365 Days With You
Adegan dibuka dengan menunjukan sebuah ruangan bernuansakan putih, dengan deretan kursi yang sudah diduduki oleh beberapa manusia selagi menunggu giliran dan dipanggil masuk ke dalam sebuah ruangan yang berada didepan.
1 per 1 bangkit dari kursi kemudian masuk ke dalam ruangan tersebut setelah nama mereka dipanggil oleh seseorang berjubah putih yang menjaga pintu ruangan.
Dan tiba saatnya nama Ray Keenandra dipanggil olehnya dengan lantang, pria yang bernama Ray Keenandra itu pun bangkit lalu berjalan perlahan dan masuk ke dalam ruangan setelah sang penjaga pintu membukakan pintu untuknya.
Dilihatnya seseorang tengah duduk di sebuah kursi kecil sembari memperhatikannya berjalan mendekat ke arahnya.
“Silahkan,” ucap pria tersebut seraya bangkit dari kursi seraya mempersilahkan pria bernama Ray Keenandra duduk di kursi yang berada di seberangnya.
Segera setelah pria yang bernama Ray tersebut duduk, barulah ia juga mendudukkan bokongnya dan bersiap menjelaskan maksud serta tujuannya.
“Ray Keenandra (ucap pria tersebut seraya membaca informasi yang tertulis dari secarik kertas yang dipegangnya, sembari sesekali memperhatikan raut wajah pria yang berada dihadapannya yang masih terlihat ling lung)
Kau mengalami kecelakaan maut di jalan xxx pada hari Rabu tanggal 01 Maret 2018, yang membuatmu berada dalam kondisi kritis antara hidup dan mati selama 5 tahun terakhir,”
“Jadi, aku belum mati?” tanya pria malang tersebut.
“Iya, sudah 5 tahun sejak insiden maut tersebut, kau masih koma dan tetap berusaha untuk hidup meski seharusnya kau sudah tewas ditempat, namun karena keinginan kuat mu untuk tetap hidup yang membuatmu kini berada di situasi yang sebelumnya tak pernah terjadi pada siapapun.
Mungkinkah ada hal yang menghambat mu untuk pergi, sesuatu yang belum terselesaikan?” tanyanya yang membuat Ray termenung sejenak mencoba mengingat hari dimana ia mengalami kecelakaan tragis tersebut.
“Aku bisa membantumu menyelesaikannya, mengingat perbuatan baikmu selama kau hidup di dunia, kau berhak mendapat layanan khusus, bagaimana?
Tapi tentu saja ada persyaratan yang perlu kau patuhi,” jelasnya lagi.
“Aku ingin membalas dendam pada gadis yang telah menghancurkan hatiku berkali-kali,” pinta Ray dengan tatapan berapi-apinya.
“Maaf, tapi kau tak bisa membunuh siapapun, itu hanya akan membuat kebaikanmu selama kau hidup terhapus dan berakhir di tempat yang mengerikan,” tolak pria tersebut secara tegas seraya menurunkan kertas yang ia pegang lalu menatap manik Ray lekat.
“Tidak, bukan membunuh, aku hanya ingin membuat dirinya membayar semua rasa sakit yang kurasakan selama ini,”
“Hmm..
Oke, akan ku buatkan surat perjanjiannya, namun seperti yang ku bilang jika kau sampai membunuh kau akan langsung ditiadakan saat itu juga, sehingga kau tidak akan bisa bereinkarnasi kembali.
Kau hanya memiliki waktu 365 hari untuk menyelesaikan urusanmu di dunia, selesai atau tidak, kau harus pergi, maka dari itu kau harus memanfaatkan kesempatanmu dengan baik.
Dan 1 lagi, karena statusmu berada diantara garis hidup dan mati, kau akan bisa melihat makhluk yang tak dapat dilihat oleh orang lain, jadi biasakan dirimu, sebab mungkin ada beberapa diantara mereka yang muncul dengan wujud yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.”
“Setan maksudnya?” kata Ray seraya menaikan 1 alisnya.
“Iya,”
“Kalau begitu, boleh aku meminta 1 hal lagi,”
“Apa?”
“Buat gadis itu melihat hal-hal seperti itu juga,” pinta Ray dengan senyum smirk nya.
“Oke, kau memiliki 3 permintaan, 2 diantaranya kau sudah menggunakannya, kini tinggal 1 permintaan lagi, pikirkan baik-baik sebelum kau mengatakannya,” nasehatnya, agar Ray tidak menyia-nyiakan sebuah permintaan yang berharga hanya untuk hal yang tidak berguna.
“Perjanjian sudah dibuat, kau akan terbangun dalam 3 detik, 3, 2, 1…”
Wooosssshhhh!!
Seketika jiwanya melayang jauh, seakan ada yang menariknya kuat ke suatu tempat.
Sampai…
Terdengar suara alat-alat medis saling berbunyi bersahutan menandakan adanya respon dari dalam tubuh seorang pria yang terbaring lemah di ranjang selama 5 tahun terakhir.
Sehingga membuat para perawat dan dokter bergegas menuju ruangan tempat dimana pria yang koma selama 5 tahun itu kini telah sadarkan diri.
Setibanya para medis, mereka langsung disibukan dengan prosedur pemeriksaan pada pria yang telah membuka kedua matanya.
“Keenan!!” panggil wanita paruh baya dengan setelan jas putih yang masih berdiri diambang pintu, sebelum berlarian menuju ranjang putranya yang ramai oleh para rekan kerjanya.
