PCR 05. Cinta Terhalang Restu.

Bara mengepalkan tangannya begitu erat, ia tidak terima Steven menyebut putranya seperti itu. Tanpa pikir panjang, Bara balas melayangkan pukulannya ke wajah Steven.

"Bara!" Kyara memekik kaget melihat apa yang dilakukan suaminya itu. Bukannya merendam amarah, justru Bara semakin memperkeruh suasana.

"Bang sat! Jangan merasa dirimu sok suci, Steven! Kau bahkan hanya pecundang lemah yang tidak pernah berani mengakui kesalahanmu, bedebah!" teriak Bara benar-benar tidak terima dengan apa yang diucapkan Steven.

"Kau yang pecundang!" teriak Steven bangkit seraya mengusap sudut bibirnya yang robek karena pukulan Bara tadi.

"Bara, Steven stop!" Kyara langsung membentak begitu melihat Bara ingin merangsek maju lagi. "Kalian ini sebenarnya kenapa? Kalian sudah menjadi orang tua, harusnya bisa menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin. Bukan malah seperti ini," sambungnya dengan nada kesal yang tidak ditutupi.

"Dan untuk Kak Steven, kenapa Kakak langsung memukuli putraku? Kesalahan apa yang membuat dia harus dipukuli?" Kali ini Kyara berbicara seraya menatap Steven dengan begitu tajam.

Hati Ibu mana yang tidak sakit melihat anaknya dipukuli sampai babak belur seperti itu. Kyara bahkan sampai tidak tega melihat bagaimana Rajendra yang sudah kewalahan tapi masih dihajar oleh Steven, segera saja ia membantu Rajendra untuk berdiri.

"Kenapa bisa seperti ini, Nak? Apa kau baik-baik saja?" tanya Kyara dengan wajah cemasnya.

Rajendra menggeleng lemah, meski tubuhnya remuk ia tidak akan menyerah untuk mempertahankan cintanya dengan Kalea.

"Tanyakan saja pada putramu itu, apa yang sudah dilakukannya," desis Steven masih dengan nada marahnya.

Semua orang kini memandang Rajendra dengan tatapan penuh tanya. Hal apa yang bisa membuat Steven begitu marah? Padahal tadi semuanya baik-baik saja.

"Rajendra, ada apa sebenarnya?" tanya Rania, ia juga cukup bingung dengan keadaan ini.

"Sebaiknya kita bicarakan semua ini didalam," tutur Kakek Hardi dengan suara tegasnya.

_______

Kini semua keluarga berkumpul di ruang tengah untuk menanyakan apa yang menjadi alasan Steven begitu marah. Rajendra duduk dengan didampingi Bara, dan Kalea bersama Mamanya Rania. Suasana tegang itu begitu terasa karena Steven dan Bara sibuk beradu pandang dengan sengit.

"Rajendra dan Kalea memiliki hubungan," kata Steven memulai pembicaraan.

"Hubungan apa maksudmu? Katakan dengan jelas!" seru Bara.

"Memangnya hubungan apalagi? Mereka berpacaran tanpa sepengetahuan kita semua. Tapi aku yakin, Kalea tidak akan mau dengan Rajendra kalau bukan dia yang memaksanya," ujar Steven begitu berapi-api, masih tidak rela jika putrinya mempunyai hubungan dengan seorang pria, apalagi Rajendra.

"Apa?"

Bukan hanya Bara yang terkejut, tapi seluruh keluarga terkejut mendengar ucapan Steven. Mereka sontak memandang Ranjendra yang hanya diam dan Kalea yang menangis seraya menunduk.

"Omong kosong apa ini?" Bara tidak langsung percaya. "Rajendra, katakan pada Ayah, apa yang dikatakan pria ini tidak benar 'kan?" Bara bertanya seraya memandang putranya dengan tajam.

Rajendra terdiam sesaat, ia mengangkat wajahnya dan memandang semua orang yang menunggu jawaban darinya itu. Sekarang sudah terbongkar, apalagi yang harus ditutupi?

"Tidak Ayah, semua yang dikatakan Paman memang benar. Aku dan Kalea saling mencintai," jawab Rajendra dengan begitu lantang.

