Uncomfortable Love

Uncomfortable Love

BAB 1. Tidak Menanam, Tapi Memanen.

Banyak orang yang bilang, kalau hidup adalah serangkaian dari sebab-akibat. Hukum tabur-tuai. Menanam yang baik, maka akan memanen yang baik.

Padahal, itu hanya berlaku untuk segelintir orang aja. Ada, orang yang tak pernah menanam hal buruk namun ia tetap mendapatkan hasil yang buruk. Sekeras apapun mencoba, hanya kegagalan yang ia temui. Sekuat apapun bertahan, hanya kesakitan yang pada akhirnya tetap menjadi pemenangnya.

Seperti Zodi Akira. Bahkan saat sejak ia mulai membuka mata untuk melihat dunia, ia tak pernah menemui sosok sang ayah. Yang kata orang, ayah adalah cinta pertama bagi putri mereka. Zodi tidak punya yang seperti itu. Baginya, cinta pertamanya adalah Lasmi, sang ibu. Yang melahirkan dan membesarkannya seorang diri hingga hari ini.

Dia punya kakek tiri dan nenek yang juga sangat menyayanginya. Yang membantu mengurusnya saat ibunya sibuk bekerja sebagai asisten penata rias. Dan mereka ini, adalah cinta kedua bagi Zodi.

Selain itu, ia tak punya cukup cinta untuk di bagi.

Ayahnya pergi meninggalkan dia bahkan saat ia masih berbentuk janin di dalam rahim ibunya. Umurnya baru tiga bulan. Dan saat itu, bahkan ruhnya saja belum di tiupkan kepadanya. Tapi, ia sudah merasakan sakitnya di tinggal pergi.

Sekarang, Zodi sudah berusia 18 tahun. Baru beberapa bulan yang lalu ia tamat sekolah SMA. Dia bukan tergolong dalam murid pintar, jadi jangan heran kalau nilainya ada di urutan hampir belakang. Bisa lulus saja, dia sudah bersyukur. Padahal, ia selalu belajar, tapi seolah apa yang di pelajarinya itu tak pernah masuk ke dalam otaknya dan menjadikan dia sebagai murid yang biasa saja.

Hari ini, Zodi sedang duduk bersama dengan ibu dan juga neneknya. Di depannya ada sepasang paruh baya yang sedang berbincang meminta izin kepada Lasmi. Mereka adalah pasangan yang berasal dari Jakarta yang sedang mencari seorang asisten rumah tangga.

Ya, Zodi meng-iakan saat salah satu saudara mereka menawarinya sebuah pekerjaan di kota itu. Mendengar kata Jakarta, membuat Zodi berbinar. Siapa yang tidak ingin pergi ke Ibu Kota Indonesia itu? Zodi juga ingin pergi kesana. Teman-temannya sudah banyak yang pergi kesana. Ada yang sekedar main, ada juga yang memang ingin berkuliah disana.

Kuliah? Zodi tak pernah memikirkannya. Bisa tamat SMA saja, ia sudah bersyukur dengan itu. Akan lebih baik kalau setelah tamat ini ia bekerja saja. Membantu perekonomian keluarganya. Dan untungnya, ada saudara yang menawarinya.

Dan, deraian airmata Lasmi, kakek, dan neneknya, mengiringi kepergian Zodi yang telah di bawa oleh sebuah mobil menjauh dari rumah sederhana mereka.

Zodi, tinggal di sebuah desa pedalaman di Provinsi Sumatera Utara.

di dalam hati Zodi senantiasa merapalkan doa agar Tuhan senantiasa melindungi Ibu, Kakek, dan Neneknya, juga dirinya yang sekarang sedang merantau.

Jadi asisten rumah tangga, tak masalah. Toh ia biasa mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari. Memangnya apa sulitnya?

Itu sebelum ia tau, kalau keluarga yang ia ikuti bukanlah kalangan biasa seperti dirinya. Ternyata, beban pekerjaan yang di berikan kepadanya terlalu berat.

“Udah berapa kali saya bilang! Kalau nyapu itu, kipas anginnya di matiin!!!” bentak wanita bertubuh gempal itu pada suatu ketika.

Ya, Zodi lupa. Itu memang salahnya.

Ia hanya bisa membungkuk-bungkuk untuk meminta maaf.

Suami dari wanita itu yang merupakan seorang mantri, nampak tidak peduli saat melihat istrinya itu selalu memaki-maki Zodi. Pria berperut buncit itu hanya santai saja membaca koran paginya. Jangankan peduli, pria itu, bahkan tega melecehkan Zodi saat sang istri tak ada di rumah. Menggerayangi perutnya. Atau sengaja menyentuh bo kongnya saat ia sedang sibuk mencuci piring. Tapi, perlakuan pria itu tak pernah bisa Zodi sampaikan kepada istrinya. Ia takut. Karna ia tak punya siapa-siapa di kota ini.

Tiba titiknya dimana Zodi merasa sudah tidak sanggup lagi. Dengan hati-hati, ia meminta ijin kepada pasangan itu untuk berhenti bekerja. Tapi, malah makian yang ia dapatkan.

“Memang dasarnya kamu kurang ajar. Bilang aja kalau Mamakmu itu suruh kamu ikut cuma biar bisa naik pesawat! Udah jauh-jauh di bawa kesini, baru tiga bulan kerja udah minta berhenti.”

Zodi diam saja. Ia menundukkan kepala dengan menahan agar airmatanya tidak tumpah. Ia sedang mengumpulkan keberanian untuk sekedar membantah pasangan itu.

Satu hari sebelumnya, Zodi memberanikan diri meminjam telfon tetangga untuk menghubungi sang Ibu. Karna memang dia tak punya ponsel yang bisa ia gunakan. Sedangkan kalau di rumah majikannya, ia tak bisa bergerak bebas karna selalu diawasi oleh CCTV.

Kepada Lasmi, Zodi menumpahkan segalanya dan meminta sang Ibu untuk menjemputnya. Tentu saja, ia tak menceritakan tentang pelecehan yang kerap ia alami. Ia tak ingin menambah beban fikiran Ibunya.

Hari itu juga, Lasmi menelfon saudaranya yang tinggal di Jogja untuk menjemput putrinya. Hati ibu mana yang akan rela membiarkan putrinya tak di perlakukan dengan baik pada saat jauh di rantau orang. Saat itu, hati Lasmi bagikan di iris-iris.

Pukul 6 pagi ke esokan harinya, dua orang pria datang ke rumah majikannya. Zodi mengenali salah satu dari mereka. Dia adalah Pakde Ito, anak dari kakeknya yang memang tinggal di kota gudeg itu. Pakde ito datang bersama dengan temannya untuk menjemput Zodi.

Pakde ito dan temannya sedang berbincang dengan bapak majikan. Sementara Zodi, sedang mencuci piring bekas sarapan kedua majikannya. Ia merasa harus melakukan itu untuk terakhir kalinya. Sedangkan majikan perempuannya sedang mengawasinya dari meja makan.

Selesai mencuci piring, Zodi memberanikan diri untuk menemui majikannya. Wanita itu sedang menatap nyalang kepadanya. Seperti ada api yang menyambar-nyambar dari matanya.

“Maaf, Buk. Apa saya bisa minta gaji saya?” tanya Zodi hati-hati.

Ya, selama bekerja disini, belum sekalipun Zodi menerima upahnya. Alasan majikannya akan lebih baik kalau uang Zodi mereka yang menyimpan. Daripada habis begitu-begitu saja. Memangnya, Zodi bisa menghabiskan uang itu untuk apa? Toh selama ini Zodi tak pernah di ijinkan untuk keluar dari rumah itu. Kalaupun keluar ketempat tetangga, itu karna ia di suruh mengantarkan atau meminjam sesuatu dari mereka.

Wanita itu berdiri dengan di iringi oleh sebuah dengusan kemarahan. Ia masuk ke dalam kamar dan keluar tak lama setelahnya.

“Ini! Uangmu!” ujar wanita itu ketus. Bukan hanya ketus, wanita itu melempar lembaran uang itu tepat di wajah Zodi. Hati Zodi sakit mendapat perlakuan itu. Tapi lagi, ia tak berani melawan.

Dengan hampir meneteskan air mata, Zodi memunguti lima lembaran seratus ribuan itu dan melipatnya rapi kemudian memasukkannya ke dalam kantung celana jeansnya. Ia merutuki airmatanya yang ternyata tak mampu ia bendung.

Pukul 9 pagi, Zodi, Pakde Ito, dan temannya sudah tiba di stasiun Jatinegara. Sebuah tas jinjing sedang tak

luput dari genggaman tangan kecil Zodi. Padahal, kereta menuju Jogja baru akan berangkat nanti malam, pukul 10. Dan mereka, menghabiskan seharian itu di dalam stasiun saja.

*

halow warga, apa kabar kalian? maaf ya lama baru muncul lagi. belakangan bener-bener gak ada waktu buat nulis.

ini novel terbaruku. masih di keluarga prianggoro. ini cerita anaknya Ranu-Mia.

untuk beberapa bab awal ini masih menceritakan tentang perjalanan zodi sampai ke kota jogja. jangan lupa jejak dan dukungannya ya.

semoga kalian suka sama ceritaku kali ini.

selamat datang di novelku yang ke-7.

selamat membaca...

salam,

PiEl

Terpopuler

Comments

mayza delita

mayza delita

yuhuuuuuuuu aku datang 😎😎

2023-07-06

0

Else Widiawati

Else Widiawati

akhirnyaa ada cerita baru dari ka Piel..semoga othor selalu sehat dan dilancarkan urusannya🥰🥰💪💪💪💪🙏

2023-07-04

0

Else Widiawati

Else Widiawati

3 bulan 500 rb. murah banget gaji pembantu, itu tahun brp ceritanya??🤔🤔

2023-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Tidak Menanam, Tapi Memanen.
2 BAB 2. Kepergian Dan Kedatangan.
3 BAB 3. Memaksakan Kehendak.
4 BAB 4. Gagal Bertemu.
5 BAB 5. Tidak Ada Pembeda.
6 BAB 6. Wajah Sama, Sifat Berbeda.
7 BAB 7. Kenangan Yang Tidak Ada Dalam Kisah.
8 BAB 8. Menjaga Batasan, Sekedar Tahu Diri.
9 BAB 9. Tidak Berani Menolak.
10 BAB 10. Caranya Berterimakasih.
11 BAB 11. Kesan Pertama, Cantik.
12 BAB 12. Selalu Saja Kebetulan.
13 BAB 13. Sepercik Api.
14 BAB 14. Terus Menyangkal.
15 BAB 15. Untuk Pembeda.
16 BAB 16. Berdebar Untuk Dua Hal Yang Berbeda.
17 BAB 17. Ras Terkuat Di Bumi.
18 BAB 18. Keinginan Ibu Negara.
19 BAB 19. Datang Sesuka Hati, Pergi Di Paksa Setengah Mati.
20 BAB 20. Keromantisan Yang Membuat Iri.
21 BAB 21. Desiran Itu Semakin Nyata Saja.
22 BAB 22. Tersiksa Dengan Perasaan Sendiri.
23 BAB 23. Suka Dan Sakit, Diam-Diam.
24 BAB 24. Tidak Ada Getaran.
25 BAB 25.
26 BAB 26. Rasa Lega Dan Rasa Gila.
27 BAB 27. Dia Bisa Apa?
28 BAB 28. Antara Dua Wisuda.
29 BAB 29. Bukan Tidak Mendengar.
30 BAB 30. Menahan Sakit Sendirian.
31 BAB 31. Sebelum Rasa Tidak Nyaman Itu Semakin Besar.
32 BAB 32. Rencana Tinggal Rencana.
33 BAB 33. Bersenang-Senang.
34 BAB 34. Tidak Ingin Melukai Siapapun.
35 BAB 35. Semua Itu Karna Malu.
36 BAB 36. Bersiap Untuk Pergi.
37 BAB 37. Sudah Begitu. Mau Bagaimana Lagi.
38 BAB 38. Lama Tidak Bertemu.
39 BAB 39. Harus Disembunyikan.
40 BAB 40. Sakit, Sudah Biasa. Tapi Tetap Tidak Bisa DI Tahan.
41 BAB 41. Titik Terlemah.
42 BAB 42. Bertaruh Pada Waktu.
43 BAB 43. Lepaskan Yang Membuatmu Sakit.
44 BAB 44. Tidak Bisa Fokus.
45 BAB 45. Memangnya Dia Siapa?
46 BAB 46. Tidak Bisa Di Nasehati.
47 BAB 47. Berubah Asing.
48 BAB 48. Mengikhlaskan Perasaan.
49 BAB 49. Sulitnya Mengendalikan Perasaan Cinta.
50 BAB 50. Kenapa Dia begitu?
51 BAB 51. Hanya Khawatir.
52 BAB 52. Mencelos Sakit.
53 BAB 53. Tidak Boleh Iri.
54 BAB 54. Bukan Mimpi.
55 BAB 55. Prasangka Sendiri.
56 BAB 56. Ada Sebuah Trauma.
57 BAB 57. Saling Terpaut.
58 BAB 58. Sentuhan Kepemilikan.
59 BAB 59. Dilamar Lagi.
60 BAB 60. Sibuk Dengan Prasangka Sendiri.
61 BAB 61. Cemburu
62 BAB 62. Tuduhan.
63 BAB 63. Untung Tidak Jadi Salah Faham.
Episodes

