Secangkir Kenangan

Secangkir Kenangan

Bab. 1. Kelulusan

"Pengumuman kelulusan telah di tempel ! Ayo buruan lihat !." teriak salah seorang siswa sambil berkeliling di sekitar halaman sekolahnya.

Sementara siswa dan siswi yang sudah sejak tadi menunggu pengumuman kelulusan itu, langsung menyerbu papan pengumuman yang ada di depan ruang Guru.

Mereka berebut untuk melihat apakah namanya keluar dengan nilai seperti yang mereka harapkan. Atau lebih tepatnya mereka lulus dari SMA dengan nilai yang baik.

"Arisha ! ayo cepat kita lihat pengumuman itu bukannya malah mojok terus." ucap seorang gadis cantik sambil menarik tangan Arisha sahabatnya.

"Iya, iya sabar kita juga mau kesana tapi masih ramai sekali, aku malas jika harus berdesak-desakan seperti itu." jawab Arisha.

"Benar apa yang dikatakan oleh Arisha, untuk apa harus berdesak-desakan seperti mereka mending kita mojok disini."

"Dan asal kau tau, tanpa melihat pengumuman kelulusan itu aku dan Arisha pasti lulus. Dan bisa aku pastikan Arisha lulus dengan nilai tertinggi." ucap seorang pemuda yang merupakan kekasih Arisha sekaligus sang ketua OSIS.

"Percaya yang lebih milih pojok ! asal kau tau ya ketos yang sok PD, ujian kelulusan itu gak seperti makan bakso di kedai mang Tatang. Yang bisa dipastikan rasanya enak pakai banget."

"Bisa jadi Arisha lulus dengan nilai terbaik tapi kau lulus dengan bersyarat !." ucap Willy sahabat dekat Arisha.

Pletak ! Spontan sebuah pukulan mendarat tepat di kepala Willy. Seolah tanpa dosa tangan Arga menjitak Willy sesuka hati.

"Woi tangannya ya tolong dikondisikan ! Kepala ku ini sudah dizakati. Kualat baru tau rasa Lo !." ucap Willy sambil mengusap-usap kepalanya yang terasa sakit.

"Sombong yang sudah bayar zakat fitrah, meskipun bayarnya pakai beras raskin." ejek Arga dengan jahilnya.

Spontan Willy memukul tubuh Arga dengan sangat kesal, sedangkan Arga berusaha menghindar dengan bersembunyi dibalik tubuh Arisha gadis cantik pujaan hatinya.

"Sayang tolong dong ada banteng yang sedang mengamuk." ucap Arga sambil terus berputar-putar mengelilingi Arisha.

Arisha hanya bisa menggelengkan kepalanya, kelakuan keduanya sama seperti anjing dan kucing. Setiap bertemu mereka selalu saja bertengkar dengan masalah yang kadang tak penting.

Namun keduanya sama-sama saling menghormati satu sama lainnya. Dan mereka adalah orang-orang yang paling Arisha sayangi.

"Sudah yuk kita lihat pengumuman itu." ucap Arisha sambil menarik tangan keduanya.

Arga tentu saja langsung menyambut tangan sang kekasih, sedangkan Willy hanya mengikuti keduanya dari belakang.

Mereka berbaur dengan yang lainnya, melihat bagaimana hasil ujian mereka. Perjuangan selama tiga tahun kita telah mereka dapatkan berupa lulus dengan nilai yang baik.

Semuanya bersorak gembira karena mereka lulus semuanya dan tidak ada satupun yang tertinggal. Dan seperti yang dikatakan oleh Arga, Arisha lulus dengan nilai tertinggi.

"Sayang benarkan apa yang aku katakan, kau pasti lulus dengan nilai terbaik." ucap Arga sambil tersenyum menatap wajah Arisha.

Sementara Arisha hanya tersipu malu mendengar ucapan sang kekasih.

"Bagaimana jika kita merayakan kelulusan ini, di pantai ?." ucap salah satu dari mereka.

"Setuju !." ucap yang lainnya dengan sangat kompak seperti sudah melakukan gladi resik sebelumnya.

"Bagaimana sayang apakah kau juga setuju ?." tanya Arga.

"Aku ikut aja suara terbanyak." jawab Arisha dengan tersenyum.

