Betterhalf

Betterhalf

awal mula

"udah ya mama tau kamu marah tapi tolong jangan di perpanjang lagi, kamu harus minta maaf sama Avril dan kakek" ucap Nelly dengan lembut sambil mengelus bahu Tasya. Namun Tasya menepis nya.

"minta maaf? Kenapa harus aku? Aku ga salah ma, Avril yang salah!" bantah Tasya tak terima.

"tapi ini semua berawal dari kamu yang dorong Avril sampai jatuh ke danau, dia hampir tenggelam. Terus kakek juga kamu bentak-bentak karna udah nasehatin kamu!"

"kamu bilang ga salah?"

"AVRIL YANG GANGGU AKU, MAMA KENAPA SIH? AKU TERUS YANG DI SALAHIN!" Teriak Tasya menggema di seluruh sudut ruangan rumah.

Plak!

Tamparan keras melayang di pipinya membuat suasana menjadi panas dan semakin kacau. Axel tersulut emosi ia tak suka jika adik nya Tasya berteriak pada orang tua nya.

"jaga mulut lo ya, mereka orang tua lo!" ancam Axel sambil mengacungkan jari telunjuk nya pada Tasya, sedangkan gadis itu terus menangis.

"kamu udah kurang ajar sama kakek dan Avril, Tasya. seharusnya kamu sadar dan minta maaf, nak" kini Nelly yang berusaha bersikap tenang dan lembut pada anak nya.

"berapa kali gue bilang jangan pernah macam-macam sama Avril? Lo itu lebih tua dari dia harus nya lo ngalah" Tasya terus menangis sambil memegang pipinya. Untung saja papa nya sedang tidak ada di rumah jadi ia tak mendapatkan yang lebih parah dari ini.

"kamu hampir bikin Avril dalam bahaya Tasya" Tasya menyeka air mata nya dengan kesal.

"kalian selalu ngebela Avril! Tasya benci kalian semua!" Tasya berjalan menuju kamar nya dengan kaki yang di hentak dan suara pintu di banting terdengar keras setelah nya.

"sudah lah Axel jangan terlalu keras sama Tasya" Nelly mengusap bahu Axel yang sedari tadi menahan marah sampai telinga nya ikutan merah.

"itu anak kurang ajar ma, dia selalu benci sama Avril tanpa sebab padahal papa selalu sayang sama dia" kata Axel dengan nada yang mulai melembut saat berbicara dengan Nelly.

"pasti ada alasannya, kita tidak boleh menekan Tasya" Axel menganggukan kepala.

"oh iya besok ulang tahun Avril, kamu udah siapin kado nya?" tanya Nelly yang di angguki oleh Axel, di susul dengan senyuman.

"udah ma, Axel kasih yang paling istimewa buat Avril" kata Axel dengan semangat.

"bagus, besok kita ke bogor ya ke rumah kakek"

•••

"good morning, kakek" Avril, gadis kecil berusia 14 tahun yang tengah menghampiri kakek nya di ruang makan.

dengan senyum merekah, dia memeluk kakek nya dari belakang dan menoleh kan kepala nya ke samping.

"kakek, lagi sarapan kok ga ajak-ajak aku?" tanya Avril dengan wajah cemberut.

"cucu kakek udah bangun ya, kakek kira Avril masih tidur" jawab sang kakek tersenyum hangat ke arah Avril.

"Avril udah bangun tau dari tadi cuma baru keluar kamar" balas Avril.

"pintar, duduk sekarang, kita sarapan bersama" Avril mengangguk dan duduk di seberang kakek nya.

ia mengambil selai dan roti lalu memadukan nya menjadi satu.

"papa sama mama mu gimana? mereka bakal datang kesini?" tanya kakek sambil mengunyah roti nya.

Avril mengedikan bahu sambil asik makan dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

"Avril kira mereka udah sampai sini" jawab Avril sedikit sedih.

"mungkin sedang di perjalanan" Avril mengangguk dan kembali makan.

"oh iya kakek, besok Avril ulang tahun. kakek ga mau kasih aku hadiah?" tanya nya bersemangat dengan senyum manis.

"Avril mau hadiah apa?" tanya kakek.

"hmm.. apa ya? Avril mau boneka beruang yang besaaaar banget!" Avril memperagakan bentuk boneka tersebut.

"hahaha kamu ini sudah besar masih suka boneka ya, oke nanti kakek belikan ya, Avril tunggu aja" gadis kecil itu tampak senang dan berlari menuju kakek lalu memeluk nya.

"makasih ya kakek, Avril sayang kakek" sang kakek membalas dengan pelukan hangat dan mengusap rambut panjang Avril.

dia sangat menyayangi cucu nya ini karna sangat lah periang, ceria, dan lembut hati nya.

walaupun Avril sangat manja di usia nya yang sudah mulai beranjak dewasa, kakek nya dengan sabar memanjakan sang cucu semampu nya. karna itulah ia sangat di sayangi oleh Avril.

"sama-sama, kakek juga sayang Avril" jika kalian bertanya dimana nenek Avril, ia sudah tidak ada sejak Avril berusia 2 tahun, jadi bisa di pastikan Avril tak ingat wajah nenek nya seperti apa.

"Avril mau ke kamar dulu ya kek, mau telepon mama" kata Avril yang mendapat anggukan dari kakek nya.

Avril berlari menuju kamar nya dan mengambil telepon genggam milik nya dan mulai menghubungi nomor salah satu keluarga nya.

"hallo?"

