My Dreamless Wedding
Faresa Shanum atau biasa dipanggil Shanum oleh semua orang. Saat ini Shanum bekerja disebuah perusahaan Kreatif yang membuat furniture rumah atau kantor.
Sejak dari jaman kuliah, Shanum memiliki teman dekat bernama Dena, Syakira Denada lengkapnya.
Karena dikota ini Shanum tinggal sendiri, kerap kali Shanum menginap dirumah Dena atau sebaliknya, Dena yang menginap di Kosnya.
Mereka berdua memiliki hobi yang sama yaitu travelling. Sejak kuliah mereka selalu berlibur bersama saat liburan semester tiba.
Dena yang berasal dari keluarga kaya kerap kali memaksa Shanum untuk pergi liburan mendadak.
Shanum berasal dari keluarga yang berkecukupan. Keluarganya tidak kekurangan apapun, tapi untuk pergi liburan semau hati dia tidak bisa. Shanum harus menabung terlebih dahulu untuk liburan.
Pada akhirnya Dena memberikan tiket pesawat dan hotel gratis untuknya agar dia mau menemani Dena liburan.
Pernah satu waktu, Dena sedang bosan dirumah. Bukannya mengajak healing ke mall, dia malah diajak pergi ke Singapura. Katanya Singapura kan dekat jadi bisa pulang malamnya langsung tak perlu menginap.
Shanum tak tau harus bersyukur atau malah mengeluh kepada tuhan karna mempertemukannya dengan Dena.
🕊🕊🕊
Hari ini Shanum harus menemui Dena dirumahnya karena mereka akan membicarakan tentang liburan akhir tahun ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, mereka akan pergi liburan bersama.
Shanum sudah tiba dirumah bak istana milik keluarga Dena. Shanum menekan tombol bel disebelah pintu. Tak lama asisten rumah tangga membukakan pintu.
"Ehh mbak Shanum datang,"
"Iyaa nih, Dena nya ada?"
"Ada kok, mbak Dena lagi ngobrol sama Ibu di ruang tengah, mbak Shanum langsung kesana aja," art itu menjelaskan sambil menuntun Shanum masuk.
Saat memasuki ruang tengah, Shanum langsung bisa melihat Dena yang duduk bersebelahan dengan ibunya.
Dena yang menyadari kedatangannya langsung berseru, "Lo udah dateng Num, sini!"
Shanum pun memilih duduk di single sofa sebelah kiri ibunya Dena, Diana namanya.
Diana tersenyum menatap Shanum, "Shanum sekarang lagi sibuk apa?"
"Lagi sibuk kerja aja tante, sampe minggu depan masih full jadwal, habis itu udah libur deh." Shanum menjelaskan.
"Udah ada rencana mau liburan kemana kalian," Diana menatap bergantian Dena dan Shanum. Dia sudah hafal kedua gadis itu akan pergi berlibur bersama.
"Masih belum kepikiran sih mi, kita pengen ke korea tapi kalau cuma seminggu sih kurang." Dena menjawab pertanyaan ibunya.
Sementara Shanum hanya mengangguk membenarkan. Akhir tahun nanti kantornya hanya memberikan libur seminggu. Kalau Dena sih bisa pergi kapan saja.
"Yasudah kalau begitu, kalian pikirin aja dulu, mami mau keatas dulu." Diana mengambil gelas berisi sirup jeruk miliknya diatas meja lalu berdiri akan berlalu.
Diana menatap Shanum, "Shanum makan malam disini aja,"
Shanum berdiri akan menjawab tapi Diana sudah berlalu dan hilang dari pandangannya.
Shanum menyandarkan punggungnya yang lelah serasa akan rontok ke sofa empuk disebelah Dena yang tadi ditempati oleh Diana.
"Udahlahh ntar lo nginep aja," Dena menepuk pundak Shanum.
Pasalnya saat makan malam disini, mami Dena alias tante Diana akan mengajaknya ngobrol panjang lebar setelah makan dan berakhir jam malam kosnya akan terlewat.
Kalau menginap, paginya dia harus pergi ke kantor lebih pagi karna jarak kantornya yang cukup jauh dari rumah Dena.
🕊🕊🕊
Setelah mandi dan meminjam baju ganti kepada Dena, sekarang Shanum sedang duduk di ayunan dekat taman depan.
Asik melihat orang lalu lalang didepan rumah Dena, tiba-tiba Shanum dikejutkan dengan pagar yang terbuka dan muncul tiga mobil hitam masuk garasi.
Ternyata itu adalah mobil kakak Dena yang datang. Laki-laki ini selalu saja datang dengan kehebohan. Maklum saja, dia adalah seorang menteri sosial yang terpilih dua tahun lalu.
Walau sudah tau, Shanum masih saja belum terbiasa dengan adanya bodyguard yang mengikuti laki-laki itu.
Melihat laki-laki itu berjalan kearahnya, Shanum memutuskan akan menyapanya. "Hai, Mas!"
