bersama dengan panci nya.
"Tuan silahkan" ucap Rayna menyuguhkan mie itu di hadapan Lian.
"Astaga kau gi la, kenapa dengan pancinya" protes Lian.
"Tuan orang Korea juga makannya dari panci" bela Rayna.
"Terserah lah aku lapar" ketus Lian.
Lian memakan mie itu namun rasanya sangat asin Lian yang tadinya lapar mendadak tak bernafsu untuk makan.
Lian menatap pada Rayna dia menyuruh Rayna untuk duduk di sana, "Duduk lah" pinta Lian.
Rayna menuruti perintah bosnya itu.
Ide gi la terlintas di benak Lian dia ingin menjadikan Rayna sebagai kekasih kontraknya, Lian saat ini tengah didesak oleh Neneknya untuk membawa pacarnya menemui keluarga nya.
Lian heran dia tak bisa berpikir lagi, Neneknya mendesak dia untuk membawa pacarnya ke rumah, Lian tak punya pacar dia tak terlalu memikirkan tentang pacar.
Hingga Lian berpikir untuk mencari kekasih kontrak untuk dia kenalkan pada Neneknya, namun sampai saat ini dia belum mendapatkan wanita untuk dia jadikan kekasih kontrak nya.
Lian menatap wajah Rayna yang sangat cantik, "Dia lumayan cantik aku taksir usia nya juga pasti masih muda, apa mungkin dia mau menjadi kekasih ku, Dengan masalah yang dia hadapi ini aku yakin dia mau menerima tawaran aku" batin Lian melihat Rayna dari atas sampai bawah.
"Mau gak jadi pacar aku" tanya Lian menatap pada Rayna.
Rayna menatap heran dia tak bisa menahan tawanya saat mendengar ucapan itu, Lian terlihat kikuk dia tak pandai mengungkapkan perasaan apa lagi pada orang yang tak dia kenal.
"Hahahah tuan kau lucu" gemas Rayna tertawa dia langsung mengambil lap dan membersihkan meja yang ada dihadapannya itu.
Lian menyesali apa yang sudah dia lakukan barusan, "Ya aku tau kau sedang kesusahan kan" tanya Lian yang langsung membuat Rayna terdiam dia melihat pada Lian.
"Aku ingin membantu mu keluar dari masalah dan tolong bantu aku untuk keluar dari masalah aku" ucap Lian.
Rayna menatap pada Lian dia tak menyangka kalau bosnya itu tau masalahnya.
"Apa yang kau tau tentang aku" tanya Rayna ketus.
"Aku tau kau bangkrut dan teman mu menjauhi mu" jawab Lian.
"Apa yang harus aku lakukan" tanya Rayna.
"Aku hanya meminta kau menjadi Kekasih ku" timbal Lian.
"Kenapa tak mencari kekasih di luaran sana tuan banyak kan wanita di luaran sana" saran Rayna.
"Aku takut mereka menolak" ucap Lian menatap pada Rayna yang masih membersihkan pas bunga di sana, "Kau bisa meminta apa saja pada ku, kau mau uang atau perhiasan aku akan memberikan pada mu" ucap Lian.
"Alasan nya meminta aku menjadi kekasih kontrak kamu apa" tanya Rayna.
"Kamu cantik, pekerja keras, aku yakin Nenek suka pada mu" jawab Lian.
"Maaf tuan aku tak tertarik" ucap Rayna yang masih melanjutkan mengelap laci yang ada di sana.
CK, Lian berdecak kesal dia tak bisa membayangkan kalau Rayna akan jual mahal begitu, "Apa yang istimewa dari dia sampai dia berani sekali menolak aku" batin Lian marah.
Namun Lian tak akan putus asa, "Coba pikirkan lagi" ucap Lian berharap kalau Rayna mengiyakan keinginan nya itu.
"Aku bilang aku gak ter...." ucap Rayna terpotong saat dia mendengar kan kalau ponsel nya bersuara karena ada yang menelpon.
Rayna sedikit menjauh saat dia melihat siapa yang menelpon.
📞📞
"Ya ada apa" tanya Rayna.
