Rutinitas istri

Menjadi Ibu dari seorang anak tidak membuat Susi kesulitan.

Bersama mantan suaminya Susi terbiasa berkontraksi dengan anak kecil.

Kinan juga tulus menerimanya, sejak dia masuk kedalam rumah Hasim dan menjadi istri pria itu secara perlahan dia merubah rumah seperti kehendaknya.

Tata letak barang, kerapian rumah, kedisiplinan mulai Susi terapkan untuk Kinan juga Hasim.

Bersyukurnya Hasim membiarkan Susi melakukan sesuai keinginannya.

"Kinan, kembalikan lagi tisu pada tempatnya, jangan lupa tutup kembali tutupnya supaya higienis."

Hasim melihat Kinan yang suka cita mengerjakan perintah bundanya.

Hasim tidak marah, justru merasa senang dengan cara Susi mendidik Kinan menjadi pribadi yang bertanggung jawab juga disiplin.

"Mas, jangan merokok di dalam rumah. Asap tidak bagus untuk Kinan dan mas Hasim sendiri, sana keluar."

Dan lagi Hasim hanya menuruti perintah isterinya.

"Mas Hasim ini beneran mau dipindahkan? kayak'e nda muat nek langsung di taruh belakang."

"Bagusnya gimana to?" tanya Hasim pada rewangnya ( orang yang membantu Hasim selama ini.)

"Dibuatkan atap gimana mas? Sayang kalau kepanasan dan kehujanan box-nya."

"Bolehlah, gimana baiknya, yang penting kemauan bundanya Kinan dituruti."

Anto tersenyum pada Hasim, terlihat sekali Hasim sangat mengerti isterinya, buktinya Hasim selalu berupaya agar istrinya nyaman, meskipun sampai hari ini mereka belum pernah melihat istri bosnya secara langsung.

Seusai dhuhur berjamaah Hasim melihat istrinya masuk dari pintu belakang.

"Dari mana mba?" tanya Hasim yang sedang menuang air untuk minum.

"Habis belajar masak sama ibu-ibu dibelakang." jawab Susi apa adanya.

Susi bergegas ke dapur untuk membuatkan kopi Hasim, dia sudah belajar dari ibu-ibu dibelakang.

Setelah Hasim masuk kamar, baju yang tadi ia kenakan sudah ada di sana dan Hasim langsung memakainya.

"Itu ku buatkan kopi."

Hasim melihat secangkir kopi yang mengepul di atas meja dengan binar bahagia.

Segera ia duduk di sana dan buru-buru mencicipi kopi yang dibuatkan istrinya.

Begitu cairan hitam itu masuk ke indra pencecap nya.

Senyum yang tadi sempat terbit di bibirnya perlahan menghilang digantikan dengan ekspresi kaget dan bingung.

"Aku hanya mengikuti apa yang di ajarkan oleh ibu dibelakang, apa rasanya pas?"

Melihat wajah penasaran Susi membuat Hasim tidak tega, sekonyong-konyong Hasim terbitkan kembali senyumnya.

"Ya, ini takarannya pas, tapi hanya salah bahan saja."

"Apa?"

POV Susi

Genap 1 bulan aku menikah dengan Hasim. pernikahan yang entahlah tidak ada istimewanya untuk ku.

Setiap harinya, aku hanya berdiam diri dirumah, sesekali aku melakukan rapat dengan cara online. Online meeting yang bisa diikuti oleh seluruh karyawan ku, untuk memantau perkembangan bisnis ku.

Bahkan membahas kerjasama dengan klien atau perusahaan lain, Aku selalu 'online meeting'.

Yaa ...mau bagaimana lagi, sekarang aku adalah seorang istri, tak mungkin aku memperlakukan suamiku seperti Azam dulu.

Suamiku?

Kesehariannya memantau dan mengurus tambak-tambak miliknya. Awalnya, aku berpikir mungkin Hasim memiliki beberapa petak tambak, namun kenyataannya aku salah besar.

Hasim memiliki puluhan hektar tambak, mulai dari udang windu, bandeng, sumbro, mujair bahkan tambak garam.

Yaaa intinya Hasim adalah duda sukses di bidang pertambakan, dan aku pun baru mengetahui bahwasanya sangat banyak gadis maupun janda yang mengejar-ngejar suami ku itu.

Sudah dua hari Hasim pergi ke kota Gresik untuk melihat tambak garam miliknya.

Aku tidak dibawa, alasannya di sana tidak ada mes yang layak ku tinggali, lucu memang, tapi aku bersyukur, setidaknya aku terlepas dari gangguan nya.

Sebulan hidup bersama dengan Hasim. Aku mulai terbiasa dengan lingkungan sekitar, warga disini ramah tamah, suka bergotong royong dan mereka sangat menghormati diriku, ahhh lebih tepatnya karena aku adalah istri seorang Hasim.

Setelah pernikahan ku dengan Hasim, Ibu kembali kerumah yang berada kurang lebih 2km dari rumah yang ku tinggali. Tidak terlalu jauh, yang membuat kadang kala Kinan suka berkunjung kesana.

