Malam mulai datang menggerus cahaya matahari bergantian dengan rembulan. Dikediaman Prakasa sudah cukup banyak tamu yang berdatangan untuk merayakan hari ulang tahun Kakek Hardi. Pria tua itu memang selalu merayakan ulang tahunnya setiap tahunnya.
Para tamu yang datang juga bukan dari kalangan sembarangan, banyak kolega bisnis dari kedua cucunya Bara dan juga Steven yang hadir disana, membuat suasana begitu ramai.
Kalea juga sudah bergabung dengan keluarganya yang lain. Sejak tadi banyak sekali teman-teman Steven yang asyik menggoda Kalea, meminta wanita itu untuk menjadi menantunya.
Tentu saja, hal itu dikarenakan Kalea begitu cantik dan dari keluarga ternama, siapa yang tidak menginginkannya?
"Memang sih ya, semua keluarga Prakasa bibit unggul semua. Apalagi yang ini, paling cantik pokoknya," puji salah satu Ibu sosialita yang terlihat begitu senang melihat Kalea.
"Hahaha, kau ini bisa saja, Devina." Rania menanggapi ucapan temannya itu dengan tawa kecilnya. Sudah terlalu terbiasa jika ada yang memuji putrinya seperti itu.
"Tapi ini beneran loh, apalagi anak-anaknya jeng Kyara, ganteng-ganteng banget sih, persis kayak Papanya," celetuk Devina melirik sosok pria yang baru saja bergabung keacara tersebut.
Kalea ikut melihat siapa yang dimaksud oleh Devina, ternyata Rajendra yang malam itu terlihat begitu gagah dengan pakaian formalnya. Tanpa sadar bibir Kalea terangkat untuk mengulas senyumnya pada Rajendra.
"Rajendra, kesini," panggil Kyara melambaikan tangannya kepada sang putra.
Rajendra tersenyum tipis hingga kedua lesung pipinya terlihat. Ia segera berjalan mendekati Ibunya yang berkumpul dengan para tamu lainnya itu. Sekilas ia melihat Kalea yang ada disana sebelum ia memandang Ibunya kembali.
"Wah wah, pewaris tunggal keluarga Prakasa nih. Makin ganteng aja Rajendra," seloroh Devina mengerlingkan matanya.
Kyara tersenyum mendengar pujian itu. "Rajendra masih ingat Bibi Devina nggak?" ujar Kyara menepuk pelan lengan putranya.
"Bibi Devina? Oh iya aku ingat, Mamanya Nata 'kan?" Rajendra mengangguk mengerti.
"Hahaha, iya benar. Bibi Mamanya Nata," sahut Devina membenarkan.
"Nata apa kabar?" tanya Rajendra untuk sekedar basa-basi, padahal sejatinya pria itu asyik melempar pandang dengan Kalea.
"Kabar baik, nanti juga dia datang kesini. Kamu lama nggak kelihatan, bikin pangling. Udah punya calon belum nih?" seloroh Devina.
"Calon apa Jeng, Rajendra baru aja menyelesaikan pendidikannya. Habis ini mau fokus kerja dulu lah, tapi kalau sudah ada jodohnya juga nggak apa-apa." Kyara menyahut sebelum Rajendra mengatakan apapun, pasalnya wanita itu tahu betul sifat putranya yang jarang bisa dekat dengan wanita.
Rajendra tersenyum tipis, andai Ibunya tahu kalau ia sudah memiliki wanita yang dicintainya, wanita itu pasti akan sangat senang. Sayangnya Rajendra masih merahasiakannya karena permintaan Kalea.
"Lea, mau berdansa?" ucap Rajendra tiba-tiba saja mengulurkan tangannya pada Kalea saat mendengar suara musik yang mengalun lembut.
"Eh, Kakak ngajak aku?" Kalea sedikit kaget, ia menatap Rajendra seolah mengatakan kalau ada orang tua mereka.
"Ya, karena aku tidak punya pasangan, aku akan mengajak adik sepupuku berdansa. Maukah?" kata Rajendra lagi.
Kalea menipiskan bibirnya, Rajendra ini memang paling mengerti apa maksudnya meski tanpa ia mengatakannya.
"Baiklah," ucap Kalea menyetujui.
Kalea dengan anggun menyambut uluran tangan Rajendra dan pria itu segera merengkuh pinggangnya yang kecil. Seulas senyum tipis mengembang disudut bibir keduanya meski tidak terlalu kentara.
"Bibi Rania, malam ini aku pinjam putrimu dulu ya," celetuk Rajendra mengerlingkan matanya kepada Rania.
"Pinjam, pinjam, kau pikir aku barang?" cetus Kalea dengan wajahnya yang pura-pura kesal.
Tingkahnya itu membuat semua orang tertawa karena merasa sangat lucu. Rania dan Kyara juga tidak curiga sama sekali meski selama ini Rajendra dan Kalea begitu dekat. Pasalnya sejak kecil mereka sudah terbiasa bersama, mungkin itu yang membuat mereka begitu dekat sampai dewasa, begitulah pikiran mereka.
