"Pengumuman kelulusan telah di tempel ! Ayo buruan lihat !." teriak salah seorang siswa sambil berkeliling di sekitar halaman sekolahnya.
Sementara siswa dan siswi yang sudah sejak tadi menunggu pengumuman kelulusan itu, langsung menyerbu papan pengumuman yang ada di depan ruang Guru.
Mereka berebut untuk melihat apakah namanya keluar dengan nilai seperti yang mereka harapkan. Atau lebih tepatnya mereka lulus dari SMA dengan nilai yang baik.
"Arisha ! ayo cepat kita lihat pengumuman itu bukannya malah mojok terus." ucap seorang gadis cantik sambil menarik tangan Arisha sahabatnya.
"Iya, iya sabar kita juga mau kesana tapi masih ramai sekali, aku malas jika harus berdesak-desakan seperti itu." jawab Arisha.
"Benar apa yang dikatakan oleh Arisha, untuk apa harus berdesak-desakan seperti mereka mending kita mojok disini."
"Dan asal kau tau, tanpa melihat pengumuman kelulusan itu aku dan Arisha pasti lulus. Dan bisa aku pastikan Arisha lulus dengan nilai tertinggi." ucap seorang pemuda yang merupakan kekasih Arisha sekaligus sang ketua OSIS.
"Percaya yang lebih milih pojok ! asal kau tau ya ketos yang sok PD, ujian kelulusan itu gak seperti makan bakso di kedai mang Tatang. Yang bisa dipastikan rasanya enak pakai banget."
"Bisa jadi Arisha lulus dengan nilai terbaik tapi kau lulus dengan bersyarat !." ucap Willy sahabat dekat Arisha.
Pletak ! Spontan sebuah pukulan mendarat tepat di kepala Willy. Seolah tanpa dosa tangan Arga menjitak Willy sesuka hati.
"Woi tangannya ya tolong dikondisikan ! Kepala ku ini sudah dizakati. Kualat baru tau rasa Lo !." ucap Willy sambil mengusap-usap kepalanya yang terasa sakit.
"Sombong yang sudah bayar zakat fitrah, meskipun bayarnya pakai beras raskin." ejek Arga dengan jahilnya.
Spontan Willy memukul tubuh Arga dengan sangat kesal, sedangkan Arga berusaha menghindar dengan bersembunyi dibalik tubuh Arisha gadis cantik pujaan hatinya.
"Sayang tolong dong ada banteng yang sedang mengamuk." ucap Arga sambil terus berputar-putar mengelilingi Arisha.
Arisha hanya bisa menggelengkan kepalanya, kelakuan keduanya sama seperti anjing dan kucing. Setiap bertemu mereka selalu saja bertengkar dengan masalah yang kadang tak penting.
Namun keduanya sama-sama saling menghormati satu sama lainnya. Dan mereka adalah orang-orang yang paling Arisha sayangi.
"Sudah yuk kita lihat pengumuman itu." ucap Arisha sambil menarik tangan keduanya.
Arga tentu saja langsung menyambut tangan sang kekasih, sedangkan Willy hanya mengikuti keduanya dari belakang.
Mereka berbaur dengan yang lainnya, melihat bagaimana hasil ujian mereka. Perjuangan selama tiga tahun kita telah mereka dapatkan berupa lulus dengan nilai yang baik.
Semuanya bersorak gembira karena mereka lulus semuanya dan tidak ada satupun yang tertinggal. Dan seperti yang dikatakan oleh Arga, Arisha lulus dengan nilai tertinggi.
"Sayang benarkan apa yang aku katakan, kau pasti lulus dengan nilai terbaik." ucap Arga sambil tersenyum menatap wajah Arisha.
Sementara Arisha hanya tersipu malu mendengar ucapan sang kekasih.
"Bagaimana jika kita merayakan kelulusan ini, di pantai ?." ucap salah satu dari mereka.
"Setuju !." ucap yang lainnya dengan sangat kompak seperti sudah melakukan gladi resik sebelumnya.
"Bagaimana sayang apakah kau juga setuju ?." tanya Arga.
"Aku ikut aja suara terbanyak." jawab Arisha dengan tersenyum.