Lagi-lagi keluarga dikejutkan dengan pengakuan Rajendra, kabar ini benar-benar diluar prediksi mereka.

"Kenapa? Ada yang salah dari itu?" Kali ini Rajendra bertanya seraya menatap semua orang yang ada disitu bergantian.

"Apa-apaan kau ini? Kau pikir ini semua lelucon, Rajendra?" bentak Bara menatap nyalang pada putranya. Rasa kagetnya tiba-tiba saja langsung berubah penuh kekesalan.

"Aku tidak mengatakan ini lelucon, aku dan Kalea memang saling mencintai, Ayah. Sebelumnya kami memang menutupi hubungan ini karena Kalea belum lulus kuliah, tapi sekarang kalian sudah tahu. Izinkan aku menjalin hubungan dengan Kalea," kata Rajendra menjelaskan semuanya dengan sangat gamblang tanpa tahu jika saat ini ada dua orang yang siap untuk meledak kapan saja.

"Tidak bisa!"

"Tidak bisa!"

Dua jawaban langsung meluncur begitu saja dari mulut Bara dan Steven. Mereka beradu pandang dengan sengit, Steven bahkan langsung bangkit dari duduknya karena sangking emosinya.

"Sampai kapanpun aku tidak akan mengizinkan putriku memiliki hubungan denganmu," sergah Steven dengan segala emosinya.

"Kenapa Ayah? Aku mencintai Kak Rajendra, kenapa Ayah tidak mengizinkannya? Aku berjanji akan sekolah dengan benar, tapi-"

"Ini bukan karena masalah sekolah! Tapi aku tidak sudi memiliki menantu seperti dia!" tuding Steven.

"Brengsek! Apa kau pikir aku sudi punya menantu seperti putrimu? Tidak Stev, lebih baik aku tidak punya menantu daripada putraku harus menikah dengan putrimu!" seru Bara tak mau kalah.

"Cih, bahkan jika putramu satu-satunya pria didunia ini, aku tetap tidak akan mengizinkan putriku menikahinya. Anak seorang yang suka selingkuh pasti akan menjadi tukang selingkuh juga, untuk apalagi-"

"Brengsek! Tutup mulutmu, Stev!"

Bugh

Bara yang sudah begitu emosi langsung merangsek maju dan menghajar Steven. Pria itu begitu murka karena Steven terus memojokkan putranya. Padahal menurutnya bukan hanya Rajendra yang salah dalam hal ini, tapi Kalea pun sama saja.

Lalu, kenapa harus putranya saja yang disalahkan?

Dan yang lebih membuat Bara marah adalah, Steven seolah merendahkan Rajendra dengan mengaitkan masa lalunya. Ia mungkin pernah berbuat dosa, tapi anaknya yang tidak tahu apapun, haruskah mendapatkan penghakiman?

"Bara, aku mohon hentikan ini!" teriak Kyara mencoba menarik lengan suaminya.

"Biarkan aku menghabisi ba ji ngan ini agar tidak berbicara kurang ajar, Kya!"

Siapa yang tidak kenal sifat Bara yang emosional dan pendendam. Ia pasti akan membalas siapa saja yang menyenggol keluarganya. Dan hal itu berlaku juga untuk Steven meski dia adalah sepupunya sendiri.

"Bara, lepaskan suamiku." Rania pun ikut membantu melerai perkelahian itu, tapi hasilnya sama saja.

"Bara, lepaskan Steven!" Kakek Hardi ikut berseru, barulah Bara melepaskan Steven.

"Beritahu cucu Kakek ini, jangan bertingkah dia paling suci," ujar Bara seraya berdecih sinis.

"Cih, kau pun juga bukan manusia suci. Aku harap setelah ini kau mengajari putramu untuk tidak lagi mendekati putriku," tukas Steven, tertatih-tatih bangun dari lantai meski tubuhnya sakit semua.

"Rania, ayo kita pulang sekarang. Bawa Kalea," titah Steven pada istrinya.