"Obat nya sudah ada kapan kamu akan menebus nya" tanya Dokter yang menangani papahnya itu.
"Dokter bisakah nanti saja" pinta Rayna.
"Itu terserah kalau kamu mau papah kamu sembuh ya segera tebus tapi kalau tidak, ya aku gak akan rugi" ucap dokter itu.
"Ya baiklah aku akan tebus" timbal Rayna.
📞📞
Rayna ingin papahnya sembuh namun dia tak punya uang untuk menebus obatnya.
Rayna menatap pada Lian yang masih duduk di sana karena Lian masih menunggu Jawaban dari Rayna.
"Baiklah apa yang harus aku lakukan" tanya Rayna.
Rayna pasrah dia berpikir kalau tawaran dari Lian itu adalah jalan keluar dari semua masalahnya.
Rayna sudah mentok di sana dia tak bisa berpikir lagi, dia melakukan ini karena dia ingin papahnya segera sembuh.
"Kau hanya perlu menjadi kekasih ku" ucap Lian.
"Baiklah aku setuju" ucap Rayna sedikit angkuh.
Lian menyodorkan kartu namanya bahkan di kartu itu ada nomor telepon nya.
Lian keluar dari kamar nya itu karena dia ada urusan mendadak.
Rayna terduduk lemas dia tau ini salah karena secara tak langsung dia sudah membohongi keluarga Lian nantinya.
Rayna mengambil kartu nama itu dia menyimpan nya ke dalam saku celana nya.
malam harinya Rayna pulang dia melihat papahnya yang sekarang tak berbuat ulah lagi, Rayna merasa bersalah karena dia harus mengunci papahnya itu di kamar.
Rayna ingat pada nomor bosnya itu, dia langsung mengambil ponselnya dia memasukkan nomor bosnya itu.
Rayna memberikan pesan pada bosnya itu.
{Rayna} pesan dari Rayna memberitahu kan pada Lian kalau itu nomornya.
"Apa ini benar? apa aku melakukan hal yang benar? tapi aku sangat butuh uang" gumam Rayna.
Pagi hari nya Rayna sudah bersiap akan bekerja, seperti biasa dia berjalan kaki menuju ke hotel bosnya itu.
Namun tiba tiba saja mobil merah berhenti di samping Rayna, kaca mobil nya turun memperlihatkan bos nya Rayna yang masih sangat muda sekitar berusia 20 tahunan.
Wajah tampan dengan badan yang tegap membuat dia sangat tampan, Lian Altaf sudardjo Laki laki Incaran para wanita.
Dia masih kuliah namun dia ambil kelas siang bahkan dia juga sering ambil kelas daring.
"Masuk" perintah Lian namun tatapan matanya lurus ke depan.
"Tak apa tuan aku bisa jalan kaki" sahut Rayna.
"Aku bilang masuk ya masuk" Titah Lian tegas.
Rayna menghela nafas nya dia langsung ikut perintah bosnya itu, dia masuk ke dalam mobil tepat di samping bosnya itu.
"Hari ini Nenek mau menemui mu" ucap Lian datar.
"Sekarang" tanya Rayna.
"Tahun depan" jawab Lian yang langsung melajukan mobilnya.
ck, Rayna berdecak kesal mendengar bosnya itu.
Mereka menuju ke arah butik yang paling besar di sana, butik itu milik Mamahnya Lian jadi dia tak ragu lagi untuk membawa Rayna ke sana.
"Tuan untuk apa kita ke butik" tanya Rayna.
"membeli kan baju untuk mu" ketus Lian.
"Kenapa apa baju ku gak bagus, lihat bahkan baju ku ada namanya, LAS Hostelry bagus kan aku yakin Nenek mu akan suka kalau aku memakai baju ini" ucap Rayna memamerkan baju seragam dari hotel itu.
"Sudah ngocehnya" tanya Lian yang langsung masuk ke dalam butik itu, terpaksa Rayna mengikutinya karena tak mau bosnya itu marah apa lagi mood bosnya seperti sedang tak baik baik saja.