"Bagus kalau begitu kita bisa menghabiskan waktu bersama lebih banyak lagi sebelum aku pergi untuk mendaftar ke kepolisian." ucap Arga.
Selama ini Arga memang sangat ingin menjadi seorang Polisi, sementara Arisha ingin menjadi seorang pengusaha sukses.
Keduanya saling mendukung cita-cita masing-masing. Arga ingin menjadi seorang Polisi agar bisa melindungi dan mengayomi masyarakat.
Sedangkan Arisha ingin menjadi seorang pengusaha agar bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat banyak dan tentunya bisa membantu perekonomian keluarga.
Keduanya yang menjalin hubungan kasih sejak duduk di bangku kelas satu hingga kini. Sehingga keduanya dikenal sebagai Romeo dan Juliet di SMA tempat mereka menuntut ilmu.
Selain berprestasi keduanya dikenal sebagai seorang yang sangat baik hati. Hal itu membuat keduanya disukai oleh seluruh siswa dan dewan guru di sekolahnya.
"Kalau begitu Arga kau sebaiknya meminta ijin kepada dewan guru agar kita di ijinkan untuk melakukan perpisahan di pantai."
"Dan semoga saja dewan guru bersedia bergabung bersama kita. Sehingga acara itu akan lebih berkesan." ucap Willy.
"Benar apa yang dikatakan oleh Willy." ucap mereka.
Arga segera berpamitan kepada Arisha, ia juga sependapat dengan Willy bahwa ia harus meminta ijin terlebih dahulu kepada dewan guru khususnya wali kelas mereka.
Meskipun mereka telah lulus tapi saat ini mereka masih berstatus sebagai siswa di SMA itu, karena mereka belum menerima ijazah.
Setelah lama akhirnya Arga keluar dari ruang guru. Dengan wajah yang menunduk Arga berjalan dengan sangat lemas.
Teman-temannya memandang ke arah Arga dengan penuh tanda tanya. Apakah hasil yang Arga bawa sehingga ia harus terlihat sangat lemas sekali.
"Arga apa yang dikatakan oleh pak guru ?."
"Arga bagaimana hasilnya ?."
"Arga apa yang membuatmu terlihat begitu lemah ?."
Tanya dari beberapa orang yang sudah tak sabar mendengar penjelasan dari Arga. Arisha menatap kearah Arga, ia juga penasaran dengan hasil yang dibawa oleh Arga.
"Arga jangan banyak gaya deh, cepat katakan bagaimana hasilnya, kami sudah tidak sabar untuk mendengarnya." ucap Willy.
Arga menatap wajah teman-temannya satu persatu, setelah itu ia kembali menundukkan kepalanya. Seolah ia tak tega untuk menyampaikan apa yang ia dengar dari dewan guru.
"Arga, apa sebenarnya yang terjadi ?." tanya Arisha dengan meraih tangan Arga.
Arga menatap wajah cantik di depannya, wajah yang selama tiga tahun ini selalu menemaninya baik di dunia nyata atau di dunia mimpinya.
Arga tersenyum, kemudian ia mengusap tangan Arisha dengan lembut. Tatapan keduanya bertemu, Arisha akhirnya ikut tersenyum.
Sekarang ia tau bahwa Arga hanya berpura-pura saja dihadapan teman-temannya. Sebenarnya hasil yang Arga bawa pasti akan membuat mereka berbahagia.
"Teman-teman, sebelumnya aku ingin meminta maaf kepada kalian semua. Sebenarnya aku sudah mengutarakan keinginan kita untuk melakukan perpisahan sekaligus merayakan kelulusan kita di pantai." Arga terdiam setelah mengatakan hal itu.
Sementara yang lain dengan serius mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Arga selanjutnya. Semuanya diam, hening tanpa suara.
Hanya jantung mereka yang seolah berdetak kencang karena penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Arga.
"Teman-teman, setelah beberapa pertimbangan akhirnya dewan guru dan juga wali kelas kita memutuskan bahwa kita, ... " ucap Arga terhenti lagi.
"Arga cepat katakan saja apa keputusan dari dewan guru. Jangan bikin kami parno duluan deh." ucap Willy.
