Chapter 4 Lanjut atau Berhenti?

“Ada apa Brian?

Seingatku sebelum kecelakaan terjadi, hubungan kita baik-baik saja,” ujar Keenan yang tak mengerti dengan sikap dingin Brian terhadapnya saat ini.

Brian menarik nafas sejenak sebelum membuka suara.

“tante Hyunjie sudah menceritakan mengenai ayah biologismu bukan? Dan juga ibu tiri gila yang bahkan pernah hampir membunuh kalian berdua belasan tahun silam,” kata Brian seraya memasukan kedua tangannya ke dalam saku sweater hitamnya, dan menatap lekat ke arah manik Keenan.

“ba.. bagaimana kau tahu?” Keenan bingung.

“ayah biologismu, iya lelaki tua itu, yang sudah menelantarkanmu dengan ibumu dulu adalah ayahku, dan juga ibu tiri gila yang pernah hampir membunuh kalian berdua adalah ibuku yang kini sudah berada dirumah sakit jiwa,” jelas Brian sesingkat mungkin, yang penting Keenan mengetahui inti dari apa yang ingin dirinya sampaikan.

“Apa?! Bagaimana mungkin,” respon Keenan seraya membulatkan kedua matanya, masih berusaha mencerna kenyataan pahit yang baru saja didengarnya.

“Alasanku tak pernah menjengukmu selama ini adalah karena aku merasa sangat bersalah dengan apa yang kedua orang tuaku lakukan terhadap keluarga kecilmu, pada awalnya aku memang membenci ibumu karena telah menjadi orang ketiga diantara ayah dan ibuku.

Tapi setelah aku tahu kebenarannya, ternyata ibukulah yang menjadi orang ketiga, dan sekaligus yang membuat ayah meninggalkan ibumu pada saat mengandungmu dulu, aku tak tahu harus bagaimana menghadapimu, aku merasa sangat bersalah, ditambah kenyataan bahwa dulu ibuku pernah mencelakai kalian berdua membuatku benar-benar sangat terpuruk,

Aku bahkan tak berani menampakan wajahku dihadapanmu, maafkan aku, maafkan perbuatan kedua orang tuaku, Keenan, yang telah membuatmu menderita selama ini, maafkan aku,” ungkap Brian seraya menautkan kedua tangannya didepan tubuhnya, kemudian bersimpuh dihadapan Keenan sebagai bentuk permintaan maaf tulusnya.

“Brian, kau tak perlu meminta maaf seperti ini, masalah itu hanya ada diantara kedua orang tua kita bukan?

Tak sepatutnya kau memikul beban orang lain dipundakmu,” hibur Keenan seraya mengusap kepala Brian lembut diiringi senyum teduhnya yang membuat Brian merasa lebih baik.

“Ayah akan mewariskan hotelnya padamu, ku harap kau mau menerimanya,” papar Brian yang kembali bangkit setelah permohanan maafnya diterima oleh Keenan.

“Bagaimana denganmu?” timpal Keenan.

“Aku tak membutuhkan bantuan atau materi apapun lagi dari ayah, kau bisa memiliki ayah sepenuhnya sekarang, aku tahu tak sepatutnya aku bicara seperti ini padamu, tapi…, bukan hanya kalian berdua yang menderita,

Keluargaku juga hancur Keenan, selain mengetahui ayah ternyata masih sangat mencintai ibumu, kenyataan ibuku adalah seorang wanita yang mengerikan, dia bahkan pernah hampir membunuh putrinya sendiri, sehingga terpaksa aku mengirimkan ibuku sendiri ke rumah sakit jiwa,

Lalu aku meminta adikku pergi dari Indonesia, entah dia berada dimana sekarang, meski seperti yang kau lihat sekarang aku sudah menjadi idol dan mendapat banyak cinta dari penggemarku.

Tapi tak lantas membuat bagian terdalamku sembuh, hatiku benar-benar hancur mendapati keluarga yang kacau balau seperti ini,” tutur Brian lagi panjang lebar yang membuat hati Keenan terenyuh kala mengetahui kesulitan yang dihadapi Brian yang sudah dianggap sebagai adik sendiri oleh dirinya sejak dulu.

“Kau tak perlu khawatir Brian, kakak sudah kembali, kakak yang akan melindungimu sekarang, kakak ga akan pernah membiarkanmu berada disituasi sulit sendirian lagi, dan kau juga gak perlu merasa bersalah lagi oke, karena ini semua bukanlah salahmu,” ucap Keenan lembut seraya meraih lengan Brian bersamaan pancaran kasih sayang tulus layaknya seorang kakak lelaki pada umumnya.

“tidak, kurasa sekarang kita sudah tidak bisa sedekat dulu lagi,” Brian menepis genggaman lembut Keenan dari lengannya lalu mundur selangkah dari tempatnya, yang tentu saja membuat Keenan kebingungan.

“Aku bisa merelakan semua yang kumiliki untukmu, ayah ataupun semua warisan ayah, tapi…, tidak dengan Andheera,” tegasnya seraya mengepalkan kedua tangan dan menajamkan pandangannya.

