Ketulusan Cinta Dokter Dikta

Ketulusan Cinta Dokter Dikta

Bab 1 Saling mengenal

Dikta Alexander Pratama merupakan seorang dokter speasialis anak di sebuah rumah sakit milik keluarganya yaitu rumah sakit kasih bunda. Ia merupakan putra sulung dari pasangan Wijaya dan Rahayu. Kehidupannya sehari hari hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter.

Banyak sekali yang menyukainya di rumah sakit, sebab Dikta terkenal dengan dokter yang paling ramah. Meski orang tuanya pemilik rumah sakit itu akan tetapi dia tidak sombong dan selalu rendah hati. Bahkan terkadang ia tak segan segan menggratiskan biaya rumah sakit buat orang yang tidak mampu. Oleh sebab itulah dia paling disegani meski umurnya masih muda.

Dikta baru saja tiba di rumah sakit, dia masuk ke dalam ruangannya lalu mengambil jas putihnya dan memakainya. Baru setelah itu ia mengambil stetoskop dan menggantungnya di lehernya. Setelah memastikan dirinya sudah siap dan rapi, Dikta keluar dari ruangannya dan mulai menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter.

Dia harus mengecek beberapa anak yang sudah menjadi pasien dan tanggung jawabnya. Ia melangkahkan kakinya dan berjalan dengan langkahnya yang tegap.

Dikta selalu saja menjadi pusat perhatian di rumah sakit karena wajahnya yang sempurna dan terlihat tampan. Seperti saat ini, banyak sekali yang mencuri pandang ke arahnya karena terpesona dengan wajahnya. Hal ini sudah biasa oleh Dikta, itu sebabnya dia tidak risih meskipun dilihat oleh banyak orang terlebih kaum wanita.

Setibanya di salah satu ruangan Dikta langsung masuk dan bertemu dengan seorang perawat yang kebetulan ada di dalam ruangan itu.

“Selamat pagi, Dok.” Sapa suster tersebut pada Dikta.

Dikta menghentikan langkahnya lalu menjawab dengan senyuman manisnya. “Selamat pagi. Sus. Sedang mengantar sarapan?” tanya Dikta basa basi.

Perawat itu mengangguk kecil sambil membalas senyuman Dikta. “Iya, Dok. Tapi sepertinya anak itu tidak mau memakannya. Sedari tadi dia terus merengek untuk bertemu ibunya. Saya baru saja nenangin dia sampai dia tidur nyenyak seperti itu. Tapi sampai sekarang ibunya belum datang untuk menjenguknya,” lanjut perawat itu sambil menunjuk pada anak kecil yang tertidur pulas di kasur rumah sakit itu.

Dikta melihat ke arah anak itu dengan sekilas lalu kembali fokus pada perawat yang bernama Anna itu. “Tidak apa apa, mungkin ibunya masih sibuk. Sekarang biar saya yang menangani. Lebih baik suster mengecek setiap anak di ruangannya ya nanti perkembangannya tolong sampaikan ke saya. Saya akan mengeceknya nanti satu persatu.”

Perawat bernama Anna itu mengangguk kecil lalu berpamitan untuk keluar. Dikta hanya menghela nafas kecil lalu melangkah semakin mendekat pada kasur anak itu. Baru saja Dikta menurunkan stetoskopnya untuk memeriksa anak itu, Dikta malah dikejutkan dengan suara anak kecil itu yang mengigau dalam tidurnya.

“Mama...Mamaa....jangan sakit...mama jangan nangis.....abang takut ma.....”

Dikta langsung mengecek suhu tubuh anak itu dengan tangannya.

“Astaghfirullah, tubuhnya makin panas. Demamnya sudah semakin tinggi,” ucap Dikta pada dirinya sendiri.

Mau tidak mau Dikta harus membangunkan anak itu, dia harus makan dan meminum obatnya. Jika tidak sudah pasti demamnya akan terus bertambah.

“Nak..bangunlah sebentar. Om dokter akan memeriksa kamu sebentar ya,” ucap Dikta dengan suara lembutnya. Dan berhasil, anak itu langsung membuka matanya dan melihat ke arah Dikta seperti sedang ketakukan.

Dikta bisa merasakannya, ia menduga anak itu pasti habis mimpi buruk sampai ketakutan seperti itu.

“Mama...dimana Dok....” tanya anak itu dengan lirih. Wajah mungilnya basah dengan keringat akibat demam tingginya yang tidak kunjung menurun.

Dikta tidak langsung menjawab, ia mengambil sapu tangannya dan mengelap keringat anak kecil itu dengan telaten. Ia tidak habis pikir dengan ibu dari anak ini yang tidak kunjung kembali untuk menjenguk putranya padahal kemarin ia dapat kabar dari perawat, kalau ibunya berjanji akan segera kembali pada anak itu.

