Istri Pertama Yang Diceraikan

Istri Pertama Yang Diceraikan

Talak.

"Demi Allah Tuhanku aku tidak ridho dengan ucapan mu.. mulai detik ini aku ceraikan engkau 'Susi maharani', detik ini juga aku haramkan tubuhku atas dirimu.."

Tidak ada yang bisa Susi lakukan selain pergi dari rumah suaminya.

Selama hidup bersama tak pernah sekalipun suaminya marah.

Azam sangat mengerti dirinya.

Sebelumnya mereka adalah sahabat, jadi mereka saking mengerti dan saling memahami hingga pada satu waktu suaminya izin menikah lagi dengan wanita pilihannya.

Kehadiran istri ketiga membuat Azam berubah. Meskipun Azam masih perhatian tetapi seiring berjalannya Susi menyadari bahwa keberadaannya hanya menjadi beban untuk sang suami.

Kini dia harus rela diceraikan di usianya yang sudah tidak lagi muda.

"Maaf, maafkan aku Sus, tolong jangan pernah membenci diriku..." lirih Azam menarik Susi dalam pelukannya.. Azam dan Susi terisak sedih mereka sama-sama terluka, namun baik Azam dan Susi mereka tau ini yang terbaik.

"Jangan sedih Zam, gue janji tidak lebih 4 bulan gue akan bawa suami gue dihadapan kalian semua." (miris janji yang Susi buat hanya untuk melepas 2 orang yang ia sayangi agar membuat mereka tidak merasa bersalah).

"Akan kami tunggu! Susi, sekali lagi maafkan Aku..!! Jaga diri baik-baik dan 4 bulan dari sekarang aku tunggu janjimu." Azam tersenyum lembut.

Senyum segaris terbit dibibir Susi, wanita anggun itu mengangguk, kini saatnya ia memikirkan bagaimana ia dapat menemukan calon suami dalam kurun waktu 4bulan?

Hahaha rasanya Susi ingin menertawakan dirinya sendiri, bahkan hidup puluhan tahun dengan pria tampan, mapan, sabar kyak Azam saja tidak membuatnya tertarik dengan laki-laki itu.

Menghela nafasnya Susi berpamitan kepada Azam untuk segera pergi, tujuan nya adalah kota Surabaya karena kebetulan ada urusan pekerjaan yang ia tangani.

Meninggalkan rumah yang selama 16 tahun menciptakan jutaan kenangan bersama.

Dan disinilah ia sekarang.

Angin malam menerpa wajah wanita manis yang baru menuruni mobilnya.

Wanita itu merasa bingung dengan sekitarnya, waktu menunjukan pukul 01:00 namun nampak keramaian yang membuatnya merasa penasaran.

Wanita itu turun dari mobilnya dan melihat beberapa pedagang yang menjajakan dagangannya di pinggir-pinggir jalan.

Dengan senyum ia menghampiri laki laki paruh baya yang sedang memarkir motornya.

"Permisi ada apa ya pak kok ramai sekali?" tanya wanita itu dengan sopan.

Bapak-bapak itu tersenyum. "waah! Pasti sampean orang baru yaa mba? Ini ada pasar mba" jelas si bapak itu tersenyum.

Wanita yang tak lain adalah Susi itu mengerjap, dalam benaknya bertanya, tidak salah ada pasar sayur malam-malam begini bahkan ini tengah malam?

Bapak itu menyentuh pundak Susi, membuat Susi menatap sang Bapak.

"Ini namanya pasar Keputran biasa disebut pasar puteran Surabaya, jangan heran memang pedagang berdagang jam segini, biasanya yang dagang itu petani dan dibeli oleh pengepul kayak penjual sayur keliling itu mba!" jelas sang Bapak.

"Nanti kalo sudah hampir pagi pasarnya bubar, karena jalannya kembali aktif" tambah sang Bapak.

Sedangkan Susi hanya mengangguk -angguk.

"Terimakasih Pak, sudah menjelaskan saya permisi." pamit Susi sopan pada sang Bapak.

