Pulau Padar

Setelah dari bandara mereka langsung menuju ke hotel untuk menaruh koper mereka dan mandi. Setelah itu mereka akan langsung menuju ke pulau padar.

Mereka menyewa dua mobil minibus, mengingat rombongan mereka cukup banyak. Jadi Bima, Ardha, Shanum, Dena, Velia, dan orangtua Dena di satu mobil yang sama sementara dimobil satunya berisi para bodyguard.

Setelah lima belas menit membersihkan diri di hotel, mereka Akhirnya melanjutkan perjalanan ke pulau Padar.

Dena, Shanum, Dan Velia yang kompak memakai hot pants dan kaos lengan pendek tampak seperti anak kembar.

Shanum yang menggelung rambutnya dan memakai kaca mata hitam, sementara Dena dengan rambut pendeknya yang dikuncir dan dibagi dua. Velia yang mengikat tinggi rambut panjangnya memadukannya dengan topi hitamnya.

Mereka juga kompak memakai sepatu yang sama.

Yang lain juga memilih berpenampilan casual sama seperti mereka.

Mereka harus menaiki perahu kecil untuk sampai di pulau nya. Setelah lima belas menit di perahu, akhirnya mereka sampai di Pulau tidar.

Mereka diharuskan trekking menaiki anak tangga yang katanya berjumlah delapan ratus anak tangga.

Shanum, Dena,danVelia yang jarang olahraga langsung menghela nafas dalam.

Orang tua Dena memimpin trekking kali ini. Diikuti Dena, Velia, lalu Shanum dibelakangnya. Ardha mengikuti dibelakang Shanum, dan sisanya dibelakang.

Setelah dua menit berjalan, nafas shanum sudah mulai ngos-ngosan. Beberapa kali berhenti untuk mengambil nafas. Ardha yang melihat itu tak bisa menahan senyumnya.

Lucunya Gadis itu, pikir Ardha.

Saat rombongan depan sudah hampir sampai, Shanum dan Ardha masih berada dibawah ketinggalan jauh dengan yang lain.

Bodyguardnya tentu saja masih setia dibelakang Ardha. Mana berani mereka mendahuli atasannya.

Ardha dengan sabar menunggu Shanum istirahat. "Ayo bentar lagi udah sampe, tahan dulu capenya." semagat Ardha.

Setelah hampir satu jam menaiki anak tangga, akhirnya Shanum berhasil sampai ke puncak bukit.

Dari atas sana, mereka dapat melihat tiga teluk yang sangat indah.

"Bang fotoin kita dong." Minta Dena menyerahkan kameranya ke Ardha.

Dengan terpaksa Ardha memotret ketiga gadis itu dengan berbagai gaya.

"Nah udah sekarang kita mau foto sendiri-sendiri. Makasih yaa bang." ucap Velia mengambil kamera dari tangan Ardha.

Dena yang pertama berpose, lalu dilanjut oleh Velia. Terakhir Shanum yang berfoto. Ardha yang memperhatikan Shanum berpose, tak sadar kalau dia diperhatikan oleh Dena.

Dena yang melihat abangnya memperhatikan Shanum langsung menarik tangannya, "Nah sekarang Bang Dewa giliran foto berdua sama Shanum."

Shanum yang mendengar itu tiba-tiba saja merasa canggung. Dia berusaha bersikap biasa saja. Mulai dari pose biasa sampai pose yang berdekatan dilakukan oleh mereka berdua.

"Terakhir nih, ganti pose dong!" teriak Velia.

Shanum yang bingung harus melakukan pose seperti apa lagi, mendongakkan kepala melihat Ardha.

Jika di lihat dari bawah begini, Ardha sangat tampan, hidung yang sedikit mancung, bulu mata yang panjang, dan bibir yang ehm...seksi.

Velia yang melihat itu langsung saja memotret mereka. "Okee udah!" teriaknya yang langsung membuat Shanum sadar.

"Ehh Velia, fotoin tante sama om dong!" minta Diana.

"Okee siap tante."

Shanum dan Ardha sama-sama memisahkan diri. Tampak canggung dan malu. Setelah puas foto dan melihat pemandangan. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk turun.

Mereka juga mengunungi salah satu teluk dari ketiga teluk yang mereka lihat tadi. Teluk ini memiliki pasir berwarna pink. Namanya adalah pink beach.

Selama kurang lebih satu jam mereka berfoto dan bersantai disana. Mereka tidak ada yang membawa baju ganti, alhasil mereka tidak ada yang berenang.

Setelah ini mereka berencana hunting kuliner daerah. Mereka mau mencoba jajanan dan makanan khas daerah setempat.

Di liburan kali ini, Mereka para gadis tak lupa membuat vlog yang akan mereka upload di youtube mereka nanti setelah pulang.

Rencananya mereka akan membuat sekitar sepuluh video selama enam hari liburan mereka di labuan bajo ini.

🕊🕊🕊

Di sore hari setelah dari pulau padar, mereka mendatangi pusat oleh-oleh. Disana tidak hanya ada oleh-oleh tapi juga banyak yang menjual kuliner.

Mereka akhirnya memilih satu kedai yang menjual berbagai macam makanan. Mereka memesan banyak sekali makanan.

Kali ini para gadis memisahkan diri dan duduk di satu meja yang sama. Velia sudah mengatur kamera didepan mereka untuk merekam nantinya.

Rencanya mereka akan membuat video review makanan dan first impresent mereka mencoba makanan khas daerah nusa tenggara ini.

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya makanan datang. Terdapat lima macam makanan dimeja mereka. Ada Kolo bentuknya semacam nasi bakar yang dimasak dalam bambu. Ada Cetemak jagung yang rasanya gurih dan asin. Ada Jagung bose yang gurih dengan santan. Ada Sei daging sapi semacam daging asap. Dan terakhir ada kue Jawada.

Setelah selesai dan puas mencicip kuliner, mereka memutuskan kembali ke hotel saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam waktu setempat.

Saat sampai dihotel, mereka langsung membersihkan diri. Dikamar para gadis, mereka duduk melingkar diatas kasur. Dikamar mereka hanya ada satu kasur besar yang muat untuk mereka tidur bertiga.

"So, gimana liburan hari pertama ini?" Shanum memulai obrolan malam mereka.

"Seneng banget sih gue, udah lama banget kita ga trip bareng. Terakhir waktu masih jaman kuliah dua taun lalu." jawab velia. Memang Velia ini yang rumahnya berada diluar kota. Berbeda dengan Dena dan Shanum yang berada di kota yang sama.

"Gue sih happy tapi yaa biasa aja lah." Dena menambahi. Untuk ukuran orang yang sudah wira-wiri keluar negri pasti sudah terlalu biasa baginya.

"Pasti kalo si Shanum berharga banget, kapan lagi bisa nyender di pundak pak menteri. Ya nggak num?" Velia tertawa nyaring sambil menggoda Shanum.

"Apaan sih, orang gue ga sadar kemaren tuh ngantuk banget. Lagian lo sih pake acara ngilang, kan seinget gue, gue tuh nyender ke lo." Shanum menyalahkan velia.

"Halah dalem hati lo juga seneng kok, gausah belaga gitu sama kita num, gue ikhlas kok kalo kita iparan." tambah Dena.

"Apaan sih lo berdua, ngaco banget."

"Kalo kata gue sih yaa, bang dewa tuh suka ama lo." kata Velia.

"Apaan sih, jangan ngaco deh." bantah Shanum.

"Dia tuh care sama lo, cuma yah diem-diem gitu. Lo inget ga waktu di airport dia bawain lo minum?" tanya Dena.

Shanum terdiam memikirkan alasan, "karna gue duduk deket dia maybe."

"Lo goblok apa tolol sih num, itu udah ketauan banget bang dewa demen ama lo." tambah Dena.

"Kalo nggak, kenapa dia bawain lo minum coba? Kenapa ga ngasih ke Dena yang adek kandung dia atau ibunya dia alias tante Diana. Kenapa mesti lo?" tanya Velia lagi.

Shanum tak tah harus menjawab apa lagi, "Lo berdua jangan ngehasut gue gitu dong. Gue kan cewe lemah anjing. Ntar kalo gue kehasut ama omongan lo berdua trus gue baper gimana?trus ntar kalo gue keburu baper tapi ternyata dia ga suka ama gue. Gimana?? Lo berdua mau tanggung jawab?" tanya Shanum menggebu-gebu.

"Yaa engga lah." jawab Dena.

"Itu sih derita lo." tambah Velia. Mereka berdua menjawab dengan serempak.

Setelah itu mereka berdua berbaring dan menarik selimut masing-masing. Tersisa Shanum yang berada di tengah antara mereka berdua.

"Emang dasar sahabat dakjal." kesal Shanum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!