Love You Mas

Di pagi hari yang masih gelap ini, Shanum sudah siap dengan baju kantornya. Kemarin malam, tante Diana memberikannya sebuah setelan baju kantor. Katanya baju itu memang akan diberikan kepada oleh tante Diana.

Sekarang di jam lima lebih tiga belas menit pagi, Shanum hanya meminta art untuk memberikannya susu coklat. Dia berencana membeli burger didepan kantor saja nanti untuk sarapan.

Diteras rumah, dia bertemu dengan asisten mas Ardha, Dimas namanya. Dimas ini lebih lima tahun lebih tua dari Shanum.

"Waduh pagi-pagi begini udah dikasih berkah sama tuhan." goda Shanum.

Saat seharusnya dia kepepet waktu karna takut terlambat, malah dia sibuk godain cogan didepan rumah. Hadehh shanum...shanum...

"Bisa aja, kamu mau pergi kerja?" tanya Dimas yang melihat penampilan Shanum.

"Iyanihh tapi gaada taksi yang nyantol."

"Taksi didaerah sini emang susah, adanya pasti diatas jam enam."

"Waduhh kalo kayak gitu pasti aku bakal terlambat dong." Shanum mendesah sedih mendengar itu.

Tak lama kemudian Ardha muncul dengan setelan casual. Mengenakan kaos lengan pendek berwarna putih, celana pendek abu-abu dan sandal santai.

"Ehh mas mau kerja?kok pake kaos?" tanya Shanum menghentikan langkah Ardha.

"Saya mau balik rumah dulu." Ardha pun melangkah menuju mobilnya. Tapi Shanum menghentikannya lagi.

"Mas, hehehe boleh ngga aku numpang?" Shanum menunjukkan tatapan paling memelasnya agar ardha mengijinkannya nebeng dimobilnya.

"Taksi." Kata Ardha singkat. Maksudnya dia menyuruh Shanum naik taksi saja.

"Kalo aku dapet juga pasti aku naik taksi mas, masalahnya ini aku ga dapet taksinya. Lagian mas masa ga kasian sih liat rakyatnya kesusahan?sampe kantor doang kok. Kan satu arah mas...ya?...yayaya."

Ucap Shanum memelas.

Ardha mendesah kesal, "Masuk.!"

Shanum yang mendengar itu langsung tersenyum sumringah. Pagi ini dia tidak akan mendapat omelan atasannya karena terlambat dan poin plus nya uang transport pagi ini akan tersimpan aman dan damai di dompetnya.

Sepanjang perjalanan menuju kantor memakan waktu sekitar tiga puluh lima menit. Selama itu juga tidak ada yang membuka pembicaraan. Shanum yang tertidur karna mengantuk dan Ardha yang sibuk dengan pekerjaannya.

"Faresa, bangun!" Ardha menepuk tangan Shanum untuk membangunkannya.

Shanum pun terbangun dan segera menyadari bahwa mereka sudah sampai setelah melihat ke jendela mobil.

"Makasih yaa mas." ucapnya sambil mengambil tas dan membuka pintu mobil. Ardha hanya diam dan mengangguk sekilas.

Sebelum menutup pintu Shanum berkata, "Lain kali aku traktir deh karna mas udah mau anter aku kerja. Makasih banyak mas, love you."

Shanum menutup pintu dan segera berlari masuk ke kantornya. Sementara itu, Ardha terdiam mendengar ucapan Shanum. Sampai mobil sudah berhenti di parkiran rumahnya pun dia tetap terdiam.

Shanum memang sesuatu sekali. Tidak bisakah dia diam tak berulah. Tentu saja demi ketenangan hati dan jiwanya.

Karena entah mengapa setiap melihat gadis itu, hati nya bergetar. Saat mendengar suaranya jantungnya tak tenang. Saat ada didekatnya, rasanya jiwanya melayang.

Sejak ada dia, segala kehidupannya tak pernah damai. Membuat segalanya tak terkendali.

Padahal Shanum mengatakan itu karna memang sengaja menggoda Ardha. Ardha yang gantengnya masyaallah dan uangnya yang astagfirullah itu ternyata tak pernah menjalin hubungan sama sekali dengan seorang gadis. Apa iya cowo itu tidak tertarik dengan gadis? Apalagi gadis cantik, imut dan baik hati sepertinya.

Sejak bertemu dan kenal empat tahun lalu, Shanum tak terlalu akrab dengan kakak Dena itu, padahal dia sudah akrab dengan anggota keluarga Dena yang lain. Jadi Shanum ingin mengakrabkan diri dengan Ardha.

Lain dari Ardha yang tak terkendali, Shanum malah dengan tenang memesan 2 varian burger dan kentang goreng ukuran large.

Membawa makanannya kemeja yang tersedia disana dan memakan sarapannya dengan tenang. Setelah laparnya hilang, sekarang perutnya sudah sangat penuh.

Shanum bisa melanjutkan aktivitas kerjanya sampai sore tanpa halangan berarti.

Dimalam harinya, Shanum memiliki janji temu dengan Dena, sahabat karibnya. Dimana ada Shanum selalu ada Dena. Mereka akan bertemu di Mall, kali ini mereka mengajak Velia salah satu kenalan mereka juga untuk nongkrong bareng.

