"Dari pada kalian berantem terus, mending kita mandi, puas-puasin kita nikmatin wahana gratis di sini, mumpung masih liburan semester." lerai Vino.
"Betul itu, dari pada berantem mending kita mandi aja di sini dan juga tangkap ikan. Ingat kita datang kemari untuk berburu, kita gak bawa banyak makanan, otomatis kita harus cari makanan tersendiri di hutan ini." tambah Rakha.
"Aku setuju, liat di sini banyak ikan, kita tangkap aja, buat nanti makan malam, aku yakin ikan-ikan di sini bisa kita jadikan lauk selama kita berada di hutan." setuju Syafira.
"Oke, itu mah gampang, biar aku yang tangkap ikannya." jawab Jessi.
"Begini aja, kita buat challenge siapa yang bisa tangkap ikan paling banyak, dia gak usah capek-capek nyari kayu bakar, gimana kalian setuju gak?" Vino meminta persetujuan mereka.
"Setuju." sahut mereka kompak.
"Sekarang kita tangkap ikan sebanyak-banyaknya, buat kita bakar nanti malam." ajak Kevin.
Mereka semua berburu ikan di danau yang ukurannya sedang dan ada banyak pula yang besar. Ikan-ikan berkembang biak tanpa bantuan manusia.
Tak ada manusia di hutan sehingga ikan-ikan bisa hidup dengan baik tanpa takut di buru manusia. Sambil bermain air mereka juga tidak lupa menangkap ikan.
Syafira dengan pelan-pelan mendekati ikan yang ukurannya cukup besar, dengan tangan kosong Syafira berusaha untuk menangkap ikan itu.
"Yeey aku dapat." teriak Syafira gembira kala mendapatkan ikan pertama yang ukurannya cukup besar.
Seketika semua mata tertuju pada Syafira yang bersorak gembira karena mendapatkan ikan untuk pertama kali.
"Kok kamu cepet banget sih dapatnya." tak terima Kevin lantaran bukan dia duluan yang pertama kali mendapatkan ikan.
"Aku kan memang hebat, gak heran kalau aku dapat duluan." jawab Syafira.
"Tarok sini fir." Rakha memberikan keranjang berbentuk persegi yang ada tutupnya.
Syafira langsung memasukkan ikan hasil tangkapannya ke dalam keranjang kayu tersebut.
"Mana nih tadi yang bilang nangkap ikan gampang."
"Akan aku buktiin kalau aku bisa tangkap ikan juga." Jessi merasa terbakar dengan sindiran singkat yang Syafira layangkan.
Syafira tergelak puas melihat Jessi yang memanas dengan sindirannya, ia kemudian kembali menangkap ikan karena baru satu yang berhasil di tangkap oleh mereka semua.
Saat Syafira berjalan tiba-tiba matanya melihat sesuatu. Syafira menemukan ikan yang terjebak di batu, ukuran ikan itu lebih besar dari pada ikan yang tadi ia tangkap, dengan cepat ia menangkapnya sebelum ikan itu keburu kabur.
"Liat aku dapat lagi, kalian mana nih, kok gak dapat-dapat." ejek Syafira dengan mengangkat ikan yang berhasil ia tangkap.
"Ih kok kamu terus sih yang dapat, kenapa aku gak dapat-dapat sejak tadi, ikannya kok malah kabur kalau liat aku." Sebal Jessi yang tak kunjung mendapatkan ikan padahal ia sudah berusaha untuk menangkapnya berulang-ulang kali.
"Gimana ikannya gak kabur, muka kamu aja kayak nenek lampir." tutur Kevin mengejek Jessi.
Mereka semua tergelak melihat ekspresi Jessi yang tertekan.
Jessi memukul air dan muncrat ke wajah Kevin."Iih kamu ngeselin banget sih dari tadi, kamu punya dendam apa sama aku, kenapa hari ini ngeselin banget!"
"Aku gak ngeselin Jessi, kamu aja yang sensi seharian ini." timpal Kevin.
"Gak, aku gak akan marah-marah kayak gini kalau bukan kamu yang mulai duluan, kamu biang keroknya, sumpah pengen ku cakar aja wajah mu itu."
Kevin tergelak, mendapatkan kepuasan tersendiri karena berhasil mengganggu Jessi seharian ini.
Jessi yang kesal menghujani tubuh Kevin dengan air, ia benci di tertawakan oleh iblis neraka itu.
Di saat mereka tengah tertawa renyah dan terlihat begitu bahagia, di sebelah barat dekat dengan jatuhnya air terjun ada sebuah gelembung-gelembung kecil. Dua bola mata menatap tajam ke arah mereka berlima dari kejauhan. Mereka tak ada yang menyadari bahwa ada makhluk lain yang berada di lokasi yang sama dengan mereka.
Tatapan tajam makhluk itu begitu sinis, lalu pergi tanpa bekas.
Mereka dengan senang bermain air sambil menangkap ikan, saking senangnya mereka sampai lupa waktu, mereka tidak sadar bahwa langit sudah berganti warna menjadi jingga.