"Sebenarnya keputusan dewan guru dan juga wali kelas kita adalah kita di ijinkan untuk melakukan perpisahan di pantai." ucap Arga.
Setelah mendengar ucapan Arga, seluruh siswa dan siswi yang sedang berkumpul itu bersorak gembira. Mereka benar-benar meluapkan kegembiraannya dengan berbagai cara.
Sementara Arga berjalan mendekati Arisha, dengan lembut Arga meraih tangan Arisha dan mengajaknya pergi menjauh dari keramaian dan hiruk-pikuk teman-temannya.
"Sayang apakah kau suka ?." tanya Arga saat keduanya telah duduk di salah satu bangku yang ada di taman sekolah.
Arisha mengangguk sambil tersenyum, tentu saja ia sangat bahagia. Ia lulus dengan nilai yang terbaik. Dan ia bisa melanjutkan pendidikan ke universitas yang selama ini menjadi impiannya.
"Kalau begitu kita harus segera bersiap-siap. Aku ingin kita menghabiskan waktu bersama sebelum kita melanjutkan untuk meraih impian kita." ucap Arga.
"Tentu, sebelum kita mempunyai aktivitas yang baru, yang pastinya kita jarang bertemu lagi. Dan pastinya aku akan merindukanmu." jawab Arisha dengan tulus.
"Sayang biar aku saja yang akan merindukanmu, karena menanggung rindu itu sungguh sangat berat." ucap Arga sambil meraih tubuh Arisha.
Dengan manja Arisha kemudian bersandar ditubuh Arga, tak lupa ia mencubit pinggang Arga karena gombalannya itu.
"Sayang kau hobby sekali mencubit ya, pasti aku akan merindukan cubitan mesra ini dari mu. Jika biasanya kau cubit aku setelah itu kau menempel mesra seperti ini, pasti hal ini akan aku rindukan karena kau tidak melakukannya sekian lama." ucap Arga masih dengan gombalnya.
"Makanya kita kuliah bareng aja, biar masa indah ini tak akan berakhir dan akan terjadi terus menerus hingga kita menua bersama." ucap Arisha.
Arga tersenyum mendengarnya, dengan lembut ia membelai rambut Arisha.
"Sayang sejak kecil aku sudah bercita-cita ingin menjadi seorang tentara. Aku yakin kau pasti akan semakin jatuh cinta saat aku mengenakan seragam itu."
"Karena kekasih mu ini pasti akan terlihat tampan dan gagah dan yang pastinya semakin terlihat keren sekali." ucap Arga.
Setelah mengatakan hal itu, ia segera bangkit dari duduknya karena ia yakin Arisha akan mencubitnya lagi. Dan benar saja Arisha sudah bersiap-siap untuk mencubit tempat favoritnya yaitu dipinggang Arga.
Karena Arga menghindar maka Arisha mengejarnya. Keduanya berkejar-kejaran dan saling tertawa penuh kebahagiaan.
Hal itu bukanlah pertama kali mereka lakukan, mereka memang pasangan yang sangat serasi. Penuh dengan kebahagiaan dan juga canda tawa.
Setelah kedua merasa lelah, mereka duduk saling menyandarkan tubuhnya satu sama lainnya. Sambil mengatur nafasnya keduanya masih juga tertawa.
"Woi yang lagi kasmaran ! memangnya kalian tidak ingin bersiap untuk pergi ke pantai ?. Bukannya bersiap malah main kejar-kejaran." ucap Willy sambil ikut bergabung.
"Lo tu yang seharusnya bersiap-siap bukanya malah jadi obat nyamuk." ucap Arga.
"Suka-suka gue ye." jawab Willy yang tak mau ambil pusing.
"Eh obat nyamuk ! Sono pulang duluan, jangan ganggu kita." ucap Arga lagi.
"Ok kalau begitu, tapi jangan lupa segera pulang dan bersiap-siap untuk pergi ke pantai. Dan yang paling penting adalah jangan lupa bawa cemilan dan makanan yang banyak ya." ucap Willy.
"Untuk apa ?." tanya Arga.
"Untuk gue dong, kan nanti gue yang jagain kalian berdua biar ga tergoda rayuan setan." jawab Willy tanpa perduli reaksi Arga dan Juga Arisha.
