kapan mereka datang?

"PAPA AYO BURUAN!" Teriak Nelly menunggu di ruang tamu.

sekarang sudah malam hari dan waktu nya untuk berangkat ke rumah kakek dimana letak nya ada di Bogor.

Tasya, Axel, dan Jordan turun dari tangga bersamaan dengan beberapa barang di tangan masing-masing.

mereka menghampiri Nelly.

"ayo cepetan nanti keburu malem" kata Nelly tak sabaran. sungguh ia merindukan putri kecil nya yang sebentar lagi akan berulang tahun.

"iya sayang sabar dulu. Axel, barang semua udah siap? gak ada yang ketinggalan kan?" tanya Jordan memastikan.

Axel mengangguk.

"udah kok pah, ayo" mereka pun keluar dari rumah dan memasuki mobil.

posisi Jordan dan Nelly di depan, Tasya dan Axel di belakang.

mereka pun berangkat dengan kecepatan sedang.

"kira-kira kita sampe jam berapa?" tanya Axel kepada Jordan.

"sekarang jam 8, kemungkinan jam 10 sampai disana" jawab Jordan dan di angguki oleh Axel.

"2 jam? ish lama banget!" sahut Tasya cemberut.

"iya tapi kalau lewat tol ya bisa jadi sampai jam 9. lebih cepet kan" kata Jordan.

"tetep aja lama" sewot Tasya lalu memasang earphone di telinga nya dengan wajah yang masam.

"hadeh gitu aja lu sewot, sabar dikit napa" ucapan Axel tak di dengar oleh Tasya.

"iya kak, sabar" kata Nelly sambil tersenyum.

"papa kalau cape bisa gantian sama Axel" Jordan menggeleng.

"papa udah istirahat cukup tadi, udah minum kopi juga jadi bakal strong kaya Ironman" Axel dan Nelly terkekeh mendengar Jordan.

mobil pun terus melaju menuju tol membuat mereka semakin tak sabar untuk cepat sampai di kediaman sang kakek.

drrtttt... drrrttt...

ponsel Tasya bergetar, gadis itu segera mengangkat panggilan masuk yang berasal sang adik, Avril.

"hallo apaan?"

"hallo kak, kalian udah berangkat belum?"

"udeh ini lagi di jalan"

"liat dong, ayo video call an"

"ish banyak mau"

panggilan suara pun beralih ke panggilan video.

Tasya mengarahkan ponsel nya ke arah Axel, Jordan dan Nelly.

"halloo sayang, tungguin mama disana ya?" kata Nelly kepada orang di sebrang sana.

"iya mah, hati-hati yaa jangan sampai kenapa-napa"

"iya sayang, jangan kemana-mana ya. mama sayang Avril"

"papa juga sayang Avril"

"woi de! nanti sampai sana kita jalan-jalan bareng kakek ya. abang udah lama ga ke air terjun di dekat sana" Axel menyahut sambil memegang ponsel milik Tasya.

"iya bang, itu mah gampang bisa di bicarain disini nanti"

"takut ga sempet" Axel terkekeh lalu tak lama kemudian ponsel itu di rebut oleh Tasya.

"udah deh lu jangan rewel nanti juga sampe" Tasya mematikan sambungan telepon nya lalu kembali mendengarkan musik.

"wuu rusuh anjir"

"kakak ga sopan begitu, kan kita lagi bicara" kata Nelly menegur Tasya.

"tau tuh gajelas banget"

Tasya hanya diam sambil memejamkan mata.

mereka semua memejamkan mata kecuali Jordan yang masih fokus menyetir.

•••

Avril menghampiri kakek nya dengan wajar riang.

"kakek-kakek!" panggil Avril kearah kakek nya yang sedang menonton tv di ruang tamu.

"ada apa?" sang kakek menoleh ke arah Avril.

"mama sama papa udah di jalan, paling sebentar lagi mereka sampai, kek" jawab Avril duduk di samping kakek nya.

kakek Avril memeluk lalu mengusap kepala Avril yang berada di samping nya.