Laki-laki itu, Ardha Dewangga hanya meliriknya sekilas tanpa menghentikan langkahnya.
Meninggalkan Shanum yang amat kesal. Mengalihkan pandangan kearah bodyguard yang berdiri didepan tak ikut masuk rumah.
Mereka berjumlah 8 orang, badannya kekar, Tinggi dan berwibawa. Sangat keren. Wajah mereka juga tampan.
Sangat disayangkan, walau mereka tampan tapi Shanum tidak mau menjalin hubungan dengan mereka. Terlalu menakutkan.
Shanum masuk kedalam saat matahari sudah tenggelam dan langit mulai gelap.
Ternyata mereka sudah berkumpul, Dena yang duduk di single sofa. Tante Diana yang duduk di sofa yang seharusnya diisi tiga orang. Mas Ardha yang duduk di sofa double.
"Shanum! sini, duduk disebelah dewa,! kita bicara sebentar," perintah Diana.
Shanum yang awalnya ingin duduk disebelah Diana pun mengurungkan niatnya.
Setelah Shanum duduk, Diana mulai bicara.
"Dewa gimana?"
"Dewa cuma bisa kosongin jadwal seminggu mi."
"Kebetulan kalian sama-sama punya waktu seminggu, gimana kalau kita liburan bareng aja?"
Diana menatap bergantian Dena dan Shanum meminta pendapat.
Ahh rupanya tante Diana berencana berlibur bersama, pikir Shanum.
"Yaa terserah sih kalau aku," jawab Dena.
Shanum hanya mengangguk, disini dia tak memiliki hak untuk menolak.
"Emangnya gapapa tante kalo aku ngikut?" Shanum tak enak jika harus menyelinap ke acara liburan keluarga mereka.
"Yaa gapapa lah Num, kamu itu udah kayak anak tante, gausah sungkan begitu," terang Diana.
"Tau nih, lo kayak kesiapa aja," canda Dena.
Shanum mengangguk setuju. Sementara Dewa diam saja mendengarkan ketiga wanita itu berbicara.
Akhirnya mereka memutuskan akan pergi ke Labuan Bajo selama liburan kali ini. Dikarenakan waktu yang mepet, mereka memutuskan liburan didalam negri saja.
🕊🕊🕊
Shanum yang tak bisa tidur malam ini, memutuskan menonton drama china dengan Dena.
"Lo liat nih dia, cowonya udah kaya, bucin parah, gantengnya kebangetan, uangnya ga abis-abis lagi. Kok bisa ada yaaa cowo kek gitu di dunia?"
"Yaelah Num, itu cuma film. Gaada yang begitu di dunia nyata."
"Yeee lo mah ngancurin hayalan gue aja dahh,"
Dena hanya menggeleng kepala melihat kelakuan temannya ini.
"Ehh Denaa lo ga jajan apa gitu? Gue laper nih."
"Ambil sono didapur,"
"Anak setan emang, gue kan tamu disini Dena, harusnya lo dong yang ambilin!"
"Dih ogah gue jadi babu lo, lagian lo tuh udah bukan tamu lagi disini, udah keseringan lo disini,"
Setelah berdebat dan dimenangkan oleh Dena si pemilik rumah, akhirnya Shanum dengan berat hati melangkahkan kaki ke dapur untuk mencari sesuap jajan untuk mengganjal perutnya.
Saat Shanum sibuk memilih jajan apa yang akan dia bawa, dia terkejut ada suara dibelakangnya. Ternyata itu adalah Dewa yang mengambil gelas. Rupanya dia sedang kehausan.
Dewa memilih menginap karena paksaan ibunya. Dia sudah tinggal terpisah dengan orangtua nya sejak lima tahun yang lalu.
"Mas ardha selalu aja ngagetin aku, gabisa apa ngasih aba-aba dulu,?"
Shanum memang memanggil Dewa dengan nama depannya. Itu karena Dewa juga memanggilnya dengan nama depannya.
Shanum mendekat kearah Dewa yang sedang menuangkan air kegelasnya.
"Mas habis kerja yaa?pasti capek banget jadi pak menteri. Mau aku bikinin kopi ga?"
Dewa menatap Shanum dalam diam, "Faresa, kamu cukup diam dan menunggu, jangan membuat saya mempercepat rencana."
Setelah mengatakan itu, Dewa langsung pergi meninggalkan Shanum yang kebingungan. Dia hanya menawarkan sebuah kopi, apa hubungannya demgan rencana. Rencana apa? Apakah rencana negara? Dewa kan seorang menteri. Tapi apa iya sebuah kopi yang dia tawarkan akan mengubah rencana negara?
Haishh Shanum sangat bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Lucy christiana Dewi
mampir thor,,, 💪💪💪
2023-09-10
0
Lina Aulia Hikmah
Hai kakk🤗 aku mampir dikaryamu, jangan lupa mampir dikaryaku juga🤗
2023-09-08
1