Hu ! ucap Arga sambil melemparkan udara kosong kearah Willy. Sementara Arisha hanya tersenyum melihatnya.
"Ayo kita pulang." ucap Arisha tanpa mau merubah posisinya.
Arga hanya tersenyum setelah itu ia mengangkat tubuh Arisha dan membawanya masuk ke dalam mobil. Setelah Arisha duduk dengan benar barulah Arga masuk kemudian mengemudikan mobilnya meninggalkan sekolah itu.
Keduanya kemudian pergi ke supermarket untuk membeli sesuatu yang mereka butuhkan untuk acara perpisahan itu.
Tak lupa juga Arga membelikan Beberapa cemilan untuk Willy. Meskipun mereka selalu saja bertengkar tapi sebenarnya mereka adalah sahabat baik.
"Sayang ada lagi yang ingin kau beli ?." tanya Arga.
"Kayaknya sudah cukup." jawab Arisha sambil memeriksa barang bawaannya.
Setelah itu mereka segera meninggalkan supermarket itu dan segera pulang. Arga mengantarkan Arisha terlebih dahulu barulah ia pulang kerumahnya.
Setiap hari Arga selalu antar jemput Arisha, ia tidak ingin jika Arisha pergi seorang diri untuk pulang pergi sekolah.
Hubungan keduanya sudah diketahui dan direstui oleh kedua orang tua mereka. Namun mereka berharap keduanya memikirkan cita-cita mereka selain cinta. Agar kehidupan keduanya kelak jauh lebih baik lagi.
"Sayang nanti aku jemput lagi ya, dan jangan lupa dandan yang cantik agar keindahan malam ini kalah akan kecantikan mu." ucap Arga sebelum membukakan pintu untuk Arisha.
"Apa kau yakin ? apakah kau tidak takut jika aku berdandan akan banyak cowok-cowok yang antri dibelakang ku ?." jawab Arisha.
"Jika ada yang berani akan aku bunuh mereka semua." jawab Arga.
"Menakutkan sekali." ucap Arisha sambil bergidik ngeri.
Setelah bergombal ria Arisha segera turun dari mobil. Ia segera masuk kedalam rumah setelah memastikan mobil Arga tak terlihat lagi dari pandangan.
Arisha segera masuk dan ia segera mencari sang ibu, ia ingin meminta ijin terlebih dahulu sebelum berangkat ke pantai untuk acara perpisahan yang diadakan oleh sekolahnya.
Setelah itu ia segera mengemasi barang-barangnya dan segera mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu ia beristirahat sebentar sebelum mereka pergi ke pantai.
Sambil memejamkan matanya, Arisha membayangkan bagaimana kedekatannya selama ini dengan Arga.
Setiap kenangan indah yang mereka ukir bersama selama tiga tahun ini, hilir-mudik silih berganti di pelupuk matanya.
"Arga setelah acara ini aku pasti akan merindukanmu, kita harus berpisah untuk sementara waktu agar kita bisa meraih cita-cita kita."
"Arga sebenarnya aku sangat berat sekali untuk melepaskan mu. Aku takut jika harus berpisah. Arga aku harap kita bisa melanjutkan ke universitas yang sama."
"Agar hari-hari indah itu tak akan pernah berlalu. Arga aku benar-benar mencintaimu, sangat-sangat mencintaimu. Aku takut kehilanganmu." ucap Arisha dengan pelan.
Perlahan Arisha bangkit dan ia duduk di tepi ranjang. Ia menatap foto mereka berdua yang terlihat begitu mesra dan begitu bahagia.
Foto itu selalu ada di dalam kamarnya. Arisha tersenyum melihat foto itu. Dan ia kemudian berjalan mendekati meja rias.
Ia ingin bersiap-siap dan ingin sedikit memoles wajahnya agar terlihat lebih cantik seperti yang di inginkan oleh Arga.
Ia ingin acara perpisahan ini menjadi acara terindah sebelum mereka berpisah untuk sementara waktu demi meraih cita-cita mereka berdua.
Arisha ingin memberikan kenangan yang terindah agar Arga tidak akan pernah melupakannya dan tidak akan pernah berpaling darinya untuk mencari wanita yang lain di sana.
