Bab 3
Lian memalingkan wajahnya dari Rayna, Lian mencoba untuk bersikap baik baik saja padahal hatinya sudah berdetak tak karuan.
Lian gugup padahal dia sudah cukup lama mengenal Rayna tapi baru kali ini dia merasa kan seperti itu saat melihat seorang wanita berbeda dengan yang lain.
"Kau bersiap sangat lama" protes Lian.
Rayna menatap pada jam yang menggantung di dinding butik itu.
"Astaga sudah siang" gumam Rayna.
"Baiklah ayo berangkat" pinta Lian.
"Tunggu tuan, Nenek anda ngajak makan malam kan" tanya Rayna.
"Ya makan malam" jawab Lian.
"Lalu untuk apa aku dandan dari pagi sampai siang kalau ketemu nya malam, tuan jangan begitu nanti kalau ketemu malam riasan aku Rusak" keluh Rayna.
"Ya sekarang berangkat" ketus Lian.
"Ya baiklah" ucap Rayna.
Rayna dan Lian berangkat disepanjang perjalanan Lian membicarakan apa saja yang boleh dan tak boleh Rayna lakukan, namun Rayna malah bosan mendengar kan nya.
Sesampainya di kediaman Sudardjo, Rayna merasa sangat gugup dia takut kalau keluarga bosnya itu tak suka padanya.
"Semoga saja keluarga tuan suka pada ku" gumam Rayna.
"Kenapa" tanya Lian menatap pada pegawai nya itu.
"Aku gugup" jawab Rayna.
"Gugup? oh ya ampun ini hanya bohongan" ketus Lian.
"Tetap saja tuan kau tak akan tau rasanya sangat gugup sekali" protes Rayna.
"Baiklah ayo masuk" titah Lian.
Rayna berjalan sambil menggandeng Lian terlalu banyak dekat dengan Rayna membuat jantung Lian berdetak tak karuan.
Namun Lian memaklumi hal itu karena dia belum pernah sedekat itu dengan seorang wanita.
Mereka masuk ke dalam para pembantu langsung menyambut mereka dengan sangat sopan, Rayna sangat terpana pada kemewahan rumah bosnya itu.
"Nenek" sahut Lian yang langsung memeluk Neneknya itu.
"Siapa dia" tanya Mira neneknya Lian.
"Hallo Nek saya Ayna" ucap Rayna.
"Ayna nama yang bagus baiklah ayo duduk" titah Mira.
Rayna berjalan menuju ke arah sofa tapi sayang salah satu pembantu menubruk Rayna, hingga pembantu itu menumpahkan kopi pada baju yang Rayna pakai.
"Awwss" Rayna meringis dia sangat ingin marah apa lagi kopi itu panas dan tentunya merusak baju yang tengah Rayna pakai.
"Nona maafkan saya" ucap Pembantu itu menunduk pada Rayna.
Rayna sangat kesal namun dia mencoba untuk bersabar.
"Tak apa aku maafkan" ucap Rayna tersenyum namun Rayna memutar bola matanya karena dia sangat kesal sekali.
"Maafkan pembantu di rumah ini Ayna" ucap Mira.
"Tak apa Nek" ucap Rayna yang langsung duduk di sofa.
Lian membuka jasnya dia memberikan nya pada Rayna untuk menutupi nodanya itu.
"Terima kasih" ucap Rayna namun Rayna memperlihatkan kekesalan nya itu pada Lian.
Lian menggeleng kan kepalanya.
"Baiklah Ayna di mana kamu tinggal" tanya Mira.
"Aku tinggal di..." ucap Rayna terpotong karena Lian yang langsung bicara.
"Dia tinggal di luar kota Nek, tapi sekarang dia merantau ke kota ini dan tinggal di apartemen" ucap Lian.
"Kamu kerja apa" tanya Mira.
Saat Rayna akan menjawab Lian dengan cepat bicara dan menghentikan ucapan Rayna.
"Dia belum bekerja Nek, dia masih sekolah" ucap Lian.
"Oh di mana kamu sekolah" tanya Mira.
"Di sekolah SMA negeri Budi kerta Nek" jawab Lian.
"Ya Nek" ucap Rayna.
"Di mana Papah kamu bekerja" tanya Mira.
"Papah" tanya Rayna terpotong lagi.
"Papahnya punya bisnis di bidang pertanian Nek" timbal Lian.
"Apa nama perusahaan nya" tanya Mira.
Lian terdiam dia tak bisa menjawab pertanyaan dari Nenek nya itu.
"Widirdja Group" ucap Rayna.
"Oh pengusaha itu sangat bagus" ucap Mira.
"Ya" ucap Rayna.
Seorang wanita cantik turun dari tangga dia melihat pada calon Istri yang di bawa putranya itu.
"Kamu seperti sudah tau betul kehidupan kekasih mu itu" ucapnya membuat Rayna menatap pada wanita cantik yang masih muda itu.
"Mah aku tau karena dia kekasih ku" sahut Lian.
"Kau tak akan memperkenalkan dia pada ku" tanya nya pada Lian.
"Ayna dia mamah Rahma" ucap Lian.
"Tante aku Ayna" ucap Rayna tersenyum.
"Oh" ucap Rahma.
Mereka duduk dan berbincang bincang, Rahma adalah tipikal orang yang pemilih namun dia tak berani bicara di depan dia akan bicara setelah tamu itu pulang atau pergi.
Dia punya prinsip untuk tak menyinggung orang lain, apa lagi membicarakan orang lain di hadapan orangnya.
"Baiklah ayo kita makan" sahut Mira.
"Ayo Nek" ucap Lian.
Mereka semua makan malam, semua makanan tersedia di sana hal itu membuat Rayna sangat bersemangat apa lagi sudah beberapa hari ini dia tak makan makanan yang enak.
"Selamat makan" ucap Mira.
Rayna hilang kendali saking laparnya dia langsung mengambil beberapa nasi dan lauk pada piring nya.
Mira Neneknya Lian suka pada sikap Rayna yang banyak makan itu, tetapi walaupun begitu Rayna tetap makan dengan sangat rapih tak berantakan seperti yang kelaparan.
Namun berbeda dari Mira justru Rahma mamahnya Lian sangat tak suka pada Rayna, Rahma mengira kalau Rayna tak ingat pada orang lain dia menghabiskan makanan yang ada di sana.
Apa lagi Rahma kurang suka pada wanita yang tak tau tata krama.
Hingga selesai Rayna pulang dengan di antar oleh Lian.
Rahma akan mengadukan rasa tidak suka nya itu pada Mamah mertua nya itu.
"Mah aku gak suka wanita itu" ucap Rahma.
"Rahma kamu mau yang seperti apa" tanya Mira.
"Mah aku sangat tak suka sikapnya seperti tak punya tatak krama" keluh Rahma.
"Ayna tak marah saat pembantu menumpahkan kopi pada gaunnya, dia juga makan rapih, asik untuk di ajak bicara, yang Paling penting Lian bahagia" bela Mira.
"Mah ayolah Ayna itu sangat tak tau tatak Krama saat dia datang tak ada ucapan salam atau menyalami tangan begitu, aku juga lihat saat pembantu itu menumpahkan kopi mata Ayna memutar Mah dia seperti menahan kekesalan nya, terus saat makan dia mengambil apa saja yang ada di meja makan tanpa menawari atau meminta ijin dahulu padahal kita lebih tua di sana" ucap Rahma detail.
"Rahma kamu terlalu berlebihan sudah Mamah suka pada Ayna" ucap Mira.
"Mah hentikan ini Lian masih sangat kecil dia masih kuliah dan wanita itu bahkan masih sekolah" protes Rahma.
"Sudah lah" ucap Mira.
Sedangkan di perjalanan Lian memberikan uang lima juta pada Rayna.
"ingat besok kamu harus bekerja lagi tepat waktu" titah Lian setelah mereka sampai ke apartemen Rayna.
"Ya tuan" jawab Rayna.
"Apa kau tak akan meminta aku mampir" tanya Lian.
"Lain kali saja" tolak Rayna yang langsung pergi dari sana dia tak mau ada orang yang tau kalau Papahnya Depresi.
Lian merasa aneh namun dia tak memikirkan nya dia langsung pergi dari sana.
Pagi hari nya Rayna mulai bekerja lagi dia di perintahkan membereskan kamar milik Lian, padahal kamar itu sudah cukup bersih karena tiap hari di bersihkan.
Rayna masuk ke dalam dia melihat ada bosnya itu, namun rasanya canggung sekali untuk bicara apa lagi semalam Rayna tak memperbolehkan Lian untuk mampir.
"Tuan saya akan membersihkan kamar anda" ucap Rayna.
"Ya" balas Lian yang sama merasa canggung jika bersama dengan Rayna.
Namun saat sedang membereskan itu Rayna mengalami sakit pada kepala nya, dadanya juga terasa sangat sakit dia memegang dadanya.
Lama kelamaan dia tak bisa menahan nya lagi dia mual kulitnya menguning Rayna seperti berada di atas wahana yang memutar badan Rayna.
Kepalanya sangat kesakitan Rayna tak bisa mengatur keseimbangan tubuh nya lagi, pandang nya kabur dan...
Brughh
Rayna pingsan Lian yang melihat pun langsung mendekat pada Rayna.
"Rayna" ucap Lian sambil menepuk pelan pipi Rayna.
Tak ada jawaban dari Rayna, Lian memastikan detak jantung namun Rayna masih bernafas, Lian merasa cukup lega.
Lian membawa Rayna untuk menuju ke rumah sakit, Lian menggendong Rayna menuju ke arah parkiran mobil nya tak perduli kalau orang orang melihat nya.
Lian hanya ingin segera sampai ke rumah sakit dan dia bisa memeriksa Rayna
Visual Rayna Anna Wijaya
visual Lian Altaf Sudardjo
jangan bilang ini editan ya karena Emang ini editan 😊🤣🤣
terima kasih yang sudah mampir
mohon maaf kemarin ada kesalahan jadi saya hapus Novelnya.
Sekarang saya mulai up lagi ya
terima kasih
jangan lupa tinggalkan jejak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments