Revenge’S Redemption

Revenge’S Redemption

Pagi Yang Cerah

“MORNING, sayangku?” ucap seorang pria dengan senyum manisnya membangunkan Luna, tak lupa juga ia mengecup bibir wanita cantik di hadapannya itu.

Luna mengerjapkan mata sesekali, samar-samar melihat cahaya yang menyilaukan matanya. Kancing bajunya masih terbuka lebar, ini pasti ulah Daniel semalam. Dia memang sering nakal apalagi akhir-akhir ini, mengingat bahwa gadis kecilnya kini sudah berani tidur sendirian, suami dari Luna itu tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan.

“Mas, kamu nggak kerja?” tanya Luna kini beranjak duduk sembari mengancingi kemeja putihnya yang kedodoran.

Daniel menggeleng dan mendekatkan hidungnya pada pangkal hidung milik Luna. “Kamu lupa ini hari apa?”

Luna mengernyitkan dahi mencoba untuk mengingat-ingat. “Hari apa?”

Namun Daniel malah menunjukkan muka sebal yang membuat Luna tidak enak, “masak kamu nggak ingat sih?”

“Ah! Anniversary!” Luna menepuk jidatnya membuat keduanya saling mengikik merasa lucu. Bagaimana bisa justu Daniel yang mengingat hari pernikahan mereka? Biasanya seorang istri yang akan kegirangan dan terus-terusan menanyakan tentang tanggal pernikahan, namun Luna malah tidak ingat sama sekali. “Maaf mas, kayaknya aku terlalu sibuk belakangan ini gara-gara si kecil kan udah mulai masuk playgroup…” Luna menunjukkan wajah memelasnya, berharap Daniel akan mengerti, dan tentu saja ia akan mengerti, karena memang begitulah wataknya.

Daniel adalah suami yang sempurna untuk Luna! Dia pria yang cukup tampan dan mapan, namun tidak hanya itu, bersamaan dengan karirnya yang cemerlang Daniel pun memiliki sikap dan tata krama yang bagus. Bahkan ia selalu menceritakan Luna kepada rekan-rekan kerjanya. Semua wanita selalu dibuat iri jika melihat perlakuan Daniel kepada istrinya, karena tampak seperti anjing imut yang setia dengan majikannya. Setidaknya itulah yang dilihat oleh Luna dari sudut pandangnya.

“Kamu gemesin banget sih mas!” Luna mencubit pipi Daniel lalu berdiri untuk bersiap memasakkan sesuatu yang enak.

“Kamu mau kemana?” tanya Daniel lagi mengangkat sebelah alisnya.

“Masak untuk sarapan?”

“Sini deh…” Daniel kemudian melingkarkan tangannya di sekitar pinggang Luna dan mengecup lehernya beberapa kali. “Ini kan hari spesial kita, aku nggak mau kamu kecapekan yaa…”

“Terus, siapa yang mau masak sarapan? Emangnya mas gak kelaperan?”

“Enggak tuh, soalnya aku udah bikin janji di rumah Mama, kita nanti sarapan bareng disana. Kamu nggak apa-apa kan? Perjalanannya cuman 30 menit doang…”

Luna tampak sedikit ragu, namun pada akhirnya mengiyakan juga. “Aku bangunin Aura dulu kalau gitu…”

...***...

...***...

“Namamu Aurora Magenta ya?” tanya seorang wanita berambut hitam pekat berjongkok di hadapan Aura.

Gadis mungil berusia 3 setengah tahun itu hanya mengangguk sembari mencuri pandang ke arah Luna.

“Kamu lupa sama Tante Megan?” wanita yang menyebut dirinya Megan itu memajukan bibirnya beberapa milicentimeter agar tampak seperti sedang ngambek.

“Enggak kok, aku ingat!”

“Kamu ingat?!” seru Megan girang.

Aura mengangguk tidak tertarik, “T-tante Megan yang dulu jemput Aula baleng Papa…” ucap gadis mungil itu tertatih.

Megan kini yang beralih mencuri pandang ke arah Luna, namun entah tidak peduli atau pura-pura tidak mengerti, Luna hanya mengabaikan kalimat Aura barusan. “Tante Megan itu sehabat Mamanya Aura, dulukan kita pernah belanja bareng kan bertiga?” ucap Megan cepat-cepat mengalihkan topik.

Saat Aura masih berusaha untuk berpikir, tangan Luna sudah mendarat di tubuh gadis kecil itu dan menggendongnya. “Sarapan dulu yuk, Nenek sudah siap tuh!” Luna melangkah pergi, namun sebelum itu, ia sempat menghentikan langkah kakinya dan berbalik untuk mengatakan sesuatu kepada Megan. “Kamu mau sampai kapan jadi asisten pribadi mertuaku?”

Tak ada jawaban yang terdengar setelah itu, semua orang sudah berkumpul di meja panjang taman depan. Pelayan sudah menyiapkan berbagai macam hidangan mewah untuk merayakan hari pernikahan Luna dan Daniel yang ke 5 tahun. Semua keluarga telah berkumpul termasuk Megan. Padahal dia bukan keluarga, tapi mau bagaimana lagi, sepertinya ibu mertua memang sesayang itu dengan wanita yang dulunya pernah menyandang status sebagai sehabat Luna.

“Pah! aaaaaa!” Aura membuka mulutnya lebar-lebar sembari menunjuk-nunjuk dengan telunjuk mungilnya. Sangat menggemaskan!

“Potongan kue pertama sudah pasti untuk anakku yang tercinta, Aurora!” ucap Daniel selekas memotong kue, ia menyuapkan sesendok itu perlahan pada mulut Aura. Semua orang sontak tertawa karena melihat keimutan gadis kecil itu yang makan hingga belepotan kesana-kemari. “Lalu, potongan kedua, tentu saja untuk istriku yang paling cantik…”

Luna tersenyum sumringah dan menerima suapan lembut dari suaminya, setelahnya, Daniel tak lupa mengecup kening Luna dan Aura bergantian.

“Ah! Iri banget sih sama kakak ipar, aku juga mau dong, mas Daniel!” seru Maria protes dibarengi dengan suara tawa yang lain, dia adalah adik kandung dari Daniel. Usia mereka memang terpaut cukup jauh, sekitar 12 tahun jaraknya. Tahun ini saja, Maria baru menginjak 18 tahun.

“Tunggu dulu dong! Kan giliranmu itu setelah Mama, tau?!”

“Ih! Ngeselin banget sih mas Daniel!” Maria memang tidak pernah tidak kesal dengan Daniel, selalu saja ada bahan untuk pertengkarannya.

Tawa yang hangat dan cuaca yang cerah sangat menyenangkan rasanya. Apalagi ini adalah pesta kejutan untuk Luna, meskipun Daniel bersikeras dan meminta maaf bahwa ia hanya bisa membuat pesta kecil-kecilan, tapi bagi Luna ini sudah lebih dari cukup.

Semua orang kini sibuk membicarakan kabarnya masing-masing, selain menjadi pesta hari pernikahan ini juga sekaligus menjadi pesta reuni kecil untuk keluarga besar Daniel dan keluarga Luna yang tersisa. Luna adalah anak tunggal, Ayahnya meninggal 7 tahun yang lalu, sedangkan Ibunya sudah tiada semenjak melahirkan dirinya. Sebelum itu, saat Luna masih berada di bangku SMP, ia sering sekali merengek yang meminta Ayahnya untuk mencari Ibu untuknya. Namun Ayahnya malah mengoceh tentang cinta sejati. Jadi sekarang, hanya sepupu dan saudara dekat Luna saja yang hadir saat ini.

“Mah, aku mau es klim stlobeli lagi…” mata Aura berbinar memohon agar diijinkan makan ice cream lagi oleh Luna. Sebenarnya Luna luluh juga jika melihat wajah putrinya yang sangat imut begini, apalagi dia memohon dengan mengayun-ayunkan kakinya begitu.

“Sekali lagi aja ya, Mama ambilkan dulu yang baru di dapur…”

Aura mengangguk dan kini ditinggalkan sendirian oleh Luna. Luna melihat jam di ponselnya, rupanya sudah hampir siang dan mungkin para tamu juga akan segera pulang habis ini. Ia menyusuri rumah yang kini kosong, karena semua orang sedang berkumpul di taman saat ini. Semua perabotannya masih sama seperti dulu, saat pertama kali ia menginjakkan kaki disini, semua masih berada di tempatnya.

Lalu Luna melangkahkan kaki menuju dapur, namun sesuatu yang tidak terduga serasa menghentikan detak jantungnya. Dua orang yang sangat ia kenal, sedang memadukan asmara di belakang Luna. Di hari spesial mereka, di hancurkan oleh orang yang sama. Ternyata memang benar, memang benar semua masih berada di tempatnya.

“Lu-Luna?” Daniel terbata tidak percaya sembari melepaskan genggamannya di wajah seorang wanita yang mereka kenal sebagai, Megan.

Terpopuler

Comments

Kiaaflyv 🦋

Kiaaflyv 🦋

baru mulai udah pikun 🙈 Luna, luna

2023-07-20

0

Call Me Ju

Call Me Ju

Eh, baru juga ama bininya😅 emang deh ni laki

2023-07-19

0

Seruni Kasih

Seruni Kasih

Ternyata aq salah sangka, kirain Danie suami idaman, setia, romantis, gak tahunya buaya. Gak bisa bayangin gimana perasaan Luna dikhianati sahabatnya sendiri.

2023-07-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!