Menantangnya (Telah Revisi)

"Eeeh mau kemana?" Rakha langsung datang dan menarik kerah baju mereka.

Usaha mereka yang berniat akan melompat dari ketinggian terhenti. Kedatangan laki-laki yang kerap di sapa Rakha menghancurkan niat mereka.

"Iih kamu ngapain sih, pake ke sini segala, emang kamu udah bikin tenda." Jessi langsung mengomel saat rencananya hancur total.

"Vino sama Kevin yang buat, mereka minta aku nyusul kalian." jawab Rakha.

"Ngapain? Kita gak akan hilang kok, orang kita mau ke sini, kita kan udah pamit tadi." raut wajah Jessi merungut, keberadaan Rakha bisa menghambat segalanya.

"Kalian memang udah pamit, kalian juga bilang akan kemari, tapi aku sama yang lain itu takut ada apa-apa sama kalian. Kalau seandainya aku gak nyusul kalian, aku yakin kalian pasti akan nyemplung ke bawah. Bagaimana kalau ternyata kalian jatuh ke batu dan cedera, siapa yang akan nolongin kalian hah!" Rakha memarahi tindakan mereka yang terbilang cukup membahayakan.

Terkesan sepele tapi kalau sudah terjadi dan ada dampak negatif di balik itu semua penyesalan adalah titik akhirnya.

"Rakha, buka mata kamu, liat ke bawah, apa yang ada di bawah, air bukan?"

"Kalau batu aku sama Syafira gak mungkin lompat. Aku gak gila Rakha, aku masih waras, ras, ras!" bantah Jessi tak habis pikir dengan jalan otak Rakha.

"Iya aku tau kalau di bawah air, tapi kita ini masih baru di sini, kalian jangan berulah dulu. Kita masih belum tau seluk beluk tentang air terjun ini." Rakha melarang keras mereka berdua untuk mandi di sana.

Keduanya mengerucutkan bibir, Rakha benar-benar telah membuat mereka berdua tak bebas.

"Iya kita gak akan lompat kok." mengalah Syafira biar persoalan ini tidak semakin panjang.

"Ini semua gara-gara kamu, kalau kamu gak datang semuanya gak kacau kayak gini." Jessi emosi berat pada Rakha.

"Aku itu mikirin keselamatan kalian aja, gak lebih kok." ujar Rakha tak mau di salahkan.

Jessi tak menggubris, wajahnya jutek, benar-benar kesal dengan sahabat karibnya itu.

Rakha hanya menghela nafas, berkelahi dengan Jessi tak akan bisa menang walau sekeras apapun dia berusaha.

Salah atau benar yang namanya wanita selalu benar. Tak mungkin ada wanita yang mau di salahkan.

"Kalau kalian mau turun, turun ke bawah dengan baik-baik, jangan lompat bahaya, nanti kalau ada apa-apa sama kalian, aku yang repot." tutur Rakha.

Tanpa menjawab Jessi turun ke bawah melewati tangga yang berada di dekat batu, tangga itu licin harus hati-hati biar tidak kepeleset.

Rakha mengikuti dua wanita itu ke bawah, mereka langsung mendekati air danau yang jernih dan benar-benar seger. Tak ada sampah plastik sama sekali, tempat itu masih terjaga dari noda yang di ciptakan manusia yang tidak disiplin dan tidak cinta pada alam.

"Dingin banget airnya." ucap Jessi mencemplungkan tangannya ke dalam air danau yang jernih.

"Aku pengen mandi tau, pengen renang di danau ini, aku yakin danau ini gak dalam, ukurannya juga gak besar, gak mungkin dalam." imbuh Jessi.

Jessi melirik ke arah Rakha yang berdiri di belakang."Jangan larang-larang aku lagi, kalau kau masih mau larang aku terus, lama-lama aku geprek kau ya!"

Tatapan tajam Jessi keluar, Rakha yang di tatap setajam itu menelan pil pahit.

"Siapa juga yang mau larang kamu, kalau kamu mau mandi silahkan. Gak mungkin kamu tenggelam hanya karena mandi di danau kecil itu." sahut Rakha.

"Ayo fir kita mandi, biarkan Rakha yang jadi satpam." Ajak Jessi power full.

"Kamu aja dulu, liat apakah air danaunya dangkal atau enggak." Syafira masih takut untuk masuk ke dalam danau. Walaupun ukuran danau itu kecil, ia hanya khawatir jika ternyata danau itu dalam dan akan membuatnya tenggelam.

"Oke aku dulu yang nyebur, tapi ingat habis ini harus kamu." Jessi melepas sepatunya, tidak mungkin baginya mandi dengan menggunakan sepatu.

"Iya, aku pasti akan ikut juga kok, kamu gak perlu khawatir, sekarang kamu duluan aja, kalau aman aku akan ikut juga." setuju Syafira.

Jessi berjalan masuk ke dalam danau, ia berdiri di tengah-tengah danau."Dangkal, liat aku gak tenggelam, airnya cuman sampai pinggang, kamu gak perlu khawatir lagi, danau ini gak sedalam danau Toba."