"Ih injih mba silahkan! Saya juga mau belanja" ujar sang Bapak sambil mulai berjalan meninggalkan Susi.

Susi melangkah mendekati mobil, sebelum membuka pintu mobilnya, seorang anak kecil perempuan menarik ujung hijabnya, membuat Susi menoleh.

"Bundaaa" lirih sang anak, membuat Susi mengerjap terkejut.

"Bunda," ulangnya dengan kepala mendongak menatap Susi dengan sedih.

Susi menelan ludah menetralkan rasa bingungnya, beberapa detik kemudian Susi mendudukkan diri dihadapan anak kecil yang sangat manis menurutnya.

"Adik memanggil saya?" tanya Susi lembut, sambil mengelus kepala anak kecil itu.

Anak kecil itu mengangguk, dan dengan tiba-tiba mengalungkan kedua lengan kecilnya di leher Susi, menangis di leher wanita manis yang masih merasa bingung itu.

Beberapa saat anak itu melepaskan lengannya dari leher Susi.

"Adik sama siapa kesini? Bundanya kemana?" dengan lembut Susi menanyai anak yang sepertinya sedang tersesat itu.

Anak kecil yang masih sesenggukan itu menatap wajah Susi dengan mata polosnya

" Kinan kesini sama Ayah, Bunda..kan Bundanya Kinan disini!" ucap sang anak yang bernama Kinan itu dan kembali memeluk leher Susi.

"Tapi Tante bukan Bundanya Kinan sayang" ucap Susi lembut memberi penjelasan pada anak yang sedang memeluknya itu.

Beberapa saat kemudian tidak terdengar lagi suara ataupun pergerakan dari anak yang memeluknya, Susi melerai pelukan lengan kecil itu dan yang terjadi adalah bocah asing yang baru di temui-nya itu tertidur di saat memeluknya.

"Kinan..!!" seru seorang laki-laki yang terlihat sedang khawatir dan kebingungan.

Susi melihatnya dengan tatapan menilai, aaahh mungkin ini adalah 'Ayah' yang dimaksud anak yang bernama Kinan ini.

"Pak! Apa Bapak mencari anak ini?"

Laki-laki itu menoleh, menatap 2 perempuan dari generasi yang berbeda itu, dan Tatapannya jatuh kepada anak mungil yang tertidur di pangkuan perempuan asing .

Laki-laki itu ikut berjongkok dan merengkuh tubuh mungil yang sedang terlelap di pangkuan wanita tersebut perasaan kacau dan kehilangannya sedikit mereda, kini netra hitam itu menatap netra Susi yang juga tengah memperhatikannya.

"Terimakasih" ucapnya kepada Susi.

Susi tersenyum canggung dan mengangguk.

"Sama-sama, Pak."

"Bunda, ahhh Ayah ..!! Kinan mau sama bunda saja yahh!" anak kecil bernama Kinan itu segera bangkit dan kembali memeluk tubuh Susi yang di akui sebagai bundanya itu.

"Kinan jangan begitu kasian tantenya.. ayo kita pulang, Ayah sudah selesai menurunkan ikan."

Kinan yang mendengar ucapan sang Ayah justru menangis sesenggukan lagi.

"Kinan gak mau Ayah, Kinan mau sama Bundaaa..!"

Ucapan Kinan membuat bingung dua orang asing itu, baik Susi maupun Ayahnya Kinan sama-sama terdiam.

"Jangan begitu Kinan ayok kita pulang yuk,!! Nenek sudah tungguin lhooo." bujuk rayunya pada sang anak tidak juga membuahkan hasil.

Susi menatap iba laki-laki yang berstatus Ayah Kinan itu, dan dengan penuh pertimbangan Susi rela mengantarkan pulang Kinan kerumahnya.

Mobil Susi beriringan dengan mobil bak terbuka milik 'Habibi Hasim' nama Ayah Kinan.

Kinan yang berada satu mobil dengan Susi sedangkan Hasim mengendarai kendaraanya seorang diri.

Kurang lebih 1jam perjalanan yang mereka tempuh untuk sampai ke gerbang yang bertuliskan.

