Persimpangan Cinta Rajendra
Tawa kebahagiaan keluarga terdengar begitu menyenangkan. Sebuah keluarga memang menjadi tempat ternyaman bagi semua orang. Apalagi jika semuanya sudah berkumpul, menjadi momen yang sangat ditunggu untuk mengeratkan tali persaudaraan.
Dikediaman keluarga Prakasa, seluruh keluarga sedang berkumpul untuk merayakan hari ulang tahun Kakek Hardi yang ke 70. Semua cucu dan cicitnya sudah berkumpul disana, termasuk Bara dan Steven beserta keluarga kecilnya.
"Wah, siapa nih yang baru datang. Gimana rasanya jadi lulusan terbaik? Seneng dong pasti." Rania berseloroh begitu melihat sosok gagah seorang pria yang berjalan masuk kedalam rumah.
Pria itu tak lain adalah Rajendra Christopher Prakasa, putra pertama pasangan Bara dan Kyara. Bayi kecil yang dulu ditunggu-tunggu kelahirannya itu, kini sudah tumbuh menjadi seorang pria gagah yang begitu mempesona. Semua orang tidak perlu menoleh dua kali untuk melihat ketampanan Rajendra. Mewarisi segala kesempurnaan yang Bara dan Kyara punya.
"Hahaha, Bibi bisa saja. Rasanya ya begitu saja, bukankah Bibi juga sering?" Rajendra menanggapi dengan tawanya yang manis.
"Paman," sapa Rajendra pada sosok Steven yang berdiri dibelakang Rania.
"Selamat datang kembali Rajendra, Paman ucapkan selamat ya untuk kelulusannya," ujar Steven memberikan pelukan hangat kepada keponakannya itu.
"Terima kasih, Paman."
"Kyara, aduh lama banget ya kita nggak ketemu? Udah mau setahun nggak sih?" Rania bergantian memeluk adiknya dengan begitu heboh.
"Dua tahun nggak sih, Kak?" timpal Kyara tak kalah hebohnya.
Ya, begitulah mereka berdua jika bertemu, padahal sebenarnya Kyara dan Rania pernah bertemu, hanya saja tidak terlalu sering karena kesibukan masing-masing. Apalagi Kyara sering menemani Bara bekerja diluar kota, pasalnya suaminya itu tidak bisa barang sekejap jika tanpa istrinya.
"Hahaha, kau sih sibuk ngintilin suami sampai nggak ada waktu," cibir Rania dengan gayanya. "Oh ya, Revan apa kabar? Aku dengar dia mau masuk kuliah kedokteran," lanjut Rania menatap sosok pria muda lain yang datang bersama adiknya.
"Benar Bibi," sahut Revan yang tak lain adalah putra kedua pasangan Bara dan Kyara.
Ya, pernikahan mereka dikaruniai dua orang putra yang begitu mempesona. Umur Rajendra dan Revan tidak terpaut jauh, hanya selisih 4 tahun saja. Wajah mereka pun sama-sama tampan, tapi baik Rajendra maupun Revan memiliki ciri ketampanannya masing-masing.
Mereka lalu lanjut mengobrol, membiarkan hal yang selama ini mereka lewati dari mulai A sampai Z. Bara dan Steven pun terlihat sudah begitu akrab meski kadang begitu serius, mereka benar-benar sudah melupakan masa lalu mereka yang memang sudah seharusnya dilupakan itu.
Kakek Hardi pun ikut bergabung besama cucu dan cicitnya. Tidak ada yang lebih membahagiakan dimana waktu tua kita dihabiskan bersama keluarga.
"Ehm, Paman dan Bibi hanya datang kesini sendiri?" tanya Rajendra setelah cukup lama mengobrol.
"Tidak, kita datang bersama Kalea juga. Tapi dia tadi mengeluh kepalanya pusing, jadi izin tidur dulu," sahut Rania menjelaskan.