“Mama kamu sudah datang kesini, tapi dia balik lagi untuk ganti baju. Sebelum pulang mama kamu berpesan sama om dokter agar kamu bisa makan dan minum obat. Jadi sekarang kamu mau ya makan sama minum obat?” bujuk Dikta sambil duduk di samping kasur anak itu.

Anak kecil yang bernama Rafka itu mengangguk tanpa penolakan yang dibalas senyuman oleh Dikta. Dikta mengambil makanan yang tersedia di nakas samping kasur itu lalu mengaduk bubur itu sebentar. Setelah itu baru lah ia menyuapkannya pada Rafka dengan hati-hati.

Rafka menerima suapannya dengan baik sambil memandangi Dikta. Ia jadi teringat ayahnya setelah melihat Dikta karena ada sedikit kemiripan di antara ayah dan dokter yang merawatnya tersebut.

Apa lagi ayahnya juga seorang dokter anak sama seperti Dikta. Ada rasa rindu dalam dirinya pada ayahnya yang sudah meninggal namun Rafka hanya memendamnya. Anak kecil itu tidak berani mengatakan secara langsung pada ibunya bahwa ia merindukan ayahnya. Hak itu karena ia tau, ibunya akan semakin sedih jika terus mengingat ayahnya.

Lima menit kemudian bubur yang ada di tangan Dikta sudah habis, Dikta mengambilkan air minum dan memberikannya pada Rafka.

“Anak pintar, sekarang minum obat dulu ya setelah itu istirahat.” Pesan Dikta pada Rafka.

Dikta menaruh mangkuk itu kembali lalu mulai menyiapkan obat untuk Rafka. Tapi tidak seperti sebelumnya, kali ini Rafka menolak untuk minum obat.

“Aku mau nunggu mama, Dok.”

Dikta saja tidak tau kapan ibu dari anak itu kembali, jadi ia tidak boleh membiarkan anak itu tetap dengan pendiriannya. Dia tau apa yang harus dilakukannya ketika menangani anak yang seperti itu. Dikta mengelus rambut Rafka lalu berkata, “Kalau kamu gak minum obat nanti mama kamu sedih. Kamu mau mama kamu sedih?”

Rafka menggeleng dengan cepat, hal itu membuat Dikta tersenyum lega. Setelah itu ia memberikan obatnya pada Rafka untuk diminum. Setelah berhasil baru lah Dikta memberinya air minum. Tugasnya sudah selesai, sekarang ia harus pergi ke ruangan lain untuk mengecek anak lainnya. Dikta pun berpamitan pada Rafka.

“Siapa nama kamu?” tanya Dikta.

“Rafka, Dok.” Jawab Rafka dengan cepat.

Dikta mengangguk, “Ah iya, sekarang Rafka istirahat ya. Nanti dokter akan kembali lagi dengan membawa mobil-mobilan sebagai hadiah buat Rafka karena sudah minum obat,” ujar Dikta meyakinkan Rafka.

Mendengar kata mobil-mobilan, Rafka langsung tersenyum cerah. “Beneran dok?” tanyanya memastikan.

Dikta mengangguk sambil tersenyum teduh pada Rafka, anak kecil itu entah kenapa terlihat menggemaskan sekali di matanya. Padahal ia sudah biasa bertemu dengan anak anak di rumah sakit. Namun entah kenapa dengan Rafka berbeda, seolah olah ada magnet yang terus berusaha menariknya agar dekat dengan Rafka. Padahal baru ketemu kemarin, itulah hal yang Dikta tidak mengerti.

“Beneran dong, kalau perlu nanti om dokter temenin main mobil- mobilannya. Yang penting kamu sembuh dulu ya,” ujarnya lagi.

Rafka mengangguk lalu memejamkan matanya untuk tidur dan mematuhi ucapan Dikta, ia tidak sabar menunggu mobil mobilan yang dijanjikan oleh dokternya itu.

Tidak perlu menunggu lama Rafka yang memang sudah mengantuk langsung tertidur dengan pulas. Dikta langsung menyelimutinya lalu menurunkan suhu ac ruangannya agar Rafka tidak kedinginan.

Tiba tiba seorang wanita datang masuk ke dalam ruangan itu. Dikta masih belum menyadarinya karena dia fokus menurunkan suhu AC nya.

“Bagaimana keadaan putra saya, Dok?” tanya wanita itu secara tiba tiba sehingga mengejutkan Dikta.

Dikta langsung menoleh pada sumber suara itu, dan detik itu juga dunianya seolah berhenti setelah melihat siapa yang menyapanya.

“Alana?” ucapnya.

Begitu pun dengan wanita yang bernama Alana itu, dia juga terkejut ketika melihat Dikta.

“Dikta?”

Terima kasih sudah membaca

Jangan lupa like+komentar ya

Terpopuler

Comments

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor

2023-07-19

0

🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩

🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩

Lanjut terus Thor...

2023-07-05

0

🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩

🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩

Aku masih nyimak Thor...

2023-07-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!