Setelah sampai di depan Mall, Shanum langsung mengirim pesan ke Dena. Menanyakan keberadaan Dena sekarang. Lima menit menunggu, Dena akhirnya mengirim pesan jawaban bahwa sekarang dia dan Velia sedang di lt.2 di store Dior.

Yaampun baru saja datang, sekarang kedua temannya malah membawanya ke store luxury brand. Yang artinya malam ini dompetnya akan menangis lagi.

Dena itu tak bisa kalau harus belanja sendiri. Kalau dia beli satu tas maka yang lain harus beli juga. Masalahnya adalah yang dipake beli itu kan uang yaa teman-teman bukan daun. Carinya juga harus kerja keras bukan sembarang metik di pohon.

Kalau Dena sih enak uangnya ngalir terus kaya air terjun, lah Shanum ini kaum-kaum yang gampang lapar mata tapi uangnya juga pas-pas an ga cocok buat foya-foya.

Dena kalau beli tas delapan puluh juta sekarang, besok gaperlu khawatir mikirin mau makan apa. Lah Shanum kalau beli tas yang sama mesti mikirin bayar kos, makan buat besok, bayar air, bayar listrik segala macem.

Setelah menemukan store yang dimaksud oleh Dena, Shanum memasuki store dengan menahan napas. 'Tahan shanum, lo ga boleh lapar mata, inget besok mau labuan bajo. Kalo uang ini abis beli tas. Alamat lo jadi gembel di bajo' ucap shanum didalam hati.

"Dena lo mau beli apa disini?" Sudah tau Dena memegang satu tas ukuran sedang ditangannya, Shanum masih bertanya.

"Bagus ga? Buat ke laboan bajo cocok ga ya?" tanya Dena.

"Ga cocok Dena...Lo kalo pake tas itu cocoknya keluar negeri."

"Tapi bagus nih warna Den, jarang gue liat." Velia malah mendukung Dena.

Shanum memejamkan mata, Dena kalau sudah didukung sudah pasti akan membeli. Pastinya akan memaksanya untuk membeli juga.

"Tuh kan Num bagus ini, udahlah gue beli ini." Dena memberikan tas itu ke pegawai toko untuk dikemas.

"Lo berdua juga harus beli, masa gue doang yang beli," kan..apa Shanum bilang, Dena akan memaksanya untuk beli juga.

"Den, gue gaada uang beli disini. Gue beli di store lain deh." Shanum mencoba beralasan.

"Lo liat noh, si Velia udah milih, lo jangan belaga miskin gitu deh num, gue tau duit lu banyak. Udah beli aja sana, buat liburan ntar."

Karna Shanum kekeh tak mau beli tas di sana, Dena akhirnya memilihkan tas berukuran sedang berwarna cream dan membayarkan tas itu untuk Shanum.

"Den udah lahh gausahhh...." Shanum tak enak.

"Katanya lo gada duit buat beli, gue gabisa kalo mesti beli tas sendiri. Jadi nih gue beliin buat lo, biar lo ga alasan trus, harus dipake ke bajo yah ntar." Kata Dena saat memberikas paperbag berisi tas kepada Shanum.

Shanum tak enak kepada Dena, karna tas yang dibelikan Dena untuknya harganya lebih mahal daripada tas yang Dena beli sendiri.

"Cari makan ajalah yukk sambil ngobrol, gue yang traktir." Ucap Shanum. Shanum mentraktir mereka sebagai ucapan rasa terimakasihnya pada Dena walaupun tak sebanding harganya. Sekalian juga dengan Velia. Gamungkin dong Shanum hanya mentraktir Dena.

Mereka memutuskan makan di restoran jepang, mereka memesan banyak menu untuk dicoba bersama. Mereka selalu menshare makanan atau jajanan yang mereka beli tanpa rasa malu atau jijik.

"Jadi lo berdua mau liburan ke bajo nih?" tanya Velia.

Shanum menjawab, "Iyaa, kalo lo liburan ini mau kemana?"

"Gatau juga sih, gue belum kepikiran. Kerumah nenek di Bandung atau ke Jogja maybe."

"Gue masih bingung mau pilih kemana, lo ada saran ga num?"

"Jogja cantik banget sihh, kalo bandung gue belum pernah kesana."

"Seriously? Lo belum pernah kebandung?" Shanum mengangguk menjawab Velia.

Dena yang sedari tadi sibuk dengan handphonenya tiba-tiba menyaut, "Kalo masih bingung kenapa ga ikut kita aja sekalian."

Shanum dan Velia sontak menoleh kearah Dena.

"Bener juga tuh, biar gue ada temennya. Lo ngikut kita aja Vel." sambung Shanum.

"Lo pikir gue bukan temen lo, emang anak setan!" keaal Dena.

"Yaa nggak juga sih, kan keluarga lo ikut, jadi gue kek canggung aja. Kalo ada Velia kan gue ada temennya kalo lo sama keluarga lo family time gitu." jelas shanum.

"Boleh deh kalo gitu, gue ikut kalian aja."

"okee sipp!!" seru shanum dan dena.

Terpopuler

Comments

Dianti Rahayu

Dianti Rahayu

sdg menikmati alurnya

2023-09-09

0

Yani

Yani

sukaaaaa

2023-09-09

0

Lina Aulia Hikmah

Lina Aulia Hikmah

baik bangettt😁

2023-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!