Jerat Siluman Ular
Syafira Andriani seorang gadis cantik jelita berambut hitam terurai, dengan bulu mata lentik serta tubuhnya yang ideal, di lengkapi sikap penyayang dan cinta alam membuatnya suka healing ke tempat-tempat yang berbau alam.
Saat ini Syafira tengah berada di naungan sebuah universitas terkemuka di tanah air.
Hari ini Syafira dan keempat temannya, yakni Jessi, Rakha, Kevin dan juga Vino berpetualang ke sebuah hutan lebat dan panjang yang terletak di belahan bumi yang agak jauh dari perkotaan.
Niat mereka ingin camping dan juga menjelajahi hutan di sertai berburu hewan-hewan. Alat-alat telah mereka siapkan, mulai dari pisau, senjata api, bahkan peralatan lainnya yang akan mereka gunakan untuk berburu.
Kebetulan saat ini mereka sedang libur semester, mereka akan memanfaatkan waktu libur ini untuk berpetualang di dalam sebuah hutan.
Kelima sahabat itu selalu bersama selama ini, mereka berkawan sejak masih kecil dan sampai saat ini mereka tetap bersama, baik suka maupun duka.
Dengan beramai-ramai mereka berjalan mencari tempat yang tepat untuk membuat tenda di dalam sebuah hutan lebat tersebut.
Syafira menghentikan langkah, meletakkan tasnya di tanah."Kayaknya tempat ini cocok deh buat bikin tenda, selain tempatnya yang lapang, gak jauh dari sini ada air terjun, kita akan mudah nyari air kalau bikin tenda di sini."
"Boleh juga, aku juga mager jalan jauh cuman mau nyari air, lebih baik kita bikin tenda di sini aja." Sahut Jessi sependapat dengan Syafira.
Tempat yang menjadi titik pemberhentian sangat strategis, selain lapang jauh dari bebatuan, tempat itu juga di naungi pepohonan yang menghalangi teriknya sinar matahari yang menusuk bumi, serta tak jauh dari lokasi titik air terjun berada.
"Nah kalau seperti itu cepatlah kalian buat tendanya." Suruh Syafira pada Rakha, Kevin, dan juga Vino yang bergender laki-laki.
"Enak banget ya main-main nyuruh-nyuruh orang." Celetuk Kevin pada kedua gadis yang tidak mau susah sama sekali.
"Kan ada kamu, kamu kan baik." Dengan kompak dan di iringi senyuman manis kedua gadis itu menatap Kevin yang wajahnya di tekuk.
"Iya-iya, aku sama yang lain yang akan bikin tenda, kalian diem aja." Pasrah Kevin hanya bisa menuruti kedua wanita itu.
"Terima kaaaasih monyet, engkaulah sahabat terbaik aku." Ujar Jessi dengan penuh kemenangan serta ekspresinya amat menjiwai.
"Sekate-kate kamu memang." Celetuk Kevin yang kesal karena di katain monyet.
Jessi tertawa puas, ia sangat suka melihat orang lain tertekan, apalagi Kevin, musuh bebuyutannya mulai dari zaman batu cair hingga batu keras.
"Ayo syaf, kita ke air terjun itu." Ajak Jessi yang di balas anggukan Syafira.
Dou wanita itu berlari mendekati air terjun, suara air yang jatuh terdengar di telinga mereka.
Jarak antara air terjun itu dengan tempat tenda mereka berdiri begitu dekat, tak terlalu jauh sehingga suara air yang berjatuhan terdengar dari posisi mereka berdiri.
"Eh tunggu dulu." Teriak Rakha.
Jessi dan Syafira menghentikan langkah, lalu berbalik menatap mereka semua dengan bertanda tanya.
"Ada apa lagi, kita mau ke air terjun, kalian yang bikin tenda." Ujar Jessi tak sabar untuk melihat air terjun yang suara airnya seperti menghipnotisnya.
"Kamu jangan larang kami, kami cuman pergi ke sana doang kok." Tambah Syafira.
"Kalian boleh ke sana, tapi hati-hati, ingat di sini hutan, pasti ada banyak hewan buas. Kalian jangan main jalan aja, liat kanan dan kiri, karena hewan buas bisa aja sembunyi." Perintah Rakha memikirkan mereka, khawatir ada sesuatu yang terjadi pada mereka berdua.
