Pacar Sewaan
"Hadirilah Event Tahunan Bright University : Pesta Dansa Dengan Hadiah Uang Tunai! Segera Ajak Pasangan Kamu, Raih Gelar Raja dan Ratu Pesta, Dan Kamu Berkesempatan Untuk Memenangkan Hadiah Uang Tunai! Tunggu Apalagi!"
Begitulah bunyi undangan elektronik yang masuk ke dalam ponsel para mahasiswa di sebuah kampus bernama Bright University secara bersamaan.
Salah satu mahasiswi yanh tertarik bernama Kiara Pratama. Gadis itu membaca undangan pesta dansa berkali-kali seolah tidak mempercayai indera penglihatannya. "Aku harus ikut pesta dansa ini, Re!"
"Apa kau membaca syaratnya? Harus memiliki pasangan supaya mendapatkan gelar Raja dan Ratu Pesta. Kalau tidak ada pasangannya, siapa yang akan menjadi Raja? Sadarlah! Kau tidak memiliki kekasih, Kiara!" sahut Renatha, sahabat dari gadis itu.
Kiara memberengutkan bibirnya. Di usianya yang hampir menyentuh kepala 2, seorang Kiara Pratama belum memiliki kekasih. Jangankan seorang kekasih, kehidupan sosialnya sangat jauh dari apa yang dia impikan dahulu.
Sejak bisnis ayahnya gulung tikar, keluarga Kiara hidup dengan seadanya dan hanya mengandalkan gaji bulanan sang ayah yang saat ini bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan orang lain.
Untuk menghemat pengeluaran, ibu Kiara yang dahulu tergabung dalam kelompok sosialita elite kini harus mendekam di dalam rumah dan melakukan pekerjaan rumah tangga.
Beruntunglah, Kiara berhasil mendapatkan beasiswa mahasiswa berprestasi sehingga kedua orang tuanya tidak perlu mengkhawatirkan biaya semester kuliah putri mereka.
Karena hal itu pula, Kiara menutup diri dari teman-temannya dan cenderung pendiam. Hanya Renatha teman satu-satunya yang masih Kiara pertahankan sampai saat ini.
"Re, kalau aku mencari kekasih mulai hari ini, kira-kira bisa dapat tidak, yah? Pestanya minggu depan, aku hanya tertarik dengan kata-kata uang tunai!" ungkap Kiara. Dia kemudian melihat teman-teman pria yang sekelas dengannya yang jarang sekali dia perhatikan dan tiba-tiba saja, dia mengacak-acak rambutnya dengan kasar. "Tidak mungkin, ya?"
Renatha yang terbiasa dipanggil dengan sebutan Rere oleh Kiara hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan temannya itu.
Mereka berdua pun terdiam, merasa tidak menemukan solusi apa pun. Tiba-tiba saja, Rere menggebrak meja dengan cukup kencang hingga membuat dia mengaduh dan mengibaskan tangannya. "Jangan pikirkan tanganku, Ra! Aku punya ide bagus! Kau tidak harus memiliki kekasih untuk mendapatkan gelar tersebut. Saat ini, zaman sudah sangat berkembang sampai ada jasa untuk menyewa kekasih hanya untuk menemani ke pesta, ke acara keluarga, atau sekedar menemani jalan-jalan. Nah, kita bisa pakai jasa itu! Bagaimana?"
"Bayarnya berapa? Terus, di mana aku bisa mencari jasa seperti itu?" tanya Kiara bertubi-tubi.
"Sosial medialah!" jawab Rere.
Sayangnya saat itu dosen pengajar sudah masuk ke dalam kelas, sehingga mereka terpaksa menunda pembahasan mereka. Kiara merasa, tak hanya dia dan Rere saja yang tidak fokus mengikuti perkuliahan siang itu. Hampir semua temannya di kelas itu, tidak ada yang memperhatikan materi yang disampaikan oleh sang dosen.
Ya, mereka semua pasti mengincar hadiah uang tunai itu! Begitu pikir Kiara. Siapa yang tidak ingin uang tunai di zaman susah seperti ini? Maka dari itu, setelah mata kuliah terakhir selesai, Kiara menagih janji pada Rere tentang jasa kekasih sewaan itu.
"Mahal ternyata, Ra," kata Rere suram.
Kiara ternganga melihat harga yang tertera di layar ponsel temannya itu. "Ih, iya. Kenapa mahal, sih? Sudahlah, Re! Kita lupakan saja soal pesta dansa bodoh itu! Rezeki bisa datang darimana saja,"
Renatha merasa tidak enak melihat temannya kecewa dan tidak bersemangat. Dia pun merangkul pundak Kiara dan membahas topik lain untuk mengalihkan kesedihan temannya itu.
Keesokan paginya, Kiara membuka kedua mata dengan enggan. Kemudian, dia teringat pesta dansa yang batal dia ikuti. "Aaarrgghhh!"
Suara erangannya itu membuat ibu Kiara panik dan bergegas masuk ke dalam kamar putri tersayangnya itu. "Kau baik-baik saja, Sayang?"
Kiara mengangguk lemah. "Aku baik-baik saja, Bu. Hanya sedang merasa pahit saja,"
Sepanjang hari itu, Kiara merasa tidak enak untuk beraktivitas. Dia ingin absen dari kuliah hari itu, tetapi dia teringat ada kuis dan absen sangat mempengaruhi nilai. Mau tidak mau, Kiara pun berangkat ke kampus.
Setibanya di kampus, dia sudah disambut oleh Rere yang senyuman cerah di wajahnya mengalahkan cerahnya pagi hari itu. "Ra! Aku punya kabar baik untukmu! Benar katamu kalau rezeki itu tidak akan ke mana-mana, hehehe! Baca ini!"
Kiara mengambil sebuah pamphlet yang disodorkan Rere kepadanya. Kedua matanya membulat sempurna dan rahang bawahnya tertarik ke bawah. "50%, Re! Ayo, kita hubungi nomornya! Apa namanya ini? Oke Cupid, hmmm, nama yang unik,"
Awan gelap yang sedari kemarin manaungi hati Kiara, perlahan bergeser. Gadis itu menjadi bersemangat seketika saat membaca pamphlet yang berisi tentang promosi jasa kekasih sewaan.
Setelah masuk ke dalam kelas, mereka segera mencari tempat duduk. Kiara mengeluarkan ponselnya dan tak lama, jari-jari gadis itu sudah berlarian lincah di layar ponselnya.
Namun senyuman di wajahnya dengan cepat menguap, saat dia melihat nominal yang diberikan oleh si penyedia jasa. "Masih kemahalan, Re,"
"Kau tidak ada tabungan? Aku akan membantu kekurangannya," jawab Rere tulus.
Kiara mencoba mengingat-ingat berapa jumlah uang yang ada di tabungannya. Beberapa menit kemudian dia mengetik satu kata sebagai balasan kepada penyedia jasa. "Ya,"
Sepanjang mata kuliah hari itu, Kiara terus memikirkan uang tabungannya. Ada rasa sayang jika tabungan itu terpakai hanya untuk menyewa seorang pria sebagai kekasihnya satu malam. Akan tetapi, dia berpikir lagi. Andaikan dia memenangkan hadiah uang tunai itu, tabungannya akan kembali.
Maka setelah memantapkan hatinya, Kiara pun mentransfer uang tabungannya kepada penyedia jasa yang bernama Angkasa. Setelah gadis itu mengirimkan bukti transfer, Angkasa memberitahukan tempat di mana transaksi berikutnya akan dilanjutkan sekaligus berkenalan dengan calon kekasih Kiara.
"Starlight Mall, hari Minggu pukul 3 sore. Temani aku ya, Re," pinta Kiara.
Renata memberikan ibu jarinya tanda setuju untuk Kiara. "Oke,"
Hari Minggu pun tiba. Dengan memakai pakaian terbaiknya, Kiara pun bersiap-siap untuk menemui calon kekasihnya di mall yang berada di pusat kota itu.
Dengan alasan ingin mengerjakan tugas kelompok bersama Renatha, Kiara berhasil mendapatkan izin keluar dengan membawa motor bebek miliknya.
Sepanjang jalan, Kiara dan Renatha tak hentinya menbahas tentang calon kekasih Kiara. Bagaimana wajahnya, apakah tampan atau tidak, apakah ramah atau tidak.