Setelah semuanya sampai di pantai yang sudah mereka sepakati. Mereka semuanya berkumpul untuk mendengarkan beberapa patah kata dari wali kelas dan kepala sekolah.
Setelah itu mereka semua berbagi tugas, ada yang mendirikan tenda ada pula yang menyiapkan dapur umum serta ada yang menyiapkan sebuah api unggun.
Semuanya saling bantu membantu agar semua bisa selesai tepat pada waktu yang sudah ditemukan. Semua berjalan sesuai rencana.
Setelah semuanya siap barulah mereka beristirahat di tenda masing-masing. Sebelum masuk pada acara inti perpisahan itu.
"Sayang apakah kau tidak ingin melihat pemandangan pantai di sana ?" tanya Arga sambil menunjuk ke arah pantai.
Cahaya senja yang hampir menghilang menghiasi pantai dengan sempurna. Deburan ombak seakan menjadi alunan melodi indah saat itu.
"Arisha ayo kita kesana." ucap Willy dan yang lainnya.
Tanpa menunggu jawaban Arisha, Willy dan yang lainnya segera berlari ke tepi pantai. Sementara Arisha berjalan dengan bergandengan tangan dengan Arga.
Keduanya benar-benar menikmati setiap momen kebersamaan itu. Mereka seakan tak perduli dengan orang-orang yang ada disekitarnya, benar-benar seperti dunia milik berdua.
"Arga mengapa harus ada senja ? Meskipun indah tapi ia adalah awal dari sebuah kegelapan." ucap Arisha sambil menatap wajah sang kekasih.
Arga hanya tersenyum, kemudian ia mengajak Arisha untuk duduk di tepi pantai yang agak jauh dari teman-temannya.
Arga ingin menghabiskan waktu bersama sang kekasih tanpa ada gangguan dari teman-temannya.
"Sayang sudah menjadi hukum alam, bahwa senja yang indah itu sebagai tanda akan datangnya malam. Tapi yakinkan meskipun malam itu gelap tapi ada cahaya rembulan yang sangat indah yang akan memeranginya."
"Dan pekatnya malam adalah tanda akan hadirnya sinar mentari pagi yang akan menghilangkan semua kegelapan dimuka bumi ini." ucap Arga sambil menyibak rambut Arisha yang tertiup angin.
"Apakah artinya perpisahan ini tak akan lama ? Dan apakah perpisahan ini adalah awal kebahagiaan kita berdua ?." tanya Arisha.
Arga mengangguk dan ia memeluk tubuh Arisha yang duduk di sampingnya. Keduanya menatap kearah arah pantai yang berhiaskan cahaya senja.
"Woi dua sejoli ayok kita kembali, hari semakin gelap dan kita pasti sudah ditunggu yang lainnya." ucap Willy sambil berteriak.
"Ok, kalian duluan saja alami nanti akan menyusul." jawab Arga.
Willy kemudian melambaikan tangan dan dibalas oleh Arisha. Mereka berjalan meninggalkan kedua anak manusia yang sedang dimabuk cinta itu.
"Sayang aku sangat mencintaimu. Aku ingin selamanya kita bersama, sayang aku ingin mengukir kenangan terindah sebelum aku pergi untuk meraih cita-cita kita berdua." ucap Arga dengan sangat romantis.
Rayuan demi rayuan ia ucapkan dengan sangat indah, hingga Arisha seolah berada diatas awan kebahagiaan.
Mereka berdua benar-benar terbawa ombak cinta yang sangat memabukkan. Hingga keduanya kehilangan kendali.
Keduanya saling mencurahkan cinta yang penuh dengan gairah kesalahan. Hingga akhirnya Arisha kehilangan mahkota yang seharusnya ia berikan kepada sang suami nanti.
Keduanya larut dalam alunan cinta yang tersesat dalam lembah dosa, sehingga mereka melupakan acara perpisahan yang diselenggarakan di pantai tersebut.
Tak ada yang tau bahwa dia sejoli yang selalu digadang-gadang sebagai Romeo and Juliet di SMA itu. Kini telah terjerumus dalam lembah dosa.
Ya, seperti yang dikatakan oleh Arga, bahwa ia ingin mengukir kenangan terindah sebelum ia meniti karir. Tanpa ia pikirkan bagaimana benihnya telah ia tanaman di dalam rahim Arisha.
"Arga, apakah kau akan bertanggung jawab terhadap semua yang telah kita lakukan ?." tanya Arisha dengan penuh penyesalan.
"Sayang jangan takut, tidak akan terjadi apa-apa. Dan kita kan menikah setelah impian kita terwujud." jawab Arga sambil mengecup pucuk kepala Arisha.
Dengan ucapan-ucapan yang sangat menyakinkan akhirnya, Arga bisa menenangkan hati Arisha. Hingga larut malam mereka berdua baru kembali ke dalam tenda mereka masing-masing.
Karena terlalu lelah akhirnya keduanya tidur dan bergabung dengan yang lainnya. Melupakan apa yang baru saja mereka lakukan.
Merajut mimpi indah, tanpa terpikirkan akibat yang akan terjadi dari kesalahan terindah yang mereka lakukan.
Keesokan paginya, mereka berdua bergabung bersama yang lainnya. Melakukan semua kegiatan yang diadakan sebelum kembali ke rumah masing-masing.
Tepat tengah hari acara yang mereka adakan resmi di bubarkan oleh wali kelas mereka. Dan mereka akhirnya kembali ke rumah masing-masing untuk menjemput impian mereka.
Arisha dan juga Arga sedang berbincang-bincang asik didalam mobil. Mereka bercerita tentang indahnya cinta yang mereka rasakan.
"Sayang jaga diri baik-baik ya, ingat jangan pernah lupakan aku. Besok aku harus segera berangkat untuk pergi meraih impian ku selama ini." ucap Arga.
"Seharusnya aku yang berkata demikian, setelah apa yang kita lakukan semalam jangan pernah lupakan aku. Meskipun kita berada jauh jangan lupa ada aku disini yang selalu menunggumu." ucap Arisha.
"Tentu sayang, bagaimana aku bisa lupa dengan kekasih yang cantik dan sebaik kamu. Jangan pernah ragukan cintaku." jawab Arga.
Arisha tersenyum mendengar ucapan Arga. Meskipun ia sering mendengar gombalan Arga tapi tetap saja itu membuat Arisha merasa sangat bahagia.
Setelah sampai di depan rumah Arisha, Arga segera turun dan berpamitan kepada kedua orang tua Arisha.
Ia pamit sekaligus m minta doa restu agar ia bisa mencapai cita-citanya selama ini. Dengan tulus kedua orang tua Arisha memberikan doa untuk Arga.
Dengan lambaian tangan, Arisha mengantarkan kepergian Arga dari depan pintu rumahnya.
Ia tidak pernah menyangka bahwa itu adalah hari terakhir ia bisa memiliki Arga. Ia tidak pernah tau bahwa benih yang ditanam oleh Arga mulai tumbuh di dalam rahimnya.
Bahkan Arisha tidak pernah tau bahwa itu adalah awal dari penderita yang kan ia alami dikemudian hari.
Sementara Arga pergi dengan membawa kebahagiaan, karena apa yang terjadi semalam. Ia tidak tau bahwa apa yang ia lakukan adalah awal kehancuran bagi Arisha.
Arga pergi tanpa beban dan rasa bersalah. Yang ada didalam pikirannya saat ini adalah impian dan juga cita-citanya sejak kecil.
Mereka berdua tidak mengetahui bahwa kenangan terindah yang mereka lakukan di tepi pantai tersebut adalah kesalahan yang sangat fatal bagi Arisha.
Seorang gadis yang akan kehilangan segala-galanya, setelah benih yang ada didalam rahimnya tumbuh dengan subur dan semakin besar.
Seorang gadis yang harus rela mengubur dalam-dalam impiannya selama ini. Impian untuk menjadi seorang pengusaha sukses.
Impian untuk bisa menjadi salah satu mahasiswi disebuah universitas impian setiap siswa-siswi di SMA.
Sebuah kesenangan yang akan menjadi awal sebuah kesalahan dan kesengsaraan bagi Arisha gadis cantik yang baru saja lulus dari SMA.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!