Suami istri sesungguhnya.

Senyum manis menyambut laki-laki berperawakan sedang itu.

Dimata Susi Hasim adalah laki-laki yang memiliki postur tubuh rata-rata orang Indonesia 165 kira kira sampai dengan 170cm.

Badannya sedang tidak gemuk tidak kurus, tampilannya sederhana dan tidak berlebihan.

Memang sih dibandingkan Azam, Hasim tidak ada apa apanya, Azam yang tinggi menjulang dan juga kulit bersih dan terawatnya. Dan jika dibanding kekasih Ismi (istri kedua Azam). Hasim pun tidak ada apa apanya. Abrisam masih muda, meski tidak setinggi Azam, aura kepemimpinannya itu mencolok dan jangan lupakan kulit putih bersihnya yang mengalahkan perempuan.

Sedangkan Hasim, laki-laki berkulit sawo matang yang memiliki wajah khas orang Jawa, tidak ada mata biru, ataupun rambut yang kemerah merahan.

Namun. Sosok sederhana ini sudah sah menjadi suaminya, mata coklat tua itu menatap Susi dengan penilaian.

Yah tentu saja dari tadi Susi sibuk, Dan baru selesai melaksanakan shalat isya, jadi Ia melupakan hijabnya karena baru saja melepaskan mukena nya.

Susi menyambar kembali mukenanya namun terlambat tangan Hasim sudah mencekal pergelangan tangannya.

"Tidak usah, mbak lebih cantik tanpa hijab. Dan lagian sekarang kita berada dikamar, nanti kepanasan loh." senyum kecil Hasim menatap wajah gugup Susi.

Dalam hati Susi berharap pria dihadapannya ini tidak menyentuhnya malam ini karena sejujurnya Susi belum siap.

Susi tersenyum canggung, berdeham mencoba mengalihkan perhatian.

"Mas, emmm... mana Kinan?" tanya Susi mengurai kegugupan.

Hasim mendekati wanita cantik didepannya dengan senyum manis.

"Kinan sudah tidur sama Ibu, oh iya mbak, ada pesanan dari Kinan tadi sebelum masuk ke kamar nenek nya." ucap Hasim menatap wajah cantik Susi.

Susi tersenyum mendengar Hasim berkata Kinan memesan sesuatu..

Ahhh Susi berpikir Kinan mau dirinya menyusul Kinan tidur dikamar sang mertua.

"Kinan pesan apa mas? Katakanlah aku gak mau bikin Kinan kecewa." ucap Susi dengan antusias.

Senyum di wajah Hasim kembali merekah mendengar penuturan sang istri. Hasim melipat bibirnya kedalam menyembunyikan binar kebahagiaan yang ia rasakan.

Hasim berdeham menetralkan detak jantungnya.

"Tadi sebelum masuk ke kamar Ibu Kinan berpesan pada saya, untuk segera membuatkan adik kecil untuknya ."

Mata Susi terbelalak lebar, senyum di bibirnya surut mendengar ucapan Hasim, mendengar permintaan Kinan ludah yang Susi telan seolah berubah rasa menjadi pahit.

Hasim mendekati tubuh Susi, memangkas jarak yang tercipta, mata coklat tua itu memaku mata Susi.

Susi dapat merasakan nafas hangat Hasim, bau rokok bercampur wangi khas laki-laki itu menyeruak di Indra penciumannya.

Susi memundurkan badannya, namun Hasim pun melangkah maju mendekati tubuh nya, hingga bibir Hasim berhasil menemukan tempatnya beradu.

Lama Hasim mencium bibirnya namun tidak segera Susi balas, tangan Susi terkepal kuat di antara tubuhnya, ada rasa ingin mendorong laki-laki yang dihadapannya ini. Namun, ada kewarasan di otaknya.

Hingga Hasim melepaskan tautan bibir darinya.

Hasim menatap penuh tanya dengan sorot matanya.

Tatapan Hasim membuat Susi merasa bersalah, harusnya Ia tau resiko menikah secepat ini, bagaimana pun Hasim bukanlah Azam, Pria yang mengetahui sisi lain pada dirinya.

Susi menarik sudut bibirnya, memberanikan menatap wajah Hasim, dan sedetik berikutnya Hasim sudah kembali meraup bibir Susi dengan bibirnya, Dengan canggung Susi mulai membalasnya meski tidak sampai hati namun Susi berusaha melayani Pria yang sudah sah menjadi suaminya itu.

Dan terjadilah yang seharusnya terjadi, sebelum penyatuannya dengan sang suami Susi memberikan syarat agar lampu dipadamkan .

Susi beralasan bahwa ia sangat suka bercinta di lampu temaram, membuatnya bebas berekspresi.

Tanpa curiga Hasim menuruti kemauan istri barunya, Dan pada akhirnya mereka melakukan hubungan suami istri yang sesungguhnya.

25 menit setelah penyatuan mereka Hasim mendapatkan telepon dari orang, yang mengharuskan Hasim untuk turun ke tambak, Hasim berpamitan kepada Susi, dan memintanya segera beristirahat.

Hasim menyempatkan mencium kening sang istri dan berlalu keluar kamar.

Setelah pintu kamar tertutup rapat , luruh sudah air mata Susi, Tidak dipungkiri melakukan hubungan dengan suaminya memberikan rasa takut yang luar biasa di hati Susi.