Rayna kagum melihat deretan gaun yang berjajar di sana dia ingin membeli semua nya tapi dia tak punya uang untuk membeli nya.
"Tolong pilihkan baju untuk dia" titah Lian pada pegawai di sana.
"Baik tuan, mari Nona ikut Kami" pinta pegawai di sana.
Rayna mengikuti pegawai itu, sedang kan Lian duduk di sana menunggu Rayna yang tengah di make over oleh pegawai butik itu.
Rayna memilih baju yang sangat bagus dia mencoba nya, Rayna memperlihatkan baju itu pada Lian.
"Tuan bagus gak" tanya Rayna.
"No" ucap Lian.
Rayna masuk lagi dia mengganti pakaian itu dengan pakaian yang sudah di pilih kan oleh pegawai butik itu.
Rayna memperlihatkan baju itu pada Lian, menurut Rayna sangat bagus bahkan sangat cocok di badannya.
"Tuan" tanya Rayna.
"No" ketus Lian.
Rayna menganti lagi dia memperlihatkan pada tuannya itu.
"Tuan" tanya Rayna.
"No" jawab Lian.
gaun merah, gaun hitam tanpa tali, gaun putih dengan banyak renda, gaun motif bunga, gaun Navy dengan lengan panjang, Semua nya ditolak oleh Lian.
Hingga gaun yang terakhir berwarna hitam dengan lengan pendek, akhirnya setelah sekian banyak baju yang Rayna coba Lian mengiyakan juga.
Rayna langsung dimake over dia di rias sedikit supaya wajah nya tak terlalu kusam.
rambut nya juga bahkan dibiarkan terurai.
Rayna keluar dari ruangan make over dengan gaun hitam, hills yang cukup tinggi dan tas yang senada dengan pakaiannya.
Lian sangat terpana melihat Rayna yang sangat cantik itu dia tak bisa berkutik lagi apa lagi jantung nya malah berdebar saat melihat Rayna dihadapan nya.
Bab 3
Lian memalingkan wajahnya dari Rayna, Lian mencoba untuk bersikap baik baik saja padahal hatinya sudah berdetak tak karuan.
Lian gugup padahal dia sudah cukup lama mengenal Rayna tapi baru kali ini dia merasa kan seperti itu saat melihat seorang wanita berbeda dengan yang lain.
"Kau bersiap sangat lama" protes Lian.
Rayna menatap pada jam yang menggantung di dinding butik itu.
"Astaga sudah siang" gumam Rayna.
"Baiklah ayo berangkat" pinta Lian.
"Tunggu tuan, Nenek anda ngajak makan malam kan" tanya Rayna.
"Ya makan malam" jawab Lian.
"Lalu untuk apa aku dandan dari pagi sampai siang kalau ketemu nya malam, tuan jangan begitu nanti kalau ketemu malam riasan aku Rusak" keluh Rayna.
"Ya sekarang berangkat" ketus Lian.
"Ya baiklah" ucap Rayna.
Rayna dan Lian berangkat disepanjang perjalanan Lian membicarakan apa saja yang boleh dan tak boleh Rayna lakukan, namun Rayna malah bosan mendengar kan nya.
Sesampainya di kediaman Sudardjo, Rayna merasa sangat gugup dia takut kalau keluarga bosnya itu tak suka padanya.
"Semoga saja keluarga tuan suka pada ku" gumam Rayna.
"Kenapa" tanya Lian menatap pada pegawai nya itu.
"Aku gugup" jawab Rayna.
"Gugup? oh ya ampun ini hanya bohongan" ketus Lian.
"Tetap saja tuan kau tak akan tau rasanya sangat gugup sekali" protes Rayna.
"Baiklah ayo masuk" titah Lian.
Rayna berjalan sambil menggandeng Lian terlalu banyak dekat dengan Rayna membuat jantung Lian berdetak tak karuan.
Namun Lian memaklumi hal itu karena dia belum pernah sedekat itu dengan seorang wanita.
Mereka masuk ke dalam para pembantu langsung menyambut mereka dengan sangat sopan, Rayna sangat terpana pada kemewahan rumah bosnya itu.