Di sini kedua wanita itu menjadi tanggung jawab Rakha, Kevin, dan juga Vino. Mereka bertanggung jawab penuh tentang apa yang akan terjadi pada Jessi dan Syafira. Mereka harus memperhatikan betul apa yang Jessi dan Syafira lakukan sehingga tidak akan terjadi sebuah kecelakaan atau sesuatu yang membuat mereka berdua terluka.
"Owh kalau itu mah pasti, kamu gak usah khawatir. Ayo syaf, kita ke sana." Ajak Jessi dengan penuh semangat.
Syafira mengangguk menerima ajakan Jessi dengan senang hati, mereka berdua berlari mendekati air terjun yang menjadi tujuan.
Ketiga pemuda itu hanya menatapi punggung mereka yang berlari dan pelan-pelan mulai menghilang lantaran jarak yang menghalangi.
"Kok aku jadi khawatir sama mereka berdua ya, gimana kalau ada sesuatu sama mereka, kita yang akan kena omel sama ibu mereka." Walau berusaha untuk di sembunyikan rasa khawatir itu tetap terasa di diri Rakha.
"Sana kamu ikutin mereka, biar aku sama Kevin yang akan dirikan tenda. Kamu jaga dua wanita itu, pastikan mereka baik-baik saja." Perintah Vino, itu ia lakukan agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan terhadap Jessi maupun Syafira.
"Baiklah aku akan susul mereka, kalian buat tenda aja, nanti kalau ada kesulitan panggil aku aja." Suruh Rakha.
"Hmmmm." Mereka berdua membalas dengan dehaman.
Rakha berjalan menyusul kedua wanita liar yang tidak bisa diam. Sementara Kevin dan Vino mulai membuat tenda untuk di jadikan tempat istirahat mereka malam ini.
Mereka berniat akan camping di sana selama kurun waktu 1 Minggu. Mereka sepakat mengambil keputusan untuk melakukan petualangan di sebuah hutan yang jauh dari perkotaan agar pikiran mereka lebih jernih.
Mereka juga butuh rekreasi agar menenangkan pikiran yang selama ini selalu bertemu dengan buku dan buku.
Jessi dan Syafira terus berlari mencari suara air terjun yang semakin lama semakin terdengar nyaring. Rintik-rintik air yang berjatuhan terus terdengar di telinga mereka dan itu berhasil membuat mereka begitu bersemangat.
"Lebih cepat lagi Jessi, sepertinya sebentar lagi kita akan bertemu dengan air terjun itu" teriak Syafira dengan girang.
"Iya, kita harus lebih cepat lagi, aku sudah tidak sabar buat main air." Sahut Jessi dengan penuh semangat.
Kaki mereka terus berlari tanpa henti, tiba-tiba langkah mereka terhenti di sebuah air terjun yang begitu menawan.
Air yang jernih langsung berhasil membuat mata mereka melotot sempurna.
"Wow, benar-benar menakjubkan, gak salah aku pilih hutan ini untuk kita jelajahi." Terpanah Jessi melihat air terjun yang begitu keren di matanya, airnya masih jernih dan tidak ternodai sama sampah rumah tangga seperti di sungai-sungai yang ada di kota.
Syafira mengambil nafas segar, hanya di tempat ini ia bisa menghirup nafas sesegar itu. Jika di kota yang ia temui selama ini hanyalah polusi yang tiada henti.
"Syafira liat air danaunya jernih banget, ayo kita lompat, biarkan aja mereka yang bikin tenda." Ajak Jessi tergiur untuk mandi di sana.
"Tapi Jessi ini tinggi banget, aku takut." Tutur Syafira.
Posisi mereka berada di ketinggian, untuk sampai ke bawah yang lebih dekat dengan danau kecil, mereka harus turun dengan hati-hati karena medannya juga menantang adrenalin.
"Apa yang kamu takutin, kita gak akan terluka kok, orang kita jatuhnya ke air bukan ke batu." Jessi meyakinkan Syafira agar mau melompat ke danau itu bersamanya dan menikmati wahana gratis.
"Tapi Jessi......"
Syafira tampak ragu untuk melompat dari ketinggian, ia takut cedera walaupun Jessi sudah meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Udah kamu gak usah takut, ada aku di sini."
Syafira menghembuskan nafas, sebenarnya ia takut, namun ia akan memberanikan diri untuk terjun dari sana.
"Ayo kita lompat bareng-bareng, satu, dua tigaaaa...." Ujar Jessi menghitung angka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Erni Kusumawati
mampir..
2024-09-18
0
Narimah Ahmad
mulai 😊
2024-08-06
0
🌸MW
mampir .. kalo seru ak kasih ☕☕😂😂
2024-07-24
0