Bukan hanya rasa takut tapi juga rasa malu yang luar biasa. Sengaja Susi meminta Hasim mematikan lampu agar Hasim tidak melihat ketakutan yang dialami nya, Susi menggenggam seprai sekuat tenaga menyalurkan rasa takutnya.

Menahan diri agar tidak mendorong ataupun menendang tubuh suaminya, rasanya Susi inggin menampar Pria yang telah berani menyentuh tubuhnya, Namun bagaimana lagi? laki-laki itu memiliki hak penuh atas dirinya.

Mati - matian Susi menahan tubuhnya agar tidak bergetar, Belum juga dapat mengendalikan rasa takutnya.

Rasa rakit manakala senjata sang suami memasuki miliknya pun harus Ia rasakan.

Jujur Susi sendiri pun ragu apakah dia masih virgin atau tidak?

Karena secara alamiah Ia memang tidak pernah melakukan hubungan intim dengan laki-laki.

Cara yang mereka lakukan memuaskan hasrat berbeda dengan cara penyatuan beda jenis, Namun mendapati rasa sakit mana kala Hasim membobol gawangnya, Susi bernafas lega setidaknya Ia masih memiliki selaput dara.

Dan Susi ikhlas menyerahkan kesuciannya pada orang yang sah menjadi suaminya.

Namun lagi-lagi pil pait harus ia telan, Susi enggan menunjukkan rasa sakitnya pada Hasim, Susi takut Hasim berpikiran yang tidak-tidak tentang rumahtangganya terdahulu. Biarlah Susi berpura-pura biasa saja.

Setelah Hasim menanam benih nya dan berlalu ke kamar mandi, dengan cepat Susi menyalakan lampu dan membersihkan jejak percintaan mereka.

Termasuk bekas darah di seprai Ia tutupi dengan tubuhnya. Susi mengatur deru nafas dan mimik wajahnya seolah-olah puas dan bahagia, berbanding terbalik dengan kenyataan sesungguhnya.

Sampai pada pintu kamar mandi yang terbuka memperlihatkan Hasim yang tersenyum hangat pada Susi, dan dibalas senyuman manis ala Susi.

Hasim memakai baju kaos dan celana pendek berbahan kain yang tampak sederhana, lagi-lagi lagi Susi membandingkan suami barunya dan mantan suaminya.

Azam yang selalu berpakaian rapi tidak pernah memakai celana pendek, hidupnya diwarnai dengan pakaian formal dan piama tidur, bahkan belum pernah Susi melihat Azam memakai kaos, semua pakaian dilempari Azam memiliki kerah dan kancing baju yang disebut kemeja.

Lamunan Susi buyar tatkala tiba-tiba ponsel Hasim berbunyi, dan setelahnya laki laki yang kini menjadi suaminya itu pamit pergi keluar pada Susi.

Susi yang merasa lelah luar biasa , Karena mengerahkan seluruh tenaganya untuk menahan diri agar tidak bergetar atau menangis pun kini mulai terlelap.

*******

Pria dengan cambang tipis dan tampilan sederhana itu terduduk di dalam mobil bak terbuka, Duduk di belakang kemudi dengan pikiran menerawang.

Adalah Hasim. Kaki-laki yang baru saja melewati malam hangat itu tertunduk di kursi mobil dengan pikiran berkecamuk.

Laki-laki yang pernah menyandang status DUDA itu sedang merenungi perbuatanya barusan, malam yang dihabiskan bersama istri barunya yang mengaku janda tapi perawan.

Tentu.

Hasim sedang memikirkan pergelutan dirinya dan Susi, Hasim adalah laki-laki yang sudah pernah merasakan indahnya bersetubuh, tidak menampik bahwa duda itu merasakan haus akan nafkah batin.

Mendapatkan istri baru, cantik dan mulus membuat hasrat yang sudah 5th tak tersalurkan, bergelora, atas dasar nafsu dan hasrat Hasim meminta haknya pada istri yang baru dinikahinya tanpa perkenalan jauh itu.

Hasim, melihat keraguan dan ketegangan di wajah sang istri itu, namun mencoba acuh, Hasim berpikir, Istrinya hanya grogi atau gugup.

Dengan bersemangat Hasim memanggut bibir wanita yang berbodi bak gitar Spanyol itu, menyalurkan keinginan yang menggelora di hatinya.

Hingga Hasim mendengar permintaan sang istri agar mematikan lampu, Istrinya beralasan suka bercinta dengan keadaan kamar yang gelap.

Tanpa curiga Hasim menuruti kemauan sang istri. Namun, setelah Hasim kembali mencumbu sang istri, Hasim merasakan tubuh istrinya bergetar meski tidak terlalu nampak tapi Hasim dapat merasakannya, Hasim yang hendak mengaitkan tangannya ke tangan sang istri kaget, merasakan tangan sang istri yang menggenggam erat seprai disisi tubuhnya.

#####

Hayu, Sebenarnya mba Susi kenapa?

Masih mau lanjut?

Terpopuler

Comments

Nesya Yanuar

Nesya Yanuar

jangan" susi itu dulunya lesbian ya Thor?

2025-03-01

0

Sweet Girl

Sweet Girl

iyalah... tambah penasaran

2023-11-29

0

Sweet Girl

Sweet Girl

misteri

2023-11-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!