"Nenek" sahut Lian yang langsung memeluk Neneknya itu.
"Siapa dia" tanya Mira neneknya Lian.
"Hallo Nek saya Ayna" ucap Rayna.
"Ayna nama yang bagus baiklah ayo duduk" titah Mira.
Rayna berjalan menuju ke arah sofa tapi sayang salah satu pembantu menubruk Rayna, hingga pembantu itu menumpahkan kopi pada baju yang Rayna pakai.
"Awwss" Rayna meringis dia sangat ingin marah apa lagi kopi itu panas dan tentunya merusak baju yang tengah Rayna pakai.
"Nona maafkan saya" ucap Pembantu itu menunduk pada Rayna.
Rayna sangat kesal namun dia mencoba untuk bersabar.
"Tak apa aku maafkan" ucap Rayna tersenyum namun Rayna memutar bola matanya karena dia sangat kesal sekali.
"Maafkan pembantu di rumah ini Ayna" ucap Mira.
"Tak apa Nek" ucap Rayna yang langsung duduk di sofa.
Lian membuka jasnya dia memberikan nya pada Rayna untuk menutupi nodanya itu.
"Terima kasih" ucap Rayna namun Rayna memperlihatkan kekesalan nya itu pada Lian.
Lian menggeleng kan kepalanya.
"Baiklah Ayna di mana kamu tinggal" tanya Mira.
"Aku tinggal di..." ucap Rayna terpotong karena Lian yang langsung bicara.
"Dia tinggal di luar kota Nek, tapi sekarang dia merantau ke kota ini dan tinggal di apartemen" ucap Lian.
"Kamu kerja apa" tanya Mira.
Saat Rayna akan menjawab Lian dengan cepat bicara dan menghentikan ucapan Rayna.
"Dia belum bekerja Nek, dia masih sekolah" ucap Lian.
"Oh di mana kamu sekolah" tanya Mira.
"Di sekolah SMA negeri Budi kerta Nek" jawab Lian.
"Ya Nek" ucap Rayna.
"Di mana Papah kamu bekerja" tanya Mira.
"Papah" tanya Rayna terpotong lagi.
"Papahnya punya bisnis di bidang pertanian Nek" timbal Lian.
"Apa nama perusahaan nya" tanya Mira.
Lian terdiam dia tak bisa menjawab pertanyaan dari Nenek nya itu.
"Widirdja Group" ucap Rayna.
"Oh pengusaha itu sangat bagus" ucap Mira.
"Ya" ucap Rayna.
Seorang wanita cantik turun dari tangga dia melihat pada calon Istri yang di bawa putranya itu.
"Kamu seperti sudah tau betul kehidupan kekasih mu itu" ucapnya membuat Rayna menatap pada wanita cantik yang masih muda itu.
"Mah aku tau karena dia kekasih ku" sahut Lian.
"Kau tak akan memperkenalkan dia pada ku" tanya nya pada Lian.
"Ayna dia mamah Rahma" ucap Lian.
"Tante aku Ayna" ucap Rayna tersenyum.
"Oh" ucap Rahma.
Mereka duduk dan berbincang bincang, Rahma adalah tipikal orang yang pemilih namun dia tak berani bicara di depan dia akan bicara setelah tamu itu pulang atau pergi.
Dia punya prinsip untuk tak menyinggung orang lain, apa lagi membicarakan orang lain di hadapan orangnya.
"Baiklah ayo kita makan" sahut Mira.
"Ayo Nek" ucap Lian.
Mereka semua makan malam, semua makanan tersedia di sana hal itu membuat Rayna sangat bersemangat apa lagi sudah beberapa hari ini dia tak makan makanan yang enak.
"Selamat makan" ucap Mira.
Rayna hilang kendali saking laparnya dia langsung mengambil beberapa nasi dan lauk pada piring nya.
Mira Neneknya Lian suka pada sikap Rayna yang banyak makan itu, tetapi walaupun begitu Rayna tetap makan dengan sangat rapih tak berantakan seperti yang kelaparan.
Namun berbeda dari Mira justru Rahma mamahnya Lian sangat tak suka pada Rayna, Rahma mengira kalau Rayna tak ingat pada orang lain dia menghabiskan makanan yang ada di sana.
Apa lagi Rahma kurang suka pada wanita yang tak tau tata krama.
Hingga selesai Rayna pulang dengan di antar oleh Lian.
Rahma akan mengadukan rasa tidak suka nya itu pada Mamah mertua nya itu.
"Mah aku gak suka wanita itu" ucap Rahma.
"Rahma kamu mau yang seperti apa" tanya Mira.
"Mah aku sangat tak suka sikapnya seperti tak punya tatak krama" keluh Rahma.
"Ayna tak marah saat pembantu menumpahkan kopi pada gaunnya, dia juga makan rapih, asik untuk di ajak bicara, yang Paling penting Lian bahagia" bela Mira.
"Mah ayolah Ayna itu sangat tak tau tatak Krama saat dia datang tak ada ucapan salam atau menyalami tangan begitu, aku juga lihat saat pembantu itu menumpahkan kopi mata Ayna memutar Mah dia seperti menahan kekesalan nya, terus saat makan dia mengambil apa saja yang ada di meja makan tanpa menawari atau meminta ijin dahulu padahal kita lebih tua di sana" ucap Rahma detail.
"Rahma kamu terlalu berlebihan sudah Mamah suka pada Ayna" ucap Mira.
"Mah hentikan ini Lian masih sangat kecil dia masih kuliah dan wanita itu bahkan masih sekolah" protes Rahma.
"Sudah lah" ucap Mira.
Sedangkan di perjalanan Lian memberikan uang lima juta pada Rayna.
"ingat besok kamu harus bekerja lagi tepat waktu" titah Lian setelah mereka sampai ke apartemen Rayna.
"Ya tuan" jawab Rayna.
"Apa kau tak akan meminta aku mampir" tanya Lian.
"Lain kali saja" tolak Rayna yang langsung pergi dari sana dia tak mau ada orang yang tau kalau Papahnya Depresi.
Lian merasa aneh namun dia tak memikirkan nya dia langsung pergi dari sana.
Pagi hari nya Rayna mulai bekerja lagi dia di perintahkan membereskan kamar milik Lian, padahal kamar itu sudah cukup bersih karena tiap hari di bersihkan.
Rayna masuk ke dalam dia melihat ada bosnya itu, namun rasanya canggung sekali untuk bicara apa lagi semalam Rayna tak memperbolehkan Lian untuk mampir.
"Tuan saya akan membersihkan kamar anda" ucap Rayna.
"Ya" balas Lian yang sama merasa canggung jika bersama dengan Rayna.
Namun saat sedang membereskan itu Rayna mengalami sakit pada kepala nya, dadanya juga terasa sangat sakit dia memegang dadanya.
Lama kelamaan dia tak bisa menahan nya lagi dia mual kulitnya menguning Rayna seperti berada di atas wahana yang memutar badan Rayna.
Kepalanya sangat kesakitan Rayna tak bisa mengatur keseimbangan tubuh nya lagi, pandang nya kabur dan...
Brughh
Rayna pingsan Lian yang melihat pun langsung mendekat pada Rayna.
"Rayna" ucap Lian sambil menepuk pelan pipi Rayna.
Tak ada jawaban dari Rayna, Lian memastikan detak jantung namun Rayna masih bernafas, Lian merasa cukup lega.
Lian membawa Rayna untuk menuju ke rumah sakit, Lian menggendong Rayna menuju ke arah parkiran mobil nya tak perduli kalau orang orang melihat nya.
Lian hanya ingin segera sampai ke rumah sakit dan dia bisa memeriksa Rayna
Visual Rayna Anna Wijaya
visual Lian Altaf Sudardjo
jangan bilang ini editan ya karena Emang ini editan 😊🤣🤣
terima kasih yang sudah mampir
mohon maaf kemarin ada kesalahan jadi saya hapus Novelnya.
Sekarang saya mulai up lagi ya
terima kasih
jangan lupa tinggalkan jejak
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!