Syafira tampak ragu, meski melihat Jessi tidak tenggelam dengan mata kepalanya sendiri namun terbesit rasa ragu di hatinya.

"Ayo sekarang giliran kamu, kamu gak usah takut fir, kamu gak akan tenggelam kok. Ada Rakha yang akan nyelamatin kamu kalau sampai kamu tenggelam." Jessi meyakinkan Syafira yang masih ragu.

"Kamu gak usah takut fir, ada aku di sini, aku berani jamin gak bakal ada apa-apa sama kamu kok. Kalau nanti kamu tenggelam, aku yang akan nyelamatin kamu." sambung Rakha.

Syafira memberanikan diri untuk menyusul Jessi yang tengah berenang-renang di danau itu layaknya Dugong.

Kala kaki Syafira masuk ke dalam air ia merasakan air itu begitu dingin dan segar, ia bermain air di sana.

Syafira tidak terlalu masuk ke dalam danau, ia masih takut tenggelam. Sementara Jessi terus menerus berenang dari ujung ke ujung dengan senyum yang tak kunjung pudar.

"Apa aku bilang kan di sini itu dangkal, danaunya gak dalam, kamu aja yang penakut." ejek Jessi.

"Aku kan cuma takut, kamu tau kalau aku gak pinter renang, kalau semisal aku tenggelam gimana?" timpal Syafira membela diri.

"Ada aku kan di sini, gak akan aku biarkan kamu tenggelam." Jessi bermain air dengan senang, sudah lama ia ingin mendatangi tempat ini namun baru kali ini hajatnya tersampaikan.

Syafira tak berani mendekati Jessi yang berada di tengah-tengah danau, ia hanya bermain air di pinggir.

"Enak banget ya mandi tanpa ada niatan buat bantuin kita." ujar seseorang sambil berkacak pinggang.

Pandangan mereka bertiga menatap ke arah Kevin dan Vino yang berada di atas melihat mereka yang berenang di bawah.

Senyum sumringah terukir di wajah Jessi."Kan udah ada kamu, ngapain kita masih bantu lagi, kamu kan yang paling baaaaik."

Wajah Kevin benar-benar betek, di puji tidak akan bisa menghilangkan rasa letih saat mendirikan tenda.

"Enak banget mandi gak nunggu kita, minggir aku mau lompat." suruh Kevin.

"Emang kamu berani." Jessi meragukan Kevin.

"Beranilah, akan aku buktikan kalau aku berani lompat ke bawah." jawab Kevin.

"Coba buktiin, kalau kamu emang berani, karena ucapan doang itu gak guna, kita itu butuh bukti, kalau cuman omong kosong, udah basi." balas Jessi.

"Oke aku akan buktiin, pegangin hp ku, simpan baik-baik, jangan sampai basah." Kevin menyodorkan sebuah benda pipih pada Vino.

Vino dengan wajah datar mengambil hp Kevin. Kevin membuka sepatu kemudian melompat ke bawah.

Byuuuurrrrr!

Air danau itu sempat muncrat ke wajah Syafira yang berada di tepi danau.

"Gimana, kamu masih gak percaya?" dengan tubuh yang sudah basah kuyup Kevin bertanya pada gadis yang sedari tadi menantangnya.

"Heleh, baru lompat segitu aja bangga." ketus Jessi.

"Emang masalah buat lo." sahut Kevin dengan bangganya.

"Udah ah jangan berantem terus, kalian ini mulai awal kita nyampe ke sini berantem aja terus, gak ada capek-capeknya apa." mumet Syafira mendengar perdebatan mereka terus menerus.