Berbeda dengan Steven yang mulai tidak nyaman melihat kedekatan itu. Steven yang sangat menyayangi putrinya merasa tidak rela jika putri kecilnya itu terlalu dekat dengan pria lain.
"Setelah ini, apa kau jadi meminta Rajendra untuk mengurus perusahaan?" tanya Steven pada Bara.
"Tentu saja, dia satu-satunya yang bisa aku andalkan. Kau tahu sendiri, putraku Revan lebih memilih untuk kuliah kedokteran daripada bisnis," sahut Bara seadanya. Harapannya begitu besar pada sosok putra pertamanya itu.
"Itu hal bagus, selagi muda lebih baik belajar bisnis. Tapi aku rasa putramu terlalu dekat dengan putriku," tukas Steven mengutarakan unek-uneknya.
"Apa kau berpikir putraku sedang jatuh cinta pada putramu, Stev?" Bara tersenyum sedikit sinis mendengar ucapan Steven.
"Semoga saja tidak," sahut Steven, tidak ingin memperpanjang, toh sejauh ini Rajendra dan Kalea memang dekat seperti itu.
Bara tidak menjawab, ia melirik dimana Rajendra berada. Pria itu memang terlihat berdansa mesra dengan Kalea ditengah ruangan bersama beberapa tamu lainnya. Rasanya tidak mungkin jika putranya itu memiliki hubungan dengan Kalea.
_______
Malam sudah sangat larut setelah acara ulang tahun Kakek Hardi selesai digelar. Para tamu undangan pun sudah tidak adalagi yang tersisa. Semua penghuni rumah pun sudah mulai masuk kedalam kamarnya masing-masing untuk beristirahat.
Namun, Kalea justru pergi secara diam-diam meninggalkan kamarnya. Ia sudah melepaskan gaunnya yang tadi berganti gaun tidur biasa. Ia berjalan mengendap-endap menuju bagian belakang rumah, dimana sebuah taman bunga berada disana.
Malam itu rembulan bersinar sangat cerah, menerangi bumi dengan sinarnya yang begitu indah. Sesampainya di taman belakang, Kalea melihat sosok pria yang berdiri disana. Tanpa membuang waktunya, Kalea bergegas mendatangi pria itu dan langsung memeluknya dari belakang.
"Kakak, aku datang," kata Kalea mencium harum tubuh pria itu.
Tidak ada jawaban, membuat Kalea mengerutkan dahinya, ia mendongak untuk melihat sosok yang dipeluknya itu.
"Kak Rajendra?" panggilnya dengan suara lirih, keadaan yang gelap membuat ia tidak bisa melihat wajah pria yang sedang dipeluknya.
Menyadari ada yang berbeda dari harum parfum pria yang dipeluknya, Kalea segera melepaskan pelukannya dan pria yang dipeluknya itu juga langsung membalikkan tubuhnya.
"Revan!" seru Kalea begitu kaget saat tahu jika pria yang tidak sengaja dipeluknya adalah Revan.
"Kak Lea?" Revan sendiri kaget melihat Kakak sepupunya itu, apalagi ia sempat mendengar kalau tadi Kalea menyebut nama Kakaknya.
"Maafkan aku, aku-"
"Lea, Revan?"
Ucapan Kalea terputus tatkala mendengar suara berat pria yang begitu khas. Keduanya langsung menoleh dan kaget melihat Rajendra berdiri memandang tajam kearah mereka.
"Kak Rajendra, aku bisa jelaskan," kata Kalea tidak mau jika Kekasihnya itu salah paham.
Rajendra mengepalkan tangannya, tentu ia sangat cemburu melihat wanitanya dekat dengan pria lain. Meskipun Revan adalah adiknya, Rajendra begitu cemburu.
"Ikut aku," kata Rajendra menarik tangan Kalea dengan cukup kasar.
"Kak, bisakah jangan bersikap seperti itu? Tidak seharusnya Kakak meminta wanita datang ke taman sendirian seperti ini," tegur Revan.
Rajendra mengertakkan giginya begitu kuat, ia justru semakin kesal karena Revan mengatakan hal seperti itu. Ia memberikan lirikannya yang begitu tajam tapi tidak mengatakan apapun. Setelah itu ia segera pergi darisana dengan membawa Kalea bersamanya.
Revan menghela nafas panjang, ia tidak perlu repot berpikir, karena dari sikapnya saja ia tahu kalau Kakaknya memiliki hubungan dengan sepupunya.
"Terkadang cinta memang aneh," celetuk Revan seraya berlalu darisana.
Happy Reading.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
tapi cinta Rajendra dan Kalea adalah salah....
2024-08-23
0
Yunerty Blessa
seperti nya Steven mulai curiga nih
2024-08-23
0
Ara Julyana
aku datang membawa mawar untukmu kak othor😘😘😘
2023-07-25
1