"Bagus kalau begitu kita bisa menghabiskan waktu bersama lebih banyak lagi sebelum aku pergi untuk mendaftar ke kepolisian." ucap Arga.

Selama ini Arga memang sangat ingin menjadi seorang Polisi, sementara Arisha ingin menjadi seorang pengusaha sukses.

Keduanya saling mendukung cita-cita masing-masing. Arga ingin menjadi seorang Polisi agar bisa melindungi dan mengayomi masyarakat.

Sedangkan Arisha ingin menjadi seorang pengusaha agar bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat banyak dan tentunya bisa membantu perekonomian keluarga.

Keduanya yang menjalin hubungan kasih sejak duduk di bangku kelas satu hingga kini. Sehingga keduanya dikenal sebagai Romeo dan Juliet di SMA tempat mereka menuntut ilmu.

Selain berprestasi keduanya dikenal sebagai seorang yang sangat baik hati. Hal itu membuat keduanya disukai oleh seluruh siswa dan dewan guru di sekolahnya.

"Kalau begitu Arga kau sebaiknya meminta ijin kepada dewan guru agar kita di ijinkan untuk melakukan perpisahan di pantai."

"Dan semoga saja dewan guru bersedia bergabung bersama kita. Sehingga acara itu akan lebih berkesan." ucap Willy.

"Benar apa yang dikatakan oleh Willy." ucap mereka.

Arga segera berpamitan kepada Arisha, ia juga sependapat dengan Willy bahwa ia harus meminta ijin terlebih dahulu kepada dewan guru khususnya wali kelas mereka.

Meskipun mereka telah lulus tapi saat ini mereka masih berstatus sebagai siswa di SMA itu, karena mereka belum menerima ijazah.

Setelah lama akhirnya Arga keluar dari ruang guru. Dengan wajah yang menunduk Arga berjalan dengan sangat lemas.

Teman-temannya memandang ke arah Arga dengan penuh tanda tanya. Apakah hasil yang Arga bawa sehingga ia harus terlihat sangat lemas sekali.

"Arga apa yang dikatakan oleh pak guru ?."

"Arga bagaimana hasilnya ?."

"Arga apa yang membuatmu terlihat begitu lemah ?."

Tanya dari beberapa orang yang sudah tak sabar mendengar penjelasan dari Arga. Arisha menatap kearah Arga, ia juga penasaran dengan hasil yang dibawa oleh Arga.

"Arga jangan banyak gaya deh, cepat katakan bagaimana hasilnya, kami sudah tidak sabar untuk mendengarnya." ucap Willy.

Arga menatap wajah teman-temannya satu persatu, setelah itu ia kembali menundukkan kepalanya. Seolah ia tak tega untuk menyampaikan apa yang ia dengar dari dewan guru.

"Arga, apa sebenarnya yang terjadi ?." tanya Arisha dengan meraih tangan Arga.

Arga menatap wajah cantik di depannya, wajah yang selama tiga tahun ini selalu menemaninya baik di dunia nyata atau di dunia mimpinya.

Arga tersenyum, kemudian ia mengusap tangan Arisha dengan lembut. Tatapan keduanya bertemu, Arisha akhirnya ikut tersenyum.

Sekarang ia tau bahwa Arga hanya berpura-pura saja dihadapan teman-temannya. Sebenarnya hasil yang Arga bawa pasti akan membuat mereka berbahagia.

"Teman-teman, sebelumnya aku ingin meminta maaf kepada kalian semua. Sebenarnya aku sudah mengutarakan keinginan kita untuk melakukan perpisahan sekaligus merayakan kelulusan kita di pantai." Arga terdiam setelah mengatakan hal itu.

Sementara yang lain dengan serius mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Arga selanjutnya. Semuanya diam, hening tanpa suara.

Hanya jantung mereka yang seolah berdetak kencang karena penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Arga.

"Teman-teman, setelah beberapa pertimbangan akhirnya dewan guru dan juga wali kelas kita memutuskan bahwa kita, ... " ucap Arga terhenti lagi.

"Arga cepat katakan saja apa keputusan dari dewan guru. Jangan bikin kami parno duluan deh." ucap Willy.

"Sebenarnya keputusan dewan guru dan juga wali kelas kita adalah kita di ijinkan untuk melakukan perpisahan di pantai." ucap Arga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!