Rania sedikit terkejut, ia memandang Kalea yang menggelengkan kepalanya. Ia bingung harus bersikap seperti apa, tapi semua ini benar-benar mengejutkannya.

"Papa, aku-"

"Diam! Kita pulang sekarang!" Steven langsung membentak sebelum Kalea mengatakan apapun, ia bahkan tidak segan menyeret putrinya agar pergi meninggalkan rumah itu.

"Lea." Rajendra ikut bangkit dari duduknya, ia ingin menyusul kekasihnya.

Namun, Bara sudah lebih dulu menghadangnya seraya melayangkan tatapan yang sangat tajam.

"Diam ditempatmu, Rajendra. Jika kau berani mengejarnya, itu artinya kau bukan anakku lagi," kata Bara dengan nada yang sangat serius, pun sorot matanya yang mengatakan kalau ia sedang tidak bermain-main.

Rajendra kaget mendengar ucapan Ayahnya, ia memandang Ayahnya yang benar-benar sangat serius itu. Jika Ayahnya sudah seperti itu, mau sekuat apapun Rajendra melawan, Bara tidak akan merubah keputusannya.

Akhirnya Rajendra hanya bisa menatap nanar kepergian Kalea, mereka saling mencintai, kenapa harus dipisahkan?

Happy Reading.

TBC.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

keras kepala 🤦‍♀️

2024-08-23

0

Latte

Latte

masa lalu jadi di ungkit kembali kan🥴

2023-09-19

1

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

perang dunia ke 10 😜😜😜

2023-07-08

4

lihat semua
Episodes
1 PCR 01. The Prakasa's Family.
2 PCR 02. Rasa Cinta.
3 PCR 03. Mulai Curiga.
4 PCR 04. Terbongkar Sudah.
5 PCR 05. Cinta Terhalang Restu.
6 PCR 06. Pergi.
7 PCR 07. Wanita Antah Berantah.
8 PCR 08. Senja.
9 PCR 09. Rajendra Pergi.
10 PCR 10. Suara Yang Merdu.
11 PCR 11. Semalam Bersamamu.
12 PCR 12. Terjebak.
13 PCR 13. Kesialan Yang Bertubi-tubi.
14 PCR 14. Wanita Pembawa Sial.
15 PCR 15. Surat Cerai.
16 PCR 16. Wanita Asing.
17 PCR 17. Revan Yang Menyebalkan.
18 PCR 18. Suka-Suka Revan.
19 PCR 19. Bagian Diri Yang Tak Rela.
20 PCR 20. Kemarahan Tidak Jelas.
21 PCR 21. Perasaanku Sudah Berubah.
22 PCR 22. Ponsel Baru.
23 PCR 23. Ternoda.
24 PCR 24. Tatapan Penuh Luka.
25 PCR 25. Cinta Itu Luka.
26 PCR 26. Tidak Ingin Hidup Lagi.
27 PCR 27. Izinkan Aku Pergi.
28 PCR 28. Aku Pasti Menemukanmu.
29 PCR 29. Melangkah Tanpa Arah.
30 PCR 30. Mencari Senja.
31 PCR 31. Perseteruan Sengit.
32 Bab 32. Kau Adalah Takdirku.
33 PCR 33. Berani Melawan.
34 PCR 34. Rumit.
35 PCR 35. 100 Cara Untuk Mendapatkanmu.
36 PCR 36. Mie Instan.
37 PCR 37. Selalu Ingin Dekat.
38 PCR 38. Menginginkan Senja.
39 PCR 39. Semua Mengejutkan.
40 PCR 40. Tidak Ada Jalan Lain.
41 PCR 41. Teramat Menyakitkan.
42 PCR 42. Wanita Pembawa Sial.
43 PCR 43. Pergi Tanpa Kabar.
44 PCR 44. Menangislah, Senja.
45 PCR 45. Sudah Cukup Semuanya.
46 PCR 46. Sakit Hati Yang Menyiksa.
47 PCR 47. Menjadi Lebih Baik.
48 PCR 48. Beri Aku Waktu.
49 PCR 49. Persiapan.
50 Bab 50. Bertemu Keluarga Besar.
51 PCR 51. Perhatian Rajendra.
52 PCR 52. Melihat Bintang.
53 PCR 53. Bintang Yang Paling Indah.
54 PCR 54. Senja Vs Kalea.
55 PCR 55. Bukankah Aku Yang Lebih Berhak?
56 PCR 56. Honeymoon?
57 PCR 57. Aku Pinjam Ponselmu.
58 PCR 58. Proklamasi Cinta.
59 PCR 59. Pesona Lautan.
60 PCR 60. Banyak Cinta.
61 PCR 61. Dari Rajendra Untuk Senja.
62 PCR 62. Cintanya Senja.
63 PCR 63. Wanita Terlarang.
64 Menjadi Egois.
65 Akhir Yang Bahagia.
Episodes