"Udah sore nih, ikannya juga udah banyak, ayo kita balik ke tenda, sebelum makin gelap." ajak Vino.
Mereka setuju lalu naik kembali ke atas dan melanjutkan perjalanan ke tenda.
Hari ini semuanya terlewati dengan tawa dan canda, tak ada masalah yang mereka hadapi, semuanya berjalan dengan apa yang mereka inginkan.
Tubuh mereka basah kuyup, mereka mengganti dengan pakaian yang sudah mereka bawa di dalam tas.
Kini langit sudah gelap sempurna, sudah tak ada lagi sinar matahari yang menyinari bumi, kegelapan itu tengah menyatu di dalam hutan.
Mereka menghidupkan api unggun sebagai penerangan, pengganti lampu.
"Eh geis kayunya kurang nih, salah satu di antara kalian sana cari kayu, sebelum api unggunnya mati." perintah Vino.
Kevin melirik ke arah Jessi."Sana kamu cari kayu jes, dari tadi pagi kamu gak ngapa-ngapain, sekarang giliran kamu buat kerja, enak aja kamu main duduk manis bak ratu kencana."
"Kenapa harus aku coba, kan masih ada Syafira, dia juga gak ngapa-ngapain sejak tadi, kenapa malah aku yang kamu suruh." merasa tak adil menurut Jessi.
"Kamu gak lihat Fira lagi apa hah!" tutur Kevin.
Jessi melihat Syafira sedang membuat bumbu ikan bakar yang akan mereka panggang, sementara Rakha membersihkan sisik-sisik dari tubuh ikan.
"Kevin aku takut, kamu aja napa, kamu kan sapidermen." dengan mengedipkan bola mata Jessi berusaha untuk menaklukkan hati pria yang duduk di sampingnya, sehingga ia tidak usah capek-capek cari kayu bakar.
"Enggak, aku gak mau, harus kamu yang cari kayu bakar, kalau kamu gak mau, gak usah makan. Enak aja dari tadi main nyuruh-nyuruh orang, aku gak akan ketipu lagi sama kamu." tolak Kevin.
Jessi mengerucutkan bibir."Ya udah deh, aku yang cari, emang dasar gak guna, pria macam apa kamu itu."
"Bodo, aku gak peduli lagi, aku gak mau termakan rayuan maut mu itu." Kevin tidak peduli dengan ragam kata-kata yang keluar dari bibir Jessi.
Jessi tak menggubris perkataan Kevin, ia berjalan mencari kayu bakar di tengah gelapnya malam yang semakin mencekam.
"Iih kenapa harus aku coba yang di suruh nyari kayu bakar, nyesel deh tadi bukan aku yang pilih bikin bumbu. Kalau tadi aku milih bikin bumbu, aku gak mungkin di suruh nyari kayu bakar di hutan gelap ini." Jessi melirik ke kanan dan kiri yang benar-benar gelap.
Seketika Jessi merasakan hawa tak nyaman dan membuat bulu kuduknya bangkit semua.
"Ya ampun kenapa suasana seketika berubah drastis kayak gini, apa aku salah ngomong ya. Aduh aku terjebak dengan omongan ku sendiri, aku harus cepat-cepat cari kayu bakar dan kembali ke tenda lagi."
Jessi dengan secepat kilat mengumpulkan kayu bakar, dalam waktu yang terbilang singkat Jessi sudah berhasil mengumpulkan kayu bakar dalam jumlah banyak, lalu kemudian kembali ke tenda.
Jessi menjatuhkan kayu bakar itu tepat di depan Kevin."Makan itu."
"Wih gila berhasil juga nyari kayunya, aku kira kamu akan balik lagi dan minta tolong sama aku." tak di sangka-sangka Kevin jika Jessi berhasil mengumpulkan kayu dalam waktu yang dapat di hitung dengan jari.
"Aku? minta tolong sama kamu, puiih!"
"OGAH, aku gak mau minta tolong lagi sama orang macam kamu." gengsi Jessi.
"Bagus deh kalau kayak gitu, aku bisa bebas tanpa di jadiin babu sama kamu terus." Kevin malah bahagia karena Jessi tidak akan memerintahnya yang bukan-bukan.
"Eh kalian berdua, jangan pada debat mulu, cepat bakar ikan-ikan ini, perut aku udah laper banget." suruh Rakha.
"Iya-iya." jawab mereka berdua.
Mereka semua membakar ikan hasil tangkapan tadi sore, setelah semua ikan matang, mereka menyantapnya dengan lahap, walaupun mereka berada di dalam hutan mereka tidak takut sama sekali, karena ini bukan kali pertama mereka camping di hutan.
Sehabis menyantap makanan yang sudah mereka bikin, mereka pun masuk ke dalam tenda. Jessi dan Syafira tidur dalam satu tenda, sementara Rakha, Kevin dan Vino tidur di dalam satu tenda juga.
Total tenda ada dua buah yang di dirikan, itu sudah cukup untuk mereka jadikan tempat menginap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
FiaNasa
lanjut thor,,
2023-07-08
2