Rajendra mengangguk-angguk singkat, ia lalu melanjutkan lagi obrolannya dengan yang lainnya sebelum ia berpamitan pergi.
"Mau kemana?" tanya Bara melirik putranya yang sangat mirip dengannya itu.
"Aku mau menghubungi temanku dulu sekalian istirahat, aku sangat lelah sekali Ayah," sahut Rajendra seraya memijat tengkuknya.
"Oh iya, Rajendra istirahat saja, dia baru pulang dari luar negeri, pasti capek banget. Acaranya juga masih nanti malam, istirahat saja Sayang," timpal Kyara begitu perhatian.
"Ck, Ibu pilih kasih, aku juga capek habis magang ujian sekolah," celetuk Revan seolah begitu iri karena Ibunya lebih perhatian pada Kakaknya.
Celetukannya itu sontak membuat semua orang yang ada disana tertawa. Rajendra dengan gemas menyentil dahi adiknya.
"Hei bocah, kau ini masih kecil tapi sudah pintar iri. Kalau kau lelah istirahat saja," tukas Rajendra.
"Apaan sih Kak, kita hanya beda 4 tahun, jadi jangan memanggilku bocah. Dan ingat, aku sudah lulus SMA," sergah Revan merengut kesal, pasalnya sedewasa apapun dirinya, pasti masih dianggap anak kecil oleh semua keluarga.
"Hahaha, tetap saja kau itu bocah," kata Rajendra tidak mau kalah.
"Sudah, sudah, kalian ini memang ya." Kyara menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua putra kesayangannya itu. "Rajendra, jangan menganggu Adikmu. Kalau kau istirahat pergilah, Revan juga boleh istirahat, tapi ingat, malam nanti kalian jangan sampai telat, acaranya jam 7," titah Kyara memperingatkan dengan suara tegasnya, tapi masih terdengar lembut ditelinga anak-anaknya.
"Baik, Ibu." Rajendra dan Revan menyahut kompak sebelum mereka beranjak dari ruang tengah.
Bara yang melihat pemandangan itu tersenyum tipis, hatinya benar-benar bahagia karena sudah memiliki hidup yang sempurna, bersama wanita yang dicintainya dan anak-anak yang mengagumkan.
_______
"Kakak mau kemana?"
Revan bertanya heran saat sampai diruang atas melihat Kakaknya tidak berjalan kearah dimana kamarnya berada.
"Kau tidak perlu tahu bocah, kembalilah ke kamarmu," sahut Rajendra dengan begitu santai.
"Ck, berhentilah memanggilku bocah, menyebalkan!" seru Revan semakin kesal saja.
"Kau memang bocah, belum punya pacar 'kan?" seloroh Rajendra mengulas senyum mengejeknya.
"Sok-sokan bicara pacar, memangnya Kakak punya?" cetus Revan mengangkat alisnya, ia balas mengejek Kakaknya.
Rajendra tersenyum tipis, nyaris tidak terlihat saat mendengar ucapan Adiknya itu. "Sudahlah, jangan mengangguku. Aku mau lihat-lihat dulu," kata Rajendra segera pergi meninggalkan Adiknya.
"Kak, Kakak mau kemana? Kak!"
Meski Revan memanggil-manggil Rajendra, pria itu sama sekali tidak mempedulikannya, ia tetap berjalan lurus menyusuri rumah Kakeknya yang sangat besar itu. Bagian lantai dua itu hanya ada kamar dan ruang baca, jadi begitu sepi sekali, apalagi para pelayan masih sibuk di dapur untuk persiapan acara nanti malam.
Rajendra berjalan menuju sebuah kamar yang letaknya paling ujung. Ia sempat melirik sekitarnya sebelum masuk kedalam kamar itu.
"Kebiasaan," gumam Rajendra saat menyadari jika kamar itu tidak terkunci sama sekali.