Updated 65 Episodes

1
PCR 01. The Prakasa's Family.
2
PCR 02. Rasa Cinta.
3
PCR 03. Mulai Curiga.
4
PCR 04. Terbongkar Sudah.
5
PCR 05. Cinta Terhalang Restu.
6
PCR 06. Pergi.
7
PCR 07. Wanita Antah Berantah.
8
PCR 08. Senja.
9
PCR 09. Rajendra Pergi.
10
PCR 10. Suara Yang Merdu.
11
PCR 11. Semalam Bersamamu.
12
PCR 12. Terjebak.
13
PCR 13. Kesialan Yang Bertubi-tubi.
14
PCR 14. Wanita Pembawa Sial.
15
PCR 15. Surat Cerai.
16
PCR 16. Wanita Asing.
17
PCR 17. Revan Yang Menyebalkan.
18
PCR 18. Suka-Suka Revan.
19
PCR 19. Bagian Diri Yang Tak Rela.
20
PCR 20. Kemarahan Tidak Jelas.
21
PCR 21. Perasaanku Sudah Berubah.
22
PCR 22. Ponsel Baru.
23
PCR 23. Ternoda.
24
PCR 24. Tatapan Penuh Luka.
25
PCR 25. Cinta Itu Luka.
26
PCR 26. Tidak Ingin Hidup Lagi.
27
PCR 27. Izinkan Aku Pergi.
28
PCR 28. Aku Pasti Menemukanmu.
29
PCR 29. Melangkah Tanpa Arah.
30
PCR 30. Mencari Senja.
31
PCR 31. Perseteruan Sengit.
32
Bab 32. Kau Adalah Takdirku.
33
PCR 33. Berani Melawan.
34
PCR 34. Rumit.
35
PCR 35. 100 Cara Untuk Mendapatkanmu.
36
PCR 36. Mie Instan.
37
PCR 37. Selalu Ingin Dekat.
38
PCR 38. Menginginkan Senja.
39
PCR 39. Semua Mengejutkan.
40
PCR 40. Tidak Ada Jalan Lain.
41
PCR 41. Teramat Menyakitkan.
42
PCR 42. Wanita Pembawa Sial.
43
PCR 43. Pergi Tanpa Kabar.
44
PCR 44. Menangislah, Senja.
45
PCR 45. Sudah Cukup Semuanya.
46
PCR 46. Sakit Hati Yang Menyiksa.
47
PCR 47. Menjadi Lebih Baik.
48
PCR 48. Beri Aku Waktu.
49
PCR 49. Persiapan.
50
Bab 50. Bertemu Keluarga Besar.
51
PCR 51. Perhatian Rajendra.
52
PCR 52. Melihat Bintang.
53
PCR 53. Bintang Yang Paling Indah.
54
PCR 54. Senja Vs Kalea.
55
PCR 55. Bukankah Aku Yang Lebih Berhak?
56
PCR 56. Honeymoon?
57
PCR 57. Aku Pinjam Ponselmu.
58
PCR 58. Proklamasi Cinta.
59
PCR 59. Pesona Lautan.
60
PCR 60. Banyak Cinta.
61
PCR 61. Dari Rajendra Untuk Senja.
62
PCR 62. Cintanya Senja.
63
PCR 63. Wanita Terlarang.
64
Menjadi Egois.
65
Akhir Yang Bahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!