Terpopuler

Comments

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

mulai seru kk

2024-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Berpetualang ke hutan (Telah Revisi)
2 Menantangnya (Telah Revisi)
3 Misteri makhluk pengintai (Telah Revisi)
4 Ular kobra (Telah Revisi)
5 Jerat siluman ular (Telah Revisi)
6 Histeris (Telah Revisi)
7 Terpaksa pergi (Telah Revisi)
8 Berangkat berlima pulang berempat (Telah Revisi)
9 Gugup (Telah Revisi)
10 Peringatan pangeran William (Telah Revisi)
11 Berdebat dengan Maura (Telah Revisi)
12 Di ambang pilihan berat (Telah Revisi)
13 Pernikahan Syafira dan pangeran Andara (Telah Revisi)
14 Kegembiraan Syafira (Telah Revisi)
15 Memutuskan kabur dari istana (Telah Revisi)
16 Berada di tempat asing (Telah Revisi)
17 Kembali pulang (Telah Revisi)
18 Ke kampus (Telah Revisi)
19 Hadiah misteri (Telah Revisi)
20 Kedatangan dosen baru (Telah Revisi)
21 Kecemburuan pangeran Andara [Telah Revisi]
22 Ingin mengakhiri pernikahan dengan pangeran ular [Telah Revisi]
23 Hilangnya kepercayaan Syafira
24 Kedatangan dua pria misterius
25 Kecurigaan pangeran Andara pada Maura
26 Asal usul Maura
27 Menyelidiki Maura dan Lucas
28 Nasihat pangeran William
29 Kemampuan tersembunyi pangeran Andara
30 Menguping pembicaraan
31 Ajakan kerja sama
32 Data lengkap Maura
33 Tertekan dengan ide pangeran Andara
34 Biodata dayang
35 Terjebak di permainan pangeran Andara
36 Gemparnya berita kematian pangeran William
37 Alasan hubungan itu terjalin
38 Tak ingin dia pergi
39 Kekhawatiran Syafira
40 Kegelisahan Syafira
41 Upacara pemakaman pangeran William
42 Sepenggal berita yang membuat pangeran Andara panik
43 Mencari informasi jelas tentang pangeran William
44 Aksi balas dendam pangeran Andara
45 Kelicikan Maura
46 Bahagia di atas penderitaannya
47 Berbisa
48 Kedatangan wanita ular berbisa
49 Meremehkan pangeran Andara
50 Fakta bak sambaran petir
51 Menjalankan misi
52 Kebahagiaan di atas penderitaan
53 Keluh kesan 3 pria berwajah kusut
54 Penyebab Syafira jatuh pingsan
55 Ketakutan Syafira
56 Ajakan makan di luar
57 Tertangkap basah
58 Kesempatan dalam kesempitan
59 Ketakutan yang menjadi kenyataan
60 Retaknya persahabatan
61 Pinangan pangeran Andara
62 Kecurigaan pangeran Lucas
63 Tunggu pembalasanku
64 Kelebat bayangan di tengah gelapnya malam
65 Dia Bukannya...?
66 Rindu yang terselesaikan
67 Bazar berujung petaka
68 Misteri Kematian Vino
69 Imajinasi yang mengerikan
70 Ancaman mengerikan
71 Pesan Anonim
72 Pesan Anonim
73 Berita gampar
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Berpetualang ke hutan (Telah Revisi)
2
Menantangnya (Telah Revisi)
3
Misteri makhluk pengintai (Telah Revisi)
4
Ular kobra (Telah Revisi)
5
Jerat siluman ular (Telah Revisi)
6
Histeris (Telah Revisi)
7
Terpaksa pergi (Telah Revisi)
8
Berangkat berlima pulang berempat (Telah Revisi)
9
Gugup (Telah Revisi)
10
Peringatan pangeran William (Telah Revisi)
11
Berdebat dengan Maura (Telah Revisi)
12
Di ambang pilihan berat (Telah Revisi)
13
Pernikahan Syafira dan pangeran Andara (Telah Revisi)
14
Kegembiraan Syafira (Telah Revisi)
15
Memutuskan kabur dari istana (Telah Revisi)
16
Berada di tempat asing (Telah Revisi)
17
Kembali pulang (Telah Revisi)
18
Ke kampus (Telah Revisi)
19
Hadiah misteri (Telah Revisi)
20
Kedatangan dosen baru (Telah Revisi)
21
Kecemburuan pangeran Andara [Telah Revisi]
22
Ingin mengakhiri pernikahan dengan pangeran ular [Telah Revisi]
23
Hilangnya kepercayaan Syafira
24
Kedatangan dua pria misterius
25
Kecurigaan pangeran Andara pada Maura
26
Asal usul Maura
27
Menyelidiki Maura dan Lucas
28
Nasihat pangeran William
29
Kemampuan tersembunyi pangeran Andara
30
Menguping pembicaraan
31
Ajakan kerja sama
32
Data lengkap Maura
33
Tertekan dengan ide pangeran Andara
34
Biodata dayang
35
Terjebak di permainan pangeran Andara
36
Gemparnya berita kematian pangeran William
37
Alasan hubungan itu terjalin
38
Tak ingin dia pergi
39
Kekhawatiran Syafira
40
Kegelisahan Syafira
41
Upacara pemakaman pangeran William
42
Sepenggal berita yang membuat pangeran Andara panik
43
Mencari informasi jelas tentang pangeran William
44
Aksi balas dendam pangeran Andara
45
Kelicikan Maura
46
Bahagia di atas penderitaannya
47
Berbisa
48
Kedatangan wanita ular berbisa
49
Meremehkan pangeran Andara
50
Fakta bak sambaran petir
51
Menjalankan misi
52
Kebahagiaan di atas penderitaan
53
Keluh kesan 3 pria berwajah kusut
54
Penyebab Syafira jatuh pingsan
55
Ketakutan Syafira
56
Ajakan makan di luar
57
Tertangkap basah
58
Kesempatan dalam kesempitan
59
Ketakutan yang menjadi kenyataan
60
Retaknya persahabatan
61
Pinangan pangeran Andara
62
Kecurigaan pangeran Lucas
63
Tunggu pembalasanku
64
Kelebat bayangan di tengah gelapnya malam
65
Dia Bukannya...?
66
Rindu yang terselesaikan
67
Bazar berujung petaka
68
Misteri Kematian Vino
69
Imajinasi yang mengerikan
70
Ancaman mengerikan
71
Pesan Anonim
72
Pesan Anonim
73
Berita gampar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!