Bayi Kembarku Dari Boss Kejam
Pukul 03:44, Pagi.
Di sebuah kamar yang terlihat sangat mewah.
"Empp... Ah ... Uung...."
"Huhff..."
Seorang pria dan wanita sedang bercinta dengan penuh gairah. Kamar yang di dominasi warna hitam dan emas menjadi saksi bisu hubungan intim mereka berdua.
"...."
"Uumm-"
Pria yang berada di atas wanita itu memandang wanitanya dengan lembut ketika wanita yang ada di bawah genggamannya menutup mata dan mendesah sembari menikmati ritme yang di berikan oleh pria di atasnya.
"Hemm."
Pria itu cukup lama mengamati berbagai ekspresi yang di tunjukan oleh wanita di bawahnya itu. Kenikmatan tiada henti membuatnya tersenyum setiap kali dia mengerakkan pinggulnya dan menyentuh titik sensitif dari tubuh wanita tersebut.
Pria itu melihat kebawah setelah cairan bening keluar bercampur dengan darah. "Ssttk... Aku tidak pernah mengharapkan kalau kau masih perawan, Pantas saja sensasi yang kurasakan sangat Uhg... Sangat berbeda. sial! J-Lang kau menjepitnya! Hahh Hahh Hahh-."
"Uung...."
Wanita yang ada di bawah pria itu menitihkan air mata sembari mengumpat berbagai kalimat kasar dalam hatinya, berharap pria di hadapannya segera selesai. Kalau saja aku tidak terburu-buru maka ini semua tidak akan terjadi, batin wanita itu.
"Uhuk... Aku akan keluar di da-."
Tubuh mereka berdua menegang dan akhirnya mereka berdua rubuh, pria yang berbaring di atas tubuh wanita itu dan tertidur pulas. "Cik. Sebelum kamu tidur seharusnya keluarkan dulu senjata tempurmu sialan huhh... Huhh... Huhhh.... Jika saja ibu merestui ku untuk ikut program bayi tabung, aku pasti tidak perlu menipu pria ini," gumamnya. Kemudian perlahan pandangannya mulai buram setelah pertempuran panas mereka, tubuhnya sudah tidak bisa bergerak di tambah pria di sebelahnya memeluk tubuhnya dengan erat.
...🌸🌸🌸...
Seminggu yang lalu sebelum malapetaka, tanpa aku sadari tiba-tiba saja orang tuaku datang ke tempat tinggal ku yang berada di kota Paris tanpa memberitahuku sedikitpun. "SAYANG! INI KEJUTAN! BAGAIMANA? APAKAH KAMU SUDAH MENEMUKAN MANANTU UNTUK KAMI?," katanya terus terang.
"...."
Dalam keadaan bingung aku bertanya-tanya apa yang di lakukan orang tuaku. Padahal belum berapa hari kami berbicara lewat telefon. "M-Mama... Bagaimana...?, Bagaimana kalian datang kemari? Hahahha...."
"Hah? Tentu saja menaiki pesawat sayang~ tidak mungkin Ibumu dan Ayahmu ini datang berjalan kaki jauh-jauh dari Jerman."
"Ibumu benar. Itu pertanyaan yang sangat tidak etis sayang, kami datang kemari setelah mendengar kabar kalau kau telah memiliki kekasih."
"Tapi-tapi Ayah bukankah kalian seharusnya meberitahuku terlebih dahulu sebelum datang kemari?!."
"...."
"...."
"Kalau begitu bukan kejutan namanya sayangku...."
"KEJUTANNN...,"teriak kedua orang tuanya dengan penuh kebahagiaan di wajah mereka.
"A-AHAHAHAH...."
Tidakkkk...
'Asiah Rosen, Wanita cantik berusia 25 tahun yang saat ini bekerja sebagai guru di sebuah Sekolah Dasar bernama AVENIR. '
"Oh sayangnya Mama.... Kemarin kamu bilang kalau kekasihmu akan datang menemui Mama di Jerman jadii... Karena Mama sudah tidak tahan lagi untuk bertemu dengan calon menantu Mama.
"KAMI MEMUTUSKAN UNTUK SEGERA DATANG KE PARIS SECEPATNYA KYAAAA... KEJUTAN...!," Teriaknya bahagia.
"Jadi! Sayangnya Ayah.... Dimana calon menantuku itu sekarang? Tidak masalah jika dia tidak bisa berbahasa Jerman atau berasal dari keluarga kaya yang lebih penting bagi Ayah saat ini adalah kebahagiaan Putri tercinta Ayah."
"Uungh."
Asiah yang melihat mata Ayahnya yang berbinar merasa berdosa di dalam dirinya karena telah berbohong tentang kekasih yang tidak pernah ada. Sial ini membuatku gila.
"Hemm... Asiah. .... Kamu tidak berbohong pada Mama dan Ayahmukan 'Lagi' kan?!."
"Eh? Apa? Itu.... Sebenarnya...."