Updated 63 Episodes

1
BAB 1. Tidak Menanam, Tapi Memanen.
2
BAB 2. Kepergian Dan Kedatangan.
3
BAB 3. Memaksakan Kehendak.
4
BAB 4. Gagal Bertemu.
5
BAB 5. Tidak Ada Pembeda.
6
BAB 6. Wajah Sama, Sifat Berbeda.
7
BAB 7. Kenangan Yang Tidak Ada Dalam Kisah.
8
BAB 8. Menjaga Batasan, Sekedar Tahu Diri.
9
BAB 9. Tidak Berani Menolak.
10
BAB 10. Caranya Berterimakasih.
11
BAB 11. Kesan Pertama, Cantik.
12
BAB 12. Selalu Saja Kebetulan.
13
BAB 13. Sepercik Api.
14
BAB 14. Terus Menyangkal.
15
BAB 15. Untuk Pembeda.
16
BAB 16. Berdebar Untuk Dua Hal Yang Berbeda.
17
BAB 17. Ras Terkuat Di Bumi.
18
BAB 18. Keinginan Ibu Negara.
19
BAB 19. Datang Sesuka Hati, Pergi Di Paksa Setengah Mati.
20
BAB 20. Keromantisan Yang Membuat Iri.
21
BAB 21. Desiran Itu Semakin Nyata Saja.
22
BAB 22. Tersiksa Dengan Perasaan Sendiri.
23
BAB 23. Suka Dan Sakit, Diam-Diam.
24
BAB 24. Tidak Ada Getaran.
25
BAB 25.
26
BAB 26. Rasa Lega Dan Rasa Gila.
27
BAB 27. Dia Bisa Apa?
28
BAB 28. Antara Dua Wisuda.
29
BAB 29. Bukan Tidak Mendengar.
30
BAB 30. Menahan Sakit Sendirian.
31
BAB 31. Sebelum Rasa Tidak Nyaman Itu Semakin Besar.
32
BAB 32. Rencana Tinggal Rencana.
33
BAB 33. Bersenang-Senang.
34
BAB 34. Tidak Ingin Melukai Siapapun.
35
BAB 35. Semua Itu Karna Malu.
36
BAB 36. Bersiap Untuk Pergi.
37
BAB 37. Sudah Begitu. Mau Bagaimana Lagi.
38
BAB 38. Lama Tidak Bertemu.
39
BAB 39. Harus Disembunyikan.
40
BAB 40. Sakit, Sudah Biasa. Tapi Tetap Tidak Bisa DI Tahan.
41
BAB 41. Titik Terlemah.
42
BAB 42. Bertaruh Pada Waktu.
43
BAB 43. Lepaskan Yang Membuatmu Sakit.
44
BAB 44. Tidak Bisa Fokus.
45
BAB 45. Memangnya Dia Siapa?
46
BAB 46. Tidak Bisa Di Nasehati.
47
BAB 47. Berubah Asing.
48
BAB 48. Mengikhlaskan Perasaan.
49
BAB 49. Sulitnya Mengendalikan Perasaan Cinta.
50
BAB 50. Kenapa Dia begitu?
51
BAB 51. Hanya Khawatir.
52
BAB 52. Mencelos Sakit.
53
BAB 53. Tidak Boleh Iri.
54
BAB 54. Bukan Mimpi.
55
BAB 55. Prasangka Sendiri.
56
BAB 56. Ada Sebuah Trauma.
57
BAB 57. Saling Terpaut.
58
BAB 58. Sentuhan Kepemilikan.
59
BAB 59. Dilamar Lagi.
60
BAB 60. Sibuk Dengan Prasangka Sendiri.
61
BAB 61. Cemburu
62
BAB 62. Tuduhan.
63
BAB 63. Untung Tidak Jadi Salah Faham.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!