“Aku tahu Andheera adalah gadis yang kau sukai sejak kecil, tapi sekarang dia adalah milikku, aku tak akan membiarkan siapapun merebutnya dariku, termasuk kau!” Brian menekankan.

...****************...

Malam harinya, masih diruangan Ray Keenandra.

Ray tampak duduk termenung sendirian diatas ranjang sembari mengarahkan tatapan kosongnya pada layar televisi yang menayangkan sebuah acara sitcom komedi.

Selain kisah masa lalu ibunya serta kebenaran mengenai ayah biologisnya, kini dirinya dikejutkan dengan kenyataan Kimbrain sebagai adik tirinya dan juga cinta pertamanya Andheera kini telah menjadi milik adik tirinya.

Lantas untuk apa sekarang dia kembali?

Apa dirinya sampai hati memisahkan Kimbrain dengan Andheera demi egonya, atau malah menyerah dengan tujuannya dan memilih untuk pergi saja tanpa melanjutkan rencana balas dendamnya.

Sampai lamunan itu terhenti kala pintu kamarnya perlahan terbuka seiring dengan kemunculan sosok wanita paruh baya yang berjalan masuk dan mendekati ranjangnya.

“kau belum tidur Keenan?” tanya ibunya yang kemudian melepas jas putihnya dan meletakannya diujung ranjang Keenan.

“kelihatannya,” ketus Keenan dengan wajah acuhnya, yang membuat Hyunjie mendengus sebal, ia pun terduduk dikursi yang beraa disamping ranjang putranya.

“hmm, baru aja kemarin manis banget, sekarang udah ketus lagi,” keluhnya seraya melipat kedua tangan diatas dadanya dan menatap putranya dengan tatapan tajamnya.

“kenapa mama ga cerita lebih lengkap mengenai keluarga papi?

Kimbrain adalah adik tiriku kan?” ucap Keenan seraya melirik sejenak ke arah ibunya sebelum kembali mengarahkan pandangannya ke layar pipih besar dihadapannya yang tengah menayangkan iklan minuman dengan model utamnya Kimbrain.

“hmm.. mama hanya takut kau masih belum siap menerimanya, terlebih lagi dia adalah teman baikmu, apa akhirnya Brian datang menemuimu?” tebak Hyunjie yang kemudian menurunkan kedua tangannya dan beralih meraih tangan putranya.

“tidak juga, aku hanya kebetulan bertemu dengannya tadi pagi,” tutur Keenan.

“kebetulan, untuk apa dia kemari, apa dia sakit?

Benar juga, bagaimana mungkin tubuhnya masih tetap kuat disaat jadwal manggung, pemotretan, dan juga sederet iklan yang begitu banyak dibanding member lainnya. Dia sungguh luar biasa,” puji Hyunjie seraya mengarahkan pandangannya pada iklan yang kembali menampilkan sosok putra tirinya yang tampan rupawan itu.

“mama tidak membencinya?

Bukankah dia putra dari wanita yang pernah mencelakai mama,” celoteh Keenan yang membuat pandangan Hyunjie beralih padanya.

“yang melakukan kejahatan adalah ibunya, kenapa juga mama harus membencinya, dia dan adik perempuannya hanyalah korban begitupun dengan dirimu Keenan, jangan jadikan hal ini sebagai alasan hancurnya pertemanan yang kalian sudah kalian jalin sejak lama.

Kimbrain anak yang baik, mama sangat menyukainya, terlepas dari siapa kedua orang tuanya, bagi mama dia hanyalah teman baikmu sama seperti Joe dan Jiso,” paparnya panjang lebar seraya mengusap punggung tangan Keenan lembut lengkap dengan senyum teduhnya.

“tapi dia sudah merebut kekasihku,” adu Keenan.

“Apa? kekasih?

Sejak kapan Brian berkencan, ga ada berita datingnya tuh, dan kau juga, memangnya siapa kekasihmu huh? Hahaha, atau jangan-jangan Jiso ya?! Hahhahaa,

Kalian terlibat cinta segitiga rupanya, wkwkwk!!” ledeknya dengan tawa menggelegarnya hingga membut raut wajah Keenan berubah kecut.

“Bagaimana kalau mama kenalkan dengan putri dari rekan kerja mama aja huh? Dia juga ga kalah cantiknya dari Jiso kok, kau harus mengalah pada adikmu Keenan,” sambung ibunya yang kemudian bangkit dan duduk dipinggir ranjang Keenan, dilanjut dengan mengusap pipi putranya penuh kasih sayang sebagai bentuk penghiburannya.

“Jadi menurut mama aku harus menyerah dan membiarkan dia bersama dengan Brian?” respon Keenan, terdengar jelas nada kekecewaannya saat ibunya meminta dirinya untuk mengalah dan membiarkan sang adik tiri memilikinya.

Hyunjie mengangguk disertai senyum hangatnya, sedang Keenan menurunkan pandangannya seakan tengah menimbang permintaan ibunya ditengah keinginan kuatnya untuk membalas dendam pada gadis yang telah melukainya berkali-kali itu.

Haruskah ia tetap melanjutkan rencananya, ataukah berhenti?

Perasaan bingung, gelisah, dan egonya terus bercampur aduk hingga membuatnya sakit kepala.

***

Bersambung…

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!