"Bundaaa, Bunda mau kan jadi bundanya Kinan betulan?"
Susi tidak tau ingin menjawab apa? Bibirnya kelu hanya untuk mengucapkan kata saja tidak bisa.
Untung Hasim segera datang membawakan es krim yang dapat menarik perhatian Kinan, hingga dengan cepat berlari turun dari pangkuan Susi.
Membuat Susi bernafas lega.
Hasim meminta izin kepada Susi untuk berbicara berdua .
*********
Dan disinilah mereka di bawah pohon mangga yang sedang banyak buahnya di sekeliling tambak.
"Maaf." ucapan yang dilontarkan duda satu anak itu pada Susi, dan berlanjut ke obrolan serius, pada awalnya Susi dan Hasim nampak sesekali bercerita tentang kehidupan mereka masing masing hingga entah kekonyolan dari mana Susi menawarkan diri untuk menjadi Bunda Kinan yang sesungguhnya, membuat Hasim terkejut bukan main.
Susi berkata jujur dengan Hasim, bahwa dia adalah seorang janda, dan dia sedang mencari jati diri.
Sedangkan Hasim hanya menangkap poin-poin penting yang diucapkan oleh Susi.
"Apa kamu serius mba? Bahkan kita baru kenal?"
Tentu ada keraguan, tapi Susi merasa inilah jalan Tuhan.
"Kenapa tidak mencoba berkomitmen dulu? Saya akan berusaha menjadi Bunda yang menyayangi Kinan dengan tulus." Susi berusaha meyakinkan.
"Dan saya akan berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk mas Hasim pula." jawab Susi dengan menutup mata.
"Bagaimana dengan cinta? Apa mbak mau melayani saya sebagai mana mestinya meski tanpa rasa itu?"
Pertanyaan Hasim mampu membuat tubuh Susi menegang, Namun dengan cepat ia menetralkan ekspresi nya.
"Tentu" jawab Susi sedikit ada keraguan.
"Saya akan segera meminang Anda dengan resmi mba, dan sebelum itu saya mau bertanya tentang mahar yang mba inginkan." ucap Hasim lembut. sebenarnya dalam benak Hasim penuh dengan rasa campur aduk. Namun dengan mantap Hasim mau menyetujui lamaran konyol wanita yang belum genap 24jam dikenalnya.
Berawal dari sopir pengantar ikannya sedang sakit, Hasim berniat mengantarkan sendiri pesanan ikan itu ke Surabaya, Namun tanpa diduga anak semata wayangnya terbangun dari tidurnya mana kala Hasim akan berangkat, dan dengan rengekan ala Kinan akhirnya anak usia 5th itu ikut sang Ayah, hingga berakhir pertemuannya dengan Susi.
Mengingat betapa singkatnya perkenalan mereka, membuat keraguan besar di hati Hasim. Namun ia teringat akan sholat istikharah nya beberapa bulan terakhir, Hasim memohon petunjuk pada sang kuasa untuk memberikan ia jodoh yang tidak hanya menerima dirinya namun juga menerima kehadiran sang anak. Dan hadirnya wanita aneh ini Hasim simpulkan sebagai jawaban atas doanya.
"Saya tidak ada wali, dan untuk keluarga saya, saya sudah tidak diakui sebagai anggota keluarga mereka." ungkap Susi dengan menahan sesak di dada mengingat bagaimana sang ayah mengusir dirinya dan keluarganya memutuskan tali persaudaraan dengannya.
"Dan kalau untuk mas kawin saya meminta uang TUNAI senilai 5M."
Hasim terbelalak mendengar permintaan mas kawin yang di ucapkan Susi, sedikit penyesalan telah menanyakan perihal permintaan maskawin padanya.
Susi terkekeh melihat ekspresi wajah Hasim.
"Jangan khawatir mas Hasim! 5M yang saya maksud bukan 5 miliar kok!" serunya sambil menutup mulutnya agar tak mengeluarkan suara tawanya. Sedikit terhibur menatap wajah laki laki dihadapannya membuat Susi melupakan luka hatinya.
Hasim menatap polos wanita di depanya itu.
"5M yang saya maksud (Lima ratus Lima puluh Lima ribu Lima puluh rupiah). bagaimana?? apa mas Hasim sanggup..?? baiklah kalau mas Hasim tidak sanggup bisa kurang, atau 15 ribu juga tidak masalah." jawab Susi santai.
"Aaahhhhhhh mba bikin saya hampir jantungan lhoo .. harusnya mbaknya sebut nya bukan 5M tapi 4L" Sambil menghela nafas lega, Hasim menatap wanita yang terlihat, cantik, terawat, dan pastinya dari kalangan yang tidak biasa. Entahlah mengapa Hasim sama sekali tidak menaruh curiga sama wanita di depanya itu. Sepertinya Hasim merasa hatinya terpatri pada sosok wanita milenial itu.
"Saya sanggup mba ..sangat sanggup, jadi kapan mba mau kita melaksanakan ijab kabul?"
"Bagaimana kalo hari ini?" ucap Susi menatap laki-laki dengan kulit sawo matang yang berada dihadapannya itu.
Hasim kembali menghela nafasnya menghadap wanita ajaib yang membuat dirinya seolah terkena serangan jantung.
"Mana bisa mbaaa..!! Anak presiden saja menikah butuh persiapan, apa lagi kita orang biasa begini! Paling tidak untuk persiapannya butuh satu bulan."
"Aku tidak berharap adanya resepsi, Aku hanya mengharapkan status sah saja, apa gak bisa lebih cepat?"
Lagi Hasim merasa heran dengan sifat aneh Susi.
"Jadi maunya selain sekarang atau besok ..emm.. bagaimana kalo minggu depan..??"
"Bagaimana kalo lusa?"
Hasim sampai tepok jidat dengan wanita aneh di depanya itu, namun dengan berbekal ucapan 'basmalah' Hasim akhirnya mengangguk dan berujar "Baiklah mari kita bicarakan bersama ibu saya."
Tidak ada pikiran buruk dihari pria itu. Janda. Itu yang Hasim tahu sebagai status Susi.
Hanya obrolan ringan yang memunculkan ide gila ini. Hasim juga menanyakan kepada Susi apakah dirinya hamil atau tidak?
Jawaban Susi memantapkan niat hatinya untuk menerima tawaran pernikahan yang diajukan wanita itu.
*******
3 hari yang mendebarkan bagi Susi, keputusan yang Susi ambil semata hanya sebuah rasa kasihan kepada anak kecil yang tidak mendapatkan belaian kasih sayang seorang ibu.
Setidaknya Susi melakukan sesuatu hal yang membuatnya merasa berguna, dan Susi bertekad tidak akan lagi mengusik kehidupan masa lalu nya.
Tiga hari yang lalu setelah negosiasinya bersama Hasim, Ayah dari Kinan, mereka berdua segera membicarakan rencana pernikahan mereka bersama Ibu Hasim.
Tanpa diduga wanita tua itu menangis haru, Tidak banyak pertanyaan yang wanita tua itu tanyakan, Ibu dari Hasim itu bersujud syukur, membuat hati Susi tersentuh.
Tidakkah Susi merasa bahagia? Wanita hina sepertinya bisa memberikan harapan kebahagiaan pada wanita tua dan gadis kecil tak berdosa.
Dan sampailah hari dimana Hasim mengucap janji suci pernikahan bersama Susi.
Tidak ada yang istimewa, Hanya acara sederhana dan ringkas yang mengiringi acara pernikahan singkat itu.
Hingga acara ijab Kabul selesai Susi barulah dituntun keluar kamar oleh Ibu Hasim.
Wanita manis dengan kebaya putih dan beberapa bunga melati menghiasi hijab dengan warna senada.
Cantik, manis, dan mempesona itulah yang menggambarkan sosok Susi.
Hasim mengulurkan tangannya dan disambut oleh Susi, hingga bibir pria hitam manis itu menempel di kening Susi.
Tidak ada yang istimewa yang dirasakan Susi, meski senyum manis senantiasa menghiasi bibirnya, namun sesungguhnya senyuman itu tidak sampai ke hatinya.
Berbeda dengan senyum mengembang dua wanita berbeda generasi yang duduk di sebelah mereka, tampak binar bahagia menghiasi wajah wanita tua yang tak lain adalah Ibu Hasim.
Dan jangan lupakan binar kebahagiaan yang terpancar di mata gadis kecil yang bernama Kinan itu.
Melihat itu Susi sangat bersyukur, setidaknya untuk sekarang kehidupannya sedikit berguna bagi orang lain.
2 bulan lalu ia pergi ke Surabaya menyelesaikan pekerjaan yang mengharuskan Susi terbang ke kota ini, dihari perceraiannya dengan Azam.
Dalam langkahnya Susi bertekad akan memperbaiki diri, Ia tidak mau terus menerus hidup tanpa arah melihat kebahagiaan Azam dan Ismi membuatnya iri sekaligus ikut bahagia.
Usia yang kelewat matang memberinya sedikit rasa takut akan datangnya kematian, Susi berjanji setidaknya sebelum dia pergi kepangkuan yang maha kuasa ia sudah mencoba untuk berubah dan dapat berguna untuk orang lain.
Dan di hari akhir ia menyelesaikan pekerjaan yang menguras tenaganya, Ia berniat pergi keluar negeri lagi.
Namun karena asik mengobrol di apartemen temanya, Susi sampai lupa waktu, tengah malam Susi baru ingin kembali ke apartemennya sendiri, meski sang teman sudah memintanya untuk menginap tapi Susi menolaknya, lagian ia akan segera terbang bukan? Jadi ia berencana pulang ke apartemen nya dan berberes.
Jalanan yang biasa Ia lalui itu nampak sepi dan sedikit renggang kendaraan, hingga Susi sampai di persimpangan jalan yang terlihat ramai dan menyita perhatiannya, ya jalan yang ramai di tengah malam itu adalah jalan yang berubah menjadi pasar dimalam hari yang membawa takdirnya bertemu dengan sang suami.
*****
Acara selesai 2 jam lalu namun baik Susi dan Hasim masih sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Hasim pastinya sibuk dengan teman-temanya yang kepo dengan pernikahan keduanya yang sangat mendadak itu.
Susi yang sibuk membuka bawaan bawaan ibu-ibu berupa sembako yang di dapatkan ibu mertuanya.
Hingga matahari terbenam di tempat peristirahatannya, akhirnya keduanya sama-sama dipertemukan di kamar pengantin mereka.
######
Mau dilanjut tidak cerita cinta pasangan sederhana ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
istri nya Azzam banyak thor?? 😀😀
2023-12-02
0
Sweet Girl
Lanjut dong....
2023-11-29
0
Nurul Kosidah
lucu,suka...klu cerita yg berat,pusing
2023-08-07
1