Di saat mereka sedang asik bercanda dan mengobrol, sebuah mobil mewah mendahului mereka dari arah bahu jalan dengan kecepatan tinggi dan menyenggol kaca spion motor bebek Kiara. Karena tumbukan yang cukup kencang, Kiara kehilangan keseimbangannya dan terjatuh dari motor.
Orang-orang yang berada di dekat mereka, membantu mereka untuk berdiri dan menuntun mereka ke sebuah halte.
Mobil mewah yang menabrak mereka tadi juga ikut menepi. Pemilik mobil yang ternyata pria itu pun keluar dari mobilnya. Namun, dia hanya memeriksa kondisi mobilnya saja. "Ck! Brengsek!"
Pria itu mendatangi Kiara dan Rere. "Aku minta ganti rugi! Mobilku tergores karena ulah kalian!"
"Loh? Seharusnya kami yang meminta ganti rugi karena kau menyetir ugal-ugalan dan menyenggol motor kami! Nyawa kami 100 kali lipat lebih berharga dari mobilmu!" tukas Kiara panas.
"Siapa yang ugal-ugalan? Apa kau tidak tau kalau mobilku itu adalah mobil sport? Yang kecepatannya memang di atas rata-rata mobil biasa! Kampungan sekali kalau kau tidak tahu hal seperti itu!" balas pria yang ternyata berparas tampan tersebut.
Adu mulut pun terus terjadi sampai akhirnya mereka diamankan oleh polisi setempat. Di sana, mereka dipaksa berdamai atau mereka akan dikurung selama 1x24 jam atau membayar denda. Karena keterbatasan dana, Kiara memutuskan untuk meminta maaf kepada pria itu.
"Cih! Aku menjatuhkan harga diriku sendiri hanya untuk pria tak tahu diri seperti dia! Aku bersumpah aku tidak akan sudi bertemu lagi dengan pria egois itu!" tukas Kiara kesal sambil berjalan ke arah motornya.
"Aku juga tidak mau!" balas si pria, kemudian dia melengos pergi dengan angkuh.
Setelah mengecek kondisi motornya dan memastikan motor bebek itu bisa berjalan seperti semula, Kiara dan Rere pun melanjutkan perjalanan mereka menuju Starlight Mall sambil terus memgoceh dan mencaci pria yang baru saja mereka temui.
Setibanya di Starlight Mall, kedua gadis itu segera menuju tempat yang sudah ditentukan. Tak sulit mencari restoran Jepang cepat saji di mall itu.
Pria bernama Angkasa pun tampak mencolok dengan kaus berwarna merah muda bergambar cupid lengkap dengan anak panahnya dan tulisan Oke Cupid di kaus tersebut dan huruf O-nya berbentuk hati yang menurut Kiara cukup manis.
"Hai, Angkasa, ya?" tanya Rere memberanikan diri.
Angkasa tersenyum lebar. "Pasti Kiara. Kau adalah klien pertama kami, semoga menjadi langganan, ya? Hehehe! Silakan duduk, aku menunggu temanku yang akan menjadi kekasihmu di acara pesta dansa nanti,"
Kiara dan Rere saling beradu pandang sambil tersenyum tipis dari sudut bibir mereka. Sementara, Angkasa mendeskripsikan pria yang akan menjadi calon kekasih Kiara.
"Namanya Samudra Biru. Panggilannya Biru. Orangnya baik, ramah, dan tampan. Aku yakin kalian akan terpilih menjadi Raja dan Ratu di pesta itu," ucap Angkasa. Beberapa menit kemudian, dia melambaikan tangannya ke arah seseorang. "Itu dia sudah datang,"
Kiara dan Rere menoleh bersamaan ke arah yang ditunjuk oleh jari telunjuk Angkasa. Betapa terkejutnya Kiara saat pria itu mendekat dan menghampiri meja mereka.
"Nah, ini dia. Kenalkan, ini Biru dan ini Kiara," kata Angkasa lagi.
Kiara mengeratkan giginya. "Kau! Tidak mungkin!"
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Zahra Putri Mandala
menarik,mampir kak🤗
2023-07-28
1
alluca
Sama, Mbak. Saya juga tertarik kalau dengar kata 'uang tunai' 😍
2023-07-27
1