Rajendra segera menutup pintunya kembali lalu menguncinya. Ia berjalan perlahan menuju ranjang, dimana seorang gadis cantik terlelap begitu damai. Rajendra berdiri tepat didepan gadis itu, ia tersenyum tipis seraya mendekatkan wajahnya.
"Bangun putri tidur," bisik Rajendra dengan sengaja menghembuskan nafasnya yang hangat hingga menerpa wajah gadis itu.
Cukup terusik karena ulahnya, gadis cantik itu terbangun, mengerjapkan matanya indah perlahan-lahan dan disambut senyuman manis Rajendra yang sudah menantinya.
"Hai," kata Rajendra masih dengan senyum manisnya yang begitu menawan.
Kalea sempat mengerutkan dahinya, samar-samar ia melihat wajah Rajendra, sesaat kemudian matanya membulat sempurna dan ia langsung menundukkan dirinya.
"Kakak!" seru Kalea begitu kaget, tapi sedetik kemudian ia langsung menghambur kepelukan pria itu. "Aaaaaa ... Kakak kapan pulang? Kenapa nggak ngabarin aku?" protes Kalea bersungut-sungut kesal.
"Serindu itu kau padaku, Nona?" celetuk Rajendra semakin mengembangkan senyumnya, ia membalas pelukan wanitanya dengan begitu hangat.
"Ish, memangnya Kakak tidak merindukanku?" Kalea langsung melepaskan pelukannya, ia memandang Rajendra dengan wajah kesalnya yang menggemaskan.
"Menurutmu?"
Bukannya menjawab pertanyaan Kalea, Rajendra justru balas bertanya membuat kekesalan Kalea bertambah.
"Baiklah, sepertinya Kakak memang tidak merindukanku," ketus Kalea melipat tangannya diatas perut lalu memutar tubuhnya membelakangi Rajendra, menunjukkan jika ia benar-benar sangat kesal.
Rajendra terkekeh-kekeh senang, ia mendekatkan dirinya lalu memeluk Kalea dari belakang, membuat wanita itu cukup kaget.
"Mana mungkin aku tidak merindukan kekasihku? Aku sangat merindukanmu Kalea, sangat merindukanmu," bisik Rajendra tepat ditelinga Kalea.
"Kak," lirih Kalea mengigit bibirnya, hembusan nafas Rajendra begitu menggetarkan hatinya.
Kalea menoleh sesaat untuk melihat Rajendra, keduanya saling pandang dengan tatapan penuh cinta dan kerinduan. Sudah enam bulan lamanya mereka tidak bertemu karena Rajendra menyelesaikan kuliahnya diluar negeri. Membuat kerinduan itu begitu menggebu-gebu.
"Kalea ..." ucap Rajendra mengusap lembut pipi Kalea.
"Kak ..." Kalea menjawab seraya memejamkan matanya begitu tahu Rajendra mulai mendekatkan wajahnya. Keduanya sudah begitu siap untuk saling melepaskan rindu yang menyeruak.
Namun ...
Tok Tok Tok
"Kalea? Sayang ... ."
Happy Reading.
TBC.
Halo semuanya.
Kembali lagi dicerita author Virzha.
Cerita kali ini kisah anak-anaknya Bara dan Kyara ya.
Buat yang belum tahu siapa mereka, boleh baca novel author yang berjudul "Belenggu Kakak Ipar".
Selamat membaca dan semoga suka lalu jatuh cinta. Jangan lupa juga buat kasih dukungan buat author dengan cara like, komen dan subscribe ya guyssss.
Cekidot kuys!!!
Bonus Visual.
Rajendra Christopher_
Kalea Aiden_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
biar betul, Rajendra suka dengan Kalea kan mereka sepupu....
2024-08-23
0
Yunerty Blessa
apa Rajendra ingin ke temu dengan Kalea....
2024-08-23
0
Nenk Jelita
Christopher ky gt jauh dr cerita yg gagah thor
2023-12-10
1