Rayna terus saja kepikiran dengan penyakit nya itu, dia bahkan tak bisa berpikir lagi dia sangat sedih bagaimana mungkin dia bisa melewati itu semua sendirian.
Rayna melihat pada Papahnya yang hanya melamun saja tanpa bicara apa apa, Rayna sangat khawatir apa lagi dulunya papahnya itu adalah orang yang sangat ceria dan bahagia.
Namun sekarang apa Rayna seperti tak melihat papahnya dalam diri papahnya sekarang.
"Aku hanya ingin Papah sembuh dan aku sembuh" gumam Rayna.
Sedangkan di kediaman keluarga Sudardjo saat ini Lian pulang dia juga merasa sedih pada kehidupan Rayna, baru kali ini hati dia merasa goyah karena nasib seorang wanita.
Dahulu Lian tak pernah memperdulikan wanita yang sedang kesusahan namun pada Rayna, Lian seperti tak tega pada kesedihan yang Rayna hadapi.
Lian masuk dia melihat mamahnya yang saat ini sedang menikmati kopi yang ada di dalam gelas kesayangan nya.
Rahma sosok mamah yang elegan bahkan untuk minum pun seperti nya Rahma mengukur jarak gelas dan mulut nya.
Saat makan pun dia belum pernah mengambil makanan dalam piring kalau orang lain belum memakannya, alasan nya cukup masuk akal dia takut makanan nya itu ada racun nya, dan rasanya tak sopan saja kalau kita langsung memakan makanan apalagi ada orang tua di dekat kita.
Itu lah yang Rahma lakukan sehari hari nya.
"Lian Mamah lihat kalau kamu baru saja mentransfer kan uang pada Ayna, untuk apa dia uang sebanyak itu bukannya dia keturunan Widirdja group ya" ucap Rahma menaruh gelas nya ke atas meja dengan sangat pelan.
"Mah berhenti mengurusi hidup aku" ucap Lian.
"What, mamah mengurusi kehidupan kamu, Lian ingat ya hotel itu masih punya Nenek dan mamah yang mengurusnya jadi uang gaji kamu mamah yang atur, sedang kan di ATM kamu itu uang pemberian dari ayah kamu kan, jaga dengan baik" ucap Rahma.
"Mah aku juga kan kerja" ucap Lian.
"No jangan pacaran dahulu mamah gak setuju kamu laki laki harus nya kamu itu belajar lebih giat" ucap Rahma.
"Siapa yang membuat ide ini" tanya Lian.
"Ya nenek tapi kamu gak perlu sebegini peduli nya pada seorang wanita, Lian kamu tau kan saat ini itu kalian gak punya hubungan apa apa jadi jangan seroyal itu" ucap Rahma.
"Mah Ayolah aku bosan di atur terus" ucap Lian.
"Ya tak apa lain kali jangan ya" ucap Rahma.
"Ya mah aku akan berangkat kuliah sekarang" ucap Lian yang langsung menyalami tangan Rahma.
Lian mendapatkan didikan yang cukup bagus dari Rahma, selama ini orang tua Lian belum pernah mendengar kabar kurang baik di luar sana.
Lian punya geng motor namun dia berusaha menyembunyikan nya dari orang tuanya.
Namun selama ini Lian belum pernah mabuk atau pun minum apa pun, dia sangat di Kekang dalam hal itu bahkan saking ketatnya Rahma selalu memeriksa putra putranya setiap satu bulan sekali takutnya Lian dan Kenan minum di luaran sana.
Lian berangkat kuliah dia baru masuk kuliah lagi karena selama ini Lian belajar dari rumah saja dengan pelajaran yang di kirimkan dari laptop.
Lian bersiap begitu lah dia, kadang Lian mengambil kelas sore atau malam jika dia sibuk di hotel.
Lian memakai motor menuju ke arah kampusnya mungkin beberapa bulan lagi dia akan naik kelas,
Hari ini pelajaran ilmu pengetahuan alam.