"hallo? kenapa?"

"hallo kak, kakak jadi kan dateng kesini?"

"aduh kaya nya gue gabisa deh.."

"yah kenapa kak?"

"gue banyak tugas, mama sama papa juga sibuk"

"yahh tapi kan aku besok ulang tahun kak, masa gabisa dateng?"

"gabisa, orang sibuk masa di paksa dateng, udah deh lagian cuma ultah doang jangan alay"

"yaudah deh gapapa"

"nah gitu"

"aku mau ngomong sama mama, kak"

"bentar"

telepon beralih ke mama Avril.

"hallo sayang"

"mamaa, aku kangen. mama gabisa kesini ya?"

"mama juga kangen Avril, kita tetep dateng kok sayang"

"loh mah? kan mama sibuk"

suara kakak Avril menyahut.

"sstt bisa kok bisa, Avril tunggu aja ya disitu. kita pasti kesana, mama kangen banget sama Avril"

"SERIUS MAH? YEEAAYYY!!"

sorak Avril gembira.

"iya sayang, tadi yang di bilang kakak mu jangan di dengar ya"

Avril mengangguk seolah-olah mama nya dapat melihat nya.

"iya ma gapapa kok, Avril tunggu ya ma.."

"iya sayang, dadah"

"dadah"

sambungan telepon pun terputus.

Avril tersenyum senang dan sedikit berjingkrak-jingkrak karna saking gembira nya.

ia tak sabar menunggu kedatangan mereka disini.

walaupun harus menunggu, Avril tidak keberatan karna ia tahu jarak antara Jakarta menuju Bogor lumayan jauh jadi Avril memaklumi nya.

•••

"mama gimana sih? katanya mama sama papa sibuk!" kesal sang kakak perempuan Avril yang bernama Tasya.

badan Tasya menyandar pada meja dapur, ia melipat kedua tangannya depan dada sambil menampakkan wajah kesal.

Tasya dan mama nya memang tengah berada di dapur karna mereka juga sedang membuat sarapan.

"kakak, sesibuk apapun papa sama mama, pasti kami sempatkan waktu untuk keluarga"

"apalagi ade mu itu ulang tahun, kasian kan kalau dia rayain ulang tahun nya sendirian" sambung Nelly menjelaskan dengan lembut.

"ish yaudah deh, aku males ikut. kalian aja sana yang pergi" Nelly tersenyum lalu mengusap rambut Tasya.

"semua nya harus ikut" Tasya menghela napas kasar.

"iya iya yaudah" setelah itu dia langsung pergi ke kamar nya.

anak laki-laki yang baru saja keluar dari kamar mandi terheran melihat tingkah sang adik yang terlihat kesal, ia pun menghampiri Nelly.

"kenapa tuh mah?" tanya sang abang bernama Axel.

"biasalah" seolah paham, Axel mengangguk.

"oh ya nanti abang jangan lupa siap-siap, kita ke Bogor nanti sore" lanjut Nelly mengingatkan.

"siap, tapi nanti Axel ke rumah Natalia dulu ya mah" jawab Axel sekaligus meminta izin.

"dasar, yaudah gapapa. ayo sarapan dulu" mereka pun masuk ke ruang makan dengan Nelly yang membawa beberapa piring berisi sarapan mereka.

"PAPAA AYO SARAPAN" teriak Nelly memanggil suami.

Jordan turun dan langsung duduk di kursi makan, di samping Nelly.

"kakak mana mah?" tanya Jordan sambil mengambil garpu.

"biasalah ngambek di kamar nanti juga kalau laper turun" jawab Nelly santai.

mereka mulai sarapan dan suasana menjadi hening, hingga akhirnya Nelly kembali membuka suara.

"nanti kita mau kasih kado apa ke Avril?"

"kasih aja kaya tahun kemarin mah" jawab Axel.

"aduh masa itu, harus berbeda dong!"

ucap Nelly menolak.

"terus apa dong? kalau Axel mah udah ada kado sendiri buat Avril hehe" kata Axel sambil memainkan alis nya.

"apa tuh bang?" tanya Nelly penasaran.

"ada deh, rahasia~" Nelly menggeleng pelan.

"papa, kita kasih hadiah apa nih?" tanya Nelly kepada Jordan yang diam dan asik makan.

"baju? sepatu? topi? kan ada banyak" jawab Jordan menyarankan.

"baju aja mah" saut Axel.

"oke baju aja ya nanti mama beli dulu, papa anterin mama yaa" Jordan mengangguk dan mereka pun melanjutkan makan bersama.

•••

"ish sebel banget deh. kenapa Avril terus yang di utamain? gue nya kapan?" Tasya mendengus.

ia berada di kamar nya dengan posisi tengkurap di atas kasur.

layar laptop menyala sambil menampilkan sebuah gambar pemandangan kota berselimut salju.

"males banget dateng kesana, mending juga rebahan disini"

Ting!

suara notifikasi pesan masuk dari ponsel milik Tasya. segera ia membuka dan membaca nya.

ade gembel : kakak, dateng kesini ya? Avril kangen banget sama kak Tasya

membaca pesan itu, Tasya menghela napas berat dan menutup ponsel nya tanpa membalas pesan tersebut.

"hilih sok-sokan bilang kangen, bilang aja nanti lu mau pamer ke gue. mana sok lembut lagi, wlee.." ia pun membenahi laptop nya dan mulai memejamkan mata, ia ingin melanjutkan tidur walaupun sudah pagi hari.

•••

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!