' Selamat datang di kota Lamongan'

Ada sedikit penyesalan di hati Susi menawarkan diri untuk mengantar Kinan sampai rumahnya, kenyataannya ternyata rumah Kinan berbeda kota, dari Surabaya menuju Lamongan itu sekalinya cukup jauh.

Namun melirik anak kecil yang tertidur lelap di samping kemudi membuatnya sedikit bahagia

"Apa salahnya membuat anak orang merasa bahagia?" monolognya.

Beberapa hamparan air mewarnai perjalanan yang ditempuh Susi, Susi mengamati suasana luar mobil, sepertinya hamparan tambak menghiasi kanan kiri jalan, dapat Susi simpulkan kalau ayah Kinan adalah pengelola tambak ataupun buruh tambak.

Melihat sekitaran area yang Susi masuki adalah perkampungan yang berada di sekeliling tambak.

Beberapa menit perjalanan mobil yang dikendarai ayah Susi berhenti di sebuah rumah susun yang cukup sederhana, di depanya terdapat box box yang sepertinya Ter isi oleh ikan.

Susi melepas sabuk pengaman dan hendak turun, Hasim melangkah mendekati pintu tempat sang anak tertidur pulas, Susi membukakan pintu mobil dan membiarkan Hasim mengendong tubuh kecil anaknya. Namun belum sepenuhnya tubuh mungil itu terangkat, Kinan sudah memanggil Susi dengan sebutan Bunda dan merengek minta gendong.

Dengan wajah tidak enak Hasim membiarkan sang anak merengkuh pundak Susi, Susi dapat melihat tatapan merasa bersalah Hasim untuknya.

Tapi Susi tidak merasa terbebani, Susi dengan senang hati mengendong anak manis yang baru ditemuinya itu.

Hasim mempersilahkan Susi masuk, terlihat banyak pekerja yang menyapa Hasim, sepertinya Hasim adalah bos mereka, dari cara mereka berinteraksi sepertinya Hasim sangat di segani, mungkin mereka karyawan Hasim pikir Susi.

Susi bertemu dengan wanita yang sudah tidak muda namun tersenyum ramah, cara berpenampilan ya seperti orang Jawa pada umumnya , dengan rambut disanggul kecil dan gelang yang melingkar di pergelangan tangannya, jangan lupakan anting yang berbentuk bunga mekar yang cukup besar.

Susi berkenalan dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Ibu dari Hasim, Tidak semenit pun Kinan mau melepaskan wanita yang sudah di klaim sebagai bundanya itu.

Dari situ Susi mengetahui bahwasanya Hasim adalah seorang DUDA satu anak, istrinya meninggal paska melahirkan sang anak.

5th usia Kinan tanpa mendapatkan kasih sayang seorang Ibu, Wanita itu bercerita, banyak sekali yang mendekati Hasim dengan menarik perhatian Kinan namun tak satupun gadis gadis itu berhasil.

Kinan sangat sulit disentuh, anaknya keras kepala namun manja, entah angin apa yang membuat Kinan menjadi lengket seperti itu kepada Susi.

Susi mendengarkan cerita wanita dihadapannya dengan khidmat, tidak menyela sama sekali.

Hingga pertanyaan gadis kecil yang berada dalam pangkuannya itu mengejutkannya.

" Bundaaa.. Bunda mau kan jadi Bundanya Kinan betulan,?"

######

Hai reader. Kembali author bikin cerita.

Kali ini bukan tentang CEO ya, lebih ke cerita cinta romantis.

Kisah seorang wanita yang bertaubat dari kisah masa lalu dan bertemu dengan pasangan yang juga memiliki masa lalu kelam.

Mohon beri dukungan jika cerita ini ingin dilanjutkan.

Terpopuler

Comments

Fi Fin

Fi Fin

kayak nya author orang lamongan jawa timur nih

2024-05-03

0

Sweet Girl

Sweet Girl

waouu jauh ituuu

2023-11-29

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Hah... tapi bisa selama itu...???

2023-11-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!