Ini hari Minggu, Kinan mulai tadi malam tidak pulang, karena kata ibu mertuaku, sepupunya dari Nganjuk akan datang, jadi Kinan minta dijemput hari selasa saja.

Aku merasa sendirian, bolak balik aku masuk kamar dan keluar lagi, biasanya selalu ada Hasim yang selalu menggangguku. Aaaah ...lebih tepatnya tidak ada saat bersamanya tanpa melakukan hubungan suami istri, bahkan aku sekarang merasa biasa' saja, tidak lagi merasa takut seperti dulu.

Hari-hari suamiku di isi untuk pergi keliling tambak, ku perhatikan kadang kerjaannya cuma mondar-mandir ngitarin tambak, entahlah! Apa istimewanya? Kenapa banyak sekali wanita yang tergila-gila pada nya.

Aku sedikit terkejut, mendengar suara ponsel disebelah ku, ku perhatikan layar yang tertera nama my bunny. Astagaaa lebay sekali suami ku ini. Namun tak urung membuatku sedikit merasa bahagia.

"Haloo..!!"

*..........

"Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh"

*...…........

"Baiklah."

Tut

Tut

Segera ku matikan panggilan dari Hasim, ahh Hasim memberitahukan, ia akan pulang nanti malam, dia memberi kabar dan memintaku memasak sesuatu untuk dirinya.

Mengapa? Tiba-tiba muncul rasa senang di hatiku mendengar dirinya akan pulang, entahlah mungkin karena aku takut sendirian di rumah.

30 menit berkutat dengan peralatan dapur akhirnya aku dapat menyelesaikan pekerjaan ku memasak sesuatu.

Aku menyiapkan telur mata sapi, sambal mangga, dan tak lupa memasak nasi di mejikom.

Ha-ha-ha, waktu 30 menit untuk membuat telur mata sapi, bagi ku sudah sangat singkat, awal pertama aku membuatnya butuh waktu 3jam dan 2kg telur, itu pun hanya 3 yang hampir bisa dimakan, sisanya hancur, gosong , pecah sebelum sampai di teflon, termasuk bersama kulitnya dan lain lain.

Parahnya lagi 3 yang hampir bisa dimakan itupun harus masuk tong sampah, karena rasanya berubah menjadi asin bahkan sampai pahit.

Masih teringat jelas di ingatan ku wajah berbinar Hasim melihat hasil perdana telor mata sapi ku, dengan semangat Hasim memasukan potongan telur itu kedalam mulutnya.

namun wajah berbinar itu berubah ekspresi menjadi aneh seperti menahan sesuatu.

Dengan penuh rasa curiga masakan ku ada yang tidak beres, Aku ikut mencicipi hasil karyaku itu. mataku melotot merasakan rasa asin yang menusuk lidahku.

Dengan cepat aku membuang sisa telur yang di piring dan di mulut ku sendiri, aku hendak meminta Hasim membuang telur yang berada di dalam mulutnya, namun ternyata Hasim sudah menelan telur asin itu.

Aku mengomel dan mencecar Hasim dengan jengkel, bagaimana bisa dia hanya diam merasakan asinnya telur yang ku masak, justru nyeleneh nya dia dengan bodohnya malah memakannya.

Aku yang terengah-engah meluapkan emosi ku, Hasim justru tersenyum manis, Hasim berkata, bahwa tidak ada yang salah dari telur yang ku masak.

Kata Hasim waktu itu. "mbak gak ada yang salah dengan rasa pada telur yang mba masak, masalahnya hanya sedikit keasinan, tentu saya tidak heran karena saya tau, suami mba petambak garam, mentang-mentang garam tidak beli, jadi dikasih sedikit banyak, mungkin agar mengurangi stok garam dirumah!" kemudian Hasim tergelak dan mengelus kedua pipiku.

Malu? tentu saja! Jangankan mengurus suami! Masak untuk diriku sendiri saja aku tidak becus, untung saja setiap harinya para buruh memasak di belakang rumah, dari situ biasanya Hasim dan Kinan ikut makan dan akhirnya aku juga ikut makan dirumah belakang.

Sejak 2 minggu terakhir aku sudah tidak ikut makan dirumah belakang, dengan bantuan Google, aku mulai mencoba resep masakan, dan belajar memasak sendiri.

Kalo rasanya layak dimakan, maka aku akan ajak Hasim dan Kinan makan bersamaku, kalaupun enggak. Aku mengambil makanan dari rumah belakang lagi, bahkan sesekali aku ikut belajar masak bersama para janda yang bekerja di rumah belakang..

Hasim sampai sekarang masih memanggil ku dengan sebutan Mba, ingin aku bertanya mengapa? namun aku malu.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

waduh... gak main main praktek nya

2023-11-30

0

M. salih

M. salih

sosuit pokoknya, gas terus mas hasim

2023-07-09

0

Rika Rahayu

Rika Rahayu

hasim gaspol euy... biar jadi bibit pesanan kinannya y sim.. hahaha.. lama lama jdi cinta kan susi.. asek asek asek...

2023-07-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!