Asiah menutup matanya dan mengucapkan kebohongan sekali lagi, tapi kali ini dia berbohong tepat di depan kedua orang tuanya. "Sebenarnya kami putus dua hari yang lalu karena masalah sepele jadi-." Asiah mulai menjelaskan berbagai macam kebohongan yang masuk akal kepada kedua orang tuannya.
"YA AMPUN! BAGAIMANA BISA DIA MEMUTUSKANMU HANYA KARENA MASALAH SEPELE SEPERTI ITU!," teriak ibunya.
'Ema Metilda Rosen, berusia 47 Tahun, seorang ibu rumah tangga yang tidak bisa berhenti khawatir dengan masa depan putri sematawayangnya yang bekerja jauh negara tetangga. '
"Asiah apakah kamu sungguh berpisah? Coba ceritakan lebih rinci pada Ayah siapa tahu Ayah dapat menengahi hubungan kalian supaya membaik dan tidak berpisah."
'Roberto Rosen, usia 44 tahun. Seorang koki restoran mewah yang dia buka sendiri dan juga juga seorang Ayah yang tidak pernah berhenti khawatir dengan putrinya yang masih akan dia anggap sebagai anak kecil selama-lamanya.
"Ayah."
Asiah yang mendengar perkataan Ayahnya bergetar, wajah berkaca mata itu selalu menunjukan kekhwatiran yang berlebihan pada putri kecilnya. "Ayah tidak perlu melakukan itu, aku-."
"Asiah apakah kali ini memang seperti itu?," Ibunya menatap Asiah penuh selidik.
"Yah? Be-begitilah."
"Apakah tidak seperti yang kamu lakukan kepada kami dulu? Saat kamu membawa pacar sewaanmu ke restoran?..."
Asiah mulai tertawa panik. "AHAHAHA! Mama ini bicara apa... Dulu yah... Aku memang seperti itu tapi sekarang— .... Aku sudah dewasa mana mungkin aku akan bermain-main dengan takdir Hahaha," Asiah tertawa sembari memalingkan tatapannya menghindari kotak mata dengan Ibunya secara langsung.
"Hahhh... Berarti sia-sia kita datang kemari."
"Lantas kenapa kamu tidak memberi tahu Ayah tentang ini? Bukannya kamu telah berjanji pada Ayah kalau kamu akan menceritakan segalanya pada Ayah?," Tanya Ayahnya memelas.
Pria itu melihat kedalam mata Asiah dengan lekat, menuntut penjelasan dari putri kecilnya. "Hahh... Ayah, sekarang aku sudah besar, aku tidak mungkin mengatakan segala urusanku pada Ayahkan? Jangan terlalu khawatir padaku Ayah... Aku baik-baik saja."
"...."
"...."
"...."
Ketiganya saling memandang dan larut dalam pikiran masing-masing sampai hari menjelang sore. "Baiklah! Karena hari ini Ayahmu tersayang ada di sini maka Ayah akan memasakkan makanan favorit kesukaanmu."
Pria itu berlari kedapur dan berkutak dengan berbagai alat dan bahan-bahan di dapur, sementara ibunya Ema masih duduk memandang putrinya yang duduk canggung di sofa yang lembut.
"Asiah... Ayo bicara dengan Mama sebentar."
Ema dan Asiah berjalan bersama-sama di keramaian kota Paris yang tidak pernah sepih akan pejalan kaki dan turis yang berlalu-lalang di seluruh penjuru kota.
"Kamu memilih tempat tinggal yang bagus."
"Yah, begitulah. Aku suka tinggal di kota ini."
"...."
"...."
Keduanya berjalan lambat dan menikmati udara sejuk di sore hari. Banyak pria dan wanita asik berfoto dan berkencan di tempat-tempat romantis kota Paris hingga akhirnya Ema mulai berbicara.
"Jujur saja pada Mama sayang. Kamu putus dengan pacarmu itu adalah kebohongankan?."
"...."
DEG DEG DEG...
Jantung Asiah berdenyut kencang. Dia sangat tahu betapa mengerikannya ibunya saat marah ketika mengetahui dirinya berbohong.
"..., Mama sudah duga itu. Mama tahu kalau kamu sebenarnya tidak tertarik menjalin hubungan asmara dengan seseorang.
"Mamamu ini tahu segalanya tentang putri kecilnya sejak lama."
"...."
"Ingatkah kamu, Ketika kamu membawa pacar palsu mu kerumah, Mama seharusnya memotong dan mencincang mu saat itu juga tapi Ayahmu yang begitu lembut membelamu makanya ibu tidak melakukan apa-apa saat itu."
"...."
Seperti yang kuduga! Pantas saja Mama tidak mengatakan apa-apa setelah aku berbohong!!! Untuk saja Ayah selalu ada di pihakku. Aku cinta Ayah~, batin Asiah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Wirda Lubis
lanjut
2024-04-11
0
EndRu
nyimak dulu
2024-01-26
0
DewitaDoank
mampir thor
2023-11-23
0