“Puji tuhan, akhirnya penantianmu tidak sia-sia Hyunjie,” ucap syukur dari teman seperjuangannya Sanha yang lebih dulu sampai sebelum dirinya.
Selagi Sanha dan Hyunjie saling melempar tatapan emosional, salah satu perawat mencoba melepaskan alat bantu pernafasan Ray, serta alat medis lainnya yang menempel di dada bidang Ray Keenan, lantaran kini tubuhnya sudah tidak memerlukannya lagi.
Untuk sejenak Ray tampak kebingungan karena banyaknya petugas medis yang mengelilingi ranjangnya dengan raut wajah berseri-seri juga senyum syukur yang tak hentinya mereka pancarkan kala melihat pasien koma selama 5 tahun kini akhirnya tersadar.
Begitu pun para pasien lainnya yang ikut berkumpul diambang pintu kamar, mendengar berita baik yang tersebar cukup cepat membuat mereka semua penasaran dan ingin menyaksikan sendiri bagaimana seorang pasien yang akhirnya terbangun dari tidur lelapnya selama 5 tahun terakhir.
“Kau sudah sadar sayang,” ucap Hyunjie yang kemudian duduk dipinggir ranjang sembari mengusap pipi mulus putranya.
Alih-alih merespon sapaan ibunya, tampaknya Ray ingin bangun dari tidurannya, segera Hyunjie membantu putranya bangkit lalu menaruh bantal sebagai sandaran punggungnya.
“pelan-pelan, kau mungkin akan kesulitan menggerakkan tubuhmu, karena selama ini hanya terbaring, jadi kau harus menjalani pemulihan agar tubuhmu bisa kembali membaik,” papar ibunya lengkap dengan senyuman teduh seorang ibu pada umumnya.
“Si.. siapa dia,” ucap Ray kala dirinya tak sengaja mengarahkan pandangannya pada jendela kaca, ia melihat wajah yang asing dari pantulan kaca tersebut. Meski tak terlalu jelas namun ia tahu betul bentuk wajah itu bukanlah miliknya.
Tuiingg!!
Ditengah kepanikannya saat mendapati wajahnya telah berubah, tiba-tiba pria berjas hitam yang ditemuinya beberapa menit lalu kembali hadir disampingnya.
“Ahh iya! aku melupakan sesuatu, aku mengatakan ini agar kau tidak terkejut dan bisa menyiapkan dirimu. Selama 5 tahun kau tertidur, sudah banyak hal yang terjadi dan berubah, termasuk wajahmu,” jelasnya yang membuat Ray membulatkan kedua matanya seketika.
“Apa?! Kenapa?” tanya Ray dengan nada ngegas nya sembari melihat ke arah sosok pria berjas hitam tersebut.
Yang tentu saja membuat semua orang yang berada di ruangan Keenan terheran-heran, lantaran mereka tak melihat siapapun, lantas Keenan bicara dengan siapa?
“Kenapa apanya sayang? Ka.. u bicara dengan siapa?” tanya ibunya yang mulai khawatir jika kejiwaan putranya terganggu sebagai efek dari insiden tragis yang dialaminya 5 tahun lalu.
“Hah? Mama memang tidak melihatnya, pria berjas hitam yang berdiri disudut itu,” respon Keenan yang sama-sama kebingungan.
“sebaiknya kau berhenti melihat ke arahku, jika kau tak ingin semua orang menganggap mu gila,” katanya lagi sebelum menghilang begitu saja seperti butiran debu.
“kenapa? yak! yak! kau mau kemana?!” seru Keenan bersamaan dengan menghilangnya pria tersebut.
“Sa.. sanha..” ucap Hyunjie seraya bangkit dan mundur perlahan lantaran melihat sikap aneh putranya.
“I.. iya..” sahut Sanha yang ikut mundur perlahan bersamaan dengan para perawat lainnya, sedangkan para pasien yang sedari tadi menyaksikan adegan mistis tersebut sudah ngacir beberapa saat yang lalu.
“panggilkan dokter Richard sekarang juga!” perintah Hyunjie sembari menggenggam erat tangan karibnya itu.
“bisa tolong ambilkan aku cermin, aku ingin melihat wajahku,” pinta Keenan pada ibunya yang tengah ketakutan setengah mati dipojokan bersama karibnya.
“Ahh.. i.. iya sebentar,” respon ibunya tergagap lantaran masih terbawa suasana mistis kala putranya tadi bicara sendiri, ia pun perlahan berjalan menuju nakas yang berada disamping ranjang putranya kemudian menarik laci dan meraih cermin kecil untuk diberikan pada putranya.
Dengan cepat tangan Keenan menyambar cermin tersebut sebab sudah tak sabar ingin melihat wajah barunya.
“AAAAaaaaaaaaa!!” teriak Keenan dengan suara 10 oktaf sampai membuat burung-burung yang hinggap sejenak di area balkon rumah sakit pun saling berterbangan karena saking terkejutnya dengan teriakan nyaring Keenan.
Tak ketinggalan para pasien yang sekedar berjalan melewati ruangan Keenan pun dibuat lari kocar-kacir, meski belum tahu pasti apa yang mengakibatkan teriakan nyaring tersebut, meraka hanya berfikir jika suara itu adalah pertanda buruk yang membuat naluri mereka harus pergi sejauh mungkin.
...****************...
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ni sya ♡
menarik nih ceritanya
2023-08-02
2