Lian mengambil jurusan administrasi namun tetap Lian juga mempelajari yang lain nya juga.
Pelajaran di mulai Lian mendengarkan apa saja yang dikatakan oleh dosennya.
"Penyakit yang bahaya adalah kanker, serangan jantung, karena kalau akan mengakibatkan kematian" ucap dosen yang membuat Lian terkejut mendengar nya.
"Meninggal? apa mungkin?" gumam Lian, Lian penasaran dia mengacung kan tanyanya.
"Bu saya mau tanya kata ibu meninggal maksud nya orang yang menderita kanker akan meninggal" tanya Lian.
"Ya kalau sudah stadium akhir jarang yang bisa selamat karena penyakit kanker itu sudah menyebar" ucap Dosen dan banyak lagi namun Lian tak mendengar kan semuanya.
"Tapi Bu kapan meninggal nya" tanya Lian lagi.
"Bisa jadi perkiraan satu bulan lah, tapi balik lagi pada takdir masing masing kalau takdir berkata kita sembuh ya sembuh kalau meninggal ya meninggal, sebenarnya jangan menyalahkan penyakit Karena kematian itu pasti, mau kita sakit atau tidak tetap kita akan meninggal kalau sudah waktunya" jelas dosen itu.
Lian tak terlalu mendengar kan dia justru berpikir pada kondisi Rayna yang saat ini mengalami penyakit itu.
"Apa dia akan meninggal" gumam Lian merasa seperti tak mau kehilangan Rayna.
Lian menepis pikiran itu dia tak mau pikiran nya berpikir Sangat jauh tentang nasib orang lain.
Namun tetap rasa takut hinggap di hati Lian.
Malam ini Lian baru saja pulang kuliah dia menuju ke apartemen Rayna, sebenarnya Lian tak ada kebutuhan apa apa hanya saja dia ingin tau kabar Rayna sekarang.
Lian menatap apartemen itu dari jalan raya.
Lian tak tau kamar mana yang Rayna tempati karena selama ini Rayna belum pernah bercerita.
Lian memandang satu persatu pintu kamar apartemen itu.
"Apa apaan aku ini kenapa harus kemari" gumam Lian.
Lian akan melajukan mobilnya namun dia melihat Rayna keluar dari salah satu kamar apartemen itu, dengan membawa sampah yang ada di tangannya.
"Itu Ayna kan" ucap Lian.
Lian langsung turun dia masuk ke halaman apartemen itu, ternyata Rayna menuju ke arah belakang apartemen besar itu ingin membuang sampah.
"Ray" ucap Lian yang menghentikan langkah Rayna.
"Tuan ada apa datang" tanya Rayna dengan mata yang sembab.
"Aku kebetulan lewat sini aku hanya ingin mengingat kan kamu kalau besok kamu harus bekerja lagi" ucap Lian.
"Tuan kau memakai baju olahraga" tanya Rayna.
"Ya aku baru olahraga malam" ucap Lian.
"Oh" ucap Rayna.
Lian menyadari kebodo han nya itu dia susah payah menutupi kalau saat ini dia adalah Mahasiswa, tetapi tetap saja dia selalu lupa untuk mengganti pakaian jika baru pulang dari kuliah.
"Baiklah tuan pulang lah, aku mau istirahat" ucap Rayna.
"Ya selamat malam" ucap Lian.
"Malam tuan" ucap Rayna.
Lian berjalan ke arah mobil nya tapi dia melihat lagi pada Rayna.
"Besok jangan telat" ucap Lian.
"Ya Tuan" ucap Rayna.
"Ya" ucap Lian berjalan lagi namun dia melihat lagi pada Rayna.
Rayna heran dia merasa aneh pada bosnya itu.
"Mimpi indah tuan" ucap Rayna.
Lian merasakan jantungnya yang berdetak kencang dia merasa grogi di hadapan Rayna padahal mereka tak ada apa apa.
"Jantung ku tak aman" gumam Lian yang langsung pergi dari sana meninggal kan Rayna yang masih ada di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments