Transmigrasi : Menjadi Anak Buangan

Transmigrasi : Menjadi Anak Buangan

1. Briana dan Emeline

Di sebuah gedung, terdapat banyak wartawan yang berjejer rapih dengan kamera di tangan mereka, beberapa sudah bersiap dengan kamera dan microphone di tangan mereka.

Sebuah mobil berhenti tepat di ujung karpet merah yang di bentangkan menuju pintu masuk gedung, tak lama, seorang pria turun dari pintu depan mobil dan membuka pintu pada bagian penumpang, semua orang kini fokus pada pintu yang terbuka.

Tak!

Sepatu hak tinggi dengan warna merah terang menapak di karpet yang senada dengan sepatu itu, setelahnya, keluarlah seorang perempuan dengan setelan dress selutut dengan warna hitam dan rambut hitam yang di ikat tinggi.

Kaca mata hitam menggantung di hidung mancungnya, bibir tipis berwarna merah itu tersenyum penuh dengan aura kesombongan. Berjalan dengan dagu sedikit terangkat dan melambai pada beberapa kamera yang menyorot padanya.

"Briana! Aku mencintaimu!"

Suara seorang pria terdengar dari kejauhan, perempuan itu, Briana Gemaliel, tersenyum dan melambai sambil memberi isyarat 'Aku juga mencintaimu'.

Setelahnya, Briana berjalan kembali dan melakukan hal-hal yang biasanya di lakukan para aktris dan aktor dalam acara penghargaan ini.

Jam menunjukkan pukul 22.32, Briana duduk diam di dalam mobilnya di temani sang manager yang tengah mengatur jadwalnya untuk hari esok.

"Ri, kau yakin mau langsung menuju lokasi syuting besok?" Tanya sang manager, Arum.

Briana mengangguk dan mengutak atik ponselnya, "Agar aku bisa istirahat lebih cepat." Jawabnya.

Arum hanya bisa mengangguk, dia sangat mengelq Briana, walau ia di juluki sebagai 'Wajah Para Antagonis'. Tapi sebenarnya Briana adalah sosok yang cukup baik. Hanya saja, sifatnya yang sombong dan angkuh, membuat publik banyak mengkritiknya.

"Jemput aku sedikit lebih pagi, ada tempat yang ingin aku kunjungi sebelum ke lokasi syuting." Setwlah mengatakan itu, Briana keluar dari mobil dan masuk ke dalam apartemennya tanpa menunggu jawaban dari Arum.

Arum hanya bisa mengangguk dan pulang menuju rumahnya, ia akan mempersiapkan semuanya untuk besok.

*****

Seperti yang telah di janjikan, hari ini Briana pergi menuju lokasi syuting, di temani managernya tentu saja. Tadi mereka sudah pergi ke tempat yang ingin di tuju Briana, dan itu adalah, pemakaman.

"Ri, ku dengar kau mendapat ancaman lagi?"

Briana yang tengah bercermin menoleh pada Arum, ia hanya mengangkat bahu dan kembali menatap cermin. "Yah, aku sudah tidak perduli." Jawabnya asal.

Arum menghela nafas, "Kau harus lebih memperhatikan dirimu sendiri, Ri." Ujarnya.

Briana hanya diam dan tidak merespon apapun, hingga sesuatu terjadi dengan cepat, sangat cepat. Bahkan membuat Briana yang memiliki refleks bagus, harus mencerna terlebih dahulu situasi itu, dalam keadaan penuh luka dan terjebak dalam mobil yang sudah rusak parah.

Menoleh pada supir yang telah tak sadarkan diri, dan Arum yang juga tak sadarkan diri, setelahnya, ia melihat beberapa orang yang berbondong-bondong menghampiri mobilnya dan membantu mengeluarkan dirinya dan membawanya menuju sebuah ambulance yang entah sejak kapan ada di dekat mobilnya.

Ah, ternyata mobilnya mengalami kecelakaan beruntun, banyak korban yang juga terluka sama sepertinya.

Ia melihat pada Arum yang juga di keluarkan dari dalam mobil dalam keadaan lebih parah, 'Apa aku akan mati?' Fikirnya.

Banyak orang mengambil video dan foto, apalagi pada dirinya yang telah masuk ke dalam ambulance dan di bawa menuju rumah sakit terdekat. Dokter yang datang mencoba sebisa mungkin untuk menyelamatkan Briana yang terluka sangat parah, ia banyak kehilangan darah.

Saat mobil ambulance hampir sampai di rumah sakit, Briana tanpa perlawanan, menghembuskan nafas terakhirnya, membuat dokter pasrah dan merasa gagal untuk dirinya.

Kematian aktris papan atas Briana Gemaliel membuat media heboh, banyak yang berbela sungkawa, tapi tak sedikit juga yang senang atas kepergiannya.

*****

Seorang gadis membuka matanya kala merasakan cahaya matahari yang mulai menerpa wajahnya, ia mengerjap perlahan lalu mata dengan iris berwarna abu itu membulat sempurna. Gadis itu langsung duduk, membuat kepalanya sedikit sakit, tapi ia mengabaikannya.

Melihat ke sekeliling ruangan, yang ia yakini adalah sebuah kamar. Matanya lalu meneliti tubuhnya yang terasa menyusut, dan tangannya yang lebih kecil.

"Apa yang terjadi?"

Lagi, gadis itu tersentak kala mendengar suaranya, yang jelas terasa berbeda, lebih lembut.

Tidak mau ambil pusing, gadis itu kembali tidur, karena ia hanya mengira ini adalah mimpi sebelum dia mati, mungkin?

Dan tanpa di sangka, gadis itu benar-benar tidur, dia bahkan terlihat sangat pulas. Tapi, ada yang aneh, gadis itu beberapa kali mengernyikan dahinya, seolah bermimpi hal yang aneh.

Waktu berlalu, jam yang tadinya menunjukkan pukul 06.23, kini telah berganti menjadi 12.54.

Gadis yang semula tertidur juga telah bangun beberapa menit yang lalu, dia kini tengah duduk diam di atas tempat tidur sambil bersidekap dada.

"Sial! Ternyata aku tidak mati, malah nyasar ke raga seseorang." Gumamnya.

Ia lalu melihat sekeliling, kamar ini memang luas, tapi terasa sepi dan suram. Bagaimana tidak? Cat dasarnya saja berwarna abu tua, bahkan tidak ada foto atau gambar yang di pajang di dinding, hanya ada satu meja belajar beserta kursi, meja rias, walk in closet, dan satu sofa kecil di sudut ruangan, dan hampir semuanya berwarna gelap.

Sial! Benar-benar suram.

Helaan nafas keluar dari bibir tipis dengan warna merah alami itu, gadis itu lalu beranjak dari kasurnya dan menuju meja rias dan menatap cermin.

"Gial, aku benar-benar bertransmigrasi." Lirihnya.

Gadis itu menatap pantulan wajahnya di cermin, meraba bibir tipisnya dan mengguyar rambut hitamnya ke belakang.

"Dengan wajah seperti ini, kenapa dia malah menjadi gadis yang suram?" Tanyanya, entah pada siap.

"Yah, itu wajar. Dia di anggap sebagai bayangan di keluarganya sendiri, karena takdir menyedihkan yang memang sudah menjadi jalan hidup seseorang." Ujarnya saat mengingat sesuatu yang tadi menjadi mimpinya.

"Tapi, kau tidak perlu khawatir. Aku, Briana Gemaliel, akan menggantikanmu membalas dendam dan mendapatkan semua yang seharusnya kau dapatkan, Emeline Cynthia Bagaskara."

Ya, gadis itu adalah Briana, lebih tepatnya, jiwa Briana yang merasuki tubuh gadis bernama Emeline yang mati karena overdosis obat tidur dan obat penenang.

Emeline Cynthia Bagaskara adalah anak bungsu dari keluarga Bagaskara yang terkenal dengan bisnis dan anggota keluarganya yang kebanyakan adalah para orang-orang terkemuka, seperti aktor, aktris, model, desainer, pengacara, dan beberapa menjadi seorang pengusaha hebat.

Emeline sendiri walau terlahir dari keluarga 'atas', tidak membuatnya menjadi anak yang bahagia, malah, ia merasa lebih baik hidup sebagai anak jalanan saja.

Itu karena perlakuan keluarganya yang memperlakukannya layaknya bayangan, ia tidak pernah di anggap ada oleh keluarganya sendiri, semua kebutuhannya di urus oleh baby siter dan ia tidak pernah di perkenalkan sebagai bagian dari Bagaskara pada pihak media.

Emeline di benci karena terlahir di dunia, anggota keluarga Bagaskara, terutama sang Ayah, membencinya karena kelahirannya, ia harus kehilangan sang istri tercinta.

Tiga kakak laki-lakinya juga membencinya karena alasan itu, mereka membenci Emeline yang lahir setelah sang Ibu meninggal.

Padahal, itu adalah takdir, tidak ada yang tahu bagaimana takdir berjalan, bahkan jika mau, Emeline ingin memilih agar ia tidak pernah lahir, jika mamang akhirnya dia akan di benci dan menjadi penyebab dari kematian Ibunya.

"Semoga kau tenang di alam sana, Emeline. Kau tidak perlu khawatir, kau terlahir bukan karena kesalahan, kelahiranmu adalah anugerah, tidak ada anak yang lahir karena kesalahan, jika mamang ada, maka yang salah adalah orang tua mereka. Kau berhak untuk bahagia, aku berjanji akan menjaga tubuhmu, jika kau memang belum mati dan ingin mengambil kembali ragamu, akan ku berikan kapanpun kau mau. Dan terimakasih, aku akan menggunakan kesempatan ini dengan baik."

Setelah mengatakan kata-kata yang panjang itu, Briana mencium foto gadis yang sekarang raganya ia tempati, mungkin sekarang kita harus menyebut Briana sebagai Emeline?

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Shai'er

Shai'er

novel yang keberapa nih, Thor 🤔🤔🤔

2023-07-24

0

Shai'er

Shai'er

bapak gak ngotak🤬🤬🤬

2023-07-24

0

Shai'er

Shai'er

Oalahh 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2023-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!