"bagus lah, kita tunggu disini saja ya"

Avril mengangguk lalu ikut menonton bersama sang kakek.

sesekali mereka makan bersama sambil bolak balik memperhatikan jam seolah tak sabar akan kehadiran keluarga mereka.

"kakek, Avril ngantuk" Avril bersandar di bahu kakek nya yang ternyata sudah tertidur duluan.

perlahan Avril memejamkan mata nya dan mulai terlelap tidur.

waktu terus berlalu, Avril dan kakek nya masih tertidur dengan posisi yang sama, mereka duduk di atas sofa depan TV.

1 jam...

2 jam...

3 jam...

4 jam...

kakek Avril terbangun dan melihat jam dinding yang tertera di hadapannya.

"jam 12 lewat" sang kakek heran karna anak dan menantunya belum sampai juga disini.

ia bangun dan mematikan tv yang menyala sedari tadi.

perlahan ia membenarkan posisi tidur Avril menjadi berbaring di sofa sepenuh nya, agar gadis kecil itu lebih nyenyak tertidur.

namun hal itu membuat Avril terbangun, alhasil mereka berdua sama-sama melek.

"kakek, papa sama mama udah sampai?" tanya Avril sambil mengusap mata nya.

"belum, ril. kakek bingung" sang kakek mencoba untuk menelepon salah satu di antara mereka melalui telepon rumah.

ternyata tidak ada satupun yang mengangkat.

"ga di jawab ya kek?" kakek mengangguk Avril menghela napas.

"coba Avril telepon ya kek" dia bergegas mengambil ponsel nya lalu menghubungi nomor abang, kakak, mama, dan papa nya.

namun hasil nya nihil...

mereka mulai cemas tapi tetap berfikir positif.

"aduh kok belum sampai ya, kek" Avril sudah gusar. berulang kali dia menghubungi keluarga nya tapi tak ada jawaban.

"tenang mungkin macet di jalan" kakek mencoba untuk menenangkan Avril yang terlihat sangat cemas.

"jangan khawatir" kakek tersenyum hangat kepada Avril sambil mengusap kepala nya.

mereka memilih untuk tetap menunggu hingga pagi pun tiba.

belum ada tanda-tanda bahwa mereka datang, semua tidak bisa di hubungi, membuat Avril semakin panik.

perasaan nya mulai kacau dan di penuhi rasa takut.

"kakek.. mama sama papa mana?" Avril bertanya dengan nada sedih.

"mereka sebentar lagi akan sampai, tenang ril" kakek tak berhenti menenangkan cucu nya yang kepalang panik.

"tapi-"

tinininit! tininit!

telepon rumah berbunyi, kakek segera mengangkat nya.

"hallo?"

"dengan bapak Hendra?"

"iya saya sendiri, bapak siapa?"

"kami dari tim kepolisian ingin mengabarkan bahwa mobil ber-plat nomor B ××××× telah mengalami kecelakaan di jalan tol Jagorawi. jika benar mobil itu dari keluarga anda, di mohon untuk datang ke rumah sakit harapan jaya secepatnya. terimakasih"

deg!

jantung kakek serasa berhenti berdetak, ia sangat shock dengan kabar yang ia terima di pagi hari ini.

pikiran nya kosong seketika dan terdiam mematung dengan air mata yang mulai berlinang.

"pak?" bahkan panggilan dari orang di seberang sana pun tak membuyarkan lamunan nya.

tak lama ia tersadar.

"benar pak itu mobil anak dan menantu saya, terima kasih pak" sambungan telepon terputus.

kakek berbalik menghadap Avril dan memeluk nya.

Avril mengerutkan alis dan membalas pelukan kakek.

"kakek? kakek kenapa?" tanya Avril kebingungan melihat sang kakek yang menangis sambil memeluk nya.

"kakek gapapa kan? itu tadi siapa?" Avril terus bertanya-tanya karna heran.

Avril hanya mendengar Isak tangis dari kakek nya yang semakin erat memeluk Avril.

"papa dan mama kamu kecelakaan"

•••

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!